Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 321 Pulang Mengadu

Mobil Nan Liyuan berjalan dengan stabil di jalan raya kota Jiang.

Dia menyambungkan Bluetooth panggilan teleponnya ke mobil, “Benarkah? Aku minta maaf telah merusak mood Nona Gu San!”

Gu Xingjiang menutup telepon, langit sudah sore waktu sudah menunjukkan pukul 5, sudah sore sepertinya dia tidak bisa pulang ke kota Ning.

Jiang Shutong naik ke lantas atas, karena Gu Mingcheng sedang menunggu Gu Xingjiang di ruang tamu, dia menunggu teleponnya, ada yang ingin dibicarakan.

“Malam ini tidurnya bagaimana? Satu kamar atau dua kamar? Rumah kita ada banyak kamar!” Gu Mingcheng duduk di sofa, bicaranya masih sama seperti tadi.

“Orangnya sudah dibawa pulang, masih tanya bagaimana tidurnya?”

“Jadi, sudah tidur?”

Gu Xingjiang menjawab “Ehm” kemudian naik ke atas.

Di lantai atas.

Gu Niantong masih mengobrol dengan Du Ruo.

Gu Niantong menyuruh Du Ruo supaya menjaga rahasia ini dan tidak boleh memberitahu orang lain, ini adalah salah satu masalahnya dalam mencapai kedewasaan, jadi tidak boleh bercerita pada orang lain, terutama Ayah dan kakaknya, dia tidak ingin mereka tahu.

“Tenang saja, aku pandai menjaga rahasia!”

“Jangan bilang kakak pertama ya!”

Du Ruo mengangguk.

Jiang Shutong membereskan sebuah kamar di lantai atas, kalau gadis itu malu dan tidak ingin tidur sekamar dengan Gu Xingjiang, maka ada sebuah tempat untuknya, membuat orang berharap mereka berdua ada hasil yang baik!

Hari ini Jiang Shutong sengaja menyuruh koki hotel datang ke rumah, kalau pergi makan diluar kesannya terlalu disengaja, jadi lebih baik masak yang banyak, untung saja dirumah ada putrinya yang seumuran dengan Du Ruo, jadi tidak terlalu sungkan karena ini pertama kalinya Jiang Shutong dan Gu mingcheng bertemu dengan Du Ruo.

Ketika Du Ruo sedang makan dia tetap menjaga imagenya sebagai gadis yang baik, tenang dan tidak banyak bicara, dia duduk disamping Gu Xingjiang, sikapnya pun sangat terbuka, dan Gu Mingcheng terkadang bertanya tentang bisnis Gu Jinming, Jiang Shutong bertugas mengambilkan sayur untukny.

Sebenarnya Du Ruo merasa sangat gugup, karena tidak tahu malam ini tidurnya bagaimana, dia juga tidak tahu bagaimana pengaturan Direktur Gu dan Nyonya Gu, kalau memang tidak bisa, lebih baik menginap di hotel?

Sudah jam 9, Gu Saner bersiap-siap tidur.

Jiang Shutong membawa Du Ruo ke lantai atas, dia sudah mengaturkan sebuah kamar untuknya.

Tepat pada saat ini Jiang Shutong merasa harus menjadi orang tua yang baik, kalau dia mengatur supaya mereka tidur bersama maka itu akan membuat gadis itu merasa dia mempersembahkan makan malam gratis untuk anak lelakinya, dan misalnya mereka putus maka gadis itu akan berpikir : bagian mana yang tidak puas, apakah tidak membiarkan dirinya tidur dengan anak lelakinya!

Ketika Jiang Shutong naik ke atas, dia memandang Gu Mingcheng yang berada di ruang tamu dengan pandangan menusuk, maksudnya : jadi aku yang harus jadi orang jahatnya?

Gu Mingcheng hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, menyuruhnya cepat naik ke atas!

Gu Xingjiang sedang membereskan barang-barang di kamarnya, karena sekarang dia jarang pulang jadi dia harus membereskan barang-barang yang penting.

Jiang Shutong membawa Du Ruo melewati pintu kamar Gu Xingjiang, Gu Xingjiang membuka pintu, kemudian dia menarik Du Ruo masuk ke dalam lalu berkata, “Ma, sana pergi tidur dengan Papa!”

Jiang Shutong menghembuskan napas lega, akhirnya dia tidak usah menjadi ibu mertua yang kejam, ketika dia turun sambil berkata pada Gu Mingcheng, “Anakmu benar-benar seperti dirimu!”

“mananya yang mirip?”

“Semuanya mirip denganmu, kamu sendiri tahu! Aku dan gadis itu belum sampai ke kamar sudah ditarik olehnya!”

……

Di lantai atas, di kamar Gu Xingjiang.

Du Ruo ditindih oleh Gu Xingjiang, jakunnya bergerak naik dan turun.

“Jelas-jelas sudah tahu apa yang akan terjadi kalau kamu ikut pulang ke rumah denganku, tapi kamu masih berkeras?” Dia menekan Du Ruo ke dinding dan berbicara dengan suara serak khas lelaki.

“Kukira hari ini kita akan pulang!” Du Ruo menghindari tatapan matanya, dia memandang ke samping.

“Pulang? Ternyata kamu sangat mengerti diriku, dan harusnya kamu juga tahu kalau aku membiarkanmu ikut maka tidak akan semudah menghibur Saner, jadi kamu masih saja ikut denganku!” Tangan Gu Xingjiang memegang dagunya, mencoba melihat kedua matanya.

Baru berumur 21 tahun, masih menjadi mahasiswi, tapi tatapan matanya begitu kukuh dan tenang, wajahnya terlihat cerah dan menawan, kesemuanya sangat menarik Gu Xingjiang.

Du Ruo tidak menjawab, lalu dia digendong oleh Gu Xingjiang dan naik ke kasur, kemudian mematikan lampu.

Setelah mencium tulang selangka Du Ruo, Gu Xingjiang bertanya, “Tadi Saner bercerita apa saja padamu?”

“Aku sudah berjanji pada Saner untuk tidak bilang pada siapapun! Keluarga Gu ---“ Du Ruo mengerang, “Bagaimana mungkin keluarga Gu punya anak seperti dirimu?”

“Itu karena kamu masih tidak mengerti pria lain di keluarga Gu!”

……

Hari kedua, Gu saner memutuskan untuk kembali ke kampus, meskipun dia izin tapi masih banyak tugas yang harus dikerjakan, Gu Xingjiang dan Du Ruo juga harus kembali ke kota NIng, jadi sekalian mengantar Gu Saner kembali ke kampus.

Gu Xingjiang sudah memberitahu Nan Liyuan kalau hari ini Saner kembali ke kampus, jadi dia pun tidak masuk ke area kampus, dia membiarkan Nan Liyuan menjemput Gu Saner di jalan.

Ketika mobil Gu Xingjiang sudah sampai, Nan Liyuan sudah menunggu di pinggir jalan, dia bersandar menunggu di mobil.

Gu Saner turun, dan memanggil, “Paman Nan”. Lalu naik ke mobil.

Dia juga tidak tahu kenapa kakaknya menyuruh Paman Nan datang menjemputnya.

Namun hati Nan Liyuan terlihat jelas, dan dalam urusan Gu saner ini, dia dan Gu Xingjiang masing-masing mengerti.

Gu Xingjiang mungkin hanya ingin membiarkan Nan Liyuan saja yang muncul di kampus, semakin sering dia muncul maka akan berdampak baik untuknya, apalagi kemungkinan di masa mendatang dia akan bergabung ke dalam keluarga Gu, Nan Liyuan pun tahu dengan jelas apa yang dipertimbangkan oleh Gu Xingjiang, mereka berdua mempertimbangkan hal yang sama – umur!

Mobil Gu Xingjiang sudah berbalik arah membawa Du Ruo pergi ke kota Ning.

Nan Liyuan tidak langsung menyalakan mobil, dia menatap Gu Saner, baru dua hari tidak bertemu tapi kali ini rasanya berbeda, “Apakah aku sudah membuat Nona Gu San marah? Nona marah dan pulang mengadu ke rumah?”

“Tidak kok, Paman! Aku tidak marah padamu! Aku kan sedang menstruasi, dan kebetulan ibuku menelepon, jadilah aku kangen padanya dan aku bilang mau pulang ke rumah!” Setelah sehari di rumah, perasaan Gu Saner pun membaik.

Dia tidak mengungkit masalah Xi Yao, dia tidak tahu apa hubungan Xi Yao dengan Paman Nan, dan dia pun bukan tipe orang yang suka mencari tahu hubungan orang lain.

Nan Liyuan tidak berkata apa-apa, lalu dia menyalakan mobil dan mengantar sampai ke depan asrama Gu Saner, lalu berkata, “Kalau ada perlu, telepon saja aku.”

Gu saner menjawab “Ehm”, lalu dia mengambil tas punggungnya dan pergi ke asramanya.

Hari kedua mata kuliah Matematika lanjutan, Gu Saner sama sekali tidak mengerti isi materi yang dijelaskan oleh He Ting.

Kemampuan matematikanya memang kurang baik, dia sudah ketinggalan beberapa mata kuliah, jadi hari ini rasanya seperti dengan mendengar dongeng, tatapan He Ting tidak lepas dari tempat duduk Gu Saner, Gu Saner mengambil pensil kemudian menulis asal-asalan.

Selesai kelas, He Ting memberikan tugas, dan berkata kalau beberapa hari lagi akan ada tes, dia akan menilai dasar matematika para mahasiswa, apabila nilainya tidak bagus ---

Meskipun dia tidak menyebut nama, tapi ucapannya cukup membuat takut orang-orang.

Mata kuliah Matematika di Harvard dengan dalam negeri tidaklah sama, Gu Saner yang dasar Matematika lanjutannya bisa dibilang 0, mulai pusing.

Sedikitpun Gu Saner tidak bisa, dia bertanya pada Qiao Qiao, tapi matematikanya juga tidak bagus, dia bahkan masih beralasan belajar desain saja masih harus belajar matematika.

Mereka berdua sedang kalut.

He Ting berjalan menghampiri mereka, begitu melihat Gu Saner dia bertanya sambil tersenyum, “Nona Gu, pelajaran mana yang tidak mengerti? Aku melihat dirimu mengerutkan kening!”

Saat ini mereka berdua berdiri di bawah pohon platanus.

Sebenarnya He Ting cukup tampan dan cukup bertoleransi, dengan mengecualikan Ayah dan ibunya yang datang untuk mempertemukan jodoh, imagenya di mata Gu Saner sangat baik, kalau tidak bagaimana mungkin mereka bisa mengobrol sampai 40 menit lebih. Dia sangat terbuka, penampilannya juga baik, hanya saja ketika dia datang melamar entah mana yang tidak beres!

“Guru He, semuanya aku tidak bisa!” Gu Saner menengadah, dia merasa seperti kembali ke masa-masa dia kuliah di Harvard.

“Kalau begitu apakah Nona Gu mau les?” He ting tersenyum sambil berkata pada Gu Saner.

Tiba-tiba temperamen buruk Gu Saner naik, “Tidak usah, terima kasih Guru He!” Aku bisa mengejar pelajaranku sendiri!”

Selesai bicara dia langsung berjalan.

Qiao Qiao menunggu Gu Saner di depan.

“Saner, kelihatannya kamu cukup cocok dengan Guru He! Kamu tidak lihat sih tadi kalian berdua berdiri di bawah pohon, pemanedangannya sangat indah, yang lelaki tampan dan wanitanya cantik! Benar-benar sedap dipandang! Sebenarnya Guru He juga lumayan lho, demi dirimu dia melepas kesempatan kerja di Wall Street dan datang kesini mengajar Matematika, orang tuanya juga melamar calon untuknya. Mungkin mereka gugup padamu, mereka pikir kamu sudah akan direbut oleh orang lain! Sebenarnya ketika aku mengikuti kelasnya, aku merasa dia orang yang cukup baik!” Qiao Qiao berkata dengan serius.

“Dia baik yah, kalau begitu kamu menikah saja dengannya!” Gu Saner langsung bergegas pergi!

Dia merasa jelas-jelas He Ting sedang menghadapi dirinya,sengaja menggunakan tes ujian untuk mempersulit dirinya dan membuat susah teman sekelas.

Dia pun berkeras tidak mau mengikuti pelajaran tambahannya, namun dpikir-pikir lagi He Ting cukup jago urusan matematika, ketika sedang kuliah di Harvard dia bahkan bisa membuat Web Accessible Initiative (WAI), namun dengar-dengar dia baru kuliah S3 di Harvard, sebelumnya dia kuliah di dalam negeri, jadi bisa dibilang dia cukup jago.

Malamnya, Gu Saner dan Qiao Qiao pergi ke perpustakaan, Gu saner kemudian meminjam banyak buku Matematika untuk latihan, kemudian dia mengambil pulpennya bersiap untuk mengerjakan soal matematika.

Tanpa terasa waktu sudah jam 8.40

Qiao Qiao mau pulang ke asrama, dan bertanya pada Gu Saner mau pulang apa tidak, Gu San bilang dia mau begadang! Kemudian dia menyuruh Qiao Qiao membeli 2 gelas kopi untuknya, supaya dia tidak tertidur.

Qiao Qiao menyetujuinya!

Anggota keluarga Gu punya keras kepala dan keangkuhan tersendiri, biasanya Gu Saner tidak menunjukkannya, namun kali ini terlihat kelas, bahkan dia menolak sampai tidak mau tidur!

Nan Liyuan menelepon Gu saner, dia ingin tahu bagaimana keadaan Gu Saner setelah kembali dari rumah.

Gu Saner sedang fokus belajar di perpustakaan jadi handphonenya dimatikan, lalu Nan Liyuan menelepon Qiao Qiao dan dia memberitahunya kalau Gu Saner sedang belajar matematika dengam giat, dia mau berusaha supaya tidak kalah dengan Guru He, Nan Liyuan pun bilang sebentar lagi dia akan datang ke kampus, jadi Qiao Qiao bilang kebetulan sekali, kalau begitu tolong belikan dua cangkir kopi Starbucks dan bawakan untuk Gu Saner, karena Saner kalian mau begadang!

Qiao Qiao tidak sadar kenapa dia menggunakan kata “Saner kalian”!

Nan Liyuan menunduk menyembunyikan senyumnya, lalu pergi membeli dua gelas mocchacino di Starbucks, dan pergi ke perpustakaan!

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu