Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 188 Benci

Gu Mingcheng kembali ke Fengcheng Internasional, dan ternyata benar Jiang Shutong tidak ada di rumah, seluruh rumah kosong hampa, seolah-olah meneriakkan: “Aku pergi, jangan cari aku!”

Gu Mingcheng duduk merokok di sofa, asap tebal menutupi wajahnya.

Dia menyipitkan mata, memikirkan masalah ini: Jika Jiang Shutong tidak mengetahui kebenarannya, dengan kabar yang dia sebarkan, Jiang Shutong pasti akan curiga, pasti akan menanyainya apakah kakek pada tahun itu melakukan hal ini, tetapi sekarang, dia tidak menunggu penjelasan dari Gu Mingcheng, pergi begitu saja, satu-satunya penjelasan adalah: Dia sudah tahu kebenarannya, jika membandingkan kedua hal ini, akan membuat Gu Mingcheng sangat kejam.

Tetapi bagaimana dia mengetahuinya?

Kenapa dia yang sudah mengetahui kebenarannya, masih bisa bertindak seperti tidak terjadi apa-apa.

Seberapa besar kepercayaan dan cinta yang dibutuhkan, agar bisa memaafkan tindakan keluarga Gu kepada keluarga mereka?

Setelah selembar ini terekspos, kesabaran terakhir dalam hatinya runtuh.

Tampaknya kebersamaan dia dengan Jiang Shutong tidak pernah berjalan mulus sepanjang waktu, selalu ada berbagai rintangan.

Apakah ini takdir?

Sekretaris menelepon, mengatakan telah menemukan perkembangan terbaru dari masalah ini.

Gu Mingcheng memintanya mengirimkan bukti ke Fengcheng Internasional.

Setelah sekretaris mengirimnya, dia pergi.

Gu Mingcheng menonton video di TV.

Dia menemukan seseorang, setiap hari pergi ke tempat pembuangan sampah Fengcheng Internasional mencari sampah, sudah sebulan lebih seperti ini, dalam waktu lama ini, tampaknya dia sudah berpengalaman, hingga tahu mana sampah yang dibuang dari kantor Gu Mingcheng.

Orang ini melakukan ini, seperti menunggu sebuah celah, setelah masalah Ye Xia terekspos.

Ternyata benar, dia menunggu sebuah kesempatan emas, selembar kertas yang ditulus sendiri oleh Gu Mingcheng, bahkan ada cap Fengcheng Internasional dibelakangnya.

Orang itu tidak lain adalah Jiang Yuwei.

Gu Mingcheng tersenyum pahit atas kecerobohannya, mungkin Tuhan ingin menghukumnya, memperbesar keegoisan di hatinya, seolah-olah dia tidak bisa menyembunyikan keegoisan ini dari Jiang Shutong, dia harus jujur di depan Jiang Shutong.

Sekarang seluruh orang didunia mengira Lu Hai yang membuat Ye Xia seperti ini.

Atau mungkin hanya Jiang Shutong yang tahu, masalah ini tidak seperti ini.

Dia menelepon Jiang Shutong, dan teleponnya dimatikan.

Dia sangat marah, setiap kali ada masalah Jiang Shutong pasti bersembunyi, tidak mengatakan apa-apa.

Dia “Pong” membanting teleponnya ke TV, hingga TV-nya rusak dan teleponnya juga hancur.

Sialan!

Jiang Shutong membencinya, kenapa dia tidak boleh membenci Jiang Shutong?

Kenapa kesempatan untuk menjelaskan juga tidak diberikan kepadanya?

Bahkan jika dia memiliki temperamen yang baik, juga tidak tahan dengan perilaku Jiang Shutong yang menghilang tanpa kabar.

Dia menggunakan telepon Fengcheng Internasional menelepon sekretarisnya, “Habisi wanita ini.”

Sekretaris tertegun dan berkata: “Presdir, membunuh orang adalah tindakan melanggar hukum, meskipun kita dapat mencuci nama, tapi demi orang seperti ini, itu tidak layak!”

Sekretaris juga melihat videonya, dia tahu yang disebut Presdir “Wanita itu”.

“Aku tidak menyuruhmu membunuhnya, buat dia meninggalkan kota Hai, terkait caranya, kamu pikirkan sendiri, aku tidak ingin melihatnya. Aku tidak ingin mengungkit wanita ini.”ucap Gu Mingcheng lalu mematikan telepon.

Yang marah pada masalah ini tidak hanya Jiang Shutong, melainkan dirinya juga, dia adalah korban, atas dasar apa wanita itu tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan dan pergi begitu saja? Dia cukup marah dengan kepergian Jiang Shutong yang begitu saja.

Sesuka hati mau melakukan apa saja.

Dia membanting rusak teleponnya, dan tidak pergi memperbaikinya, jika Jiang Shutong bisa menelepon maka teleponlah, jika tidak maka sudahlah!

Untuk pertama kalinya Gu Mingcheng sangat marah.

Dia ingin menunggu Jiang Shutong inisiatif kembali sendiri.

Menulis surat itu adalah kesalahannya, tetapi pergi begitu saja adalah kesalahan dia.

Apakah Jiang Shutong tidak mengerti dirinya?

Jiang Shutong terus menangis di pesawat, dia tidak tahu teleponnya terjatuh dibawah tempat duduk, dia sedikit menyesal keluar negeri dan ingin kembali.

Sesampai di Benin, ketika naik taksi di bandara, dia baru menyadari teleponnya hilang.

Karena terburu-buru, ketika sampai di bandara dia tidak sempat menyewa WIFI, kemudian baru menyadari teleponnya hilang.

Dia sedikit tertegun, tampaknya Tuhan sengaja tidak membiarkan dia dan Gu Mingcheng bersama.

Awalnya kepergian dia kali ini untuk menghindari wartawan, tetapi karena teleponnya hilang, dia merasa sedikit kehilangan.

Sesampai di hotel, dia ingin muntah, tetapi karena tidak familiar dengan rumah sakit disini, dia hanya bisa menahannya, dan berbaring di tempat tidur.

Untuk saat ini Jiang Shutong tidak berencana membeli hp baru, begitu berhubungan dengan China, itu pasti tentang pemberitaannya, dia kesal.

Masalah yang dilakukan Gu Mingcheng, dia sendiri pasti tahu batasan, untuk sementara dia tidak ingin menghubungi Gu Mingcheng.

Dia tidur di tempat tidur selama beberapa hari, tidak bisa makan, malam tidak bisa tidur nyenyak, suasana hatinya sangat tidak baik.

……

Gu Mingcheng mencari kegiatan lain agar tidak mengingat Jiang Shutong.

Dari Rumah Sakit Zhu Yun, dia mencari psikiater untuk mengobati Ye Xia, pikirannya untuk sementara harus pergi dari Jiang Shutong.

Untuk sementara dia tidak mengganti teleponnya, dia merasa dirinya perlu untuk tenang sesaat, dia juga tidak pergi mencari Jiang Shutong, Jiang Shutong sudah bukan anak berusia tiga tahun lagi, jika dia berani meninggalkan rumah, seharusnya bisa menanggung akibat dari meninggalkan rumah.

Emosinya tidak begitu bagus!

Dari rumah sakit dia membawa seorang dokter ke rumah mengobati penyakit Ye Xia, kebetulan terlihat oleh Jiang Linian.

Kebetulan hari ini Jiang Shutong menelepon Jiang Linian, mengatakan dia ingin pulang, dia merasa dirinya diluar negeri seorang diri sangat kesepian, dia ingin pulang dan berbicara dengan Gu Mingcheng, dia merasa kepergiannya yang begitu saja adalah salah!

Jiang Linian marah berkata kepadanya, “Sekarang wartawan masih ada di depan pintu! Terlebih, kamu tidak perlu memikirkan Gu Mingcheng, dua hari ini aku terus mengikutinya, hari ini dia baru saja membawa seorang wanita cantik, pulang ke Villa, pria seperti ini, untuk apa kamu memikirkannya? Dari awal sudah aku bilang, dia sedang mempermainkanmu, mempermainkamu, kamu tidak percaya!”

Jiang Shutong menelepon dari telepon umum di pinggir jalan, saat ini Benin sedang hujan deras.

Jiang Shutong berdiri bengong didalam telepon umum.

Benin adalah sebuah negara yang sangat aneh, arsitekturnya mirip dengan kebanyakan negara Afrika, rendah dan luas, tidak seperti Cina, ada orang kulit hitam di mana-mana, Jiang Shutong terlihat sangat istimewa di negara ini, karena dia termasuk minoritas.

Jiang Shutong menelepon nomor Gu Mingcheng, tetapi teleponnya dimatikan.

Ada banyak arti dari mematikan telepon: Gu Mingcheng yang seorang pengusaha, jarang sekali dia mematikan telepon. Saat ini dia mematikan telepon, dan itu mengandung beberapa arti: Tidak ingin diganggu oleh wartawan, tidak ingin berhubungan dengan masalah ini, dan tidak ingin Jiang Shutong mencarinya.

Dia juga tidak akan mencari Jiang Shutong.

Jiang Shutong menundukkan kepala dan tersenyum: Dia sendiri yang memikirkan dirinya terlalu penting.

Atau mungkin dia yang membawa seorang wanita cantik, tidak sekotor pemikiran ayahnya, tetapi setidaknya itu membuktikan, sekarang dia sedang melakukan hal lain.

Dia yang berpikir terlalu banyak, dan dia bukan satu-satunya milik Gu Mingcheng.

Beberapa hari ini, Jiang Shutong menelepon Gu Mingcheng, dan teleponnya terus dimatikan, Jiang Shutong tiba-tiba merasa tidak ingin pulang.

Dia ingin pergi kenegera yang tidak ada dirinya, hidup bersama dengannya cukup melelahkan.

Selalu mengkhawatirkan ini, mengkhawatirkan itu, Tuhan sepertinya tidak pernah membiarkan mereka berdua berhenti, jika tidak menghadapi masalah ini, maka akan menghadapi masalah lain.

Saat ini, hatinya merasa lega.

Dia kembali ke hotel, meletakkan tangan diatas peta dunia, lalu menutup mata memilih secara acak dan pergi ke negera manapun yang dia pilih, dia menyerahkan nasibnya pada peta.

Tangannya terus meraba peta dunia tanpa henti, dan akhirnya, dia meraba-raba satu negara —— Jerman.

Kota ini sangat bersih —— Frankfurt.

Jiang Shutong mengajukan permohonan visa ke Jerman, tidak lama, dia berangkat ke Frankfurt.

Meninggalkan hari-harinya, membuat hati Jiang Shutong merasa sangat tenang seperti air, atau mungkin hatinya seperti genangan air tidak ada kehidupan.

Tidak ada yang bisa mengejutkannya.

……

Villa di pegunungan.

Psikiater mengobati Ye Xia, pengobatan penyakit seperti ini membutuhkan waktu yang lebih lama, terlebih ini adalah pengobatan pertama Ye Xia.

Psikolog mengajukan banyak pertanyaan kepadanya, dia selalu mengangguk atau menggeleng.

Psikiater menghadap Gu Mingcheng, “Presdir Gu!”

Gu Mingcheng merokok dengan ganas, terbengong, tidak mendengarkan apa-apa.

Psikiater memanggil “Presdir Gu” lagi, dia baru sadar, “Ada apa?”

“Penyakit nyonya, tidak mudah diobati, terlebih ini sudah terlalu lama, nyonya seorang diri, tidak ada yang berbicara dengannya, ingin menyuruhnya berbicara, itu sangat sulit.”ucap Psikiater kepada Gu Mingcheng, melihat Gu Mingcheng linglung.

Bagi Psikiater, dari awal Gu Mingcheng sudah menduganya.

“Apakah bisa disembuhkan?”tanya Gu Mingcheng memainkan abu rokok, lalu menyentil abu itu ke dalam asbak.

“Seharusnya bisa, akan aku mencobanya, kesadaran Nyonya tidak ada masalah. Seharusnya masih ada harapan untuk diobati, mungkin memerlukan waktu yang lebih lama.”ucap psikiater sopan, yang tampak seperti orang baik, dan dari keluarga yang berpendidikan.

“Jika begitu tolong merepotkanmu——”ucap Gu Mingcheng seolah ingin mengingat nama psikiater ini, tetapi bagaimanapun tidak bisa mengingatnya, dia sedikit mengerutkan kening.

Psikiater itu tersenyum, “Qu, panggil aku Xiao Qu saja.”

“Terima kasih dokter Qu.”ucap Gu Mingcheng mengantar dokter Qu keluar.

Beberapa hari yang lalu dia terus marah, marah akan kepergian Jiang Shutong, sekarang dia mulai merindukannya, merindukannya hingga gila, setelah amarahnya reda itu baru pemikiran yang sebenarnya, hari-hari tanpa dirinya, seolah membuat jiwanya telah dibawa pergi oleh wanita itu.

Dia menyuruh sekretaris membelikan hp baru, mengganti kartu, dan menyadari tidak ada satu pesanpun, ada beberapa telepon dari nomor tidak dikenal, seharusnya mereka semua dari iklan.

Gu Mingcheng kesal melemparkan telepon kesamping.

Ketika pergi kerumah Jiang Linian, Jiang Linian tersenyum dingin, mengatakan dia tidak tahu Jiang Shutong pergi kemana, Presdir Gu saja dapat melakukan hal seperti ini, bisa dilihat dimana batas psikologisnya, Jiang Shutong sangat polos, dia tidak cocok bersama dengan Presdir Gu yang mulia dan memiliki pemikiran yang dalam.

Selain cemas, perasaan Gu Mingcheng kepada Jiang Shutong kebanyakan adalah benci, kebencian tidak berdaya dan kebencian berhati dingin.

……

Setelah Jiang Shutong mengatakan kepada Jiang Linian dia berada di Jerman, Jiang Linian berkata, bagus, cari orang baik disana dan menikah, orang China juga boleh, orang Jerman juga boleh, mereka tidak akan tahu masa lalumu, kamu sangat cantik, sifatmu baik, mencari seseorang yang mencintaimu seharusnya tidak sulit.

Ternyata dimata ayahnya, masa lalu Jiang Shutong begitu memalukan.

Jiang Shutong menjawab “Hm” “Hm”, setelah selesai telepon, dia baru menyadari dirinya menangis.

Dia sendiri juga tidak tahu, apa yang dia tangisi?

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu