Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 196 Anak Bibi Jiang Shutong

Xiao Qu tahu Adam menderita asma, dia tergesa-gesa ingin mengantarnya ke runah sakit, Adam mengatakan tidak perlu, dia ada obat, dia mengeluarkan obat dari dalam tas, dan Xiao Qu membantu menyemprotnya, lalu nafas Adam perlahan-lahan mulai stabil.

Gu Mingcheng berdiri dan melihat semuanya disamping dengan tatapan dingin, mungkin karena kondisi kesehatan tubuhnya sehat sejak kecil, jadi tidak tahu banyak tentang penyakit ini dan tidak bisa merasakannya, melihat Adam yang kesulitan bernafas, dia juga ikut khawatir, Ken terus menangis disamping, dia terus menarik Adam, “Daddy, kamu tidak apa-apa kan? kamu kenapa?”

Tampaknya dia benar-benar khawatir.

Hati Gu Mingcheng ada semacam perasaan tidak puas, pria ini seperti memiliki segalanya, tetapi tampaknya Tuhan tidak pernah memperlakukan semua orang dan memperlakukan orang lain dengan cara yang sama, pada saat yang sama memberinya anak yang sangat imut, setidaknya juga memberikan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Dia tahu, asma bawaan tidak bisa disembuhkan.

Keturunan adalah salah satu penyebabnya, dia tahu itu.

Gu Mingcheng meminta supir mengantar Adam ke hotel.

Ini adalah hotel bintang lima, dan merupakan hotel yang ditunjuk oleh “Konferensi Internasional tentang Penyakit Kardiovaskular dan Cerebrovaskular”.

Para pelayan di hotel sangat antusias dengan dokter kardiovaskular dan serebrovaskular yang terkenal secara internasional ini.

Bagaimanapun mereka semua adalah teman internasional, tentu saja mereka sedikit dikagumi dan memiliki sikap yang sangat menawan.

Melihat Adam turun dari mobil mewah dengan seorang anak di tangannya, seorang pelayan melangkah dengan hormat dan berkata, “Dokter Gu, Anda sudah kembali?”

Gu Jiaxun adalah nama Adam, orang-orang dekat memanggilnya Adam, tetapi pada acara-acara formal seperti pertemuan, mereka memangilnya Gu Jiaxun.

Adam mengangguk.

Dia menarik Ken naik keatas, ibu anak ini menunggunya di hotel.

Ketika melihat Ken kembali dengan selamat, Jiang Shutong menangis dengan gembira, memeluk Ken bertanya bagaimana keadaannya selama dua hari terakhir.

Ken mengatakan, paman itu memandikan dirinya, karena takut dirinya ketakutan, dia tidur bersama dengannya semalaman, tetapi Ken merasa paman ini sepertinya tidak tidur nyenyak, karena ketika dia bangun untuk buang air kecil di tengah malam, dia melihat paman itu menatapnya, matanya terus terbuka, seolah dia belum tidur.

Ken mengatakan bibi itu juga sangat baik dan lembut, dia berbicara bahasa Jerman dengan lancar, di malam hari tampaknya dia berhubungan dengan paman diluar sebentar, kemudian paman itu baru kembali ke kamar.

Hati Jiang Shutong sedikit sedih, “Bibi itu -- tidur dirumah paman?”

“Ehn! sikap bibi itu sangat baik. tetapi, dia tidak secantik Mummy!”kecantikan Jiang Shutong adalah suatu hal yang terus dibanggakan Ken.

Jiang Shutong tidak mengatakan apa-apa, berterima kasih pada Adam sudah membawa anaknya pulang.

Pada saat yang sama, supir melapor kepada Gu Mingcheng, sudah mengantar dokter Gu ke hotel.

“Siapa?”ucap Gu Mingcheng mengerutkan kening.

“Itu, orang Chinese dan anak kecil yang pagi tadi dijemput dari rumah Anda.”

“Dia juga bermarga Gu?”

Supir menjawab “Ehn”

Kebetulan sekali.

Gu Mingcheng tiba-tiba mengerti, mengapa ketika Xiao Qu memanggilnya “Presdir Gu”, Ken menatapnya, karena Adam juga bermarga Gu, Ken juga bermarga Gu.

……

Jiang Linian akan menjalani operasi, Jiang Shutong sangat gugup, meskipun operasi empedu bukanlah operasi besar, selama itu operasi itu artinya memiliki resiko, terlebih ayahnya sudah berusia 60 tahun, sudah tua. Jiang Shutong tidak tahu apakah dia berhasil melewatinya atau tidak.

Dia cemas berdiri didepan koridor kamar ayahnya.

Bagaimanapun ayahnya adalah satu-satunya keluarganya.

Bai Mei datang, membawa Xu Shenjing, Xu Shenjing sudah duduk bangku kelas 3 SD, melihat Jiang Shutong yang familiar, ditambah anak kecil disamping Jiang Shutong, membuat Bai Mei lebih penasaran.

Semenjak Jiang Shutong keluar negeri, dia tidak pernah berhubungan dengan Bai Mei, begitu melihatnya, Jiang Shutong merasa bersalah.

“Hari itu di mal, aku melihat seseorang, dari gaya pakaian dan lainnya tidak sama seperti dirimu, aku pikir itu bukan kamu, kemudian setelah menelepon paman, aku baru tahu kamu kembali, sudah kembali kenapa tidak mengatakan sepatah katapun?”tanya Bai Mei pada Jiang Shutong.

Jiang Shutong benar-benar bingung, jika biasanya ditanya seperti ini oleh Bai Mei, Jiang Shutong pasti akan memikirkan cara bagaimana menjawabnya.

Ken terus menatap Bai Mei, karena datang seseorang lagi yang dia tidak mengerti berbicara bahasa apa.

Namun, anak kecil tetap paling suka bermain dengan anak kecil.

Kedua bocah ini bermain dengan senangnya di dalam suasana tenang rumah sakit.

Jiang Shutong merasa ini tidak pada tempatnya.

Bai Mei yang melihat Jiang Shutong tidak berbicara, menatap anak kecil yang bermain dengan Xu Shenjing.

“Anakmu?”

Jiang Shutong mengangguk, lalu menjawab “Ehn”.

“Siapa namanya?”tanya Bai Mei dengan hati-hati memandangi penampilan anak itu,

“Ken.”

“Omong kosong, yang aku tanya nama Chinese.” Bai Mei merasa nama Ken, digunakan Jiang Shutong untuk membingungkan nama asli anak ini, terutama marga anak ini.

“Gu Xingjiang.”sesampai di China, Jiang Shutong paling tidak bersedia mengatakan nama Chinese anaknya.

Terutama setelah mendengar Ken mengatakan bibi itu tidur dirumah Gu Mingcheng.

“Anak dia?”tanya Bai Mei.

Jiang Shutong tidak menjawab, operasi ayahnya segera dimulai, tadi perawat sudah membujuk anak-anak ini untuk tidak membuat keributan di rumah sakit.

Bai Mei mengatakan, dia akan membawa kedua anak ini pergi bermain dulu, setelah operasi paman selesai baru kembali, lagipula hati Jiang Shutong sedang cemas, dia merasa kesal mendengar suara keributan anak-anak ini.

Jiang Shutong mengangguk tanpa pikir panjang, karena hatinya sangat cemas.

Bai Mei membawa anak-anak ini pergi.

Setelah naik ke mobil BMW-nya, Bai Mei bertanya kepada mereka ingin pergi kemana, Bai Mei adalah seorang pengusaha, dia tahu sedikit tentang bahasa semua negara, setidaknya dia bisa mengerti bahasa Jerman Ken, jika ada yang tidak di mengerti, dia akan menebaknya, bagaimanapun itu hanya bahasa anak-anak.

“Shenjing, kamu telepon paman Gu sedang apa, hari ini aku ada urusan, lihat dia bisa menemani kamu tidak, bukankah dulu dia sering melihatmu?”ucap Bai Mei melihat alis Ken dari kaca spion, yang tampak seperti Gu Mingcheng, tetapi jika salah menebak hal ini, bisa masuk neraka.

Dari ekspresi Jiang Shutong yang tidak menyangkal, Bai Mei menebak, Gu Mingcheng tidak tahu keberadaan anak ini, dia ingin bertaruh sekali.

Xu Shenjing menelepon Gu Mingcheng dan bertanya apa yang sedang dia lakukan, Gu Mingcheng menjawab sedang bekerja.

Gu Mingcheng juga berkata, Shenjing kamu sudah sangat besar, masih ingin paman Gu yang menjagamu?

Bai Mei menatap Shenjing, Shenjing sudah sangat besar, tentu saja mengerti maksud ibunya, dia juga tahu sesuatu tentang hubungan paman Gu dengan Jiang Shutong, dia berkata, “Bukan aku, hari ini ibuku tidak ada waktu, dia ingin menyuruhmu menjaga anak bibi Shutong. Ayah bibi Shutong akan dioperasi, dia sedang dirumah sakit, ibuku membawa anaknya keluar.

Gu Mingcheng yang sedang menulis, tiba-tiba pena yang dipegangnya patah, rasa sakit tidak menyebar secara perlahan, melainkan tiba-tiba, seluruh tubuhnya tidak sanggup menahannya.

Sebelumnya dia hanya menebak, tidak berani berpikir dia sudah mempunyai anak, bahkan jika dia mempunyai pemikiran seperti itu, dia juga akan menipu dirinya, berhati-hati tidak mencari tahunya.

Dalam benaknya segera muncul sosok Ken, alis serta matanya sangat mirip dengan Jiang Shutong.

Pria yang bernama Adam itu, pemujaan Ken terhadap Adam.

Tubuh Gu Mingcheng tiba-tiba maju kedepan dan hampir saja memuntahkan darah.

Pantas saja hari itu dia menelepon Jiang Shutong, Jiang Shutong tidak mengatakan apapun, bukan karena tidak mengerti, tetapi karena tidak tahu bagaimana menghadapi dirinya.

Pantas saja, penjemputan anaknya ditunda sehari, dan menyuruh daddy anak ini datang.

Perasaan Gu Mingcheng kepada anak ini sangat aneh, dia mencintai anak itu secara alami, tetapi jenis cinta ini tidak hanya untuk anak ini.

Yang sakit hati hanya dia sendiri!

Jerman!

Dia pergi ke Jerman!

Sejak kecil anak ini berbicara bahasa yang dia tidak mengerti.

Dia tersenyum sedih.

Dia pikir Jiang Shutong sama seperti dirinya.

Tidak disangka, di sisi samudera lain, dia sudah memiliki keturunan dengan pria lain.

Gu Mingcheng memejamkan matanya dengan serius.

Setelah itu, ketiga orang ini masuk.

Ken sangat senang melihat Gu Mingcheng, dia melompat ke pelukan Gu Mingcheng dan berkata, “Paman kebetulan sekali!”

Gu Mingcheng bisa menebak arti bahasa Jermannya.

Dia sudah tahu anak Jiang Shutong adalah Ken, jadi ketika Ken masuk, dia tidak terkejut dan juga tidak senang, melainkan hatinya sangat sedih.

Melihat alis mata anak ini sangat mirip dengan Jiang Shutong, tetapi ini adalah anaknya dengan pria lain.

Hatinya perih seperti tersayat.

Bai Mei tidak tahu sebelumnya Ken dan Gu Mingcheng pernah bertemu, dia juga tidak tahu masalah Adam bermarga Gu, dia melihat wajah Gu Mingcheng dengan serius dan berkata, “Gu Xingjiang, anak Shutong!”

Gu Mingcheng tersenyum dingin, Gu!

Dia benar-benar menjadi Nyonya Gu, tetapi tuan Gu itu bukanlah dirinya.

Bai Mei tidak tahu, meskipun dia sengaja menekankan “Gu”, tetapi “Gu”di hati Gu Mingcheng adalah orang lain.

Reaksi Gu Mingcheng tidak seperti yang diharapkan Bai Mei, Bai Mei mengatakan dirinya masih ada urusan, dia pergi dulu, dua anak ini mohon bantuan Gu Mingcheng untuk menjaga mereka.

Gu Mingcheng tidak ada pemikiran apa-apa, dia duduk di kursinya menyaksikan kedua anak ini bermain.

Meskipun ada dua anak kecil di dalam ruangan, Gu Mingcheng tetap merokok dengan banyak.

Untungnya kantornya sangat besar, kedua anak itu bersenang-senang disana, dan tidak merasakan ada bau asap rokok.

Gu Mingcheng menyipitkan mata, tatapannya tidak bisa meninggalkan Ken.

Dulu dia pernah membayangkan seratus lebih situasi ketika bertemu dengannya, tetapi tidak disangka, ternyata bertemu dengan anaknya terlebih dahulu.

Ironi terbesar dalam hidup adalah tidak lebih dari ini!

Seumur hidup Gu Mingcheng tidak pernah menderita sakit hati.

Sampai hari ini dia belum bertemu dengannya.

Mungkin karena ayahnya sakit, jadi pulang ke China.

Dengan kata lain, karena Jiang Linian sakit, atau mungkin dia berubah pikiran, karena dia tidak memiliki pemikiran ini sama sekali.

Seorang wanita kejam yang pergi selama empat tahun, yang dari awal sudah melupakan kenangan mereka, dan semua hal bersamanya.

Jerman, setidaknya dia tidak akan melihat orang berpisah, tidak seperti dirinya, memeluk bantal yang pernah dia tiduri, bahkan bisa sepanjang malam tidak tidur.

Jerman memiliki udara segar, jalanan yang segar, dan lingkungan yang segar, cukup untuk membuatnya melupakan masa lalu dan memulai lembaran baru.

Serta ada pria segar.

Dia yang begitu cantik, mudah baginya untuk memilih pria yang menyukainya.

Gu Mingcheng tersenyum pahit lagi.

Dia menulis sebuah kalimat, diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, bertanya kepada Ken, “Kamu tinggal di kota apa?”

“Frankfurt!” Jawab Ken.

Heh, Frankfurt!

Dari Benin ke Frankfurt.

Wanita ini benar-benar keras kepala, bahkan satu kalimat untuk menjelaskan juga tidak diberikan kepadanya, dan sudah menjatuhkan kesimpulan.

Ketika bertemu, malah bertemu dengan anaknya terlebih dulu!

Dia menunggu Jiang Shutong disini, dan Jiang Shutong malah pergi ke Frankfurt membesarkan anak pria lain!

Ini benar-benar konyol!

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu