Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 216 Bukankah Kamu Merasa Aku Kurang Mencintaimu

Jiang Shutong sudah menggunakan berbagai macam cara untuk menolak, tapi orang itu malah menggunakan berbagai macam cara untuk mengundangnya.

Yang terakhir adalah Jiang Shutong berkata kalau lowongan mencari pasangan ini bukan dia yang mendaftar, melainkan orang lain.

Melihat Jiang Shutong yang tidak bersedia keluar, orang itu pun berkata : “aku tahu cara menyembuhkan penyakit asma bawaan lahir, apakah kamu mau dengar?”

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Jiang Shutong otomatis bertanya, meskipun dia tidak melihat isi undangan itu, tetap saja dia bisa menebak isinya, jadi tidak mungkin di dalam undangan itu ada tulisan kalau anaknya punya penyakit asma.

Orang itu tidak menjawab, malah tertawa, kemudian dia memberitahu lokasi dan waktu bertemu di hotelnya, jam 5 sore.

Jiang Shutong berpikir dalam hati : lagipula hari masih siang, dia pasti tidak akan berbuat apa-apa padanya, Adam pernah berkata, kalau penyakit asma bawaan lahir tidak bisa disembuhkan, tapi tetap saja dia ingin tahu bagaimana orang itu bisa tahu kalau anaknya punya asma, ini yang membuat rasa ingin tahunya tinggi.

Dia pergi ke hotel tempat janjian lebih awal, dan orang itu belum datang, jantung Jiang Shutong rasanya berdetak tidak karuan tapi juga rasanya waktu berjalan begitu lambat, jadi dia memainkan handphonenya.

Dia sedang tidak sengaja menoleh ketika melihat Gu Mingcheng berjalan masuk, hingga membuatnya kaget, dan dengan reflek tangannya menutupi kepala.

Harusnya kan dia bertemu dengan pasangan mempelainya kenapa justru malah bertemu dia?

Tak disangka, dia malah duduk di hadapan Jiang Shutong.

“Aku mendapatkan undangan pernikahan nona Jiang, jadi aku datang!” Dia memesan secangkir kopi, dan memesan secangkir susu untuk Jiang Shutong.

Jiang Shutong hanya ternganga, orang yang menelepon bukan dia, pasti orang suruhannya.

“Aku ---“ Wajah Jiang Shutong memerah, apalagi dia tidak ingin memberitahu Gu Mingcheng soal undangan pernikahan.

“Aku punya rumah dan mobil, dan belakangan ini sedang mempersiapkan untuk beli sebuah rumah lagi, dan aku juga punya satu anak lelaki, entah apakah Nona Jiang bersedia mempertimbangkan diriku. Mengenai informasi tentang nona Jiang, aku sudah melihatnya, dan aku sangat puas.” Gu Mingcheng agak menundukkan kepalanya, dia mengaduk kopinya dengan gerakan yang alami.

Hari itu cuacanya cukup berangin, angin bertiup dari timur adalah pertanda cuaca musim semi yang hangat.

Angin yang sepoi-sepoi membuat orang terlena.

Perasaan Jiang Shutong yang tadinya gelisah tidak karuan, akhirnya bisa lega, kepalanya menoleh ke samping, kemudian dia tertawa.

Maksudnya apa?

Melamar?

“Apakah kamu setuju?” Alis Gu Mingcheng sedikit terangkat, dia bertanya sambil menatap Jiang Shutong.

Bibir Jiang Shutong terkatup erat, setelah beberapa saat dia baru menjawab, “kamu ini benar-benar jahat! Kenapa harus dibikin seperti ini, kenapa tidak langsung bilang saja? Lowongan mencari pasangan itu bukan aku yang kirim, Bai Mei yang kirim, aku pun tidak tahu.”

“Bukankah kamu merasa aku tidak cinta,” Gu Mingcheng melanjutkan perkataannya, “Aku mengira kalau kamu sudah mengerti isi hatiku, tapi belakangan ini aku baru tahu kalau ternyata kamu punya pemikiran seperti ini.”

Lengan Jiang Shutong terangkat, tangannya menyangga dagunya, hatinya penuh dengan kegembiraan, tapi dia tidak berani menatap Gu Mingcheng langsung.

Jadi dia hanya menatap permukaan meja, sambil sesekali melirik Gu MIngcheng.

Gu Mingcheng menatap dirinya, tapi ketika Jiang Shutong tertawa dia malah memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak menatap dia.

Gu Mingcheng mencari tatapan matanya, tapi dia dengan pandai menyembunyikannya, dia terus tersenyum, dan tidak tahan untuk tertawa.

Sepertinya yang dikatakan oleh Bai Mei benar adanya, Bai Mei tidak tahu apakah Xu Maoshen sudah mulai mengambil tindakan, namun kali ini Gu Mingcheng benar-benar mendesak.

Mereka berdua mengobrol dari siang, Gu Mingcheng bercerita kalau selama empat tahun dia sendirian, dia hanya mengurus bisnisnya dan tidak ada kegiatan lain, apalagi dia sangat tidak berdaya di hadapan wanita lain.

Tadinya dia mengira kalau dirinya malu dan selamanya tidak akan bisa memberi tahu Jiang Shutong, namun hari itu cuaca sangat baik dan dia pun tak bisa menahan diri untuk mengatakannya tanpa ada tekanan apapun.

Namun, begitu mengungkit tentang wanita lain, dalam sekejap Jiang Shutong merasa hatinya tidak senang.

Ternyata dia pernah mencoba memacari wanita lain.

Jiang Shutong pun mulai menceritakan pengalaman hidupnya selama empat tahun ini, mulai dari menyewa rumah, belajar bahasa Jerman, bertemu dengan Adam, hingga kelahiran anaknya yang memberinya banyak kepercayaan diri.

Tanpa disadari, mereka berdua telah menghancurkan kesalahpahaman di dalam hati mereka, dan jujur satu sama lain.

Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun ini Jiang Shutong bisa tertawa, tawanya begitu lepas dan ceria.

Awalnya dia mengira kalau dia tidak bisa melepaskan pengalaman hidupnya, namun ketika diutarakan sekarang rasanya malah biasa saja, karena ada orang yang mendengarkan ceritanya.

Gu Mingcheng pun sama, beberapa tahun ini dia telah terbiasa disampingnya tidak ada orang, juga tidak kekurangan rasa aman, tapi di depan Jiang Shutong, dia tetap saja merasa kalau dirinya tidak sempurna.

“Jadi, ini berarti ----“ Jiang Shutong bertanya.

Dia sudah memendam kalimat ini dari siang.

“Aku tidak tahu, apakah Nona Jiang akan menerima kalau aku melamarmu?” Gu Mingcheng berkata dengan tegas.

Jiang Shutong tertawa lagi, wajahnya disinari oleh cahaya matahari, kelihatannya sangat cantik.

Perasaannya saat ini sama seperti cahaya matahari.

“Karena dirimu tidak menyangkal maka artinya setuju.”

Jiang Shutong masih tertunduk dan menyembunyikan senyumnya.

Ketika sudah waktunya pulang, mereka berdua tidak membawa mobil, lalu Gu Mingcheng menggandeng tangan Jiang Shutong dan mengantarkannya hingga ke depan pintu.

Sekarang ini bulan sedang bersinar di langit malam.

Bulan mulai terbit di atas pohon willow, aku dan cintaku bertemu setelah senja.

Mereka berdua seperti pasangan pada umumnya yang sedang jatuh cinta, mereka tidak rela berpisah di depan pintu rumah Jiang Linian.

Mereka sudah sering bercinta, serta sudah bertengkar dan pisah berkali-kali.

Mereka berdua sudah saling mengisi hingga ke dalam tulang, dan menjadi darah daging bagi masing-masing, hingga keduanya menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan.

Hari ini, seakan-akan Jiang Shutong kembali menjadi gadis berumur 17 tahun yang mencari rasa aman.

Perasaan aman itu diberikan oleh orang ini.

Dia menggandeng tangannya, seakan-akan mereka berdua akan bersama selamanya.

Ketika Jiang Shutong berkata dia sudah harus pulang, Gu Mingcheng pun mulai menciumnya, sebuah ciuman dalam ketika tidak ada anak di antara mereka berdua.

Ciuman antara pria dengan wanita yang saling mencintai satu sama lain.

Dia mencintai dirinya, dan Jiang Shutong juga cinta padanya.

Gu Mingcheng berpesan supaya besok Jiang Shutong mengantarkan Ken ke rumahnya, dan Jiang Shutong mengangguk, dia mengiyakannya.

Kemudian mereka berdua berpisah dengan berat hati.

Gu Mingcheng menyetir pulang sambil terus tersenyum, hatinya gembira ketika memikirkan Jiang Shutong.

Dia gembira, jadi Gu Mingcheng pun turut gembira.

Karena dia, maka Gu Mingcheng baru bisa menjadi dirinya sendiri.

Dari loteng Jiang Linian sudah melihat mereka berdua yang merasa berat untuk berpisah.

Dia berpikir dalam hati : Jadi, begitulah, yang penting anaknya gembira, itu sudah cukup baginya, yang penting Gu Mingcheng bersedia memberinya sebuah keluarga, dia akan rela, dan kalaupun Gu Mingcheng tidak menepati janjinya pun tidak mengapa.

Ketika Gu Mingcheng sudah pulang ke rumah, dia berkata pada Ye Qiu dengan nada yang tajam : “Masih belum siap-siap pulang ke Kanada?”

“Sudah 20 tahun aku tidak bertemu dengan kakak, lantas apakah kamu akan membatasi waktu jika aku ingin bertemu dengannya?” Ye Qiu balas menjawab.

Belakangan ini dia mendapat pemberitahuan kalau Gu Qingyuan sudah mempersiapkan pembagian harta warisan, Ken sebagai cucunya akan langsung mendapat harta warisan ratusan miliar, dan dia tidak tahu dirinya mendapat berapa, namun setelah masalah Ye Xia waktu itu, dia memperkirakan kalau dirinya hanya akan mendapat bagian yang amat sangat sedikit, mungkin 2 miliar? Atau 4 miliar?

Begitu memikirkan hal ini, dia pun merasa benci hingga dadanya terasa sesak.

Sekarang Ken masih kecil, jadi harta warisannya pasti akan diatur oleh orang tua walinya – Gu Mingcheng.

Selama uang tersebut sudah menjadi milik Gu Mingcheng, maka seumur hidup jangan harap dia bisa mendapatkannya.

Gu Mingcheng sama kejamnya seperti Gu Qingyuan.

Karena Gu Mingcheng telah memberinya perintah, maka dia pun tidak ada pilihan selain pergi.

Dia bilang mau pulang ke Kanada tapi sebenarnya dia pergi ke Jerman.

Beberapa hari kemudian, seluruh media pers kota Hai sedang mempertanyakan identitas Ken, marga Gu dan penyakit asmanya.

Di Jerman, di antara orang-orang yang mengenal Jiang Shutong, juga ada satu orang yang bermarga Gu dan punya asma.

Penyakit asma bawaan sejak lahir adalah penyakit keturunan.

Seluruh media pers sangat tertarik dengan berita-berita semacam “anak diluar nikah” “suami yang istrinya tidak setia”, terutama Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng tahu ini adalah perbuatan Ye Qiu.

Dia sudah mengeluarkan uang untuk menutup mulut media pers, akan tetapi berita semacam ini masih bisa menerobos keluar dari sela-sela yang rapat, dan mampu membuat heboh seisi kota.

Dalam sekejap seluruh penduduk kota Hai mengira kalau Presdir Gu punya istri yang tidak setia.

Rencana membeli rumah akhirnya diundur dulu oleh Gu Mingcheng, dan perihal pembagian harta warisan juga diundur oleh Gu Qingyuan.

Gu Qingyuan juga mulai mencurigai garis darah cucunya sendiri.

Gu Mingcheng tahu kalau sekarang seluruh penduduk kota Hai sedang melakukan kesalahan yang sama dengan kesalahannya dulu, namun dia tidak bisa melawannya satu demi satu.

Dia sendiri pernah melakukan kesalahan yang sama, lantas atas dasar apa dia harus memberikan penjelasan yang tepat pada mereka semua?

Begitu Jiang Shutong melihat berita ini, dia merasa sangat gusar, dia tahu kalau Gu Mingcheng tidak percaya, karena bagaimanapun juga kesalah pahaman ini butuh waktu yang sangat lama untuk membuktikannya.

Yang bisa dia lakukan adalah menutup telinga Ken supaya dia tidak mendengar kecurigaan orang-orang terhadap identitas dirinya.

Ketika Ye Qiu pulang dari Jerman, dia berkata pada Gu Mingcheng, “Mingcheng, kamu sudah mengurus anak orang lain, bagaimana rasanya menjadi seorang pecundang?”

Tangan Gu Mingcheng mendarat di pundak Ye Qiu, lalu mendorong dia keluar pintu, “sana pergi, keluarga Gu tidak menyambut dirimu! Kalau kamu menggunakan cara ini lagi, maka berhati-hatilah aku akan membuatmu mati tanpa ada tempat untuk dimakamkan! Tidak peduli hubungan keluarga kita.”

Wajah Ye Xia terlihat khawatir melihat Ye Qiu didorong keluar pintu oleh Gu Mingcheng.

Namun Ye Qiu malah tertawa, “Sudah kukatakan padamu, kalau anak Jiang Shutong bukanlah anakmu, kalau memang dia hamil anakmu lantas kenapa dia tidak pulang dari awal? kamu punya uang, meskipun demi uang, harusnya dia memilih untuk pulang. Aku sudah mengecek, keluarga Adam adalah percaya pada Kristen, dan mereka percaya kalau wanita harus menjaga kesuciannya, serta mereka tidak mengakui anak hasil hubungan di luar nikah.”

Sepertinya Ye Qiu sengaja memancing keributan, kalau keluarga Gu hancur berantakan barulah dia puas, demi uang, demi perlakuan Gu Qingyuan kepada Ye Xia selama ini, dan demi perlakuannya pada diri sendiri.

Dan sekarang di dalam pandangan Ye Qiu, uang adalah yang terbaik, setidaknya uang tidak bisa mengkhianati.

Masalah kali ini telah berhasil membuat nama Jiang Shutong yang tadinya sudah dilupakan oleh warga kota Hai, sekarang menjadi bahan pembicaraan yang hangat.

Namanya sekarang menjadi rusak!

Jiang Linian dibuat murka karenanya!

Ternyata beginilah cara keluarga Gu memperlakukan Jiang Shutong!

Pernah sekali Jiang Linian pergi menjemput Ken ke rumah keluarga Gu, padahal harusnya yang pergi jemput adalah Jiang Shutong, namun kali itu Jiang Linian yang pergi.

Pandangannya jatuh pada Ye Xia.

Ye Xia sudah bisa bicara, dan Ye Xia sudah sadar ---

Tak diragukan lagi, selama 20 tahun ini Ye Xia pasti sangat membenci Gu Qingyuan.

……

Disaat yang sama, ada seseorang yang baru pulang dari Jerman.

Ketika Ye Qiu pergi ke Jerman, dia sudah ada firasat kalau Jiang Shutong akan bertemu masalah, dan yang paling penting adalah Ken.

Dia tidak akan membiarkan Ye Qiu menindas Jiang Shutong dan anaknya.

Jadi, pada suatu hari Gu Mingcheng sangat terkejut melihat Ken berdiri di depan pintu rumahnya.

Meskipun dia sudah mengaku pada Jiang Shutong, dan sudah mengetahui karakter Adam, tapi tetap saja dalam hatinya dia masih merasa iri pada orang itu.

Seumur hidupnya, Gu Mingcheng selalu merasa dirinya berbeda dari orang lain, dia selalu berada di posisi yang lebih tinggi dari orang lain, namun orang ini pernah bersama dengan Jiang Shutong selama 4 tahun.

Beberapa hari ini Ken terus berada di rumah Gu Mingcheng, dan Gu Qingyuan sudah mulai membagi harta warisan.

Berdasarkan aturan perundang-undangan tentang harta warisan, pertama-tama hartanya harus dibagi sama rata dengan Ye Qiu, kemudian sisanya baru diwariskan pada Gu Mingcheng.

Namun Gu Qingyuan telah mengetahui niat jahat Ye Qiu, jadi dia melaksanakan pembagian harta warisan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ye Qiu.

Dan dalam pembagian harta warisan kali ini, tidak ada sepeser pun uang untuk Ye Qiu!

Kali ini Ye Qiu sudah tahu.

Adam sudah duduk menunggu di dalam rumah Gu Mingcheng.

……

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu