Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 593 Miao Guoqing, Apa Mirip Ayah? (2)

Wajah Miao Yingdong menggelap.

Qiu Dongyue sudah memasuki bulan kedua pasca melahirkan, datang bulannya pun resmi tiba lagi.

Xu Qian mengatakan padanya kalau orang yang datang bulannya cepat tiba lagi setelah melahirkan maka akan cepat juga hamil lagi.

Mata Qiu Dongyue langsung membelalak sangat lebar, “Ibu, jangan menakutiku!”

Xu Qian berkata sambil tersenyum, “Aku menakutimu apa? punya anak banyak, tidak baikkah? Lagipula, Miao Yingdong juga masih bisa membiayaikan. Dan kelihatannya anakmu selanjutnya masih bayi laki-laki.”

Miao Yingdong yang sedang duduk di sofa dari tadi mendengarkan, begitu mendengar ucapan terakhir itu, dia langsung mengernyit.

Dia seperti benar-benar sudah putus asa mengenai mempunyai anak ini. seolah seperti sudah putus cinta.

Ketika Qiu Dongyue menyusui, dia pasti akan membelakangi Miao Yingdong.

Karena Miao Yingdong selalu tidak begitu ramah terhadap Miao Jintian.

Payudaranya sekarang lumayan besar dan begitu bulat. Terkadang juga dipenuhi dengan asi. Lagi pula, ada dua pengasuh bayi di rumah, jadi tidak butuh Miao Yingdong menggendongnya.

Selama satu bulan ini, Miao Yingdong tidak lebih dari lima kali menggendong bayinya.

Qiu Dongyue membatin, Miao Yingdonng mungkin angkuh, tapi begitu angkuh terhadap bayinya, apa harus sampai seperti itu?

Ada lagi, ini bibitnya siapa, apa kamu tidak merasa?

Qiu Dongyue malas sekali memedulikannya.

Segera, Miao Jintian sudah berumur tujuh bulan lebih, Selama tujuh bulan ini, Miao Yingdong menggendong putranya tidak lebih dari lima puluh kali, tetapi dia sering menggendong Qiu Dongyue, terutama di malam hari.

Tampaknya setelah Qiu Dongyue memiliki seorang putra, Miao Yingdong seolah takut anak itu akan mengambil semua cinta Qiu Dongyue.

Qiu Dongyue yang dulunya telah memberikannya kehangatan sebuah keluarga, membuatnya merasakan kehidupan damai dan normal dan juga merasakan napas yang berapi-api.

Dini hari, pengasuh bayi mengetuk pintu kamar Miao Yingdong dan Qiu Dongyue. Dia bilang kalau si bayi mencari ayah dan ibunya.

Qiu Dongyue sedang tidur nyenyak, akhir-akhir ini dia benar-benar kelelahan. Dia tampaknya flu. Tapi, untung saja dia masih tidak tahu dan terlena dalam mimpinya.

Miao Jintian masuk ke dalam kamar ayah dan ibunya.

Anak itu benar-benar aktif, dan Miao Yingdong sudah bisa melihat hal ini dari awal.

Dulu pernah sekali, ketika dai duduk di sofa lalu Miao Jintian merangkang dan naik ke dirinya. Dia mencari ayahnya dengan riangnya. Qiu Dongyue menghampirinya dengan cepat lalu menggendong anak itu, lalu berkata, "Ayah sedang sibuk, setelah sibuknya selesai, dia akan bermain denganmu ya.”

Miao YIngdong membawa anak itu ke kamar dan meletakkannya di tempat tidur, dia berniat lanjut berbaring.

Miao Jintian melihat ibunya sedang tidur, dia naik ke Miao Yingdong lalu merangkak ke sisi Miao Yingdong, dia tersenyum dan berkata, "Ayah."

Dia merangkak terus ke samping Miao Yingdong.

Miao Yingdong tersenyum, memeluknya dengan kedua tangan, lalu berkata, "Sudah bisa memanggil ayah? Apa sudah bisa memanggil ibu?"

Miao Jintian melirik Qiu Dongyue dan tidak mengatakan apa-apa.

Kemudian, Miao Jintian merangkak di telinga Miao Yingdong dan beberapa kali memanggilnya "Ayah" "Ayah."

“Aiyo, pintar sekali!” Miao Yingdong membelai kepala anaknya. Melihat anaknya dan merasa kalau anaknya cukup tampan. Tidak tahu mirip dia waktu kecil atau tidak, “Miao Guoqing.”

Dia memanggil nama kecil Miao Jintian.

Tampaknya nama ‘Guoqing’ ini memang lebih nasionalis daripada Miao Jintian.

Miao Jintian sedang bermain dengan ayahnya dan hampir saja terjatuh dari ranjang. Gerakan Miao Yingdong sangat cepat dan berhasil meraih Miao Jintian.

Miao Jintian panik, menangis dan memeluk leher Miao Yingdong, memegang erat-erat, dan berteriak "ayah" "ayah".

Miao Yingdong menepuk putranya dengan lembut, "Sudah, jangan menangis, jangan menangis, anak baik."

Sensasi lembut ketika dipeluk oleh anaknya ini terasa geli tapi membuat Miao Yingdong merasa kalau dia sangat dibutuhkan.

Hatinya tiba-tiba merasa sangat lembut dan hangat.

Yang ada di gendongannya sekarang, bagaimana pun adalah anaknya sendiri.

Miao Jintian lagi-lagi berkata di samping telinga Miao Yingdong, “Ayah” “Ayah!”

Qiu Dongyue bangun dan melihat Miao Yingdong yang sepagi ini menggendong anaknya. Sikapnya sungguh intim dan begitu dekat, dia merasa ini cukup aneh.

Tapi, dia merasakan kalau dirinya saat ini memang sedikit flu, hidungnya tersumbat.

“Kamu bawa dia keluar sekarang juga. Agar dia tidak tertular flu. Hari ini minta bibi untuk mengasuhnya. Aku akan menghindarinya dan berdiam diri di kamar saja.” kata Qiu Dongyue.

Miao Yingdong berdiri sambil menggendong anaknya lalu keluar dan meminta bibi untuk membuatkan semangkok bubur sehat untuk Qiu Dongyue, dia flu.

Miao Yingdong ingin di rumah dan menjaganya tapi Qiu Dongyue bilang tidak perlu dan dia juga bilang kalau mungkin karena akhir-akhir ini terlalu lelah jadi daya imunnya berkurang. Tinggal istirahat secukupnya maka pasti akan baikan. Dia meminta Miao Yingdong untuk tidak perlu cemas. Hari ini memintanya untuk membawa anaknya keluar dulu dan dia akan tidur seharian dengan tenang.

Tapi, ketika melihat Miao Jintian ada di tangan Miao Yingdong, dia bilang, “Miao Jintian ada di tanganmu, apa tidak masalah?”

“Kenapa? Apa aku bukan ayah kandung dari bayi ini? atau dia bukan anak kandungku?” tanya Miao Yingdong.

Qiu Dongyue menundukkan kepala lalu tersenyum, “Dia adalah anak kandungmu. Tapi kamu bukan ayah kandungnya. Aku sudah takut selama beberapa bulan ini, aku merasa kalau kamu barusan punya anak jadi mungkin masih belum terbiasa jadi aku tidak ingin mengganggumu.”

Karena Miao Yingdong hari ini harus kerja jadi terpaksa menyerahkan anaknya untuk diasuh oleh bibi.

Tapi Miao Guoqing terus menangis, membuka tangannya lebar ke arah Miao Yingdong.

Miao Yingdong mau keluar tapi karena tak berdaya, dia pun menggendong anaknya.

Dia menyuruh bibi untuk ikut dengannya, lalu naik ke mobil sambil menggendong anaknya.

Tapi sepanjang jalan, Miao Jintian tidak mau digendong oleh bibi. Dia hanya mau digendong oleh orang terdekatnya yaitu ayah dan ibunya.

Miao Yingdong menggendong anaknya sambil berkata, “Apa kamu begitu menyukai ayahmu hah? Guoqing?”

Miao Jintian tersenyum.

Begitu di mobil pun, Miao Jintian masih saja tidak mau melepaskan tangan Miao Yingdong.

Tapi, bagaimana pun dia harus segera mengendarai mobilnya. Jadi Miao Yingdong menyuruh bibi untuk menggendong anaknya dan duduk di belakang bersama anaknya.

Setibanya di perusahaan, Miao Yingdong menggendong anaknya dan naik ke lantai atas. Sedangkan bibi mengikutinya dari belakang.

“Ini adalah perusahaan ayah. Kamu pertama kali datang ya.” kata Miao Yingdong sambil berjalan dengan langkah besarnya.

Miao Jintian membelalakkan matanya melihat dan memandangi bangunan besar di depannya.

“Suka tidak?” tanya Miao Yingdong lagi.

Anak Miao Yingdong masih kecil jadi jelas tidak akan bisa menjawabnya.

Sepanjang jalan, banyak sekali karyawan yang melihati Miao Yingdong yang sedang menggendong anaknya.

Mereka dari dulu sudah dengar kalau istri Miao Yingdong baru saja melahirkan. Tapi mereka tidak pernah melihat bayinya. Hari ini adalah pertama kali melihatnya, ternyata seorang bayi yang sangat aktif dan tampan.

“Mirip sekali denganmu, Ethan.” Kata seorang karyawan yang datang menghampirinya.

“Benarkah?” jawab Miao Yingdong. Lalu, memandang dan melihat ke wajah Miao Jintian.

“Miao Guoqing, apa mirih ayah?” tanya Miao Yingdong.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu