Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 547 Di Mana Kamu Berada, Di Situlah Rumah

Qiu Dongyue sudah membersihkannya. Setelah keluar dari kamar mandi, dia berbaring di tempat tidur dengan membelakangi Miao Yingdong, lalu perlahan memejamkan mata.

Miao Yingdong langsung meraih pinggangnya ke dalam pelukan, lalu mencium wajahnya dan kembali memasukinya lagi.

Tidak mau hamil?!

Tidak menginginkannya?!

Qiu Dongyue merasa kering hingga tidak nyaman, dia meringkuk erat dengan kepala tertunduk, keringat membasahi rambutnya. Tadi dia sudah kelelahan, Miao Yingdong bahkan membantalkan tubuhnya di atas bantal.

Setelah selesai, Miao Yingdong merangkul pinggangnya dengan erat, Qiu Dongyue mengeluarkan sebuah kalimat dari tenggorokan, "Kamu bajingan! Kalau aku hamil, aku juga akan menggugurkannya!"

"Kalau begitu, cobalah!”

Miao Yingdong tertidur di belakangnya, dia merangkul pinggangnya sepanjang malam, bagaikan dinding tembaga, tidak membiarkannya pergi.

Karena tidak cuci, Qiu Dongyue sangat gelisah. Ditambah dengan kekangan Miao Yingdong, dia tidak tidur nyenyak sepanjang malam. Ketika dia tertidur, hari sudah subuh.

Keesokan harinya, keduanya bangun kesiangan.

Miao Yingdong masih memeluk pinggang Qiu Dongyue.

Miao Yingdong tahu terjadi perubahan pada Qiu Dongyue, "Apa yang terjadi kemarin?"

Mereka berdua bergaul setiap hari, perubahan kecil Qiau Dongyue bisa dirasakannya.

Walau dia tidak bisa melihat, tapi dia bisa mendengar nada bicaranya.

Qiu Dongyue menggertakkan gigi, dia amat membenci Miao Yingdong semalam, Miao Yingdong memperlakukan dirinya seperti iu, dia tidak senang, "Saat aku pergi melihat ayahku kemarin, Ji Hong memberitahuku bahwa Tante Xu memberinya uang untuk membayar biaya pengobatan ayah dengan alasan aku melayanimu dengan baik! Itu adalah bayaran! Aku tahu kata-katanya bermaksud lain, tapi aku sangat sensitif terhadap masalah uang, itu mengingatkanku transaksi yang kita lakukan sebelumnya. Aku yang sekarang seperti burung yang terkejut, sedikit gerakan atau kata-kata dapat membuatku sensitif. Mimpi buruk ini terus menghantuiku! Aku bersamamu bukan demi uang, bukan— "

Selesai bicara, Qiu Dongyue berbalik dan bersandar di dada Miao Yingdong, mulai menangis tersedu-sedu.

Miao Yingdong menepuknya dengan ringan, "Ji Hong berkata demikian?"

Qiu Dongyue mengangguk.

Agaknya Ji Hong sudah mendekati ajalnya.

“Temani aku pancing hari ini, bagaimana?” Kata Miao Yingdong.

"Suasana hatimu segitu baik?" Tanya Qiu Dongyue, masih terisak-isak.

"Sangat baik!"

Entah apa yang membuatnya bersuasana hati sebaik itu.

Qiu Dongyue mengangguk.

Bagaimanapun, Miao Yingdong telah melakukan banyak hal untuk Qiu Dongyue, dia harus berterima kasih padanya.

Miao Yingdong mencarinya di Venezuela, membayar biaya pengobatan ayahnya, satu hal yang dilakukan Miao Yingdong menandingi sepuluh hal yang dilakukan orang lain, tidak semua orang bisa melakukan itu.

Di dunia Qiu Dongyue, Miao Yingdong telah menjadi satu-satunya.

Untuk ayah dan kakaknya. Meskipun Miao Yingdong jarang melakukan sesuatu untuk Qiu Dongyue secara pribadi, tapi Qiu Dongyue selalu melakukan segalanya untuk Miao Yingdong.

Dia bersedia melakukan itu semua!

Qiu Dongyue bangun untuk memasak, hari ini dia membuat mandu.

Dia benar-benar dalam suasana hati yang buruk kemarin, tapi dia telah berterus terang pada Miao Yingdong, Miao Yingdong juga telah menghiburnya, jadi suasana hatinya pun membaik.

Saat makan, di luar mulai gerimis, hujan rintik-rintik menghantam papan bluestone halaman.

“Hujan, senang sekali!” Hujan di musim panas, Qiu Dongyue merasa sangat senang.

Yang paling penting adalah tidak ada masalah yang merisaukan hati.

“Hanya hujan, kamu malah begitu senang?” Miao Yingdong bertanya.

"Iya. Tentu saja. Hujan, apakah masih mau pergi pancing?" Tanya Qiu Dongyue.

"Pergi. Jarang ada mood untuk pancing. Kamu pegang payung," Ucap Miao Yingdong.

Qiu Dongyue sekadar merespons "Iya".

Diperkirakan hanya hujan ringan, tidak akan deras, Miao Yingdong ingin pergi memancing di aliran di belakang gunung.

Di bawah arahan Miao Yingdong, Qiu Dongyue mengumpulkan semua peralatan memancing dan membawa bangku kecil. Qiu Dongyue menggandeng lengan Miao Yingdong sambil memegang payung, keduanya berjalan menuju belakang gunung dalam gerimis.

Tidak banyak orang di gunung, tumbuh-tumbuhan kaya dan subur, kehadiran orang terasa sedemikian kuat, suaranya terdengar sangat keras, apalagi tawa riang Qiu Dongyue.

Ia tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik.

Tiba di sungai, Qiu Dongyue menyiapkan bangku untuk Miao Yingdong, lalu menggantung umpan untuknya, berkata, "Sudah boleh pancing."

Miao Yingdong melemparkan pancingan, Qiu Dongyue memegang payung sambil menonton.

Aliran sungai sangat jernih, seolah terisolasi dari hiruk pikuk New York.

Keduanya sambil memancing sambil mengobrol.

Miao Yingdong bertanya kepada Qiu Dongyue apakah dia pernah memancing sebelumnya, Qiu Dongyue berkata, "Ini adalah kegiatan santai bagi orang berkelas atas, tentu saja tidak pernah."

Keduanya bercerita banyak hal, masa di panti asuhan, hal-hal menarik saat belajar menjahit, masa kuliah, perihal Qiu Dongyue hampir menyerah kuliah.

“Bagaimana dengan dia?” Miao Yingdong bertanya lagi.

"Si — Siapa?"

"Kamu tahu siapa yang kumaksud."

“Bukankah aku sudah pernah menceritakannya padamu, kami berdua saling bergantung hidup, dulu aku merasa dia yang memiliki ibu di sisi memiliki kebahagiaan seumur hidup!” Tengah berkata, Qiu Dongyue tidak tahan untuk merangkul lengan Miao Yingdong.

Miao Yingdong belum mendapatkan seekor ikan pun, tapi tujuannya memang bukan untuk memancing, melainkan hanya untuk mencari suasana hati yang baik.

Dia juga merasa kebosanan di rumah.

“Bagaimana dengan sekarang?” Miao Yingdong bertanya lagi.

"Sekarang? Sekarang di mana kamu berada, di situlah rumah."

Miao Yingdong tersenyum.

Miao Yingdong tinggal lama di sini, Qiu Dongyue ingin mengukus pao, dia mau pulang terlebih dahulu untuk membuat adonan dan menyiapkan isi pao, kalau tidak, mereka tidak memiliki makanan untuk makan siang.

"Aku masak dulu, setelah mengukus pao, aku akan datang menjemputmu, oke?" Kata Qiu Dongyue.

“Pergilah.” Jawab Miao Yingdong dengan tawar.

Dalam perjalanan kembali, Qiu Dongyue mengamati cuaca hari ini. Hujan ini tampak hanya bertetes-tetesan, agaknya tidak akan deras, lagian dia akan memasak dengan cepat, tidak akan bermasalah.

……

kota Hai, Grup Hengda.

Hari ini ada sebuah rapat yang sangat penting yang harus dipimpin Direktur Miao secara pribadi.

Tidak sangka malah Gu Weiheng yang masuk ke ruang rapat.

Dia membawa bahan-bahan rapat.

Meskipun Miao Yingjiu belum lama menjabat dan tidak banyak bicara, tetapi gaya memimpinnya relatif lebih peduli bawahan. Dia jarang mengambil inisiatif untuk dekat dengan bawahan, tetapi dia sangat perhatian dan peduli pada bawahan. Dia memiliki kemampuan kepemimpinan yang dibawa dari lahir. Selain itu, Miao Yingjiu selalu melayani orang dengan kebajikan sehingga sebagian besar orang sangat menyukainya walau dia baru menjabat beberapa hari.

Melihat Gu Weiheng masuk, semuanya kaget.

Gu Weiheng sekilas memandangi ruang rapat, berkata, "Direktur Miao kesayangan kalian sudah hamil, aku yang menggantikannya, apakah ini sangat aneh?"

"Tidak aneh, tidak aneh!" Kata seorang bawahan yang berjarak terdekat dari Gu Weiheng.

Orang yang berjarak paling dekat dengan Gu Weiheng berarti orang yang memiliki posisi tertinggi di antara bawahan.

Maka dari itu, dia berani menjawab pertanyaan Gu Weiheng.

Sekarang Gu Weiheng dan Miao Yingjiu telah pindah ke villa di lereng gunung, karena Miao Yingjiu ——muntah parah.

Jiang Shutong tidak pernah muntah separah ini saat hamil.

Jika tidak muntah parah, Miao Yingdong tidak akan meminta Gu Weiheng menggantikannya.

Bahkan empedu pun dimuntahkannya.

Jiang Shutong meminta bibi membuat sup dan beberapa makanan pembangkit selera makan untuk Miao Yingjiu setiap hari. Takut Miao Yingdong akan bersuasana hati buruk, dia selalu mengobrol dengannya setiap hari untuk mengalihkan perhatiannya.

Gu Mingcheng sedang merencanakan masalah pernikahan, termasuk hotel, staf, dan mencari perusahaan pernikahan, memastikan untuk melakukan pernikahan yang terbaik.

Sedangkan kehamilan Miao Yingjiu, Gu Mingcheng tidak bisa ikut campur. Mereka bertiga selalu mengobrol di rumah saat tidak ada pekerjaan.

Tengah mengobrol, topik beralih ke Qiu Dongyue dan Miao Yingdong.

Sampai saat ini, tiada yang tahu transaksi pribadi antara Gu Mingcheng dan Qiu Dongyue, kecuali Miao Yingdong.

Membahas tentang Miao Yingdong, mata Miao Yingjiu dipenuhi kekhawatiran, apalagi saat membicarakan Qiu Minghe menderita kanker stadium IV.

Masalah Keluarga Qiu amat menyedihkan.

“Qiu Minghe mengidap kanker?” Tanya Gu Mingcheng.

“Iya.”

“Kehidupan Yueran sungguh pahit!” Miao Yingjiu menyeka mulut dengan tisu. “Aku mendengar dari ibuku bahwa abangku memindahkan Qiu Minghe ke bangsal termewah dan membayar semua biaya pengobatannya, tetapi mata abangku——"

“Harus ganti kornea?” Tanya Gu Mingcheng.

"Ayah, kamu yang membantu om menemukan hati, bisakah kamu menggerakkan hubunganmu untuk membantu abang mencari kornea juga?"

"Aku? Aku bisa mencarinya, tetapi aku tidak ingin menghancurkan hubungan-hubunganku!" Seusai bicara, Gu Mingcheng hendak naik ke atas. "Tenang saja, akan ada orang yang otomatis menyumbang kornea untuk abangmu!"

Jiang Shutong sekilas melihat punggung Gu Mingcheng dan berkata, "Kamu selalu berlaku misterius, apakah tidak bisa mengatakannya dengan jelas?"

Gu Mingcheng sedang berdiri di tengah tangga, dia menoleh ke belakang, "Apa yang kamu bilang?"

"Bilang kamu! Berlagak misterius!" Kata Jiang Shutong.

Sudut bibir Gu Mingcheng sedikit bergerak, lalu naik ke atas.

Namun, Miao Yingjiu mengerti kata-kata Gu Mingcheng.

Ayah bermaksud: Qiu Minghe akan menyumbangkan korneanya sendiri untuk abang, tetapi kepribadian Qiu Minghe jelas diketahui Miao Yingjiu. Akan sebaik apa orang yang mengusir istrinya keluar rumah pada malam berbadai? Selain itu, kalaupun Qiu Minghe ingin menyumbang kornea, apakah Yueran akan setuju. Itu akan menjadi ujian bagi Yueran, satu sisi adalah ayah, sisi lain adalah kekasih!

Mengapa hidup Yueran begitu pahit?

Miao Yingjiu ingin muntah lagi, Jiang Shutong segera menepuk punggungnya.

……

New York.

Qiu Dongyue membuat pao sambil memperhatikan kondisi cuaca di luar. Awalnya, hujan masih rintik-rintik, tidak bermasalah.

Dia menelepon Miao Yingdong untuk menanyakan keadaannya. Miao Yingdong berkata, "Ikan-ikan dikejutkan oleh nada dering panggilan teleponmu!"

Qiu Dongyue tersenyum dan lanjut membuat pao. Lalu, dia benar-benar tidak menelepon Miao Yingdong lagi.

Setelah selesai membuat pao, dia mengambil payung dan siap untuk keluar.

Baru saja keluar, hujan sontak mengguyur.

Suara hujan itu membuatnya merasa cemas.

Ketika Qiu Dongyue menelepon Miao Yingdong lagi, Miao Yingdong tidak angkat.

Qiu Dongyue gelisah dan mulai mengambil langkah besar.

Karena tergesa-gesa saat berjalan di jalan yang landai, dia tergelincir.

Kenapa Miao Yingdong tidak menjawab telepon?

Dalam benak Qiu Dongyue mulai membayangkan situasi tragis jika terjadi tanah longsor.

Dia ingin berlari, tetapi begitu berlari, tubuhnya tidak mendengar arahan, terus tergelincir.

Dia berjalan sambil berteriak, "Ethan, Miao Yingdong—"

Tapi tidak ada seorang pun yang menjawab

Ketika dia membawa Miao Yingdong pergi memancing, seberapa tenangnya gunung-gunung pada saat itu, seberapa menakutkan pula gunung-gunung itu sekarang!

Dia berharap Miao Yingdong bisa menjawabnya, walau hanya satu kata!

Qiu Dongyue mulai menangis, tangisannya sangat keras. Tempat pancing dikelilingi bebatuan, Miao Yingdong pasti tidak bisa berjalan sendiri, telepon pun tidak dijawabnya, apa yang terjadi?

Mungkinkah aliran air menghanyutkannya?

Meskipun Miao Yingdong pernah menceritakan bahwa ia sering pergi ke Amerika Selatan untuk berenang saat muda, tetapi itu ketika dia masih muda, dia sudah berusia 35 sekarang, meskipun itu masih terhitung muda, tetapi yang terpenting adalah dia tidak bisa melihat sekarang!

Memegang payung tidak lagi berguna, hujan menghantam wajah Qiu Dongyue secara diagonal.

"Ethan, Ethan, Dong—" Teriaknya.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu