Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 194 Mamamu Ternyata Cukup Pintar

Mall ini adalah tempat terakhir kali Jiang Shutong menemani Gu Mingcheng untuk membeli set porselen untuk hadiah ulang tahun ayahnya.

Dia bukan karena hal ini lalu datang ke mall ini, tapi karena mall ini yang paling dekat dengan rumah sakit.

Ketika mengambil bantal lateks, Ken ada di sebelahnya, memperhatikan orang-orang di sebelahnya. Lagipula, ini adalah pertama kalinya dia melihat semua wajah oriental di sekitarnya, sangat baru, dia membuat wajah yang seperti baru tahu sesuatu.

Setelah memilih bantal, Jiang Shutong meminta Ken untuk menunggu di sini dan menunggu dia membayar di kasir, dia akan membayar uang dan kasir tidak akan terlalu jauh.

Ketika Jiang Shutong membayar, sebuah bayangan muncul di benaknya, Gu Mingcheng pernah sekali memberinya bantal.

Pikirannya jadi teralihkan.

Tempat di mana bantal lateks dijual berada di hadapannya, juga karena itu ia merasa lega menempatkan anak-anak di toko di mana bantal lateks dijual. Tapi sekarang, ia tidak bisa melihat anaknya, ia memanggil , "Ken, Ken—"

Tapi tidak ada suara.

Dia dulu menjelaskan kepada anaknya. Selama di luar, jika Jiang Shutong tidak melihat Ken, dia akan memanggilnya. Jika Ken bisa mendengarnya, dia harus menjawab, Ken juga, tidak melihat mamanya, harus memanggil.

Jika kedua suara saling terdengar, membuat pihak lain tenang.

Ken tidak menjawab.

Jiang Shutong panik dan tidak antrri membayar, jadi dia kembali ke petugas dan bertanya tentang anak laki-laki.

Petugas juga panik, mengatakan ada terlalu banyak pelanggan di toko tadi, dan dia tidak memperhatikan -

Jiang Shutong sedang terburu-buru dan tidak bisa menemukannya setelah melihat-lihat lantai atas.

...

Jiang Shutong berada di lantai tiga.

Lantai dua.

Ken memperhatikan seorang pria membeli sesuatu, dia tidak bisa mengerti apa yang dia beli, tetapi benda-benda indah, seperti kaca, tapi juga tidak mirip.

Gu Mingcheng menyelesaikan pembayaran, berbalik untuk pergi, dan melihat anak lelaki kecil di belakangnya.

Dia melihat ke samping, tidak ada orang.

"Di mana ibumu?"

Meskipun Ken tidak berbicara bahasa China, ia bisa mengerti bahasa China sederhana. Lagi pula, ibunya kadang-kadang berbicara bahasa Jerman kepadanya, kadang-kadang China, untuk mengolah pendengarannya.

Ken menatap kosong ke arah Gu Mingcheng dan barang-barang di tangannya, seolah-olah dia telah melupakan ibunya.

Dia berkata dalam bahasa Jerman, "Sangat cantik!"

Dia menunjuk porselen "Rodin" di tangan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng mengerutkan kening. Orang asing? tidak bicara bahasa Inggris, itu harusnya bahasa Jerman, karena suara menggulung lidah anak itu sangat kuat, itu harus nya dari Jerman.

Gu Mingcheng berbicara bahasa Inggris dengan sangat baik tetapi tidak tahu bahasa Jerman.

Ketika Gu Mingcheng melihat anak itu, dia merasakan perasaan aneh di hatinya, terasa sangat dekat.

Dia membelai kepala anak itu dan melihat sekeliling, dan jelas anak itu telah hilang.

Gu Mingcheng ingin mengeluarkan ponselnya dan meminta anak itu untuk memanggil keluarganya. Begitu dia mengeluarkannya, ponselnya berdering. Itu adalah Dokter Qu. Dia berkata nyonya bertanya di mana dirinya berada dan memintanya kembali dengan cepat.

Gu Mingcheng memandang anak di sebelahnya dan berkata, "Oke!"

Gu Mingcheng menemukan aplikasi terjemahan ponsel dan mengatakan sepatah kata: Paman sibuk sekarang, ingin pulang, atau mau ikut aku dulu?

Kalimat diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan aplikasi dan disalurkan lewat speaker.

Anak itu tidak tahu apakah dia ingat porselen di tangan Gu Mingcheng, atau apa, dia dari mana datang barusan sudah lupa, tidak dapat menemukan mummy untuk saat ini, jadi Gu Mingcheng menggandeng tangan kecilnya dan pergi .

Hati Gu Mingcheng aneh ketika dia memegang tangan kecil anak itu. Ini adalah pertama kalinya dia memegang tangan anak laki-laki sebesar itu. Tangan anak itu sangat panas jelas-jelas tidak bergerak, tetapi itu menggaruk telapak tangannya dan terasa gatal sampai ke jantungnya.

Sebenarnya, dia ada banyak cara untuk membantu anak ini, menaruh di tempat kehilangan anak, atau lewat pengumuman kehilangan anak, lagipula membawa anak ini adalah cara paling ribet, dan kedepan malah bisa terjadi kesalahpahaman.

Tetapi ada semacam dorongan otomatis, untuk tidak melakukan itu.

Mungkin karena dia sudah tua dan tidak punya anak, dia sangat ingin memiliki anak khususnya ana lelaki.

Ternyata kebahagiaan terbesar, adalah pemenuhan sifat alami dari manusia sendiri, yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Gu Mingcheng menatap kebawah ke anak yang tampan ini, hanya sekilas, dia serasa melihat wajah wanita itu lagi, dan hatinya terasa sakit dengan tidak jelas.

Mungkin alasan ingin membawa anak ini pulang, dengan tidak sadar adalah karena alasan ini.

Tidak mempedulikan keegoisannya, dan membuat orang tua anak ini khawatir.

Pertama kali melihat anak ini, merasa sangat mirip dengannya.

Dia tidak berharap akan bertemu dengan wanita itu di antara 7 miliar orang di dunia, tiba-tiba bertemu dengannya, tapi teringat bayangan dirinya, sangat normal, wajah anak ini juga belum pasti, saat masih kecil dan dewasa akan berubah.

Tapi pada akhirnya, membuat dia melihat wajah yang sangat mirip dengan wanita itu.

Ditambah, wanita itu juga tidak bisa punya anak, bahkan jika wanita itu punya anak, wanita itu juga tidak bisa bicara Jerman.

Pergi ke basement, dia meminta anak itu duduk di kursi penumpang depan, memakai sabuk pengaman.

Anak lelaki itu memprotes, dia menunjuk-nunjuk belakang, dan menunjuk kursinya, dia tahu Gu Mingcheng tidak paham dengan bicaranya, dia tidak paham apa itu “orang asing”, saat dirinya dengan mummy datang ke China, banyak pembicaraan yang dia tidak paham, orang lain juga tidak paham dia, termasuk kakeknya.

Ken mulai memiliki pemahaman awal tentang “orang asing”, tahu bahwa bicaranya dengan orang ini ada jarak pemisah.

Tapi gerakan Ken, rupanya membuat Gu Mingcheng mengerti, dia ingin pindah ke kursi belakang, karena anak-anak tidak boleh duduk di kursi penumpang depan.

Tapi, duduk di belakang tidak ada yang bisa melihat anak ini, Gu Mingcheng tidak tenang, jadi, dia meminta anak ini untuk duduk di sebelahnya, dan dia bisa mengawasinya setiap saat sewaktu menolehkan kepala.

Anak ini tahu banyak.

“Siapa yang mengajarimu?” Gu Mingcheng tersenyum, ingin membohongi anak ini namun dia ketahuan.

Ken paham dan menjawab, “mummy.”

Di Jerman, Jiang Shutong sering pergi ke toko, juga membeli sebuah mobil, dia tiap kali meminta Ken untuk duduk di belakang, setelah mengecek sabuk pengaman, dia akan mengemudi, dan selalu mengemudi dengan sangat pelan.

Gu Mingcheng tersenyum, “mamamu ternyata cukup pintar!”

Ken tahu paman ini sedang berkata jelek tentang ibunya dan memelototi Gu Mingcheng.

Hati Gu Mingcheng terasa penuh dengan kebahagiaan dengan tidak jelas, karena tatapan tajam anak ini, membuat hatinya berbunga-bunga.

Dia merasa dirinya agak pervert.

.......

Mobil Gu Mingcheng baru saja dikendarai keluar dari parkir basement mall dan pengumuman di mall berbunyi:”Adik kecil Ken...kalau ada yang melihat, tolong bawa anak ini ke tempat pengumuman.”

Setelah sesaat, suara panik Jiang Shutong keluar, dia berkata dalam bahasa Jerman, “Ken, mummy menunggumu di tempat kamu tadi hilang!”

Setelah berkata, Jiang Shutong menuju ke lantai tiga.

Ken tidak pernah naik elevator sendirian, dia paham jika Ken tidak diambil orang, dia masih akan di lantai tiga. Dia tidak tahu barang apa yang Jiang Shutong barusan beli, jadi cukup bilang tempat dimana dia hilang.

Jiang Shutong pergi ke atas dan langsung menangis di atas bantal lateks.

Jika Ken hilang, hatinya pasti akan mati, ini adalah anaknya satu-satunya, dia tidak bisa menemukan anaknya.

Beberapa orang yang lewat juga semua melihat Jiang Shutong, dia juga tidak peduli, merasa putus asa.

Ibu yang kehilangan anaknya akan merasa seperti ini.

Sekarang yang dia harapkan adalah Ken menelepon dirinya dengan HP orang lain.

Selama menelepon, kemungkinan ketemu 90 persen, karena penculik tidak akan menelepon orang tuanya.

Tetapi telepon tidak berdering.

...

Gu Mingcheng mengeluarkan HP dan menyuruh dia menelepon ibunya.

Jiang Shutong mengajari Ken Arabic Numerals (0-9) juga memberitahu dia, jika hilang, suruh orang lain telepon Jiang Shutong, mereka berdua bahkan berlatih hal ini berkali-kali.

HP Jiang Shutong berdering.

Sambil menangis, dia bisa melihat teleponnya dengan jelas.

Terkejut.

Nomer ini sangat akrab sampai ke dalam hatinya.

Beberapa tahun ini, nomer ini tidak pernah berhubungan dengannya, kenapa sekarang tiba-tiba menelepon tanpa ada tanda-tanda?

Pria itu harusnya tidak tahu nomer teleponnya.

Jiang Shutong menggigit tangan dengan giginya, dan dia berpikir keras, tidak berani mengangkatnya.

Sudah hampir 4 tahun sejak mereka tidak ada hubungan, apakah pria itu tahu dirinya kembali?

Akhirnya Jiang Shutong mengambil keputusan untuk mengangkat telepon.

Di pihak lain, terdengar suara yang sangat akrab, “Mummy, kenapa lama sekali angkat telepon?”

Sangat fasih dalam bahasa Jerman.

Gu Mingcheng tidak paham, tetapi tahu bahwa anak in iberbicara dengan ibunya.

Jiang Shutong terbeku sejenak, apa yang terjadi?

Kenapa anaknya bicara dengan ponsel pria itu?

Apakah dia menculik anaknya atau----

Poinnya Ken adalah anaknya, Gu Mingcheng tidak tahu.

“Mummy sangat khawatir dan pergi ke pengumuman untuk mencari, dimana kamu sekarang?” Jiang Shutong bertanya.

Ken melihat Gu Mingcheng, “Seorang paman membawaku. Ada hal penting di rumahnya dan dia harus membawaku ke rumahnya dulu.”

Jiang Shutong terbeku kembali, kejadian hari ini terlalu kebetulan dan dia tidak bisa banyak berpikir.

Setelah berpikir tentang hal itu, seharusnya Gu Mingcheng hanya mengambil Ken--

Tapi, bagaimana bisa ada kebetulan seperti ini di dunia?

Ataukah hubungan darah yag menarik satu sama lain?

Denganj samar, dia mendengar Gu Mingcheng berkata, “Sini biar aku bicara dengan ibumu.”

Jantung Jiang Shutong tiba-tiba melompat terasa hampir keluar.

Saat ini, dia tersentak, dia tidak ingin Gu Mingcheng tahu bahwa Ken adalah anaknya, karena sudah menghilang 4 tahun, dia tidak tahu bagaimana berhadapan dengan Gu Mingcheng, dia tidak ingin memberi keluarga pada pria itu, jika memberikan pada pria itu, akan menambah masalah lain.

Juga termasuk Ken, adalah anak kandung pria itu!

Setelah Gu Mingcheng mengatakan ini, dia melihat Ken tidak merespon, dan dia merasa diabaikan.

Mengambil HP dari anak itu dan berkata sepatah kata :”Hey!”

Suara dari 4 tahun lalu muncul, tapi beberapa tahun ini selalu berdengung di hati Jiang Shutong.

Walaupun hanya berkata ,”hey”, tapi dia masih bisa mendengar pria itu.

Suara yang dalam, dan sangat menarik.

Jiang Shutong tertegun, tidak bisa bicara, berdiri terbengong, dan air matanya terus mengalir.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu