Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 33 Apa Kau Marah Padaku?

Bab 33 Apa Kau Marah Padaku?

Gerakan Gu Mingcheng semakin lama semakin cepat, jeritan Jiang Shutong juga semakin lama semakin besar, setelah dia merasakan sesuatu mengalir masuk ke dalam tubuhnya, dia menjerit dengan keras.

Segera setelah itu, Gu Mingcheng merapikan baju Jiang Shutong lalu membalikkan tubuhnya kembali dan menggunakan mantelnya untuk membungkus tubuh Jiang Shutong.

Jiang Shutong terus mengeluarkan air mata, dia memukul bahu Gu Mingcheng dan berkata : "Aku mempunyai suami. Aku saat ini sudah berselingkuh, pagi ini ayahku baru saja memperingatkanku, tetapi sekarang kau malah berbuat seperti ini terhadapku!"

Dia menyalahkan Gu Mingcheng.

"Besok kau urus perceraianmu!" Gu Mingcheng berbicara terhadap wanita yang berada di pelukannya.

"Aku tidak mau bercerai!" Jiang Shutong berkata dengan marah.

"Jika kau tidak bercerai, maka nanti hal seperti ini akan terus terjadi!" Gu Mingcheng terlihat sedikit marah, dia memeluk tubuh Jiang Shutong dengan erat.

Jiang Shutong tahu maksud Gu Mingcheng dengan hal seperti ini adalah hal yang baru saja terjadi tadi, apakah dia tahu bercinta dengannya seperti ini membuat dia menanggung beban psikologis yang sangat berat?

"Kamu--" Jiang Shutong mengangkat kepalanya, dia menatap Gu Mingcheng dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan air mata.

"Bagi seorang wanita yang baik sebelum menikah maupun sesudah menikah hanya milik satu orang pria, apakah bercerai atau tidak masih ada perbedaannya?” Gu Mingcheng menundukkan kepalanya dan memandang wanita yang ada di pelukannya.

Ternyata dia benar-benar sudah tahu kalau sesudah menikah Lu Zhiqian tidak pernah menyentuhnya.

Jiang Shutong merasa hal ini sangat memalukan, dia terus menangis.

Melihat dia menangis, bibir Gu Mingcheng menempel di bibir Jiang Shutong, ciumannya mengandung amarah dan juga pemaksaan.

Rasa bibirnya, Jiang Shutong dari dulu sudah pernah merasakannya lebih dari sekali.

Rasa ciuman saat sebelum dia menikah dan bercinta dengan Gu Mingcheng, dan juga rasa ciuman Gu Mingcheng kali ini, semuanya muncul di pikiran Jiang Shutong.

Dia dulu tidak pernah membayangkan kalau suatu hari nanti dia akan tenggelam di dalam ciuman seorang pria, tidak mampu melepaskan dirinya lagi.

yang terbayang di pikirannya pada saat itu adalah ada dua orang, yang pria tinggi besar, yang wanita sangat mungil, seluruh tubuh wanita itu dipaksa menempel ke Gu Mingcheng dan dicium olehnya.

Dia tidak pernah membayangkan bisa bersama dengan pria seperti Gu Mingcheng, dia sangat kaya dan wajahnya sangat tampan, dia adalah raja berlian yang terkenal di kota Hai.

Sedangkan dia sangat biasa, meskipun bisa dibilang cantik tetapi bagi banyak wanita lain yang mempunyai paras yang cantik dan bertalenta, dia tidak ada apa-apanya, terlebih lagi, dia sudah menikah, meskipun bukan pernikahan yang sesungguhnya, tetapi orang-orang yang di luar tidak berpikir seperti itu, reputasi "perceraian" sama sekali tidak enak didengar, Lu Zhiqian mau bercerai atau tidak juga merupakan masalah yang lainnya.

Jiang Shutong sangat kesal.

Setelah melewati hal yang tadi, dia merasa sangat lelah, kedua kakinya hampir tidak bisa berjalan, Gu Mingcheng membopongnya dan menaruhnya di samping pengemudi, sebelum dia mengendarai mobilnya, dia berkata : "Nanti jangan sembarangan mengenalkan wanita untukku, jika masih ada lagi, hal yang seperti ini akan terjadi lagi!"

Hari ini dia terus berkata "hal yang seperti ini", Jiang Shutong tahu maksudnya dia adalah hal yang tiba-tiba saja terjadi pada malam ini, dia benar-benar kesal.

Kenapa Gu Mingcheng marah? Apakah karena dirinya dan Lu Zhiqian bersulang dan meminum anggur itu?

Gu Mingcheng mengantar Jiang Shutong kembali dan menurunkannya di tempat yang tidak terlihat oleh CCTV, Jiang Shutong turun dari mobil, dia merasa tubuhnya dingin, sepertinya dia mau demam.

Gu Mingcheng tidak lagi menyuruhnya untuk bercerai, Jiang Shutong merapatkan mantelnya dan ia pulang ke rumah.

Keesokan harinya, seperti yang sudah diduga, Jiang Shutong sakit, dia demam parah, saat baru bangun, dia langsung merasa kalau tenggorokannya sangat sakit.

Tetapi sepertinya Lu Zhiqian sedang pergi dinas, karena tadi Jiang Shutong tidak bangun, maka Lu Zhiqian mengiriminya wechat dan berkata dia mau pergi ke Guangzhou, beberapa hari kemudian baru pulang.

Saat sedang sakit tetapi tidak ada orang yang mengurusnya, dia jadi teringat ibunya sendiri, ibunya baru meninggal belum lama ini, orang lain yang seumuran dengannya, biasanya masih bermanja-manja dengan ibunya, dia malah sudah menikah dan menjadi ibu rumah tangga, lalu memiliki hubungan yang seperti ini dengan Gu Mingcheng, dia tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia sangat ingin mati saja.

Dia mengirimkan manajer Mo wechat, dia memberitahunya kalau dia sedang demam, hari ini tidak bisa pergi ke kantor.

Dia tiba-tiba merasa sangat lapar, tetapi dia tidak mempunyai tenaga untuk bangun dari tempat tidur, apalagi untuk membuat sarapan.

Akibat dari antusiasme yang semalam masih belum menghilang, malahan kedua kakinya masih terasa kebas, ditambah dengan demam, saat ini, Jiang Shutong sangat ingin mati saja.

Dia berusaha untuk bangun dan membuat mi instan, setelah itu dia duduk di depan meja dan mulai makan.

Ada orang yang mengetuk pintu, Jiang Shutong memaksakan tubuhnya yang lemas dan tidak bertenaga untuk pergi membuka pintu.

Saat melihat orang yang datang, matanya dipenuhi dengan rasa terkejut dan berbagai macam perasaan yang rumit--yang datang adalah Gu Mingcheng.

Apa dia tidak takut bertemu dengan Lu Zhiqian?

Jiang Shutong tidak berkata apapun, dia hanya berbalik dengan sangat dingin lalu duduk di depan meja makan untuk melanjutkan makan.

Gu Mingcheng duduk di sampingnya, menatap Jiang Shutong yang sedang makan mi, meskipun hanya bisa melihat wajahnya yang dipenuhi amarah dari samping.

Jiang Shutong makan dengan sangat lama, tiba-tiba dia mendengar Gu Mingcheng berkata : "Apa kau sedang marah padaku?"

Tangan Jiang Shutong yang sedang makan tiba-tiba berhenti.

Tentu saja--

Marah kepadanya karena membuatnya menjadi wanita yang tidak suci lagi, marah kepadanya karena datang ke rumahnya tanpa mempedulikan pandangan orang lain terhadapnya.

Jiang Shutong merasa sangat sedih, air matanya mengalir keluar dan jatuh ke dalam mangkuk.

"Apa kau sudah minum obat?" Gu Mingcheng bertanya kembali.

Jiang Shutong menggelengkan kepalanya.

Gu Mingcheng berdiri dan mencari obat di rumah untuknya, untung saja kotak obat Jiang Shutong mudah ditemukan, obat penurun panas dengan cepat ditaruh di depannya, lalu Gu Mingcheng menuangkan segelas air hangat untuknya, setelah Jiang Shutong selesai makan, Gu Mingcheng membereskan mangkok bekas makannya, obatnya sudah dikeluarkan, hanya menunggu dia untuk meminumnya.

Dulu Jiang Shutong sangat jarang sakit, Lu Zhiqian juga tidak pernah mengurusnya untuk minum obat.

Setelah dia minum obat, dia berkata : "Direktur Gu, aku sudah minum obat, sekarang aku ingin tidur, silahkan anda pergi dari sini!"

Mata yang dingin dan sangat indah, dengan nada yang tidak menerima penolakan.

"Tunggu kau sudah tidur, aku baru pergi." suara Gu Mingcheng terdengar sangat lembut.

Jiang Shutong naik ke atas tempat tidur, lalu Gu Mingcheng menyelimutinya, setelah itu terdengar bunyi pintu, Gu Mingcheng pergi dari sana.

Karena masih muda, setelah tidur sampai sore, Jiang Shutong sudah merasa jauh lebih baik, beberapa hari kemudian, saat dia baru mau pulang kerja, dia menerima telepon dari kantor polisi, pihak kepolisian memberitahu kalau Lu Zhiqian mengalami kecelakaan mobil di jalan Hai Feng.

Jiang Shutong tertegun, bukannya Lu Zhiqian sedang pergi dinas, kenapa dia ada di jalan Hai Feng, dia pergi dinas dengan menggunakan pesawat, tetapi polisi berkata, mobil orang lain yang menabrak mobilnya.

Jiang Shutong malas untuk memikirkannya, dia langsung pergi ke rumah sakit.

Saat melihat Lu Zhiqian, Jiang Shutong merasa sangat terkejut, tanpa sadar dia menutupi mulutnya dengan tangannya.

Seluruh wajah Lu Zhiqian ditutupi dengan kain kasa, kakinya diangkat dan digips, sepertinya tulangnya patah, seluruh tangannya juga dibungkus, seluruh tubuhnya tidak ada yang tidak terluka, dia menutup matanya.

Perasaan Jiang Shutong saat ini adalah--kasihan.

Dia merasa pria ini sangat kasihan.

Dia tidak berkata apapun, hanya mengambil baskom dan handuk hangat, saat siang hari dia menerima makan siang yang diberikan oleh suster, dia membantu Lu Zhiqian bersandar di ranjang dan menyuapinya.

Meskipun pria itu tidak baik, tetapi biar bagaimanapun juga dia adalah istrinya, harus mempunyai tanggung jawab sebagai seorang istri, dia tidak ingin membuat orang lain memiliki senjata untuk menyudutkannya.

Untung saja ibunya baru saja meninggal tahun lalu, dia masih mengingat dengan jelas cara merawat ibunya, bagi Jiang Shutong menjaga orang sakit adalah hal yang mudah.

Saat Lu Zhiqian bangun, Jiang Shutong sedang menggunakan handuk hangat untuk mengelap tangannya.

Handuk yang hangat diseka dengan lembut di jari Lu Zhiqian, karena kecelakaan, Lu Zhiqian tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, menyeka tubuhnya seperti ini sangat membantunya.

Matanya terus menatap Jiang Shutong, awalnya Jiang Shutong sedang memperhatikan tangan Lu Zhiqian, kebetulan saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat tatapan Lu Zhiqian.

"Kau sudah bangun?" dari Jiang Shutong datang ke rumah sakit sampai saat ini sudah berlalu setengah hari, sekarang sudah larut malam.

Lu Zhiqian menganggukkan kepalanya, dia terus memperhatikan Jiang Shutong.

Jiang Shutong merasa sangat canggung, dia menyalakan televisi, sambil menyeka tubuh Lu Zhiqian sambil menonton televisi.

Kebetulan yang sedang ditayangkan adalah siaran berita, beritanya sedang menayangkan sebuah kecelakaan lalu lintas, diberitakan siang ini telah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan Hai Feng, seorang pria saat sedang mengendarai mobil, dia meraba wanita yang sedang berada di sampingnya, sehingga menyebabkan ditabrak oleh mobil di belakangnya , wanita itu sepertinya adalah seorang model terkenal Yanxi--

Tidak perlu ditanya, Jiang Shutong juga sudah tahu siapa pria itu.

Tetapi dia tidak pernah peduli.

Sebaliknya Lu Zhiqian, dia merasa sedikit tidak enak hati, biar bagaimanapun dia saat ini berbaring di atas ranjang, orang yang merawatnya saat ini adalah Jiang Shutong, sedangkan Yanxi malah tidak diketahui ada di mana, dia dari awal juga tidak terlalu serius terhadap Yanxi, dia hanya ingin membuat Jiang Shutong marah.

Sepuluh hari belakangan ini, orang tua Lu Zhiqian datang menjenguknya beberapa kali, saat mereka melihat wajah lelah Jiang Shutong, mereka merasa lega dan berkata : "Sudah merepotkan Shutong!"

"Sudah seharusnya aku berbuat seperti ini!" Jiang Shutong menjawabnya dengan sopan, dia sebagai seorang istri memang merasa sudah seharusnya dia berbuat seperti ini, saat itu dia juga berbuat salah terhadap Lu Zhiqian, tentu saja dia harus berbuat seperti ini.

Yanxi juga pernah datang sekali, tetapi Lu Zhiqian bersikap datar terhadapnya, karena dia merasa tidak dipedulikan, maka dia pergi.

Hari itu, Jiang Shutong baru saja membawa termos ingin keluar rumah, dia melihat mobil Gu Mingcheng berhenti di area yang tidak terekam CCTV, Jiang Shutong ingin bersembunyi, tetapi tidak ada tempat bersembunyi, dia bisa bersembunyi dimana?

Mobil Gu Mingcheng berhenti di sampingnya, dia berkata : "Naik ke mobil."

Jiang Shutong melihat ada banyak orang di sekelilingnya, dia tidak ingin berdebat dengan Gu Mingcheng, jadi dia naik ke mobil.

Setelah naik ke mobil, Gu Mingcheng mengambil sesuatu dari tempat duduk belakang mobil dan menyerahkannya kepada Jiang Shutong.

Jiang Shutong terus melihat ke depan, tidak melihat Gu Mingcheng sama sekali, juga tidak melihat barang yang ada di tangannya, terlihat seperti wanita yang tidak mau berurusan dengannya lagi.

Tangan Gu Mingcheng terus memegang barang itu, "Jika kau tidak mau, aku akan mengirimnya ke kamar tempat dia dirawat."

Jiang Shutong tertegun, dia menundukkan kepalanya dan melihat di dalam plastik ada sebuah bantal yang berwarna hijau.

Apakah Gu Mingcheng adalah seorang peramal?

Karena dia sering tidurnya kurang nyaman selama berada di rumah sakit untuk merawat Lu Zhiqian, jadi dia kemarin melihat di Taobao ada bantal seperti itu yang bisa membantunya tidur, jika dia tidak salah, bantal yang dibelinya ini cukup mahal, kira-kira 6 juta, Jiang Shutong saat itu sudah ingin membeli bantal ini, karena dia sangat menyukai gambar dan warnanya, sangat cocok dengan karakternya, tetapi setelah dipikir-pikir, Lu Zhiqian mungkin sudah mau keluar dari rumah sakit, dia merasa sayang jadi dia tidak membelinya.

Gu Mingcheng juga berkata jika dia tidak mau, dia akan mengirimnya ke rumah sakit, apakah dia sengaja mau mempersulitnya?

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu