Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 254 Dikehidupan Yang Selanjutnya Masih Tetap Akan Menjadi Ayah Ken

Air mata Xiao Qu mengalir, ini bukanlah pertama kalinya ia menghadapi orang dengan sakit asma, tetapi sebagai pendamping untuk pertolongan pertama, ini adalah pertama kalinya, ia agak sedikit kebingungan apa yang harus dilakukan.

“Jangan menangis, jangan menangis!” Adam dengan suaranya yang pelan dan lemah memberitahunya, “Dua langkah, pertama telepon ke Jiang Shutong, suruh dia untuk mengirimkan obat Ken kemari, kedua, antarkan aku ke Rumah Sakit.”

Asma penyakit ini, yang paling membahayakan adalah kata terlambat, menggunakan obat penyemprot adalah cara yang bisa mendapatkan hasil paling cepat, terlebih hasil dari obat penyemprot Adam sangatlah efektif.

Xiao Qu menangis sambil menangguk-anggukkan kepalanya, menelepon ke Rumah Sakit International tempat Adam bekerja, saat menunggu, ia kembali menelepon Jiang Shutong, semuanya dilakukannya satu per satu secara berurutan, tetapi ini tidak membuktikan bahwa dalam hatinya ia tidak panik.

Menelepon ke Jiang Shutong, tetapi tidak ada yang menjawabnya, kemudian ia menelepon ke Gu Mingcheng, tidak ada orang yang menjawab juga.

Dalam hati Xiao Qu ia benar-benar panik, seperti semut yang berada diatas kompor panas, apa yang sedang dilakukan kedua orang ini?

Pada saat yang bersamaan, Jiang Shutong sedang berada dibawah tubuh Gu Mingcheng, HP keduanya berada dilantai bawah, pembantunya berada dilantai bawah menjaga Ken, pembantunya pun mendengar suara HP nya berdering, tetapi ia tahu kedua tuan rumahnya sedang berbuat apa dilantai atas, karenanya, ia pun tidak mengganggu mereka.

Detak jantung Jiang Shutong berdetak cepat, ia terbaring diatas kasur, berusaha mengendalikan dan menetralkan perasaannya.

Gu Mingcheng lengket dengan tubuh Jiang Shutong, berbaring diatas ranjang, mengelus lembut tangan telanjang Jiang Shutong.

Mungkin tadi berlebihan menggunakan kekuatannya, tenggorokan Gu Mingcheng terasa gatal. Selesai mempermainkan Jiang Shutong, ia terbatuk sedikit, tangannya diletakkan diujung bibirnya sendiri.

Tetapi batukan ini, sepertinya membuat tenggorokannya semakin gatal, ia terbatuk-batuk semakin menjadi-jadi.

Jiang Shutong yang awalnya menyipitkan matanya, menutup matanya untuk menenangkan diri, mendengar suara batuk ini, ia membuka kedua matanya, tubuhnya perlahan diputarnya menghadap kearah Gu Mingcheng, “Tidak nyaman?”

Ini mulanya hanyalah sekedar pergerakan tanpa maksud Gu Mingcheng, melihat Jiang Shutong yang begitu perhatian dengan dirinya, kalau begitu lanjutkan saja.

Gu Mingcheng kembali terbatuk-batuk, berpura-pura batuk dengan menjadi-jadi, dengan suara serak-serak menjawab “En” sekata.

Jiang Shutong membalik badan menghadap kearahnya.

Tatapan mata Gu Mingcheng juga menatap dirinya.

Pandangan mata penuh cinta yang menggebu-gebu, Jiang Shutong dapat melihat dirinya sendiri dari matanya, khawatir, peduli. Dari pandangan matanya ia juga dapat Gu Mingcheng yang berbeda dengan Gu Mingcheng dihadapan orang lain.

Gu Mingcheng adalah miliknya.

Ia pun juga sudah menjadi milik Gu Mingcheng.

Jiang Shutong bertelanjang badan turun dari ranjang menuju ke lemari baju untuk mengambil selembar baju tidur miliknya, karena gaun tidurnya mudah menimbulkan maksud ambigu, ia tidak menggunakannya lagi. Ia mengganti dengan selembar baju tidur panjang berbahan murni katun, kemudian turun kelantai bawah.

Jiang Shutong pergi membolak-balik kotak obat, sepertinya tidak menemukan apa-apa, pembantu datang bertanya padanya apa yang sedang dicarinya, Ia menjawab Presdir Gu batuk, tidak tahu obat apa yang harus diminum. Mungkin karena diluar merokok, ditambah lagi mungkin karena tadi terlalu tidak memperhatikan diri dan kemungkinan masuk angin.

Tetapi, alasan kedua tidak mungkin ia katakan kepada pembantunya, hanya sekalimat, “masuk angin.”

Sesuai dengan perkataan Jiang Shutong, pembantunya mencari beberapa obat-obatan tradisional China dari dalam kotak obat, obat-obatan ini adalah obat-obatan yang memang dipersiapkan oleh pembantunya untuk Gu Mingcheng, semua adalah obat rumput tradisional China. Saat digunakan, hanya perlu dimasak sebentar sudah bisa, karena sebelumnya juga kadang-kadang akan batuk, tetapi sekarang sudah sangat jarang sekali karena Gu Mingcheng sekarang secara keseluruhan sudah tidak batuk-batuk lagi, tidak merokok benar-benar sangat efektif.

Jiang Shutong menggunakan baju tidurnya berjalan ke dapur.

Setelah menyalakan api, ia baru menyadari kedua kakinya terasa sangat lemah, berdiri melihat api biru didepannya, saat terdengar suara “chi chi”, sepasang kakinya bergetar sebentar, tadi dibuat Gu Mingcheng berada dalam posisi bawah, bertahan hingga lebih dari satu jam.

Ia benar-benar lelah!

Setelah selesai memanasi obat, Jiang Shutong menyajikan obatnya dan juga air kekamar tidur Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng sudah mengenakan bajunya kembali, baju yang sangat kerumahan.

Keduanya berdiri bersama-sama, meninggalkan kesan “berantakan”, kamarnya penuh dengan bau mereka, keduanya benar-benar baru saja bangun dari ranjangnya.

“Minum obat!” Jiang Shutong meletakkan obatnya diatas lemari didekat ranjang kepala.

Gu Mingcheng duduk diatas ranjang, salah satu kakinya bertumpu diatas kakinya yang satu lagi, sambil menggoda, tertawa bercanda, melihat sekilas ke obat didalam mangkok, kemudian melihat melihat sebentar Jiang Shutong yang berdiri dihadapannya.

Dalam sekali hentakan ia menarik Jiang Shutong kemari, membuatnya terduduk diatas pangkuan kakinya, berkata, “Begitu perhatiannya padaku? Kenapa aku tidak melihatnya lebih awal? Jika tahu kamu seperti ini, aku seharusnya batuk lebih banyak lagi!”

Jiang Shutong dengan tatapan mata penuh kebingungan melihat kearahnya, “Kamu tadi itu sengaja?”

Tangan Gu Mingcheng memeluk pinggang Jiang Shutong, tangannya diujung bibirnya, kembali batuk sekali.

Meskipun suara batuk Gu Mingcheng terdengar sangat nyata, tetapi Jiang Shutong tetap merasa dirinya tertipu, ia mengerutkan dahinya dengan serius.

Tangannya turun dari leher Gu Mingcheng, berdiri dan kemudian mengambil mangkok obatnya dan berjalan kearah kamar mandi, ia membuang seluruh obatnya kedalam mangkok toilet, juga sekaligus membuang air kedalam mangkok toilet itu, sebenarnya tidak perlu membuang air itu kedalam, tetapi dia terlalu emosi.

Gu Mingcheng berdiri dan mengikutinya, melihat gerak-geriknya.

Gu Mingcheng melipat kedua tangannya berdiri didepan pintu toilet, melihat bayangan punggung Jiang Shutong, melihat rambut panjangnya.

Bergelombang dan mempesona, ia membungkukkan badannya untuk membuang obat, terkadang akan terlihat bagian depan wajahnya.

“Tidak terlihat, emosimu masih cukup besar!” kata Gu Mingcheng.

Hanya karena hal sepele darinya, ia sudah emosi menjadi seperti ini.

Saat Jiang Shutong mengambil mangkuk dan berbalik, matanya dipenuhi dengan air mata, dengan keras kepalanya melihat kearah Gu Mingcheng, dengan kepalanya menghadap kearah yang lain, tatapan matanya menyiratkan kebencian, kebencian yang sangat dalam.

“Kenapa?” tangan Gu Mingcheng menyentuh wajah Jiang Shutong sambil bertanya.

Nada bicaranya sangat lembut.

Jiang Shutong dalam sekali hentakan membuang tangannya, dengan eskpresi muka yang seakan-akan benar-benar tidak ingin melihatnya.

Memang benar wanita adalah makhluk hidup yang susah untuk ditebak, baru saja diatas ranjang keduanya saling menempel hingga tidak dapat saling terlepaskan, meskipun Jiang Shutong agak sedikit malu-malu, tetapi Gu Mingcheng menyukai malu-malunya, dia dapat melihat bahwa dalam hati Jiang Shutong, sebenarnya ia sangat menyukainya.

Tidak beberapa saat, kembali berubah menjadi seperti ini.

“Lain kali kalau batuk memang batuk, tidak batuk jangan membohongiku! Membuatku khawatir kepadamu membuatmu sangat bahagia ya?” Jiang Shutong menatap tajam Gu Mingcheng dan mengucapkan kalimatnya, “Beberapa tahun yang lalu aku sudah berusaha membujukmu untuk berhenti merokok, berhenti, kamu sama sekali tidak pernah mendengar. Anakmu sekarang mempunyai penyakit asma, ini adalah ganjaranmu! Kamu sampai sekarang diluar masih sering merokok, aku membuatkan obat, ternyata kamu membohongiku! Menurutmu ini semua lucu? Jika lucu aku akan temani kamu untuk tetap bersandiwara, aku diperkosa oleh orang! Ini seru?”

Gu Mingcheng mengerutkan alisnya, tidak berbicara apa-apa, saat akan memeluk bahu Jiang Shutong, lagi-lagi ditolaknya!

Seorang Presdir besar Grup Mingcheng, hari ini merasakan rasa benci dari orang lain.

Benar-benar tidak nyaman.

Jika Jiang Shutong benar-benar diperkosa, ia akan memandikan pelakunya dengan darahnya dan membunuhnya dengan dengan tanpa belas kasihan.

Gu Mingcheng mengerutkan alisnya dengan serius, ia tidak dapat memahami Jiang Shutong. Di Jerman selama 4 tahun, saat ia di Fengcheng Internasional dengan memeluk bantal Jiang Shutong tidak bisa tertidur. Jiang Shutong yang berada di Jerman sering kali teringat akan batuknya, apakah membaik? Sering kali ia masuk dalam alam pikirnya sendiri, bersedih hati dan menangis!

Gu Mingcheng tidak mengerti, apakah arti dari suara batuknya terhadap seorang Jiang Shutong.

Kepala Jiang Shutong menghadap kesamping sebentar, meskipun toilet terlihat sangat besar, tetapi jika dibandingkan dengan ruangan kamar lainnya, tetaplah gelap.

Kemudian, Jiang Shutong kembali memutar kepala, dan berkata kepada Gu Mingcheng, “Kuharap, di kehidupan selanjutnya, kamu masih dapat kembali menjadi ayah Ken!”

Gu Mingcheng mengepalkan telapak tangannya erat-erat, tidak lama kemudian, dengan suara seraknyanya ia menjawab, “Ok!”

Dalam gelapnya ruangan, kalimat keduanya ini terdengar bagaikan kata-kata takdir mereka, seperti sebuah doa dan sumpah untuk kehidupan yang selanjutnya.

Dikehidupan selanjutnya, Gu Mingcheng tidak akan meninggalkannya, Jiang Shutong juga tidak akan meninggalkannya.

Tetapi roda kehidupan tetap berputar kedepan, mereka tidak mungkin tahu apa yang akan terjadi didepan perjalanan mereka, selamanya tidak akan pernah mengetahuinya.

Xiao Qu membawa Adam ke Rumah Sakit, sebagai seorang dokter, Adam mengetahui resiko terburuk dari penyakit ini adalah ———— kematian secara tiba-tiba.

Untung saja pertolongannya tepat waktu, bagaimanapun juga itu temannya di luar negeri.

Tetapi, karena tidak dengan segera menggunakan obat, mengakibatkan saluran pernapasannya mengalami kerusakan yang cukup dalam, dia sendiri mengetahui, tetapi, ia tidak mengatakannya kepada Xiao Qu.

Setelah berada didalam Rumah Sakit selama lebih dari 2 jam, ia akhirnya kembali sadar, Xiao Qu disampingnya menemani dirinya.

Jiang Shutong turun dari lantai atas kebawah, mengambil HPnya sendiri dan melihat telepon tidak terjawab dari Xiao Qu.

Gu Mingcheng juga mengambil HPnya dan melihat telepon tidak terjawab dari Xiao Qu.

Melihat waktu Xiao Qu menelepon, seharusnya karena Jiang Shutong tidak mengangkat telepon Xiao Qu baru kemudian ia menelepon kepadanya.

Jiang Shutong menelepon kembali ke Xiao Qu, bertanya padanya ada apa.

Xiao Qu baru saja mau menjelaskan apa yang terjadi pada Adam, Adam kemudian mengayun-ayunkan tangannya, membiarkannya tidak usah membicarakannya.

Karena resiko dari penyakit Asma jika tidak segera diberi pengobatan semprot, Adam mengetahuinya, Jiang Shutong juga mengetahuinya, ia tidak ingin membuat Jiang Shutong khawatir.

Telepon tidak dapat tersambung, Jiang Shutong tidak dapat memberikan obat kepada Adam membuat Xiao Qu dalam hati benar-benar tidak dapat menerimanya, benar-benar ingin memberitahukan hal ini kepada Jiang Shutong, tetapi pada akhirnya, karena gerakan tangan dari Adam, ia pun menghilangkan pemikiran ini, ia hanya bilang Adam rindu kepada Ken, ingin menyuruh Ken untuk datang melihatnya, tetapi harus besok.

Karena besok, Adam sudah keluar dari Rumah Sakit.

Disore harinya, Xiao Qu menemani Adam keluar dari Rumah Sakit.

Semakin lama waktu berlalu, semakin dalam perasaan itu, melihat sisi lemah dari seorang Adam juga adalah hal yang baik, perasaan tergerak Xiao Qu terhadap Adam, sejak saat itu, semakin lebih dalam lagi!

Ia mengantar Adam kembali kedalam apartmentnya sendiri, dimalam harinya ia membuatkan makan untuk Adam.

Saat Adam makan, ia masih tidak pergi.

“Duduk kemari dan makan bersama-sama?” kata Adam, suaranya tetap ringan dan lembut sepertinya, tidak ada sedikitpun pikiran egois pria wanita.

Xiao Qu kemudian duduk dan makan, setelah selesai makan, ia mencuci piring dengan perlahan-lahan, tidak ingin pulang.

Adam mulanya melihat Xiao Qu karena tidak ingin dirinya merusak Jiang Shutong dan Gu Mingcheng yang sedang bersama.

Adam sangat mengenal Jiang Shutong, mengetahui 4 tahun yang dilewati olehnya tidaklah mudah, Adam hanya berharap Jiang Shutong memiliki pasangan dan menikah dengan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng adalah seorang pria yang sangat kuat, tidak takut pada apapun, seharusnya ia tidak akan mengecewakan Jiang Shutong.

Xiao Qu mulanya memang memiliki niat untuk mengganggu hubungan Jiang Shutong dan Gu Mingcheng, tetapi, seperti sekarang tidak ada lagi.

Maksud hati Xiao Qu terhadap Adam, Adam tidak mengetahuinya.

Xiao Qu berkata dirinya tidak tenang membiarkan Adam seorang diri, ia ingin menemaninya.

Adam selama ini adalah seorang gentleman, ia tidak mengerti cara untuk menolak, ia tidak berkata boleh, juga tidak berkata tidak boleh.

Sudah pukul 9 malam, Adam melihat kearah jam tangannya, kemudian berkata, “Sudah saatnya kamu pergi!”

Xiao Qu mengatupkan mulutnya erat-erat, dengan tidak sabar ia berdiri dihadapan Adam, dibawah lampu berkelap-kelip, ia membuka bajunya sendiri, bahunya yang kecil dan kurus, kulitnya yang mulus bercahaya, dadanya yang tidak termasuk penuh dan tegas, semua terpampang jelas didepan Adam.

Seumur hidup ini bukannya Adam tidak pernah menemui wanita.

Mangkok dan sumpit tertata diatas meja makan, punggungnya bersandar kebelakang, bersandar hingga menempel kepunggung kursinya!

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu