Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 99 Apakah Sekarang Kamu Masih Merokok ?(1)

Jiang Shutong tidak bisa melihat wajah anak kecil yang berada dalam pelukan lelaki itu, namun dalam hatinya dia merasa tergerak, perempuan itu kelihatannya seumuran dengan dia dan sudah punya anak, dan ada kerinduan yang terpancar dari sorot matanya.

Gu Mingcheng mengikuti arah tatapan matanya.

“Kalau tidak ada Lu Zhiqian, mungkin sekarang ini kamu sudah memiliki anak.” Ujar Gu Mingcheng.

Sorot mata Jiang Shutong meredup, dia lupa kalau dia pernah keguguran, dan janin itu adalah anaknya Gu Mingcheng, andai saja waktu itu dia berpikir kalau anaknya akan selucu anak yang ada di depannya, mungkin dia tidak akan rela.

“Apa kamu tidak berniat untuk menyuruhku menggugurkan kandungan?” Jiang Shutong bertanya.

“Tidak.”

Jiang Shutong menundukkan kepalanya, kisah hidupnya yang pertama kali, karena anak itu tidak jadi lahir ke dunia, hatinya pun terasa sakit.

Dia tak tahan kemudian memalingkan wajahnya dan mengubah pembicaraan, “Apa kamu sekarang masih merokok?”

“Masih.”

“Jangan merokok lagi, bukankah sudah kubelikan rokok elektrik!”

“Aku sudah merokok selama bertahun-tahun, tentu saja tidak mudah untuk berhenti.” Gu Mingcheng menjawab dengan nada gusar, sepertinya dia tidak suka diatur-atur oleh orang lain, dan dia mau tidak mau harus mendengarkan, jadi dia mengeluarkan kekesalannya.

Jiang Shutong tidak berbicara apa-apa lagi.

“Mengenai uang 1 miliar waktu itu, sebenarnya aku mau pergi transfer melalui bank, tapi aku kecelakaan jadi mungkin beberapa hari lagi akan aku transfer.” Jiang Shutong menjelaskan pada Gu Mingcheng, karena waktu itu dia sengaja datang ke Shanghai untuk meeting dan mengambil uang 1miliar rupiah tersebut.

Namun setiap kali Jiang Shutong mencarinya, sekalipun dia tidak pernah menolak, dan alasannya sama, dia datang ke Shanghai untuk meeting.

Lagipula dia juga sangat polos jadi tidak menyadarinya.

Handphone Gu Mingcheng berbunyi, ternyata chat dari Xu Maoshen : Masih belum cepat-cepat beli mobil untuk dia? Kudengar, mobil yang dia pakai adalah pemberian Lu Zhiqian.

Xu Maoshen tahu hal ini karena diberitahukan oleh pegawai toko, hanya saja saat itu Jiang Shutong kecelakaan, jadi dia tidak memberitahukannya, barulah ketika Gu Mingcheng pergi ke Shanghai dan moodnya bagus, dia pun memberitahukan hal tersebut.

“Alasannya.” Gu Mingcheng menjawab, jelas saja itu adalah alasan untuk membelikan Jiang Shutong sebuah mobil.

“Alasan, apa masih perlu aku katakan?” Xu Maoshen balas menjawab.

Jiang Shutong memalingkan kepala ke arahnya dan Gu Mingcheng buru-buru mematikan telepon.

Jiang Shutong dirawat di rumah sakit selama 2 hari, kemudian pulang, dokter bilang lukanya tidak parah dan sementara ini tidak terlihat ada tanda-tanda gegar otak, jadi dia boleh pulang.

Dua hari ini Gu Mingcheng pergi meeting ke Shanghai, terkadang dia akan menyempatkan diri menengok Jiang Shutong.

Hari kedua setelah Jiang Shutong pulang dari rumah sakit, Gu Mingcheng pun bersiap kembali ke kota Hai, dia akan pulang dengan mengendarai mobil.

Jiang Shutong dibuat terkejut mendengarnya.

“Sendirian mengemudi itu sangat capek!” Jiang Shutong berseru terkejut, dia sedang berada di toko.

“Tidak ada pilihan, soalnya tidak ada orang.” Gu Mingcheng menjawab sambil memijit pelipisnya.

Beberapa hari ini dia memang cukup lelah, terkadang dia berjaga dirumah sakit sampai tengah malam.

“Kenapa tidak menyuruh sekretarismu untuk memesan tiket pesawat atau tiket kereta juga boleh.” Jiang Shutong bertanya dengan alis bertaut, dia terlihat gelisah dan khawatir.

Gu Mingcheng menyadarinya, dan ketika Jiang Shutong mencemaskan dirinya, hatinya terasa hangat seperti ditiup angin musim semi.

“Sudah tidak ada tiket pesawat dan naik kereta juga terlalu lambat, jadi lebih baik aku bawa mobil.” Gu Mingcheng menjelaskan dengan gigih.

“Tapi kalau kamu mengemudi sendirian juga terlalu -----“ Jiang Shutong khawatir, “kalau kamu tidak keberatan dengan keahlian mengemudiku, maka aku akan pergi mengantarmu, aku benar-benar khawatir dengan kamu.” Selama 3 hari Jiang Shutong di rumah sakit dia tidak mengurus hal lainnya, hanya tidur dengan luka perban di kepalanya, tapi ini tidak mempengaruhi kondisi mentalnya.

Dia pun merasa ragu dengan ide ini, dia berpikir untuk coba dulu, bisa jadi Gu Mingcheng meragukan keahlian mengemudinya, dia juga sudah mempersiapkan diri untuk menerima penolakan dari Gu Mingcheng.

Dia mengusulkan ide itu karena melihat Gu Mingcheng terlalu lelah, dan tidak ada opsi lainnya.

“Baiklah!” Tak disangka, Gu Mingcheng mengiyakan tawarannya.

Jiang Shutong dibuat terpana mendengarnya.

Mobil Gu Mingcheng ternyata sangat bagus, merknya Grand Cherokee, mobil ini sepertinya ditaruh di kantor Shanghai dan jarang dipakai.

Jadi, jam 6 sore mereka berdua pun berangkat, Jiang Shutong yang mengemudi duluan.

“Mingcheng, malam ini pulang jam berapa?” Xu Maoshen mengirimkan chat ke Gu Mingcheng.

“Kurang lebih jam 9 malam.” balas Gu Mingcheng

“Oi, masih bisa balas chat, apa kamu belum naik pesawat?”

“Belum, aku pulang naik mobil.”

“Kalau begitu aku tidak ganggu ya, kamu fokus menyetir saja.” Sepertinya ada hal yang ingin ditanyakan oleh Xu Maoshen.

“Dia yang menyetir!”

Melihat balasan chat, Xu Maoshen agak terkejut, Jiang Shutong yang menyetir? Kenapa rasanya Gu Mingcheng seperti sedang pamer ya, kalau begitu sudah tidak perlu ditanyakan lagi, sudah pasti yang menyetir adalah Jiang Shutong.

Jelas-jelas hati Xu Maoshen terasa sakit, tapi dia berdiri di depan jendela dan membalas chatnya, “Bagus, jadi sebelum kamu membelikan mobil untuknya harus di tes dan dilatih dulu, kutebak dia tidak akan menyadari hal ini!”

Gu Mingcheng tidak menjawab, jadi benar memang dia berniat seperti itu.

Saat Jiang Shutong sedang mengemudi, sepanjang jalan Gu Mingcheng memberikan arahan kapan harus menginjak kopling, kapan harus menginjak rem, kapan harus pindah jalur-----

Jiang Shutong merasa, Gu Mingcheng yang duduk di mobil malah kelihatan lebih lelah dibanding dia yang mengemudi.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu