Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 168 Kakak Ipar

Jiang Shutong tidak tau, wanita sangat menggugah bagi pria saat merias wajah, karena seksi dan menggoda.

Terutama keadaan Gu Mingcheng saat ini.

“Tidak terpikir, ternyata wanitaku adalah orang yang begitu pintar, padahal ia mengetahui semuanya didalam hatinya, tapi bisa pura-pura seperti tidak tau apa-apa, dan mencelakai Jiang Yuwei hingga begitu parah, sudah berapa kali kamu menggunakan drama domba memakan harimau-mu ini padaku?” Gu Mingcheng mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, dan membakarnya.

Mendengar perkataannya, Jiang Shutong sudah tau bahwa dia sudah mengetahui proses permasalahan ini, mungkin saja ia bertanya kepada Jiang Yuwei, dan mungkin juga bertanya kepada para reporter, singkatnya banyak sekali jalurnya, hal kecil seperti ini bukan masalah sama sekali.

Tetapi, tangan Jiang Shutong yang tadinya mau menutup penutup lipstik itu terdiam.

“Dan, besok malam, aku mau mengadakan resepsi, di Villaku di gunung!” Gu Mingcheng merokok dengan santai di belakang Jiang Shutong.

“Presdir Gu sedang mengundangku?” Tanya Jiang Shutong.

“Kamu berani datang?” Gu Mingcheng memprovokasi Jiang Shutong.

Jarang-jarang, ada wanita di dunia ini, yang membuat Gu Mingcheng harus mengeluarkan kata “provokasi” seperti ini.

Wanita pada umumnya, tidak ia anggap!

Jiang Shutong sudah menyelesaikan rias wajahnya, dengan halus ia tersenyum, “Apa yang tidak berani? Lagipula gosip mengenai diriku di Kota Hai sudah banyak. Takut apa lagi?”

Jiang Shutong bangkit dari tempat duduknya, membalikkan badannya.

Dengan sekejap Gu Mingcheng sudah berdiri di depannya, menahan sepasang tangannya.

Jiang Shutong menaikkan tatapannya yang santai itu, ia mendongak menatap Gu Mingcheng.

Karena lebih pendek dari Gu Mingcheng, juga tidak memakai heels, tersenyum seperti burung kecil menyandar pada orang, tatapan yang tenang tanpa ombak, tetapi ada sedikit kebencian didalamnya, membenci karena ia pernah memukulnya?

Karena ekspresinya yang seperti inilah, yang membuat Gu Mingcheng tidak tahan.

Suatu hari nanti, dia akan memakan menghabiskan kulitnya sekaligus tulang-tulangnya, hingga ia meminta ampun, memohon dibawah kakinya, memohon sampai air matanya menetes-netes, walaupun demikian ia juga tidak akan melepaskannya!

Gu Mingcheng kesal menggertakan giginya.

“Presdir Gu sudah boleh melepaskanku?” Jiang Shutong dengan santai berkata, “Jika ayahku masuk, susah dijelaskan.”

Gu Mingcheng tertawa, “Aku dan kamu, di mata dia, sudah tidak bisa dijelaskan dari awal!”

Dia sekejap merangkul pinggang Jiang Shutong, mendekatkannya ke tubuhnya, intonasi kata-kata terakhirnya terdengar sedikit mengerikan, pose seksi dan menggoda seperti pria dewasa, tangannya merangkul pinggangnya, Jiang Shutong memundurkan tubuhnya, sehingga bagian payudaranya menjadi sangat tinggi.

Postur seperti ini sepenuhnya bisa membuat laki-laki mimisan.

Mata Gu Mingcheng melihat sekilas payudara yang besar itu!

“Berdandanlah pada hari itu!” ia berkata kepada Jiang Shutong dengan intonasi marah.

“Mau memakanku?” intonasi Jiang Shutong, bukan takut! Tetapi menggoda, jarang sekali ia menggodanya seperti ini, hari-hari bersama Gu Mingcheng, jarang sekali ia seperi ini, kebanyakan berhubungan tubuh dan sifat yang kaku.

“Iya! Suatu hari nanti, akan kuhabiskan sekaligus kulit hingga tulang-tulangmu hingga tak bersisa!” Gu Mingcheng berkata demikian di telinga Jiang Shutong, berkata sambil mennggertakan giginya.

Jiang Shutong dengan lemah mendorong lengan Gu Mingcheng dengan tangannya, “Jika begitu, harus lihat kemampuan Presdir Gu, biasanya sih aku tidak tertarik dengan orang berdarah dingin!”

“Berdarah dingin” dua kata ini, membuat Gu Mingcheng mendengus,

Gu Mingcheng membuka pintu dan pergi.

Menyisakan ruangan yang hening kepada Jiang Shutong, kedua tangannya menahan tepi meja rias, menatapi wanita yang ada di dalam cermin, sedikit tidak mengenali diri sendiri lagi.

Sedang apa dia dengan Gu Mingcheng tadi? Menggoda?

Kenapa ia selalu tidak bisa mengontrol tindakannya sendiri.

Begitu melihat dia, entah kenapa sel-sel menggoda dari tubuh Jiang Shutong seketika keluar. Tidak bisa dikontrol oleh akal sehat. Membuatnya pipinya merah dan jantungnya bergetar.

Laki-laki ini, laki-laki ini.

Gu Mingcheng memberitahu waktu resepsi kepada Jiang Shutong, menyuruhnya datang pada malam hari.

Jiang Shutong “berdandan”, seperti yang diperintah oleh Gu Mingcheng, mengenakan gaun bewarna perak, punggung terbuka, model atasan halter, mengendarai mobil BMW seri 7 yang dibelikan oleh Gu Mingcheng.

Villa di gunung didekorasi dengan baik hari ini, seluruh halaman digantungi lampu, menyala terang, kedatangan Jiang Shutong, sangat menarik perhatian semua orang, lagipula sekarang, ia adalah bahan gosip seluruh kota Hai, selama ini Gu Mingcheng adalah bahan gosip, semenjak mengikuti Gu Mingcheng, banyak yang menghinanya.

Jiang Shutong sama sekali tidak peduli dengan komentar seperti itu.

Sementara Gu Mingcheng sedang berbincang dengan orang, sambil merokok, ia melihat Jiang Shutong melalui bahu seseorang.

Ia menutup matanya, membuka lagi, tata rias yang bagus, tampak begitu anggun.

Tetapi, Qiao Wei sudah berdiri di depannya, mengajak Jiang Shutong berdansa.

Kebetulan ada yang ingin dikatakan Jiang Shutong pada Qiao Wei, jadi ia setuju.

“Nyonya Jiang cantik sekali malam ini!” Qiao Wei menggunakan jurus menggoda wanitanya kepada Jiang Shutong.

“Mau mengejarku?”

Jiang Shutong bertanya seperti ini, membuat Qiao Wei terkejut, bagaimanapun juga, selama ini Jiang Shutong adalah orang yang lebih tertutup, biasanya ia bahkan tidak akan memberikan kesempatan berdansa dengannya. Jadi, hari ini begitu gampang, pasti ada sesuatu, Jiang Shutong sudah bisa menebak semua yang dipikirkan Qiao Wei, ini tidak aneh, Jiang Shutong baru saja bertanya seperti itu, Qiao Wei sudah tidak tau mau menjawab apa.

“Jika ada niat seperti ini, katakan saja. Kenapa harus mencari orang mengotak-atik penangkal petir itu, membuat aku mencari tahu siapa pemilik asli tanah ini, jika kamu sudah tau dari awal, beritahu saja aku, kenapa repot membuat masalah? Tetapi dendamku ada temurun, tidak seperti orang biasanya, dendam yang mesti dibalaskan, aku merasa jika sudah berlalu biarkan saja berlalu! Tetapi, aku paling membenci orang seperti dirimu, jadi, mau mengejarku, tidak ada peluang untukmu!” selesai bicara, Jiang Shutong meninggalkan Qiao Wei, ingin istirahat di kamar.

Qiao Wei memerhatikan bayangan Jiang Shutong, berpikir : aku juga ingin tau, mengapa aku sampai harus membuat masalah besar, hanya untuk memberi tahu kutukanmu dengan Gu Mingcheng, kenapa harus membakar pabrikmu? Bukankah ini adalah hal yang hanya akan dilakukan oleh seorang yang bodoh? Tetapi, Jiang Shutong, kamu tidak mengerti maksudku yang sebenarnya----

Gu Mingcheng terus memantau Jiang Shutong dari kejauhan, baru saja Jiang Shutong menemukan kursi malas, dan hendak duduk, langsung ditahan oleh Gu Mingcheng, membawanya pergi ke pojokan yang sedikit angin, sedikit angin dan juga sedikit orang, disini sangat hening, sebuah dinding tebal yang menghalangi keramaian dan kesibukan di halaman.

“Berbincang apa dengannya?” Intonasi Gu Mingcheng bukan seperti bertanya, bukan juga cemburu, sikap yang begitu bodo amat. Ia memainkan rambut Jiang Shutong, perlahan-lahan turun ke leher, dan kemudian sampai ke punggung, meletakkan kelima jarinya di punggung Jiang Shutong, meraba-raba.

“Tidak berkata apa-apa.” Punggung Jiang Shutong menempel pada tembok, sangat dingin, berpindah dari sandaran, kedua tangan Gu Mingcheng meletakkan kedua tangannya di punggung Jiang Shutong, postur seperti ini, tidak bisa dijelaskan betapa ambigu.

Seperti pertunjukan menggoda orang yang tadi.

“Apakah kamu masih ingat apa yang pernah aku katakan padamu?”

Jiang Shutong mengangkat alisnya dan tersenyum, “Aku harus mengingat semua kata yang pernah Presdir Gu ucapkan?”

“Iya juga! Aku ingat kemarin aku ada maksud, sudah sangat jelas.”

“Presdir Gu ingin menggunakan cara yang kasar?”

“Tidak suka? Gu Mingcheng menahan satu tangannya pada dinding, menahan Jiang Shutong. “Aku ingat dulu kamu tidak menolak, kali pertama kita, ou, bukan, kali kedua kita juga dalam keadaan seperti ini! Aku ingat waktu itu adalah musim dingin, kamu mengalirkan banyak sekali air” Gu Mingcheng sedikit menjeda kalimat belakangnya, ia menggigiti telinga Jiang Shutong, sangat menggoda, suara yang seksi, seperti seekor ular didalam telinga Jiang Shutong, ia segera membalikkan badan Jiang Shutong ketika dirinya tidak begitu fokus.

Tetapi, Jiang Shutong masih sangat ingat ketika ia menamparnya, dia tidak boleh dikendalikan Gu Mingcheng!

Dengan cepat ia membalikkan badannya, kebetulan ponsel Gu Mingcheng berdering.

“Presdir Gu, ponselmu berdering!” tatapannya menatap kearah ponsel Gu Mingcheng.

Mata Gu Mingcheng melirik sekilas Jiang Shutong, kemudian mengeluarkan ponselnya.

Berisi pesan suara, pesan belum terbaca yang ada di dalam ponselnya saja sudah beratus-ratus pesan, semuanya tentang penjualan rumah, saham, serta menang undian, belum sempat ia hapus.

Tetapi, sepertinya sekarang, ia harus membaca pesan itu, untuk meredakan api yang membara di dalam hatinya.

Suara tertawaan dan kebisingan orang-orang di halaman sebelah, terus menyebar ke telinga mereka.

Seperti dua dunia.

Gu Mingcheng membuka pesan itu, pesannya sangat panjang, dikirim oleh seorang yang tak dikenal : Presdir Gu, maaf sekali, kita sungguh tidak menyentuh kakak ipar, kakak ipar sangat ketakutan, ia bersembunyi, kami mendengar wanita lainnya yang dulunya mencelakai anakmu, jadi kami menghabiskannya, kami juga menghapus video yang ada di ponselnya, karena takut ia membalas dendam kepada kakak ipar, tetapi, tidak terpikir wanita ini sangat cerdik, kami tidak tertebak bahwa Ia telah mengirim video ini kepada dirinya sendiri, kami harap Presdir Gu bisa mengampuni kami!

Gu Mingcheng sangat tenang, tidak ada reaksi apa-apa setelah membaca pesan ini, tetapi ada satu kalimat, yang membuatnya berharap di dalam hatinya - kakak ipar!

Ia memperlihatkan ponselnya kepada Jiang Shutong.

Jiang Shutong juga, ketika melihat kata “kakak ipar”, ada sedikit gelombang di dalam hatinya, menjadi tidak fokus, jadi, sangat lambat sekali ia memikirkan pesan tersebut.

Ini juga sudah menjawab pertanyaan di dalam hatinya, kenapa 4 orang itu tidak menghapus video yang direkam oleh Jiang Yuwei, kelihatannya Jiang Yuwei memang seekor serigala yang sangat cerdik, sudah memiliki rencana kedua sebelum berperang!

“Presdir Gu, aku sudah mau pulang!” Jiang Shutong selesai membaca, kedua tangannya mengibaskan tangan Gu Mingcheng yang masih memegang pinggangnya.

Selesai berbicara, Jiang Shutong pergi.

Gu Mingcheng hanya bisa melihat rambut panjang yang menutupi punggungnya, dan pinggang rampingnya, pergi meninggalkannya.

Gu Mingcheng tidak mengantarnya.

Mungkin karena kebenciannya terhadap Jiang Yuwei, membuatnya merasa bahwa ia adalah wanita yang mandiri, tampak lemah, tetapi tidak akan membiarkan dirinya sendiri menderita, juga mungkin karena ia sudah melewati jalan ini beberapa kali, mengendarai mobil, harusnya tidak apa-apa.

Mungkin juga karena keduanya sedang bertengkar, Jiang Shutong marah karena ia telah menamparnya.

Dirinya sedang marah apa?

Mungkin, dirinya sedang marah karena wanita itu tidak memberinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu