Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 594 Takdir Yang Buruk, Ada Lagi Shuangxi (1)

Miao Jintian terus menatap ayahnya, lalu tertawa.

Jalannya bibi cukup pelan, Jadi Miao Yingdong berhenti sejenak lalu baru bibi bisa mengikutinya.

Cahaya matahari menyinari Miao Jintian, benar-benar matahari pukul tujuh atau delapan pagi.

“Tapi aku waktu kecil tidak terlalu suka tertawa. Tidak sepertimu terlalu murahan!” kata Miao Yingdong sambil mencubit hidung mancung Miao Guoqing.

“Sejujurnya, Miao Guoqing tidak kepada semua orang tersenyum, hanya kepada tuan tersenyum, sama seperti ibunya.” Kata bibi.

Miao Yingdong menoleh ke bibi, “Benarkah?”

“Iya benar sekali. nyonya dan kami ketika bicara dengannya, dia jarang sekali tersenyum. Tapi ketika bicara dengan tuan, dia pasti akan tersenyum ceria.” Kata pengasuh.

Ucapan ini membuat hati Miao Yingdong terasa lembut.

Karena kelembutannya pada Qiu Dongyue, Miao Yingdong, yang tidak menyukai putranya, juga menjadi lembut terhadap Miao Guoqing.

Di kantor, Miao Yingdong meletakkan Miao Guoqing di sofa lalu menyuruh bibi untuk menemaninya bermain. Miao Yingdong harus kembali ke meja kerjanya dan mulai bekerja.

Telepon Qiu Dongyue datang, dia bertanya apa Miao Yingdong sudah sampai ke perusahaan. Apa sudah membawa susu, popok dan lain-lainnya.

Miao Yingdong berkata pengasuh sudah membawa semuanya.

Qiu Dongyue batuk-batuk lalu berkata baguslah kalau begitu.

Miao Yingdong duduk ke bangku kerjanya lalu melirik ke Miao Guoqing yang digendong oleh bibi, sepertinya dia memang tidak terlalu suka tersenyum kepada bibi. Sama seperti ibunya?

Miao Yingdong melihatnya sebentar lalu mulai bekerja. Miao Guoqing tiba-tiba menangis dengan keras sehingga Miao Yingdong sama sekali tidak bisa konsentrasi dan menyelesaikan pekerjaannya. Miao Guoqing benar-benar ingin mengganggu ayahnya, dua tangan kecilnya membuka lebar ke arah ayahnya.

“Cepat bawa dia kesini.” Kata Miao Yingdong.

Pengasuh membawa Miao Guoqing ke Miao Yingdong lalu begitu Miao Guoqing menyentuh Miao Yingdong, dia langsung merangkul lehernya dan tidak mau melepaskan tangan kecilnya. Awalnya menangis kemudian tersenyum, benar-benar mirip sekali dengan ibunya.

Hati Miao Yingdong sekali lagi melembut.

“Jangan menangis lagi, Miao Guoqing jangan menangis lagi ya!” kata Miao Yingdong menepuk-nepuk anaknya.

Ketika Miao Yingdong rapat, Miao Guoqing juga ikut. Lalu dia suka sekali tiba-tiba minta digendong oleh Miao Yingdong. Miao Yingdong duduk di sana sambil menggendong Miao Guoqing, kadang juga berdiri sambil menghibur dan menenangkannya.

Setelah rapat, Miao Yingdong menelepon Weiheng. Bertanya kepadanya apa sekarang ada di Amerika atau tidak. Jika ada di Amerika, tolong bawa Hanqing, anaknya untuk datang ke perusahaan bermain dengan Miao Guoqing. Seorang anak sendirian di sini pasti sangat bosan.

Weiheng batuk sejenak, “Kakak, kamu sendiri yang menjaga anakmu?”

“Mau bagaimana lagi, istriku flu.”

Setengah jam kemudian, Weiheng datang ke kantor Miao Yingdong dengan membawa Gu Hanqing.

Gu Hanqing sudah berumur satu tahun, dia duduk di bangku bayinya dan datang bersama-sama dengan Weiheng.

Mungkin Xiao Jiu bagus dalam mengatur mereka berdua sehingga Gu Hanqing dan Weiheng bergaul cukup baik dan lebih harmonis. Gu Hanqing jauh lebih lembut daripada Weiheng ketika Weiheng masih kecil.

Miao Yingdong melihat dua anak laki-laki kecil itu bermain, lalu dia bertanya kepada Weiheng, "Bagaimana suasana hati ayahmu setelah tahu dia memiliki dua putra?"

Weiheng duduk di sofa, juga ikut melihat dua anak laki-laki kecil itu bermain, dia tersenyum dan berkata "Suasana hati ayahku? Ayahku selalu menginginkan bayi laki-laki. Jadi dia sangat senang ketika memiliki kami semua. Jika ada satu anak perempuan, mungkin itu akan jauh lebih sempurna. Lihatlah, bukannya itu lebih tampak sempurna. Keluarga kita punya anak laki-laki dan perempuan, cukup sempurna.”

“Kamu juga punya anak perempuan?” Miao Yingdong mengerutkan kening dan bertanya pada Weiheng.

Weiheng berkata dengan nada yang sangat biasa, "Kakak, apakah Anda masih meragukan kehebatan fisikku? Bukankah normal jika memiliki anak perempuan? Awalnya aku berencana mengumumkannya setelah tiga bulan."

Miao Yingdong mengertakkan gigi, dia tidak pernah dalam hal apapun di hidupnya. Hanya pada hal ini saja dia merasa kalah.

“Bagaimana caranya punya anak perempuan?” setelah diam cukup lama, Miao Yingdong bertanya kepada Weiheng.

“Kakak, apa aku harus mengajarimu posenya?” tanya Weiheng.

Miao Yingdong menggertakkan giginya lagi, tidak usah mengajarinya karena mungkin memang takdirnya yang buruk saja.

“Hanya saja, menurutku anak laki-lakiku cukup baik kok!” kataya sambil melihat Miao Guoqing. Miao Guoqing tersenyum lagi padanya, senyum yang begitu ceria.

“Kenapa aku merasa kamu mempunyai perasaan sedikit tidak senang ya?” kata Weiheng.

“Masa sih?”

“Iya!”

Lalu, Weiheng melihat dua anak laki-laki itu mulai bertengkar. Miao Guoqing sangat suka sekali ribut. Sekarang semua orang lebih suka memanggil Miao Jintian nama yang begitu besar dan bagus itu, dengan nama Miao Guoqing.

Hari berikutnya, ketika Miao Yingdong bangun, Qiu Dongyue belum bangun, jadi Miao Yingdong berpikir kalau dia masih flu. Dia pun membawa Miao Guoqing ke perusahaan lagi. Hari ini Miao Guoqing tampaknya sudah terbiasa dan mengenal perusahaan ayahnya jadi dia tidak begitu ribut dan menangis seperti kemarin.

Ketika jam sepuluh, Qiu Dongyue menelepon lalu dia bilang kalau dia sudah tidak flu lagi. Hari ini membaik karena kemarin sudah istirahat dan tidur seharian. Dia takut kalau anaknya akan mengganggu pekerjaan Miao Yingdong jadi berniat sebentar lagi akan menjemput anaknya.

Miao Yingdong mengiyakan.

Qiu Dongyue tubuh dan parasnya cukup cantik dan bagus sekarang, rambutnya yang hitam dan panjang. Tubuhnya sudah kembali seperti semula, sekarang lebih memiliki pesona.

Dia masuk ke ruang kerja Miao Yingdong. Dia mengabaikan Miao Yingdong dan langsung melihat ke Miao Guoqing yang ada di sofa. Dia membuka lengan tangannya ke Miao Guoqing lalu berkata, “Sayangku, apa kamu merindukan ibu?”

Miao Guoqing segera bersorak dan melompat.

Selanjutnya, Qiu Dongyue pun menghampiri anaknya lalu menggendongnya kemudian memeluk dan menciumnya serta mulai bermain dan menggodanya sampai anaknya tertawa bahagia.

Mereka berdua terlihat sangat punya hubungan yang begitu harmonis.

Miao Yingdong terus menatap mereka dengan memegang mouse komputernya tapi Qiu Dongyue dari tadi sama sekali tidak meliriknya.

Malamnya, ketika anaknya menangis, Qiu Dongyue bangun dari ranjang dan berniat untuk menengok anaknya. Tapi tiba-tiba ditarik oleh Miao Yingdong, sampai Qiu Dongyue terduduk lagi di ranjang.

“Apa yang kamu lakukan? Aku mau menengok Miao Guoqing!” kata Qiu Dongyue di samping Miao Yingdong, lalu berkata lagi, “Mungkin dia mau minum asi.”

“Tidak boleh pergi!”

Selesai berkata, Miao Yingdong mulai mencium Qiu Dongyue. Qiu Dongyue mengenakan piyama yang bagian pundak terbuka dan hanya terkait dua pasang tali di pundaknya, sehingga membuat Miao Yingdong lebih mudah melahapnya.

Semakin keras tangisan anak mereka, semakin kencang dan keras juga gerakan mereka berdua.

Miao Yingdong menggigigit daun telinganya, lalu berkata, “Hamillah dan beri aku anak lagi!”

“Juga sudah sering melakukannya, kenapa dulu tidak bilang?” tanya Qiu Dongyue, “Mungkin sudah mengandung deh.”

Miao Yingdong pun menciumnya lagi.

Mereka berseks sangat sangat sangat lama. Ketika dia mau berdiri untuk menyusui anaknya, Miao Yingdong barulah kembali berbaring di ranjang.

Sikap Qiu Dongyue hari ini sangat menyakitinya, mengabaikannya begitu saja!

Sengaja mengabaikannya? Atau karena punya anak jadi lupa suami?

Satu minggu kemudian, Qiu Dongyue mulai muntah lagi dan dia merasa kalau dia benar-benar hamil lagi.

Anak pertama belum sampai satu tahun, sudah akan ada lagi.

Qiu Dongyue sangat kesal sekali dengan Miao Yingdong.

Dia sangat tidak senang sekali karena setiap hari selalu saja muntah-muntah sampai wajahnya pucat.

Miao Yingdong telah membeli sebuah vila di sebelah Nan Liyuan, anak-anak dari dua keluarga itu selalu bermain bersama sejak kecil.

Tetapi ketika kandungan Qiu Dongyue berusia empat bulan, dokter mengatakan kepadanya kalau bayinya adalah bayi laki-laki, masih saja laki-laki.

Miao Yingdong benar-benar putus asa!

Beharap apa, datangnya apa!

Hari itu, Miao Yingdong dan Qiu Dongyue datang ke rumah Xu Qian untuk makan bersama.

Miao Yingdong menceritakan mengenai anak kedua yang juga adalah bayi laki-laki kepada Xu Qian.

Xu Qian pun tertawa terbahak-bahak mendengar itu. Dia tertawa dengan begitu puasnya seperti terakhir kali dulu, dia menepuk meja sambil tertawa dan berkata, “Bagaimana kalau yang ini diberi nama Shuangxi? Yang artinya kebahagiaan ganda yang segera datang. Merayakan kedua kalinya kamu tidak mendapatkan anak perempuan, apa lagi kalian berdua lahir di hari kemerdekaan nasional.

Dia adalah ibu mertua. Dia berharap memiliki lebih banyak anak laki-laki untuk mewarisi bisnis keluarga. Tapi melihat sosok Miao Yingdong yang tenang, dia tidak terus berbicara tentang Shuangxi ini.

Sebaliknya, Miao Zhengtao berkata, "Shuangxi? Nama yang lumayan bagus. Dulu waktu kita kecil, banyak sekali orang yang dipanggil dengan nama Shuanxi!”

“Apa jangan-jangan ketika kalian masih kecil, banyak juga yang diberi nama Zhaodi? Tanya Miao Yingdong mengerutkan keningnya, dan tampak tak berdaya.

“Ada. Bahkan juga ada yang namanya Zhaodi.” Kata Miao Zhengtao.

Xu Qian menepuk meja lagi dan tertawa tidak karuan..

Di dalam mobil, Qiu Dongyue tidak mengatakan sepatah kata pun, dia merasa bahwa dia sangat menyesal dan merasa bersalah kepada Miao Yingdong.

Meski itu bibit telur Miao Yingdong, bagaimanapun juga bayi-bayi itu lahir dari perutnya.

"Maaf, aku tidak bisa memberimu anak perempuan!"

"Tidak apa aku sudah bisa menerimanya! Bagaimana pun itu adalah bibit telur milikku sendiri, aku tidak bisa apa-apa.” kata Miao Yingdong memiringkan kepalanya.

Qiu Dongyue berkata dalam hati, baguslah kalau kamu sendiri menyadari dan tahu itu.

Hari itu, Qiu Dongyue berbaring di sofa dan menjadikan paha Miao Yingdong sebagai bantalnya karena merasa tidak enak badan.

Miao Yingdong melihat Miao Guoqing yang merangkak di lantai.

“Miao Guoqing, ayo kesini.” Miao Yingdong melambaikan tangannya ke arah Miao Guoqing.

Miao Guoqing pun menghampirinya dengan jalan tertatih-tatih karena baru bisa berjalan.

Begitu sudah sampai di depan Miao Yingdong. Dia pun tersenyum dan memanggil, “Ayah.”

“Ibu memberikanku satu adik lagi, mau tidak?” tanya Miao Yingdong.

Miao Guoqing mengangguk.

Miao Yingdong pun menepuk keningnya sendiri, lalu bergumam, “Kamu yang anak pertama tidak menolak sama sekali ya!”

Dia benar-benar gelisah dan khawatir sekali.

“Jika kamu tidak mau, setelah anak kedua lahir. Kita tidak usah punya anak lagi, oke?” tanya Qiu Dongyue.

“Dua tahun lagi baru coba hamil lagi.” kata Miao Yingdong.

Walaupun dirinya sendiri begitu dingin, walaupun dia sangat terganggu dengan keributan dan kebisingan anak-anak tapi ada semacam perasaan yang resah dalam kebahagiaan itu. Dia merasa jenis kelamin dari anak-anaknya yang belum lengkap, jika punya satu saja anak perempuan maka akan jadi lebih sempurna!

Ketika Qiu Dongyue melahirkan anak laki-laki lagi, hampir semua orang tidak merasa aneh melihat ini.

Miao Yingdong terus menundukkan kepalanya dan memegang keningnya yang berkerut.

“Kakak, jangan tidak tahu bersyukur ketika mendapatkan berkat. Banyak sekali orang yang ingin punya anak laki-laki tapi masih saja tidak bisa mempunyainya.” Bujuk Weiheng.

Dia tahu suasana hati Miao Yingdong ketika tidak punya anak perempuan sama saja ketika tidak punya anak laki-laki.

Nama untuk anak keduanya, Miao Yingdong sudah mendapatkannya. Anak keduanya bernama Miao Jinyi, nama kecilnya adalah Shuangxi jadi biasanya mereka akan memanggil Miao Shuangxi.

Setelah Miao Yingdong memiliki Shuangxi, dia pun ganti vila yang lebih besar lagi di samping Nan Liyuan.

Dia sangat terganggu dengan kebisingan yang dibuat oleh dua anak laki-lakinya. Dia sangat pandai, dia ganti vila dengan alasan, satu, jika anaknya banyak nanti rumahnya itu tidak cukup. Kedua, tidak mau selalu dibisingkan sendiri oleh anak-anaknya. Dia pindah di sebelah rumah Nan Liyuan, jadi lima anak dari dua keluarga itu akan pergi dan bermain ke rumah Nan Liyuan sehingga saat itu dia bisa sendirian dengan tenang.

Trik ini benar-benar berhasil.

Lima anak itusering sekali bermain bersama.

Miao Yingdong kadang-kadang mendapatkan suasana yang begitu tenang dan hening.

Jika tidak begitu, dua anak laki-lakinya itu bisa-bisa membuat atap rumah rusak saking bisingnya.

Selama keluar dari rumah, mereka baru akan pergi berempat. Membawa dua anak laki-laki yang begitu tampan sehingga membuat iri orang yang melihat.

Miao Yingdong sering memakai kacamata hitam saat bepergian, dan dua anak laki-lakinya berada di kedua sisinya. Dua anak laki-laki itu tampaknya sangat mirip dengan ibu mereka. Ketika mereka bertemu Miao Yingdong, mereka tertawa, seolah-olah Miao Yingdong memiliki aura idola yang memukau.

Miao Yingdong tidak terlalu mengurus atau mengasuh anak-anak, itu semuanya diurus oleh Qiu Dongyue. Qiu Dongyue sangat bagus dan baik sekali mengasuh dan mengatur dua anaknya. Selama Qiu Dongyue bilang apa, maka dua anak laki-lakinya itu tidak akan berani mengatakan yang lain. Walaupun kadang ribut tapi mereka sangat berpendidikan dan berbudaya.

Miao Yingdong cukup santai dalam pengasuhan anak-anak itu. Nan Liyuan sering datang ke rumahnya untuk bermain catur dan mengobrol.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu