Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 197 Asma, Takut Asap

Tadinya Gu Mingcheng ada rapat hari ini, namun dia meniadakannya tiba-tiba, karena ingin melihat anaknya!

Ken dan Xu Shenjing ribut di ruangan kerjanya, Ken demi mencari perlindungan, lari mengarah ke Gu Mingcheng, kemudian Gu Mingcheng membuka pelukannya, memeluk Ken dalam pelukannya.

Dulu, dengan cara beginilah ia memeluk ibu dari anak ini.

Tiba-tiba Ken mengangkat kepalanya, menatap Gu Mingcheng dengan lembut seperti menatap sungai di atas gunung, kemudian memanggil, “Uncle Gu”.

Mata jernih anak ini, seperti memancarkan sesuatu, seperti sesuatu yang istimewa baginya, mirip dia.

Mata Jiang Shutong, sangat memesona.

Gu Mingcheng membelai kepala anak itu, seperti dulu membelainya, kemudian berkata sepatah kata, “Anak baik!”

Anak itu berlari pergi main lagi, sebenarnya beberapa tahun ini, Gu Mingcheng lumayan takut berisik.

Kalau memakai kata-katanya sendiri : Umur sudah tua, suka keheningan.

Sebenarnya dia juga tidak tua.

.......

Akhirnya Jiang Linian selesai operasi, Jiang Shutong lega, pergi ke ruang inap untuk menjenguk ayahnya.

Dokter berkata bahwa operasinya berjalan sangat lancar, makan saja makanan-makanan bubur, jika obat bius sudah habis sudah tidak ada masalah.

Baru saja Jiang Shutong melegakan nafasnya.

Terpikir Ken masih berada di tangan Bai Mei, Jiang Shutong meneleponnya, dia bilang dia tau bahwa kedua anak laki-laki itu pasti akan membuat keributan, lagipula, sifat Ken sangat aktif, ia tau sangat tidak mudah untuk menjaga dua anak laki-laki sekaligus, ia bertanya dimana Bai Mei, ia mau menjemput kembali anaknya.

Bai Mei berkata, “Anak tidak berada denganku, sangat tidak kebetulan aku ada tamu yang sangat penting, aku menitipkan anak pada orang lain.”

Jiang Shutong segera panik, kejadian Ken hilang terakhir kali masih diingatnya, ini baru waktu dua hari, Bai Mei sangat berani sekali, sembarang menitipkan anak pada orang lain?

“Siapa?” Jiang Shutong bertanya.

“Gu Mingcheng, di kantornya! ia tidak begitu menolak untuk persoalan menjaga anak.”

Jiang Shutong terdiam setelah mendengar, Bai Mei membuatnya terkejut, mungkin saja Bai Mei ingin mendamaikan kedua orang ini, jadi ia memberitahukan semua informasi yang ia dapatkan dari Jiang Shutong pada Gu Mingcheng.

Jika tidak, hubungan Bai Mei dan Gu Mingcheng tidak bisa dikatakan “dekat”, ia tidak akan memberikan kerjaan yang begitu merepotkan pada Gu Mingcheng, pasti karena ingin memberi tanda-tanda kepada Gu Mingcheng, ataupun sudah memberitahukan Gu Mingcheng bahwa anak ini adalah anaknya.

Alis Jiang Shutong terbakar seketika.

Pergi selama 4 tahun, dia sudah kehilangan keberanian untuk menghubunginya duluan.

Ia duduk di koridor rumah sakit, sepertinya Bai Mei sudah tidak berniat untuk menjemput anaknya, ia ingin Jiang Shutong yang menjemputnya sendiri.

Jiang Shutong sama sekali tidak tau apa pemikiran Gu Mingcheng sekarang.

Orang-orang tidak begitu menyangkutpautkan banyak hal, seperti Adam juga bermarga Gu, Adam juga mengidap asma, karena hal-hal ini diketahui Jiang Shutong secara tidak sengaja, ia sama sekali tidak menyangkutpautkan masalah ini, ia juga tidak tau sudah berapa banyak kali Ken menyebut nama Adam di depan Gu Mingceng, juga tidak tau bahwa apakah pernah Adam kambuh di depan Gu Mingcheng, Juga tidak menganggap serius bahwa ini adalah penyakit “Turunan”, karena ia menganggap bahwa Gu Mingchenglah yang menyebabkan ini semua.

Gu Mingcheng merokok, ini adalah hal yang diketahui semua orang.

Ia menganggap begini, ia pikir semua orang juga akan berpikiran seperti itu, lagipula, memang begitu kejadiannya.

Tetapi, Gu Mingcheng tidak menganggap seperti ini.

Ia juga tidak tau, Gu Mingcheng padanya sekarang, sudah sangat benci.

Jiang Shutong berpikir, Gu Mingcheng pasti sudah mengetahui bahwa itu adalah anak Jiang Shutong, walaupun Bai Mei tidak memberitahunya, Xu Shenjing juga akan memberitahu bahwa “anak bibi Shutong”, Jiang Shutong sangat yakin dengan ini.

Kelihatannya, sudah pasti harus berkomunikasi dengan Gu Mingcheng.

Tapi bagaimana mengucapkannya? Tangannya menggenggam ponselnya, sambil berpikir, jantungnya berdebar dengan sangat hebat.

Perasaannya seperti mau ujian, jantungnya sudah mau keluar.

Jiang Shutong tidak menggunakan ponselnya sendiri untuk menelepon Gu Mingcheng, ia menggunakan ponsel ayahnya.

Alasan kenapa tidak menggunakan ponselnya sendiri, sangat banyak alasannya : ia ingin menyembunyikan dirinya sendiri yang tidak berkata di malam itu, ia tidak ingin ia tau bahwa ia pergi ke Frankfrut.

Sangat banyak, sangat banyak.

Walaupun ini seperti sedang menutupi telinga, tetapi lebih baik daripada kehilangan muka,

Gu Mingcheng melihat panggilan dari nomor tidak dikenal, ia mengenal nomor Jiang Linian, pasti dia.

Ia menatap sekejap ponselnya, kemudian mengangkat.

Terdengar suara “Hallo”, Jiang Shutong tidak berani mengeluarkan suara.

Dia sepertinya juga mengerti pemikiran dan perasaannya, kemudian ia menunggu.

Keheningan di dalam telepon.

Tiba-tiba Jiang Shutong ingin menangis, hari-hari tanpa dia di dalam beberapa tahun ini, dulu ia begitu merindukannya, namun sekarang mendengar suaranya, ia justru tidak dapat berkata apa-apa.

Jiang Shutong sudah mempersiapkan kata-katanya, namun satu katapun tidak teringat.

“Ken anakku, aku mendengar Bai Mei bilang bahwa dirimu yang menjaganya, ayahku sudah selesai operasi, apakah kamu sibuk? Jika tidak, aku akan menjemputnya, anakku sangat bandel!” Jiang Shutong sudah mendengar keributan dua anak itu di dalam telepon.

Suara Jiang Shutong sopan dan ringan, sedikit merendah.

“Gu Xingjiang?” Tanya Gu Mingcheng.

Momen itu, Jiang Shutong sangat yakin bahwa Bai Mei telah memberitahu Gu Mingcheng mengenai anak ini.

Oleh karena itu, Gu Mingcheng menekankan nama Chinese anak itu.

“Em, iya.” Merenung beberapa saat, kemudian Jiang Shutong menjawab.

Ia berpikir, jika begini, ketika ia menjemput anaknya, sekalian saja memberitahu bahwa itu adalah anaknya, tidak tau apakah ia akan mengakui anak haram ini.

“Aku mentraktir kamu makan siang, kamu juga tidak ingin datang ke kantor bukan, janjian di restoran luar saja. Nanti aku kirimkan alamatnya kepadamu.” Gu Mingcheng bahkan tau bahwa Jiang Shutong tidak ingin datang ke kantor.

Benar-benar seperti cacing di dalam perutnya.

Lagipula masalah yang terjadi dengan Gu Mingcheng sangat populer waktu itu, sekarang sudah pergi dan kembali lagi ke kantor, jelas tidak pantas.

Ponsel Jiang Linian masuk sebuah pesan, pesan alamat restoran, restoran itu bernama Frankfrut, Frankfrut, nama kota yang ditinggalinya, dulu, Gu Mingcheng tidak pernah tertarik untuk memerhatikan restoran jerman, namun ia sengaja memilih ini, karena ia berpikir bahwa ia telah hidup di jerman selama 4 tahun, dan anak tumbuh besar di Jerman.

Katanya itu dibuka oleh seorang Koki senior dari Frankfrut, sangat asli, bahan-bahannya diimport langsung dari Jerman.

Karena mahal, lagipula orang Jerman di Kota Hai sangatlah sedikit, jadi, hampir tidak ada orang, bahkan dihari Sabtu Minggu pun pengunjung sangat sedikit.

Jiang Shutong setuju, ia bertanya kondisi ayahnya, membutuhkan waktu selama 3 jam hingga ayahnya sadar, minggu ini, akan ada pengasuh yang akan menjaga ayahnya, Jiang Shutong tidak perlu khawatir.

Kemudian, ia pergi ke restoran yang disebut Gu Mingcheng tadi, Gu Mingcheng telah memesan meja untuk mereka berdua, di sofa dalam, diantara sofa-sofa seperti ruang makan terpisah yang nyaman.

Gu Mingcheng telah duduk disana, di dalamnya ada Ken, Ken tidak tau sedang bermain apa.

Melihat Jiang Shutong masuk, seperti datang dari 4 tahun yang lalu, namun gaya berpakaian dan temperamennya sudah berubah banyak.

Kunciran rambut kudanya, wajah kecilnya yang segar, pakaiannya yang santai dan kasual, dia terlihat energik, seperti anak kuliahan, sama sekali tidak seperti ibu dari anak berumur 3 tahun.

Waktu 4 tahun, sama sekali tidak meninggalkan kerutan di wajahnya, tetapi sebaliknya dia yang sudah tua.

Atau bisa dikatakan, pesona yang dewasa, lebih keren, lebih menarik wanita.

Gu Mingcheng duduk disana, melihat Jiang Shutong berjalan langkah demi langkah mengarah padanya, tatapannya terpaku padanya.

Jiang Shutong mengeratkan genggamannya, orang itu, ia masih suka memakai kemeja hitamnya, melipatkan kakinya, tatapan matanya lebih tajam dari 4 tahun yang lalu, membuat Jiang Shutong tidak bisa menghindarinya.

Dia seperti sedang mempertanyakan Jiang Shutong dan mengutuknya.

Ada perasaan seperti mantan kekasih kembali bersama diantara mereka berdua.

Kemarin, dia adalah kekasihnya.

Jiang Shutong duduk, menganggukkan kepala, memanggil dengan pelan “Presdir Gu”, kemudian menyapa Ken “Ken, mama datang menjemputmu!”

“Mengadopsi seorang anak lagi?” Kata pertama Gu Mingcheng.

Sengaja berkata seperti itu, ia tau bahwa anak ini adalah anak kandung Jiang Shutong.

Karena dia marah, marah karena dihari-hari tanpanya, ia bersama lelaki lain…

Jiang Shutong merasa harga dirinya dihina, bergumam pelan, “Tidak mengijinkan aku melahirkan sendiri?”

He.

Gu Mingcheng tau anak ini adalah urusan dia.

Apa yang dia ekspresikan adalah urusan lain lagi.

Ternyata benar dia melahirkannya sendiri.

Ken sudah berpindah ke sofa mamanya, ia menggunakan Bahasa Jerman berbicara dengan ibunya mengenai apa yang ia lihat pagi hari ini, sangat menyenangkan, Ia menjelaskannya dengan gestur tangannya.

Sisi samping wajah Jiang Shutong menghadap Ken, terkadang tertawa, terkadang gugup dengan penjelasan Ken.

Pokoknya, itu adalah dunia Bahasa Jerman yang tidak bisa dimasuki Gu Mingcheng.

Dia tidak tau apa yang telah ia alami di Frankfrut, dia selalu berada di Kota Hai, mencari pedang di lautan, karena ia takut suatu hari ia pulang, dan tidak menemukannya.

Tidak bertemu 4 tahun, semua kerinduan dan air mata yang telah jatuh, semua hilang karena kesalahpahaman keberadaan anak ini.

Seberapa mencintainya, segitulah kebenciannya sekarang.

Gu Mingcheng mendorongkan menunya kepada Jiang Shutong, membiarkannya memesan makanan.

Jiang Shutong sambilan memesan, sambilan menanyakan pendapat Ken, banyak sekali makanan yang telah dicoba Ken, Ken memberitahu Jiang Shutong, kemudian Jiang Shutong memesannya, ia tidak memesankan Gu Mingcheng.

“Tidak tau kamu suka memakan apa, jadi, punyamu, pesan saja sendiri!” Jiang Shutong dengan pelan membalikkan menunya kedepan Gu Mingcheng.

“Terserah, aku tidak lapar.”

Seberapa buruk ingatannya?

Ia ingat dulu pada saat makan makanan Jerman bersamanya, ia pernah bilang bahwa hanya Lumpia kecilnya yang lumayan, yang lain ia tidak suka, jika ia mempunyai niat, ia pasti akan memesankan lumpia kecil untuknya.

Mungkin waktu terlalu lama, dan dia terlalu sibuk.

Gu Mingcheng, ia mengingat dengan sangat jelas.

Jiang Shutong hanya menjawab sekata “ou”, ia menundukkan kepala, bertanya dengan pelan, “Bagaimana kabarmu beberapa tahun ini?”

Gu Mingcheng terkekeh ke samping, senyuman itu tidak tulus, senyuman menyindir, “Tidak semenarik kehidupanmu, tetapi tidak buruk!”

Dua tahun yang lalu Jiang Shutong mendengar ayahnya bilang bahwa ia mengganti wanita seperti sedang mengganti baju, sangat cepat.

Sejak itu, kabar mengenainya, Jiang Shutong sengaja tidak memerhatikannya.

Ia hanya menjawab dengan pelan “ou”, dalam perjalanan datang, ia memikirkan bagaimana caranya memberitahu bahwa ini adalah anaknya.

Namun sekarang, ia ragu lagi.

Makanan sudah sampai, Jiang Shutong mengikat serbet makan pada Ken, dengan nada keibuannya ia memberitahu Ken untuk makan dengan baik.

Disana, Gu Mingcheng menyalakan sebatang rokok.

Ia kesal, sangat kesal.

Jiang Shutong mengerutkan alisnya, anak menderita asma, takut asap.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu