Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 119 Marah Pada Dirinya (2)

“Aku tidak percaya pada diriku sendiri!” dia berkata di telinga Jiang Shutong, “Aku takut mencintaimu dan kamu tidak ada rasa padaku.”

Ternyata seorang Presdir yang harga dirinya tinggi, juga ada saatnya tidak percaya diri ya?

Tapi sebagai pacar pertama Jiang Shutong dan juga satu-satunya pria yang pernah singgah di hati Jiang Shutong, kenapa dia bisa merasa rendah diri?

Untuk sesaat emosi Jiang Shutong mulai reda, dan sebelumnya ketika Gu Mingcheng menjemput dirinya keluar dari penjara, dia pernah mengucapkan kata, “pacarmu”, jadi apakah benar dia mengakui kalau dia adalah pacar Jiang Shutong?

Dia mengusap rambut Gu Mingcheng dengan lembut, lalu mendekap kepalanya di dada, memberinya kelembutan, di sisi Jiang Shutong, dia bukan lagi seorang Presdir yang posisinya tinggi, dia lembut dan lemah.

Kelemahannya adalah Jiang Shutong.

Dan sekarang ini Gu Mingcheng sangat berhati-hati dalam memperlakukan kelemahannya, dia khawatir kalau Jiang Shutong marah dan tidak menghiraukannya, bahkan takut kalau ----

Karena dalam kehidupannya telah bertambah seorang Jiang Shutong, jadi dia mulai khawatir dan takut akan segala hal.

Putus dan sambung, semuanya itu karena dia peduli.

Gu mingcheng bangun, dia mengambil mangkuk sup dan memberikannya pada Jiang Shutong.

Dalam sekejap Jiang Shutong memeluk pinggangnya dengan erat dan dia menangis terisak-isak dengan nada memohon serta bersikap manja.

Dia sangat jarang memanggilnya “Mingcheng”, selama mereka berhubungan sekian lama, hanya pada saat dia sedang mengigau di tempat tidur, bkali ini dia memanggil namanya, “Mingcheng, mingcheng---jangan tinggalkan aku.”

Dan sekarang dia memanggilnya dengan begitu alami, apakah ini karena mereka berdua sudah semakin dekat?

Gu mingcheng mengelus kepala Jiang Shutong, “Dasar bodoh! Aku tidak akan meninggalkanmu.”

Air mata Jiang Shutong terus bercucuran hingga membasahi kemeja Gu mingcheng, “yang aku maksud adalah selamanya!”

“Aku kan tidak bilang sementara ini.”

Sebenarnya sebentar lagi dia harus pergi, hanya saja kalau dia sudah berjanji maka Jiang Shutong pun puas!

Karena sudah beberapa hari di penjara maka Jiang Shutong ingin mandi dan membersihkan dirinya, kemudian Gu Mingcheng membelikan makan untuk dirinya, dan setelah makan dia pun pergi tidur.

Jiang Shutong tidur sampai seharian penuh, karena selain beban di hatinya sudah terangkat hatinya juga sudah lega sehingga dia bisa tidur dengan nyenyak, ketika dia terbangun, Gu Mingcheng tidak ada ditempat, dan Jiang Shutong meneleponnya tapi tidak diangkat.

Dia mungkin berada di lantai bawah kantor cabangnya, tebak Jiang Shutong.

Kemudian dia pergi ke kantor cabangnya.

Resepsionis di kantornya bertanya, “Maaf, anda ini ----“

“Aku adalah Jiang Shutong.” Dia tahu kalau pegawai di kantor cabang tidak mengenali dirinya, meskipun dia pernah tinggal di apartemen ini tapi dia sama sekali tidak pernah datang ke kantor cabangnya.

“Nona Jiang, Presdir sedang meeting, anda bisa menunggu di kantornya, silakan ikut dengan saya.” Sambil berbicara, sekretarisnya membawa Jiang Shutong ke ruangan kantor Gu Mingcheng.

Ketika berjalan melewati ruang meeting, Jiang Shutong baru sadar kalau sekat ruang meetingnya terbuat dari kaca, Gu mingcheng duduk di ujung meja meeting, posisinya membelakangi Jiang Shutong, sedangkan semua orang menghadap ke arah Gu Mingcheng, dan otomatis juga melihat Jiang Shutong yang sedang berdiri diluar ruangan, dan semua orang pun ikut melihat ke arah Jiang Shutong.

Sepertinya Gu Mingcheng menyadari sesuatu, kemudian dia menoleh dan melihat Jiang Shutong

Jiang Shutong tersenyum ke arah Gu Mingcheng, lalu berjalan masuk ke kantornya.

Gu Mingcheng memalingkan kepalanya dan meneruskan meeting.

Setelah sekretarisnya menuangkan segelas teh untuk Jiang Shutong, dia pun pergi keluar.

Ini adalah pertama kalinya dia datang ke kantornya Gu Mingcheng, dan desain kantornya tidak sama dengan kantor di kota Hai, disini kantornya berukuran lebih kecil, juga tidak ada ruang istirahat,

Belum habis tehnya, tiba-tiba Gu Mingcheng masuk ke ruangan dan bertanya pada Jiang Shutong : “Sudah bangun ya?”

Jiang Shutong menganggukkan kepala, hari ini dia merasa sangat gembira karena sudah melewati masa-masa menderita di dalam penjara, dan Gu Mingcheng yang menyelamatkan dirinya, ditambah lagi sepertinya hubungan mereka berdua sudah membaik, maka bisa dibilang ini adalah kebahagiaan yang berlipat dua untuk Jiang Shutong.

Baru saja berbicara dua patah kata, Jiang Shutong mendadak ingin ke toilet jadi pembicaraan mereka sementara terputus.

Ketika dia kembali ke ruangan, tepat ketika dia sedang mendorong pintu dia mendengar pembicaraan antara Gu Mingcheng dengan sekretarisnya : “Bukankah sudah kubilang kalau Nona Jiang datang, maka diam-diam antarkan dia ke dalam kantorku?”

Kata-kata Gu Mingcheng tajam menusuk, membuat hati Jiang Shutong tersentak, apa maksudnya? Apa karena dia tidak pantas menemui orang?

Yang tadinya dia gembira mendadak menjadi sedih, sepertinya hanya dia seorang diri yang gembira!

Sekretarisnya tidak berani membantah Gu Mingcheng, jadi dia hanya mengucap sepatah kata dengan penuh penyesalan, “Presdir Gu!”

“Sudahlah, sana pergi.”

Jiang Shutong bergegas mencari tempat untuk bersembunyi, dia berusaha menahan air matanya supaya tidak menetes.

Setelah sekretarisnya pergi, Jiang Shutong menenangkan perasaannya baru kemudian masuk ke kantor Gu Mingcheng.

“Mau makan apa?” Gu Mingcheng berdiri, dia sudah mau pergi.

“Terserah, makan apa saja boleh, yang penting kita bersama.” Jiang Shutong menatap ke dalam mata Gu Mingcheng.

Jadi begitulah adanya, Jiang Shutong ingin supaya dia bisa mengerti perasaannya lebih jauh, juga berharap dia bisa membalas perasaannya, namun kelihatannya dia tidak seperti itu.

Dini hari tadi, Gu Mingcheng mengeluarkan sisi kelemahannya dan membuat Jiang Shutong menangis, namun sekarang ini sudah berkurang banyak.

Dia tidak mengerti isi hati Gu mingcheng, tepat pada saat dia mengira jarak antara dia dengan dirinya mulai dekat, tanpa disadari dia pun berjalan menjauh.

Gu Mingcheng tidak berkata apapun, dia hanya menggandeng tangan Jiang Shutong kemudian pergi.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu