Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 191 Ayah Anak Ini Merokok?

Tertera nama alfabet Jiaxun, Gu di papan namanya.

Jiang Shutong terbengong, tidak tau apakah dia bermarga “谷” atau “顾” (Gu)

***(dalam karakter China 谷 dan 顾 dibaca Gù, Gu nya Gu Mingcheng adalah 顾)***

Akan sangat kebetulan sekali jika dia bermarga Gù, Jiang Shutong menerka, seharusnya ia bermarga 顾, jika tidak, kenapa ia sengaja menanyakan marga ayah dari bayi pada saat ia melihat formulir itu?

Mungkin karena keterikatan dengan nama keluarga Gù, jadi Jiang Shutong memiliki perasaan yang baik terhadap orang bermarga Gù.

Menatapi Tuan Gu jalan melewatinya, Jiang Shutong menatapi dirinya memakai jas bewarna putih dengan sangat lama.

Tegap, tampan, dan memiliki aura orang besar, tidak begitu banyak berbicara, mungkin tidak begitu peduli dengan hal-hal biasanya, jadi tidak begitu banyak ekspresi di wajahnya.

Selang dua hari setelah hari itu, Tuan Gu datang menjenguk dia dan anaknya bersama seorang wanita, Tuan Gu memperkenalkan bahwa itu adalah pacarnya, keduanya bahkan sudah membahas soal pernikahan, pacarnya sangat menyukai bayi yang baru saja lahir.

Pacarnya merupakan orang Chinese yang tinggal di luar negeri juga, tapi sama dengdan dia tidak bisa berbahasa China mandarin.

Melihat Gu Xingjiang, pacar Tuan Gu menggendong dan menciumnya, kemudian berkata, bahwa ia ingin menjadi ibu angkatnya.

Jiang Shutong pikir, ide ini menarik, lagipula tuan Gu yang telah menyelamatkan nyawanya dan anaknya, jika anaknya memanggilnya ayah angkat, dia sangat pantas mendapatkan balasan budi seperti ini.

Dia menjawab dengan sangat serius berkata bahwa kelak mereka adalah ayah angkat dan ibu angkat dari bayi ini.

Kemudian Jiang Shutong menanyakan nama lengkap Tuan Gu, Gu berkata, dia tidak bisa menulis tulisan karakter mandarin, Jiang Shutong menulis banyak sekali kata yang sama nada berbeda huruf dan memperlihatkannya, ia menunjuk kata yang terakhir : ini.

Gu Jiaxun, namanya. (顾嘉训=Gu Jiaxun)

Mengenai perihal ayah angkat, ia tidak menolak dan tidak terkejut juga, sangat tenang.

Ketika Jiang Shutong diperbolehkan keluar rumah sakit dan pulang ke rumah, dia dan pacarnyalah yang mengantarnya, dan juga mengatakan bahwa Jiang Shutong seorang diri di luar negri untuk mengurus anak, jika butuh bantuan jangan sungkan.

Seperti biasanya Gu Jiaxun tidak banyak bicara.

Jiang Shutong memulai kehidupan yang sibuk mengurusi anak, ia juga mengurusi urusan toko, namun ia sendiri tidak hadir di toko, lagipula sebelumnya ia juga mengurusi Jiang Duomi dalam waktu yang panjang, jadi, bukan hal yang baru untuknya untuk mengurusi anak.

Asinya sangat lancar, ketika memberikan susu, ukuran cupnya langsung berkembang dari C menjadi D+.

Tekadang saat memberikan susu pada anak, sekali-kali ia terpikir kenangan bersama Gu Mingcheng.

Ia terlihat malu.

Lelaki ini, kapanpun membuat orang merasa tidak tahan.

Ia terbengong dan melamun..

Tampak anaknya sangat baik, putih dan gemuk, karena di Jerman, nama China jarang digunakan, akhirnya ia memberikan nama Inggris kepada anaknya.....Ken.

Jiang Shutong sangat suka dengan nama ini, terdengar sangat segar nan bersinar, sangat jantan kedengarannya, biasanya ia memanggil anak Ken, nama Gu Xingjiang jarang digunakan, perlahan, Ken sudah mulai bereaksi dengan nama ini, tau ibu memanggilnya.

Ketika Ken berumur 8 bulan, Jiang Shutong ingin membawanya kembali, mengurusi akte kelahirannya.

Tetapi Ken tidak henti berbatuk, seperti gejala flu, dan sepertinya tidak.

Kepekaan seorang ibu membuat Jiang Shutong merasa, bahwa anak ini tidak hanya flu begitu enteng.

Kebetulan Adam datang ke rumah Jiang Shutong, arah jalan rumah Jiang Shutong adalah jalan yang harus dilewatinya sehari-hari untuk bekerja, sesekali ia akan datang menjenguk anak itu, Ken sangat senang bermain dengannya, ia sangat suka ayah angkat ini.

Mungkin karena ia adalah seorang dokter, walaupun ia adalah dokter spesialis saraf, seharusnya ia sudah biasa dengan gejala seperti ini, Jiang Shutong menanyakan kepadanya dengan sangat berlebihan.

Adam mengeluarkan stetoskop yang selalu dibawanya kemana-mana untuk mengecek Ken, dengan pasti ia mengatakan, “Asma bawaan pada anak.”

Jiang Shutong tiba-tiba terjatuh dan duduk diatas ranjang, bagaimana bisa, ia selalu menjaganya dengan sangat berhati-hati, bagaimana bisa dia terjangkit asma? Kemudian air matanya terjatuh dari matanya, tidak bisa ditahan.

Tidak ada yang lebih buruk daripada mengetahui bahwa anak sendiri sakit, lagipula Ken adalah daging yang ia keluarkan dari tubuhnya sendiri.

Jika dikatakan secara egois, baik yang dia berikan kepada Ken adalah 10 kali lipat lebih banyak dari Jiang Duomi, karena kebanyakan perasaan, jika tidak tulus dari hati, walaupun bagaimanapun disengaja tetap saja tidak akan begitu.

Sama seperti kemarin, ketika ia keluar dari rumah sakit, dan melihat Adam, kemudian secara tidak sadar ia langsung memeluk erat bayinya.

Jika Jiang Duomi, mungkin ia tidak akan ada tindakan seperti itu, karena di lubuk hatinya, ia menganggap bahwa Jiang Duomi bukanlah anaknya.

Jiang Shutong mengelap airmatanya, “Aku ingin membawanya untuk mengecek di rumah sakit, mungkin saja kamu salah.”

“Tidak akan salah.” Adam sangat yakin.

Jiang Shutong menjadi gila,

“Kamu salah, kamu salah!” Jiang Shutong bangkit, meneriaki Adam, dia tau bahwa dia sendiri sangat tidak tenang, tetapi ia sungguh tidak bisa mengontrol emosinya setelah mendengar bahwa anaknya sakit.

“Aku juga begini, asma bawaan, sejak kecil kondisiku persis dengan Ken, penyakit ini tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diatasi setiap kambuh, mungkin bisa membaik seiring bertumbuh dan kekebalan tubuh makin kuat, tetapi itu tidak bisa menjamin sembuh total! Saya menyelidiki penyakit ini setelah aku tumbuh dewasa. Ayah dari anak ini merokok?” Suara Adam berubah menjadi sedikit tenang akhirnya.

Jiang Shutong masih tidak bisa keluar dari kejutan dan kegilaan perkataan Adam.

Kemudian air matanya terus jatuh, saat seperti ini, ia sangat membenci Gu Mingcheng, kenapa ia membuatnya hamil padahal merokok, mungkin saja pria itu merasa dirinya juga tidak akan hamil.

Ia merokok dengan puas, namun membuat anak ini menderita seumur hidup.

Jiang Shutong kemudian mengusap air matanya, berbicara, “Betul, sangat kuat ia merokok.”

“Itu dia, aku akan membawamu ke rumah sakit untuk memeriksa, ada sebuah inhaler yang bernama Ventolin, membawanya kapan saja, untuk menjaga-jaga. Ayok, pergi rumah sakit, biarkan dokter memberikan takaran dosis padamu, baru mengambil obat.” Suara Adam mulai tenang.

Namun, obat sebagus apapun tidak bisa menyembuhkan derita hati Jiang Shutong, dan kesedihan mendengar bahwa anaknya menderita asma bawaan.

Ia berharap anak baik-baik saja.

Ia rela menggantikan waktu hidup selama 20 tahunnya, untuk membuat anaknya baik-baik saja.

Hari ini, ia merasa sangat menderita dan kehilangan arah.

Ia duduk di mobil Adam saling menggendong anaknya, ia tidak pernah membenci Gu Mingcheng sama seperti hari ini.

Ia menggigit bibirnya hingga sakit.

Tiba di rumah sakit, dokter anak melakukan rontgen, sama seperti yang dikatakan Adam, asma bawaan lahir, jika tumbuh besar, daya tahan tubuh semakin bugar, penyakit asmanya akan semakin melemah, tetapi jika untuk sembuh total, itu tidak mungkin.

Sebab penyakit ini umumnya adalah : faktor keturunan, orang tua anak merokok dan sebab lainnya.

Jiang Shutong menjadi semakin membenci Gu Mingcheng.

Dokter memberikan obat seperti yang dikatakan Adam, Jiang Shutong membeli lebih beberapa botol, untuk berjaga-jaga.

Pulang ke rumah, Jiang Shutong menggendong anaknya dan kemudian air matanya jatuh.

Tadinya ia mengira semua akan baik-baik saja, tetapi tidak terpikir olehnya bahwa anaknya akan menderita derita ini.

Menangis, tidak berbicara.

Walaupun anak ini menderita asma bawaan, tetapi itu juga tidak bisa menahan kemarahan awalnya.

Gejala asmanya hanya kambuh sesekali saja, sejak kambuh kemarin, tidak pernah lagi ada gejala kambuhnya, presentase kambuhnya sangat kecil, Jiang Shutong sedikit terhibur.

Dia sangat nakal, semua benda di rumah sudah diberantakannya, namun ia masih belum bisa juga berjalan, sangat merepotkan ibunya, karena ia mengidap asma, jadi Jiang Shutong sama sekali tidak pernah menyalahkannya, namun sangat senang melihat ia begitu aktif.

Hubungan ia dengan Adam semakin lama semakin membaik, lagipula Adam adalah satu-satunya laki-laki didekat Jiang Shutong.

Perlahan-lahan, Ken mulai bisa memanggil “mummy”, karena Adam adalah ayah angkatnya, jadi, ia bisa memanggil “daddy”, ekspresi belajar memanggilnya sangatlah lucu, dan sangatlah disukai oleh banyak orang.

Jiang Shutong selalu merasa panggilan ini sedikit aneh, tetapi yang menyetujukan Adam menjadi ayah angkatnya adalah dia sendiri.

Dia bertanya pada Adam, “Dimana pacarmu? Sudah lama tidak melihatnya?”

“Sudah putus!”

Jiang Shutong lumayan terkejut, dalam bayangannya, jika laki-laki dan perempuan sudah bersama, maka tidak akan berpisah, dan melihat Adam begitu baik dengan pacarnya saat itu, mengapa bisa tiba-tiba saja putus?

Kemudian ia bertanya secara jelas dengannya.

Bagaimanapun juga pemikiran Adam merupakan pemikiran orang Barat, ia menjawab, “Mana ada begitu banyak mengapa, hanya karena sudah tidak ingin bersama, jadi berpisah, menikah saja bisa bercerai, apalagi status pacaran.”

Jiang Shutong pikir benar juga, mungkin saja karena pemikirannya yang terlalu kuno.

Tetapi, ia adalah teman bermain anak yang sangat baik, usia anak masih belum 1 tahun, sudah merangkak mengikutinya sambil memanggil “daddy” “daddy”, ia membuatkan layangan untuk anak, membuat pesawat, dan benda-benda yang umumnya disukai anak laki-laki, Jiang Shutong tidak bisa membuatnya, pastinya dengan senang hati ia membiarkan orang lain melakukannya.

Walaupun ia jarang sekali datang ke rumah Jiang Shutong, tetapi anak itu merasa ia adalah bagian yang penting dari keluarga Jiang Shutong.

Setiap pagi bertanya, “Mummy, mau cari daddy.”

Jiang Shutong tersenyum sambil menahan tangis, seiring berjalannya waktu ia menjadi sudah kebal.

Lagipula anaknya sudah mau setahun, masih belum mengurus akte kelahirannya, tadinya Jiang Shutong ingin membawa anaknya mengurusnya sama-sama, tetapi selalu merepotkan untuk pergi, lagipula, ia hanya kembali beberapa hari.

Dipikir-pikir, hanya bisa menitipkan anaknya pada Adam, ternyata ia sedang libur hari ini, dengan ekpresi acuh tak acuh, menjawab, “Tidak masalah, siapkan saja air susunya.”

Karena asma bawaannya, Jiang Shutong merasa sangat bersalah pada Ken, jadi, sudah mau usia setahun, ia masih minum susu, Jiang Shutong berencana membiarkannya putus dengan sendirinya, lagipula ia tidak bekerja.

Dengan begini, ia menabung kebutuhan anak, Jiang Shutong membawa akte kelahiran anak, kembali ke China.

Sejak melahirkan, gaya berpakaian Jiang Shutong berubah dengan sendirinya, menguncir rambutnya dibelakang, cara berpakaiannya berubah dari pakaian formal menjadi pakaian olahraga, lebih mudah membawa anak, lagipula, Jiang Shutong merasa sangat nyaman berpakaian seperti ini.

Awalnya karena nyaman, perlahan menjadi gayanya, ia merasa, seiring bertambahnya usia, tidak salah juga kalau ia bergaya semakin mirip anak remaja, setelah melahirkan, berat badannya tidak meningkat, malahan menurun beberapa kilogram, mungkin saja proteinnya dimakan oleh anaknya.

Baju olahraga dengan topi, merupakan orang yang berbeda dengan Jiang Shutong yang dulu.

Tentu saja ia kembali ke rumah Jiang Linian, hingga saat ini Jiang Linian masih belum tau bahwa ia sudah melahirkan, juga tidak tau kenapa tiba-tiba ia kembali

Tetapi, ayah dan anak saling bertemu, tetap saja sangat akrab.

Keduanya berbincang-bincang.

“Tau keadaan Gu Mingcheng sekarang?” Tanya ayahnya.

Walaupun Jiang Shutong tidak mengungkit, ayahnya juga akan membahasnya.

Bagaimanapun juga dulu Jiang Shutong keluar negri karena lelaki ini.

Jiang Shutong nunduk meminum teh, “Tidak tau, tidak pernah berhubungan.”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu