Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 147 Telinganya Panas Dan Ototnya Menegang

Air mata Jiang Shutong sudah menggenang di pelupuk matanya, namun masih tertahan dan belum menetes, dia berkata dengan suara serak, “Maaf!”

Dia menerobos melewati Gu Mingcheng, mendorong pintu kemudian pergi.

Gu Mingcheng duduk di sofa dan meneruskan rokoknya, dia memandang keluar jendela, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

“Mingcheng---“ Lin Meisu berjalan keluar dari kamar dan memanggil Gu Mingcheng dengan nada manja.

Gu Mingcheng tidak mendengarnya.

Setelah Jiang Shutong kembali ke pabrik, dia mulai mendesain baju untuk Gu mingcheng.

Jiang Shutong mematok harga untuk pakaian ini sebesar 200 juta rupiah, bahan kainnya dibuat dari bulu yang dipadukan dengan cashmere dan sutra, harga bahannya saja sangat mahal, ditambah lagi baju Gu Mingcheng harus dibuat dengan sangat detail, dulu Xu Maoshen pernah berkata kalau baju-baju Gu Mingcheng semuanya dibeli dari luar negeri, dan waktu Gu Mingcheng telah memberikan Amon sebuah image yang besar, dan sekarang dia telah mencari dirinya sendiri, ini semua merupakan sebuah kehormatan yang besar.

Jiang Shutong tertawa pahit, dia berada disini untuk mendapatkan keuntungan darinya.

Ditambah lagi pakaian ini akan digunakan saat pernikahan, jadi sudah pasti Jiang Shutong harus meluangkan banyak waktu untuk mengerjakannya.

Belakangan ini dia sudah menyerahkan orderan di kota Hai pada desainer bawahannya, dan dia sendiri turun tangan dan fokus mengerjakan jas ini.

Dia menggunting bahan, kemudian menjahitnya satu per satu, sambil berharap tidak ada yang terlewat.

Namun ketika sedang menjahit, dia bisa tiba-tiba tidak fokus.

“Membuatkan gaun pengantin untuk mempelai wanita” biasanya orang membuatkan pakaian untuk mempelai wanita, tapi dia sekarang malah membuatkan jas untuk mantan pacarnya.

Sepertinya pernikahan dia dengan Lin Meisu ditentukan dengan cepat, padahal ketika sedang berpacaran dengan dirinya, Gu mingcheng tidak pernah membahas sedikit pun tentang pernikahan.

Hari itu, Jiang Shutong bekerja di kantornya sampai tengah malam, dan ketika dia berdiri dia baru sadar semua orang di pabriknya sudah pulang.

Suasana seperti ini sangat jarang ditemui, paling tidak Jiang Shutong belum pernah sendirian di dalam pabrik.

Dan lagi, bentuk pabriknya adalah bangunan memanjang, bukan gedung bertingkat, keluar dan masuk pun masih tetap berada di dalam gedung pabriknya, sekarang Jiang Shutong ingin pulang ke kamarnya jadi dia harus berjalan ke halaman luar tapi di cahaya lampu di luar agak gelap.

Namun bagaimana lagi karena tidak ada orang yang bisa membantu, jadi mau tidak mau dia harus pulang sendiri.

Setelah dia berjalan keluar dari pabrik dan sampai di pekarangan kota Hai baru terlihat langit yang penuh bintang.

Dia terdiam dan terlintas dalam benaknya malam itu dia melihat bintang bersama dengan Gu Mingcheng.

Dia berdiri diam disana tak bergerak, kepalanya menengadah memandang langit malam, dan tiba-tiba dia menangis dengan keras, lagipula tidak ada orang di pabrik, jadi tidak akan ada orang yang mendengar suara tangisannya.

Kesedihan, kesabaran dan kepedihan yang ditahannya selama beberapa waktu ini semuanya keluar bersamaan.

Jiang Shutong kembali ke pabrik dan mengambil pakaian lelaki itu, dia berjongkok dan terus menangis.

Dia menangis cukup lama.

Sampai ketika dia mendengar ada suara orang yang mengetuk pintu, barulah Jiang Shutong sadar kalau dia sudah menangis hingga lupa diri.

Sepertinya ada suara Bai Mei dari luar gerbang pabrik, pabrik Jiang Shutong ukurannya kecil, biasanya ada seorang teknisi yang menjaga pabrik namun hari ini orang itu izin pulang, jadi Jiang Shutong sendiri yang harus membuka pintu.

Ternyata benar itu adalah Bai Mei, dia berkata kalau malam ini dia pergi makan malam dengan customer dan pulang kemalaman, dan tepat pada saat itu dia lewat di depan pabrik Jiang Shutong, jadi dia ingin mampir. Tak disangka dia malah samar-samar mendengar suara tangisan dari dalam, jadi Bai Mei mulai panik dan mengetuk pintu, misalnya di dalam ada kejadian yang melanggar hukum, ketika mendengar dia menggedor pintu dengan keras, maka pasti orang di dalam juga tidak berani macam-macam.

Ketika hanya ada mereka berdua dan posisinya dalam kegelapan, maka dengan mudah menjadi sangat intim.

Apalagi posisinya Jiang Shutong sekarang sedang lemah.

Jiang Shutong berkata kalau dia takut berada sendirian di pabrik dan Bai Mei bilang kalau malam ini dia tidak pulang, dia akan menginap di tempat Jiang Shutong, jadi dia mengemudikan mobil BMWnya masuk kedalam pabrik.

Jiang Shutong sudah tidak bisa menahan diri lagi, jadi ketika Bai Mei baru turun dari mobil, dia langsung merangkul Bai Mei dan menangis di bahunya, bahunya bergetar sambil menangis sesenggukan.

Sedikit banyak Bai Mei mengerti isi hati Jiang Shutong, dan dia juga tahu Jiang Shutong seperti ini karena lelaki itu.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, dan tidur di ranjang Jiang Shutong, Jiang Shutong memeluk bahu Bai Mei, dia merasa sangat mengantuk, dia menceritakan banyak hal yang tentu saja semua itu tentang dia dengan pria itu, dia seperti bergumam sendiri dan kelopak matanya mulai berat.

“Aku merasa aku telah membuat sebuah kesalahan.” Bai Mei berkata sambil terkejut mendengar perkataan Jiang Shutong.

“Bukan, aku sendiri yang memilih.” Jiang Shutong tertawa getir.

“Bukan, bukan, kalau saja waktu itu aku tidak mengarahkanmu, bisa saja kamu tidak berpikir ke arah sana, kalau Shenjing tidak menelepon Maoshen, bisa saja dia tidak akan membuat keputusan dengan cepat, siapa yang bisa menebak, semuanya ini sudah diatur oleh Tuhan.”

Lagi-lagi Jiang Shutong hanya tertawa getir, jadi Tuhan pun tidak mengizinkan dia bersama dengan Gu Mingcheng.

“Karena suasana hatimu sedang buruk, bagaimana kalau nanti kita pergi ke luar negeri? Ajak Shenjing ya?” usul Bai Mei.

“Baiklah, pergi kemana?” Jiang Shutong sudah sibuk seorang diri di pabrik cukup lama, ditambah lagi hari ini Gu Mingcheng mengatakan “mau menikah”, dia ingin pergi keluar jalan-jalan sebentar, lagipula Gu Mingcheng juga tidak mengatakan kapan pakaiannya harus jadi, jadi letakkan saja dulu.

Pagi hari kedua, Bai Mei sudah mendaftar ke travel perjalanan, dan sudah bersiap-siap untuk pergi liburan ke Asia Tenggara, dia juga sudah bilang pada Xu Maoshen untuk mengajak Shenjing.

Dini hari Jiang Shutong sudah bangun dengan kedua matanya yang bengkak, kemudian dia pergi mengantar Bai Mei ke luar pabrik dan ketika kembali dia malah melihat seseorang yang sudah lama tidak bertemu --- Deng Xianyu.

Jiang Shutong cukup terkejut melihat Deng Xianyu tiba-tiba datang ke pabriknya, karena baginya Deng Xianyu sudah seperti orang asing.

Jiang Shutong bertanya padanya kenapa dia bisa berada disini, dan Deng Xianyu berusaha untuk buka mulut, “Shutong, bisakah kamu---“

Dipikir-pikir lagi, dia tidak tahu bagaimana mengucapkan sisa kalimatnya, jadi dia hanya menghela napas dan bilang, “sudahlah” kemudian dia pergi.

Tingkahnya membuat Jiang Shutong bingung, namun dia tidak mau memikirkannya, lagipula dia sudah lama tidak berhubungan dengan Deng Xianyu, jadi Jiang Shutong juga tidak tahu kenapa dia mencari dirinya.

Karena liburan sudah dekat, Jiang Shutong mulai mengemasi pakaian dan menyiapkan paspor, jadi dia hanya tinggal menghitung hari untuk pergi berlibur ke luar negeri.

Belakangan ini suasana hatinya benar-benar buruk.

Dia juga telah memutuskan, kalau Gu Mingcheng menikah, maka dia juga akan bercerai dengan Xu Maoshen, lagipula bukan resmi bercerai, hanya berupa ucapan saja.

Jadi dua orang ibu ini membawa Xu Shenjing berlibur ke luar negeri, mereka bertiga pergi ke beberapa negara dan pergi ke banyak tempat, sehingga Jiang Shutong jauh merasa lebih baik.

Bai Mei membagikan foto-foto mereka bertiga di grup chat, dan kebetulan dilihat oleh Gu Mingcheng, sebenarnya mereka berdua punya kontak masing-masing, hanya saja Jiang Shutong jarang membagikan sesuatu di grup, dia memang low profile.

Tampak di dalam foto Xu Shenjing berdiri diapit oleh kedua ibunya, mereka bertiga tersenyum dan terlihat sangat ceria.

“Hubungan antara ibu kandung dan ibu tiri sekarang malah sangat baik?” Gu Minghcheng duduk di kursinya sambil berpikir.

Setahu dia, Jiang Shutong dan Bai Mei tidak begitu akrab, bahkan Bai Mei pernah menyebarkan foto telanjang Xu Maoshen dan Jiang Shutong berduaan ---, seharusnya mereka berdua menjadi musuh. Apakah memang perubahan hubungan antar perempuan begitu cepat berubah, atau memang dia melewatkan sesuatu?

Dia melihat kembali foto itu.

Tadinya dia berniat menyuruh bagian Teknik untuk mengeceknya, namun ini berkaitan dengan privasi jiang Shutong.

Jadi, dia sengaja pergi ke Departemen Teknik untuk belajar bagaimana caranya membuktikan kebenaran suatu foto, dan dia juga belajar mengidentifikasi foto dengan Photoshop.

Disaat yang bersamaan dia juga menyuruh sekretarisnya untuk mengatur sebuah pekerjaan di pabrik Xu Maoshen --- yaitu membuat 500 buah seragam kerja untuk pekerja proyek.

Meskipun sebagai sebuah pabrik biasanya pasti akan menerima orderan apapun, namun pabrik milik Xu Maoshen biasanya menerima orderan-orderan kelas atas, sedangkan orderan seragam proyek seperti itu bisa dibilang sedikit menurunkan derajatnya.

Namun dia tetap setuju untuk mempertimbangkannya, karena Xu Maoshen merasa Gu Mingcheng benar-benar merasa bersalah akan hal ini.

Meskipun dia berlutut di hadapannya, Xu Maoshen tidak merasa aneh, apalagi menerima order seperti ini.

Hanya saja waktu pengerjaannya terlalu pendek, dia cuma diberi waktu 3 hari dan harus mengerjakan sebanyak 500 buah, tidak mungkin bisa selesai!

Sekretaris Gu mingcheng juga tahu kalau hal ini tidak mungkin diselesaikan, jadi dia memberitahukan keragu-raguan ini pada Gu Mingcheng.

“Tidak bisa selesai? Itu urusan dia, tinggal menunggu pembayaran uang denda saja!”

Sekretarisnya pun pergi.

Gu Mingcheng menaruh foto yang pernah dikirimkan oleh Bai Mei kedalam komputer, lalu mengecek perbandingannya dengan aplikasi.

Diperbesar seperti bagaimanapun, tetap saja dia tidak melihat ada yang janggal.

Meskipun sudah diperbesar 1000x tetap saja foto ini hanya ada 1 layer, jadi tidak mungkin ada orang yang mengedit foto tersebut.

Akhirnya Gu Mingcheng menyerah, dia memalingkan kepalanya sambil mengerutkan kening.

Ah, benar juga, hubungan diam-diam antara Jiang Shutong dan Xu Maoshen ini dari awal sudah tercium, ketika sedang berada di Timur Laut, mereka tiba-tiba saling melepaskan, dan ketika dia pergi ke Swiss, mereka berdua----

Foto ini tidak mungkin palsu kan?

Gu Mingcheng mengambil sebatang rokok dari laci, kemudian menyalakan rokoknya.

Dia ingin menutup foto ini, sangat menusuk mata.

Tapi ketika diperbesar di komputer, sangat besar hingga pixelnya buram namun tetap saja dia tidak melihat sesuatu yang aneh.

Kemudian mengambil mouse dan pelan-pelan mengecilkan gambarnya, barulah dia melihat ternyata posisi titik kursor mouse tadi ternyata puting dada Jiang Shutong.

Pelan-pelan fotonya kembali ke bentuk semula, lembut dan menawan, begitu mirip dengan aslinya.

Tiba-tiba Gu Mingcheng menyadari kalau telinganya memanas dan otot tubuhnya kaku, terutama bagian pribadinya menjadi sangat keras.

Dia tidak ingin mengecilkan foto itu lagi, karena dia khawatir kalau Xu Maoshen akan muncul dalam imajinasi dan merangsang dirinya lagi.

Jadi dia hanya duduk memandangi foto Jiang Shutong di komputer sangat lama.

Jelas-jelas dia sendiri yang mencari masalah, namun dia malah tidak bisa menahan diri.

Ada orang yang mengetuk pintu kantornya, dia menjawab dengan suara bergetar, “Masuk!”

Suaranya rendah dan seksi.

Foto ini adalah hasil karya jerih payah Bai Mei, dia tahu kalau Gu Mingcheng adalah orang yang cerdas, namun dia juga tidak bodoh, jadi dia menggunakan komputer untuk memotret, kemudian diedit sampai gurat-gurat halus menjadi hilang tak berbekas, foto itu berasal dari ranjang yang sama, bahkan sebelum memotret dia sudah berkomunikasi dengan teliti, untuk memastikan bagian-bagian mana yang mungkin bermasalah, kesemua itu sudah diperhitungkan oleh dirinya.

Yang menjadikan editan foto ini berbeda dengan kebanyakan orang adalah, hasil foto dicetak setelah sebelumnya dicuci ulang di ruang gelap, baru kemudian diberikan pada Gu Mingcheng, jadi dia memang sengaja membuat foto ini, dan tidak peduli bagaimana Gu Mingcheng mengidentifikasi layer foto tersebut, tetap hanya ada satu layer saja.

Kecuali orang yang benar-benar profesional, kalau tidak maka tidak akan ada orang yang mengira kalau foto tersebut sudah dicuci ulang.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu