Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 193 Dia sudah berusia 35 tahun

Jiang Shutong membeli pompa asi dan kembali, ketika dia memompa ASI, dia melamun lagi.

Dia berpikir apa yang dikatakan papa dan sopir itu tidak bohong, dan itu membuat hatinya dingin.

Kebetulan ponselnya berdering. Adam meneleponnya. Mungkin Ken merindukannya. Ketika dia pergi ke luar negeri, dia memberi tahu Adam bahwa jika Ken merindukannya, biarkan dia video call dengannya.

Ketika terhubung, muncul gambar Ken di sana, tidak ada Adam.

Di rumah Adam, rumahnya apartemen yang sangat nyaman. Jiang Shutong pernah pergi ke sana sekali karena masalah Ken, dan kedua kalinya adalah mengantar Ken.

Ken duduk di sofa, tersenyum pada Jiang Shutong, dan memanggil "mummy".

Setelah beberapa saat, dia menangis lagi, dia benar-benar merindukan ibunya.

Tiba-tiba dia hampir jatuh dari sofa, dan sebuah tangan besar menahannya. Ternyata Adam ada di sampingnya, cuma tidak muncul dalam video.

Itu Adam yang bijaksana dan membuatnya merasa sangat nyaman.

Setelah selesai video call, Jiang Shutong mengangkat kepalanya dan melihat Jiang Linian berdiri di belakangnya, matanya masih menatap ponsel Jiang Shutong.

Jiang Shutong, mengeluh: "papa, kamu mengejutkanku!"

Jiang Linian tampaknya berpikir sesuatu, kemudian menunjuk ke telepon seluler Jiang Shutong, dan mengatakan, "Ini anakmu-cucuku?"

Jiang Shutong berkata "um".

Jiang Linian tidak berbicara dan kembali ke kamarnya.

Jiang Shutong ingin kembali ke Jerman lusa. Lagi pula, sejak anak itu lahir, dia tidak pernah pisah dengannya. Jika ayah tidak memberikannya KK(Kartu Keluarga) , dia benar-benar harus kembali tanpa hasil. Mungkin dia akan menemukan cara untuk membuat KK di Jerman, dengan meminta bantuan Adam.

Tanpa diduga, hari berikutnya, ketika Jiang Shutong bangun, dia melihat bahwa KK ada di atas meja.

Dia sangat terkejut, dia mengambil kartu tersebut dan membacanya. Hanya ada dua nama disana, Jiang Linian dan Jiang Shutong. Nama ibu telah dihilangkan. Dia kaget, tetapi ketika dia berpikir bahwa nama Ken akan segera muncul disana, hatinya merasa senang.

Setelah menambahkan nama Ken di Biro Urusan Sipil. Dia merasa lega. Akhirnya Ken bukan warga tanpa status.

Kemudian dia memesan tiket kembali ke Jerman.

Saat makan malam, ayah berkata dia tidak menyangka bahwa anak itu begitu mirip Jiang Shutong. Ketika mengetahui dia adalah anak Gu Mingcheng. Jiang Linian sangat marah, tetapi setelah melihatnya baru sadar bahwa anak ini begitu ceria, imut, dan rasa marah di dalam hatinya pun menghilang. Gimana pun, dia tetap anak keluarga Jiang. Tidak mungkin tidak masuk dalam KK.

Jiang Shutong menangis, karena pengertian ayahnya ini juga pertama kalinya seseorang mengatakan kemiripan dia dan anaknya.

Ternyata anak itu mirip dengannya, dan dia selalu berpikir bahwa dia sangat mirip ayahnya.

Dia agak kecewa, karena dia berpikir bahwa jika anak itu mirip ayahnya, dia bisa membayangkan bahwa ayahnya ada disampingnya, melihat anak itu tumbuh perlahan, dia merasa tenang.

Tapi sekarang, bayangannya pun tidak dapat dia temukan.

Namun, kadang-kadang ketika dia tidur di malam hari, dia sering menatap wajah anak itu yang mirip ayahnya.

Seringkali dia menatap anak itu dan memikirkan apa yang dilakukan ayahnya di jauh sana.

Kali ini dia kembali, dia tidak akan merindukannya lagi. Karena di sisinya sudah ada orang lain.

Jiang Shutong naik pesawat kembali ke Jerman.

Hari pertama dia kembali, dia memeluk Ken dan menciumnya, Ken menunjuk ke bibir Jiang Shutong dan berkata, "Faring", "Tenggorokan" dan "Rahang".

Kata-kata itu membuat Jiang Shutong bingung.

Adam menjelaskan bahwa akhir-akhir ini dia mengajar Ken mengenali beberapa organ manusia.

Ken sangat tertarik, Adam kemudian mencari gambar organ manusia dan menggantungnya di kamar Jiang Shutong.

Bagaimanapun, dengan pengetahuan biologis Jiang Shutong, dia tidak bisa menjelaskannya kepada Ken.

Sejak itu, mereka tinggal nyaman di Jerman.

Ken menunjuk gambar dan menyebut organ tubuh manusia. Jika dia tidak mengerti, dia meminta Jiang Shutong untuk bertanya kepada daddynya -Adam.

Adam selalu mengajarnya dengan sabar dan memberi tahu Ken fungsi apa yang dimiliki organ ini dan pembuluh darah mana yang terhubung. Jika organ ini diangkat, apa yang akan terjadi.

Jiang Shutong berpikir bahwa Adam dan Ken sangat dekat. Dia memiliki hubungan yang jauh lebih baik dengan Ken dibandingkan dirinya sendiri.

Itu juga karena Jiang Shutong sibuk membuka cabang toko. Setiap hari ketika dia kembali dia tidur, dia tidak punya waktu untuk berurusan dengan hubungan lain. Dia juga sengaja membuat dirinya sibuk.

Bagaimanapun, Ken tahu lebih banyak tentang Adam daripada dia.

Sekilas, dua tahun berlalu.

Ken sudah berusia tiga setengah tahun.

Dan Jiang Shutong berusia 29 tahun.

Dia berubah menjadi dewasa tapi tetap cantik.

Dia masih tidak tahu kecantikannya. Dia selalu memakai pakaian olahraga, meskipun itu semua pakaian olahraga yang berkelas tinggi, tetapi itu tetap pakaian olahraga.

Bahasa Jerman Ken menjadi lebih baik sedangkan bahasa Mandarin jauh lebih lemah. Jiang Shutong tidak terburu-buru. Bagaimanapun dia orang China? Ada banyak peluang baginya untuk belajar bahasa Mandarin di masa depan.

Anak itu telah mendengar banyak cerita Jerman. Selain itu, anak itu cukup pandai dan mengerti dengan cepat. Berbagai kata slang dia mengerti dan lancar ketika mengatakannya. Dan hubungannya dengan Adam semakin harmonis bagaikan papa dan anak kandung.

Selama dua tahun, Adam mempunyai dua pacar, tetapi tidak cocok dan akhirnya putus.

Bahkan Ken menertawakannya dalam bahasa Jerman yang fasih. "Daddy tidak dapat menemukan pacarnya. Menikahlah dengan ibuku! Ibuku sangat cantik dan masih belum menikah."

Jiang Shutong menegur Ken dengan tegas, mengatakan bahwa dia masih kecil dan banyak hal yang tidak diketahuinya.

Adam tidak memedulikan kata-kata Ken,dan bersikap cuek, mungkin ekspresinya yang cuek membuat jengkel semua pacarnya, sehingga mereka putus, dan semua orang yang dicampakkannya, alasannya hanya satu : Tidak cocok!

Jiang Shutong tersenyum dan berkata, "Mengapa berpacaran kalau tidak cocok?"

Adam tidak berbicara.

“Berapa umurmu tahun ini?” Jiang Shutong bertanya.

Sudah mengenalnya selama tiga tahun, tetapi dia belum tahu umurnya yang tepat.

"Tiga puluh lima!"

Jiang Shutong sedang mengemas pakaiannya di rumah, dan rasa sakit di hatinya mulai menyebar, dan air matanya hampir jatuh.

Orang itu juga berumur tiga puluh lima tahun ini!

Ini adalah zaman keemasan seorang pria.

Dia tampan dan kaya, dan begitu banyak wanita mengejarnya.

Apakah dia dan wanita yang di dalam mobilnya itu sudah menikah?

Ada informasinya di Internet, tetapi Jiang Shutong sengaja tidak pergi untuk melihatnya.

Takut menemukan kata-kata yang membuatnya kesal sehingga dia tidak bisa tidur sepanjang malam.

“Mummy, apa yang kamu pikirkan?” Ken bertanya pada Jiang Shutong.

"Tidak ada apa-apa," kata Jiang Shutong.

Dalam hatinya berkata, "Aku merindukan papamu!"

Mungkin dia sudah memiliki istri dan anak-anak.

Jadi keberadaan Ken tidak bisa diketahui olehnya agar tidak menjadi masalah baginya.

...

Kota Hai.

Grup Mingcheng.

Gu Mingcheng sedang menandatangani dokumen, berpakaian jas abu-abu dengan wajah tegas.

Tiga tahun, telah membuatnya makin elit dan cerdas.

Awalnya, matanya tajam dan menyilaukan. Sekarang, ada banyak ketidakpedulian di matanya. Tidak ada yang bisa menipunya. Tidak ada yang berani bermain trik di depannya.

Dia telah membeli banyak cabang sebelumnya, dan dengan adanya modal grup Lin, dia telah menguasai kondisi ekonomi di kota Hai.

Dia sangat cerdas, tidak ada yang bisa memahaminya.

Dia pernah mempunyai banyak wanita.

Tiba-tiba, para wanita itu menghilang dalam semalam, seolah-olah tidak ada yang pernah berada di sisi Gu Mingcheng.

Sebelumnya, dia hanya menyukai Jiang Shutong.

Sekarang, tidak ada wanita di sekitarnya, dan dia telah sepenuhnya menjadi "biksu".

Mengetahui bahwa Gu Mingcheng tidak memiliki wanita, semua wanita di kota Hai sangat antusias dengan pria ini dan ingin mencoba mendapatkannya.

Sering ada pertemuan aneh dengan Gu Mingcheng: seperti di lift, tempat parkir dan pusat perbelanjaan.

Bahkan ada yang sengaja jatuh di depannya.

Tapi Gu Mingcheng pura-pura tidak melihatnya.

Mungkin dia benar tidak melihatnya juga.

Wanita-wanita itu sepertinya tidak masuk ke matanya.

Sudah tiga tahun, orang-orang di kota Hai telah melupakan Jiang Shutong.

Tidak ada yang mengaitkan Gu Mingcheng dengan Jiang Shutong.

Hanya Gu Mingcheng yang kembali ke Fengcheng Internasional untuk tidur setiap malam.

Sendiri!

...

Jiang Linian tidak menyuruh Jiang Shutong pulang, tetapi suatu kali ketika dia mengobrol dengan Jiang Shutong, Jiang Shutong melihat latar belakang dan mengetahui ayahnya dirawat di rumah sakit. Jiang Shutong khawatir tentang ayahnya dan buru-buru bertanya sakit apa.

Jiang Linian tidak bisa menyembunyikannya, mengatakan bahwa batu empedu, dan akan melakukan operasi segera, Dia menyuruhnya tidak usah pulang Karena tiket pesawat sangat mahal.

Seiring bertambahnya usia, bahkan satu tahun pun akan banyak berubah.

Belum lagi, Jiang Linian hidup sendirian.

Jiang Shutong khawatir, dan Ken akan segera masuk taman kanak-kanak. Jiang Shutong ingin membawanya pulang untuk mengunjungi kakeknya sebelum masuk taman kanak-kanak.

Ken tidak rela meninggalkan Adam. Meskipun mereka tidak tinggal bersama di Jerman, dia bisa melihatnya kapan saja ketika dia mau. Kalau dia kembali ke China, dia tidak bisa melihatnya lagi.

Adam memberi tahu Ken, "Daddy akan segera pergi ke China untuk rapat, mari kita ketemu disana!"

Ken sangat senang, bahkan di pesawat pun dia sangat menantikannya.

Dalam tiga tahun terakhir, asma Ken kambuh tiga atau empat kali, tetapi segera sembuh dengan semprotan.

Adam berkata bahwa dia juga menderita asma bawaan, tetapi Jiang Shutong tidak pernah melihatnya sakit, Jiang Shutong merasa keadaan Ken akan membaik setelah dia besar.

Di kota Hai, Jiang Shutong bergegas pergi ke kamar rawat ayahnya.

Mata ayahnya tidak tertuju padanya sama sekali melainkan dia memandang anak kecil itu.

Tidak bisa menahan tawa.

"Kesini," Dia tersenyum dan memberi isyarat agar Ken pergi ke sisinya.

Ken melirik Jiang Shutong, Jiang Shutong berkata kepada Ken, "Pergi ke sisi kakek,"

Ken pergi menujunya, ia ingin berbicara bahasa China, tetapi kata-kata yang diketahuinya terbatas, dia hanya bisa berbahasa Jerman.

Jiang Linian tertawa, "Aku tidak mengerti, kamu ngomong apa."

Baru pada saat itulah dia merasakan kebahagiaan keluarga.

Jiang Linian tinggal di rumah sakit beberapa hari ini.

Jiang Shutong melihat bahwa bantal ayahnya tidak nyaman dan berpikir membelikannya bantal yang bagus.

Kebetulan tidak ada apa-apa di rumah sakit, jadi dia membawa Ken ke mal terdekat.

Mal terbesar di kota Hai!

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu