Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 241 Sudah Memiliki Wanita

Saat ini Xiao Qu juga sedang menonton TV.

Dia menggigit bibirnya sambil berurai air mata.

Dia tidak menyangka masalah ini menjadi begitu heboh, awalnya berpikir dapat dekat dengan Presdir Gu, ia merasa sangat senang, akan tetapi hal selanjutnya yang terjadi, bukanlah hal yang dapat ia kendalikan.

Dia hanya seperti sebiji sawi di lautan luas, terbawa ombak terombang ambing sana sini, meskipun dia adalah dokter psikologi, namun ia juga tidak mampu menanggung masalah ini.

Saat Presdir Gu mengadakan konferesi pers, benar-benar kelihatan sangat ganteng dan hebat.

Namun semua itu adalah untuk melindungi Jiang Shutong, ia merasa benci terhadapnya seperti rasa dingin saat bertemu orang di jalanan.

Dia tidak mengungkit nama “Jiang Shutong”, mungkin karena mereka berdua tidak menikah, takut menjadi bahan omongan orang lain, Jiang Shutong bisa merasa tidak enak.

Pemikiran yang halus ini, mungkin Jiang Shutong tidak dapat menyadarinya.

Akan tetapi, Xiao Qu memahaminya dengan sangat dalam.

Dalam hatinya terdapat benci dan rasa menyalahkan.

Setelah dipikir-pikir, mungkin pesan Wechat yang dikirimnya kemarin kepada Presdir Gu, nada bicaranya tidak tepat.

Karena disaat seperti ini, semakin dia menyerang Jiang Shutong, maka Presdir Gu akan semakin menyayangi dan mengasihani Jiang Shutong, hal yang dia lakukan tersebut seperti secara tidak langsung sedang membantu mendekatkan hubungan mereka berdua.

Xiao Qu sejenak menutupi bibirnya dengan rapat, menyeka air matanya, dan mengirim sebuah pesan Wechat kepada Presdir Gu, ia tahu Presdir Gu sedang mengadakan konferensi pers, ada kemungkinan ia tidak melihat pesan tersebut, akan tetapi dia tetap mengirim pesan kepadanya.

Pertama-tama ia menyampaikan maaf kepada Presdir Gu, mengatakan bahwa apa yang dikatakannya saat itu salah, saat itu suasana hati Shutong memang sudah tidak baik, dia tidak seharusnya memanfaatkan hubungan baiknya dengan Ye Xia, membuat Ye Xia yang awalnya memang tidak suka terhadap Jiang Shutong berkata kepada Jiang Shutong bahwa dia adalah wanita siluman rubah, seorang pembawa sial! Membuat Jiang Shutong marah adalah kesalahannya, mohon Presdir Gu dapat memaafkannya.

……

Di tempat konferensi pers.

Saat ini bos besar dari Jerman sedang membicarakan perkembangan robot, Gu Mingcheng terlihat sedang tidak konsentrasi.

Mendengar ponselnya berbunyi, dia mengambil ponselnya dan terlihat pesan Wechat yang dikirim oleh Xiao Qu.

Xiao Qu mempelajari psikologi, mentalitasnya merupakan pemikiran seorang psikolog, sedikit banyak Gu Mingcheng mengerti akan hal ini.

Akan tetapi, ternyata Ye Xia pernah mengatakan Jiang Shutong seperti itu?

Dalam kesan Gu Mingcheng, Ye Xia adalah seseorang yang memiliki kestabilan mental tinggi, dia tidak akan menghakimi seseorang seorang seperti, terlebih adalah orang yang lebih muda darinya.

Heh, berbohong!

Awalnya ia berharap masalah ini tidak melebar, akan tetapi sekarang masalah ini sudah menjadi besar!

Jiang Shutong yang sedang menonton konferensi pers, di dalamnya hatinya yang sedang penuh dengan amarah, dan kebencian, perlahan-lahan menghilang karena kepercayaan diri dan penjelasan dari Gu Mingcheng.

Tepat saat ini, ponselnya berdering, ternyata adalah telepon dari rumah sakit internasional, memberitahunya bahwa Adam melakukan operasi kardiovaskular dan serebrovaskular, karena tekanan yang sangat tinggi, menyebabkan penyakit asmanya kambuh, dan menyebabkan komplikasi emfisema dan aritmia, karena Adam tidak mempunyai saudara dan teman di Tiongkok, dokter menemukan nomor Jiang Shutong diponselnya, dan kebetulan nomor ini adalah nomor kota Hai, makanya baru menelepon Jiang Shutong.

Jiang Shutong mengerutkan dahinya, apakah Adam sudah datang ke Tiongkok? Kenapa tidak memberitahunya? Malahan dokter yang meneleponnya.

Jiang Shutong tahu dengan jelas apa yang baik dan buruk bagi penderita asma, paling baik adalah melakukan pencegahan, mengusahakan agar jarang kambuh, bahkan jika bisa jangan sampai kambuh, kemungkinan paling buruk adalah bisa mengalami kematian.

Setelah Jiang Shutong mendengarnya, ia merasa sangat cemas, dengan buru-buru mematikan TV dan membawa Ken pergi ke rumah sakit.

Sebelum mematikan TV, dia melihat berita sekilas, terlihat Gu Mingcheng sedang bersandar di kursi belakang, melipat lengannya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Dia tidak mendengar isi terakhr dari konferensi pers:

Wartawan terlihat jelas lebih tertarik kepada masalah Gu Mingcheng daripada masalah robot, mereka bertanya kepada Gu Mingcheng, tertarik terhadap wanita yang bagaimana?

Gu Mingcheng menjawab: Tidak tahu!

Sepertinya ia sangat tidak menyukai pertanyaan ini.

Tidak tahu apakah para wartawan tersebut mempunyai profesionalitas dalam bekerja atau tidak, jika dikatakan profesional, akan tetapi mereka terus menerus menanyakan masalah pribadi Gu Mingcheng malah bukan menanyakan topik utama hari ini----yaitu tentang robot; Jika dikatakan tidak profesional, namun mereka tahu apabila menanyakan masalah robot, maka tidak akan menarik perhatian orang-orang, bahkan jika membawa nama “Gu Mingcheng”, juga tidak dapat menandingi “Gosip”.

“Kenapa?” Wartawan bersikeras menanyakan masalah ini!

“Sudah mempunyai wanita!” Gu Mingcheng menjawab.

Para wartawan saling menatap satu sama lain, seperti tidak menyadari maksud jawaban dari Gu Mingcheng, jangan-jangan ia tidak mengetahui tipe perempuan yang disukainya?

Akan tetapi, dengan identitas Gu Mingcheng, akhirnya mereka tidak melanjutkan menanyakan pertanyaan pribadi tersebut lagi, selanjutnya mereka menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan robot.

Gu Mingcheng merasa, membicarakan hal asmara dengan orang-orang ini adalah hal yang sia-sia.

Dia adalah orang yang seperti apa, semakin mendalam, semakin tidak dapat dijelaskan, ia seperti sedang menggali harta karun yang tidak ada batasnya, seperti mendapatkan jalan keluar saat mengalami keputusasaan, saat mempunyai perasaan mendalam terhadapnya, membuat dirinya mempunyai rasa cemburu, ingin sekali membereskannya di atas ranjang!

Gu Mingcheng menggertakan giginya.

Wanita ini-------

Di dalam hati Gu Mingcheng mempunyai rasa krisis: saat ini bukan wanita tersebut yang tidak bisa pisah darinya, akan tetapi dialah yang sudah tidak dapat berpisah dari wanita ini!

Dia tidak pernah bisa berpisah darinya.

Sungguh keparat!

Seumur hidupnya jatuh kedalam tangan seorang wanita, hal seperti ini tidak pernah terpikirkan oleh Gu Mingcheng sama sekali.

……

Jiang Shutong dan Ken telah pergi ke rumah sakit.

Kebetulan Adam juga baru melewati kondisi krisis.

Melihat Jiang Shutong datang, dia lumayan terkejut, Jiang Shutong memberitahunya bahwa dokter yang meneleponnya, dan ia masih mengambil hati tentang masalah dia ke kota Hai, namun kenapa tidak memberitahu Jiang Shutong.

Adam tertawa, bukan sengaja untuk tidak menghubungimu, waktu sedikit, tugas mendesak, tidak sempat untuk menghubungi.

Jiang Shutong sedang menundukkan kepala sambil mengupas buah pir, Adam berkata seperti itu, kemungkinan memang benar begitu adanya, karena sepengetahuan Jiang Shutong, Adam bukan seseorang yang memperioritaskan perasaan pribadinya terhadap anaknya, sepertinya dia mempunyai jiwa kemanusiaan yang tinggi, akan tetapi ini tidak melambangkan kalau dia tidak perhatian terhadap Ken.

Adam seperti dewa yang berada di tempat yang tinggi, seperti mengetahui semua hal, jadi tidak menanyakan apapun tentang masalah Jiang Shutong dan Gu Mingcheng, saat bersamaan Jiang Shutong merasa nyaman namun juga merasa bersalah.

Dia membiarkan Ken memperhatikan, kedepannya tidak boleh terlalu capek, kali ini, karena dia menjalani operasi selama tujuh jam berturut-turut, ditambah ia baru datang ke Tiongkok belum terbiasa dengan cuaca disini, makanya jatuh sakit. Dia juga membawakan sebotol obat asma paling baru untuk Jiang Shutong, itu adalah obat terbaru hasil penelitian salah satu temannya di Jerman, di dalamnya ada hasil penelitiannya selama ini, efeknya lebih bagus dari yang sebelumnya.

Dia memberikannya kepada Jiang Shutong.

Jiang Shutong menerimanya, botol yang sangat kecil.

Adam mengatakan kalau itu adalah obat berkonsentrat , dan Asma Ken jarang kambuh, jadi takut kadaluwarsa.

Ken melihat Daddy jatuh sakit, menangis terus menerus di ranjang, menyuruh Daddy harus menjaga kesehatan tubuh, dan lagi melihat kondisi Adam yang sakit saat ini, dia seperti melihat masa depannya sendiri.

Ken dan Adam mempunyai nasib yang sama.

Rasa kedekatan ini, orang lain tidak dapat memahaminya.

Gu Mingcheng tidak dapat memahami penderitaan anaknya, walaupun ia sangat menyayangi Ken.

Adam berkata bahwa ia adalah dokter, mempunyai pemahaman terhadap penyakitnya sendiri, tidak akan terjadi apa-apa padanya, ia menyuruh Jiang Shutong untuk segera pulang.

Jiang Shutong memberikan sedikit pesan kepada dokter, dan dia akhirnya pulang.

Saat ia belum pulang ke rumah, Gu Mingcheng telah kembali, melihat Jiang Shutong tidak berada di rumah, ia bertanya kepada pengasuh kemana mereka pergi, pengasuh berkata setelah menerima telepon mereka langsung keluar.

Gu Mingcheng bertanya lagi apakah mereka telah selesai menyaksikan konferensi pers, pengasuh berkata, sepertinya tidak.

Kebetulan saat ini Jiang Shutong kembali, melihat Gu Mingcheng sedang melepas kemejanya, dia berjalan kedepan dan membantunya membuka kancing satu persatu.

Tangannya sangat kecil dan panjang, saat membantu Gu Mingcheng membuka kancingnya terlihat sangat cantik.

Berdiri di depan badan Gu Mingcheng yang tinggi, ia terlihat imut.

Dia adalah langitnya, adalah laki-lakinya.

Mungkin karena konferensi pers yang membuat Jiang Shutong tahu, bahwa masalah tidak semudah yang dipikirkannya sebelumnya, mungkin Qiao Sinian juga terlibat dalam masalah ini.

Juga mungkin secara tersirat dapat diketahui, rasa sayang dan peduli Gu Mingcheng terhadapnya, dan penolakan terhadap Xiao Qu.

“Sudah pulang?” Jiang Shutong menundukkan kepala sambil berkata sambil membuka kancingnya.

“Pergi kemana?” Gu Mingcheng menundukkan kepala ingin menatap matanya.

Jiang Shutong berpikir sejenak, merasa hal ini tidak perlu membohongi Gu Mingcheng, dia seharusnya mengetahui bahwa apa yang dikatakannya semalam adalah kata-kata kesal, ia memberitahukan semuanya kepada Gu Mingcheng, dan juga mengatakan bahwa Adam memberikan Ken sebotol obat asma yang baru, dan obat tersebut adalah hasil penelitiannya dengan temannya, seharusnya mempunyai efek menyembuhkan yang baik.

Jiang Shutong mengangkat kepala melihatnya, sedangkan dia sedang menyipitkan mata melihatnya.

Tatapan ini sudah sangat familiar bagi Jiang Shutong, seumur hidup selalu di bawah penglihatannya.

Hati Jiang Shutong tiba-tiba tergerak.

Walaupun mereka bukan pasangan suami istri tua, akan tetapi mereka berdua telah memiliki anak, dan sudah hidup bersama dalam jangka waktu yang lama.

“Apa yang kamu lihat ha?” Jiang Shutong bertanya dengan nada rendah.

“Melihat wanitaku.” Gu Mingcheng menjawab.

Suara yang terdengar rendah dan berat.

Seolah-olah mereka, telah memiliki kehidupan yang damai dan tentram dalam waktu yang lama.

Setelah melewati kali ini, rasa cinta Gu Mingcheng terhadap Jiang Shutong semakin bertambah, awalnya dia mengira, dia mencintai Jiang Shutong sudah sampai puncak paling tinggi, akan tetapi sekarang dia menyadari, ternyata belum cukup, dia tidak dapat menjelaskan bagian mana yang telah membuat ia bertambah cinta, dia merasa, mulai sekarang tidak akan sembarangan mencurigai kesetiaannya, kecuali dia sendiri yang mengatakannya.

Seperti orang lain memprovokasi dia dengan Jiang Shutong, hal tersebut seperti tidak pernah menggerakkan hatinya.

Ini adalah cinta yang terakumulasi oleh waktu, cinta seperti ini terasa begitu mendalam sampai ia sendiri merasa sangat menyayangi perasaan cinta ini.

“Angkat kepalanya!” Dia dengan lembut memegang dagu Jiang Shutong.

Pandangan Jiang Shutong masih ke bawah, perlahan-lahan ia mendongak ke atas, kedua tangannya dirangkulkan di leher Gu Mingcheng.

“Apabila masih ada kehidupan mendatang, apakah masih ingin bersamaku?” Gu Mingcheng bertanya.

Jiang Shutong menggerutu kecil, “Mungkin tidak! Ikut denganmu, sangat capek. Ada rasa seperti selalu dalam bahaya, dan lagi, sekarang belum sampai akhir.”

“Oh, jadi akan memilih siapa?”

Awalnya Gu Mingcheng berpikir saat ia menanyakan pertanyaan ini, dia akan menjawab kehidupan demi kehidupan akan bersama denganmu, seperti jalan cerita di dalam sinetron.

Jadi, saat Jiang Shutong mengatakan kalimat “Tidak bersamanya” tersebut, dia sedikit banyak menjadi tidak tenang, tampak ekspresi kesal sambil menggertakkan gigi.

Jiang Shutong berpikir lama, “Mungkin akan memilih Adam. Aku suka orangnya yang kelihatan tidak banyak mencampuri masalah, apapun tidak dimasukkan ke dalam hati, akan tetapi dalam hatinya mempunyai ide dan gagasannya sendiri, seperti adanya keberadaan dewa!”

Plato berkata: Jatuh cinta kepada seseorang, adalah melihat adanya karakter yang diinginkan diri sendiri pada orang tersebut.

Jiang Shutong yang sekarang ini masih tidak mengerti, dia sangat mendambakan kehidupan Adam yang sekarang, karena kehidupannya yang susah dan menjadi seperti gelandangan, seperti orang gila, dia begitu mendambakan kehidupan Adam.

Rasa mendambakan seperti itu bukan “Cinta”, tetapi adalah ia sendiri yang ingin menjadi orang seperti itu, dan bukan mengharapkan orang yang dicintainya seperti itu.

“Aku pernah mengharapkan hubungan perkawinan yang awet, aku tidak berharap adanya pasang surut, melewati kehidupan yang susah dan menjadi seperti gelandangan!” Jiang Shutong berkata.

Dia merasa sakit hati dengan kata-kata Xiao Qu sebelumnya.

Saat itu, dia juga tidak mengerti, lelaki disampingnya ini, memiliki kemampuan tiada batas, bisa membawanya melakukan apa saja, juga bisa bersamanya selama-lamanya.

Dia memiringkan kepalanya, melihat Gu Mingcheng, dan Gu Mingcheng sedang mengerutkan alis menatapnya.

“Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?”

“Tidak ada! Ini adalah perkataanmu yang sebenarnya!” Setelah selesai berkata, Gu Mingcheng naik ke lantai atas!

Adam sekarang masih di Tiongkok, dan wanitanya baru saja pergi menemui laki-laki yang akan dinikahinya pada kehidupan mendatang.

Kenapa rasanya sesak seperti telah dikhianati!

Dia baru saja memikirkan, kecuali dia sendiri yang mengaku, bukan pengakuan dengan kata-kata kesal.

Tidak disangka, dia sekarang telah menghantam rasa percaya dirinya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu