Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 43 Apa Yang Dia Suka Aku Suka

Jiang Shutong memegang lima jarinya dengan erat, tapi kemudian dia merasa lega, karena dia tidak bisa mengendalikan pria yang seperti dia. Dia mungkin lebih baik membuka hatinya dan tidak begitu peduli tentang sikap dia.

"Ternyata itu adalah wanitanya Presdir. Karena dia adalah wanitamu, kamu dulu mengatur aku dari kota Hai ke kota Shanghai karena alasan yang sama. Kamu harusnya bilang dari awal kalau wanita ini milikmu, jadi aku tidak akan rebutan denganmu." Setelah itu, Qiao Wei berbalik badan dengan sedih dan melangkah pergi.

Dia juga menatap Jiang Shutong sekilas dengan tatapan tidak puas.

Jiang Shutong mengambil napas panjang dan duduk di tempat tidur dengan panik.

Gu Mingcheng melihat banyak tiket menumpuk di mejanya dan berkata dengan santai, "Sepertinya Nona Jiang bersenang-senang beberapa hari ini!"

"Yah, aku belum pernah pergi sejauh ini sejak kecil. Kali ini, aku telah melihat dunia, dan aku sedang dalam suasana hati yang baik.” Jiang Shutong tidak mengangkat matanya dan menggosok tangannya.

Tangannya, putih dan licin, hatinya masih gelisah memikirkan kata-kata Gu Mingcheng tadi.

Dia mempublikasikan hubungan mereka begitu saja, seharusnya bukan untuk melindunginya. Adapun alasan sebenarnya, Jiang Shutong juga tidak tahu.

“Sudah pernah lihat terowongan bawah laut di Pearl Oriental belum?” Gu Mingcheng bertanya padanya.

"Belum."

Gu Mingcheng tertawa dengan tenang, seolah-olah dia sudah tahu kalau Jiang Shutong memang belum pernah ke sana sebelumnya. "Bawa kamu pergi lihat, bagaimana?"

Setelah insiden Qiao Wei, Jiang Shutong merasa bahwa kalau ada seorang pria di sampingnya akan lebih aman dibandingkan jalan sendiri, terutama ketika dia bisa memberi perintah kepada Qiao Wei.

Dia mengangguk.

Terowongan bawah laut dilalui kereta listrik satu per satu. Gu Mingcheng membeli tiket untuk dua orang dan menunggu tumpangan. Kereta listrik kecil berputar masuk. Jiang Shutong memasuki kota untuk pertama kalinya. Tentu saja, itu sangat baru untuknya. Dua orang naik kereta dan mulai memasuki terowongan.

Gu Mingcheng mungkin sudah pernah kesini berkali-kali, tanpa banyak rasa ingin tahu, duduk sendirian di atas bangku, sedangkan Jiang Shutong melihat keluar melalui jendela. Setelah memasuki terowongan yang dalam, semua lampu di terowongan menyala, berwarna-warni, lampu berkedip, dan ada musiknya juga.

Meskipun Jiang Shutong adalah orang dewasa, dia terlihat seperti anak kecil ketika menghadapi situasi ini.

Ketika musik mencapai puncaknya dan semua lampu menyala, Jiang Shutong, berdiri di depan, berbalik dan berkata kepada Gu Mingcheng di belakangnya, "Ini sangat indah sekali."

Tapi sekilas, melihat mata menyipit Gu Mingcheng. Eh, jelas-jelas dia yang minta naik kereta ini. Kenapa begitu indah di sekitarnya, dia malah pura-pura tidur?

Gu Mingcheng memandang Jiang Shutong sekilas. Sukacita di matanya selalu tampak bersinar. Gu Mingcheng belum pernah melihat senyum bahagia seperti itu.

Di masa lalu, ketika dia tertawa, dia terlihat tidak tertawa lepas. Seolah-olah kalau dia tertawa, dia mengekspos dirinya kepada orang lain. Dia mungkin malu-malu dan merasa tidak aman, jadi dia tidak akan dengan mudah mengekspos dirinya di depan orang lain. Dia mungkin juga merasa minder, karena merasa tidak bahagia dalam pernikahannya.

Selama perjalanan ke Shanghai ini, Gu Mingcheng bertemu dengan Jiang Shutong yang berbeda.

Gu Mingcheng memandang Jiang Shutong untuk waktu yang lama.

"Ada apa?" Jiang Shutong tampak ragu-ragu. Dia melihat ke bawah untuk melihat apa ada yang salah dengannya.

Apa yang tidak diketahui oleh Jiang Shutong adalah bahwa terowongan bawah laut ini, yang merupakan kunjungan pertama Gu Mingcheng, dia yang biasanya selalu terburu-buru ketika dia datang ke Shanghai untuk urusan bisnis, baik untuk pertemuan atau untuk negosiasi bisnis. Dia tidak tertarik dengan tempat ramai seperti ini. Dia bahkan tidak memiliki keinginan sama sekali untuk datang. Dia pikir itu adalah sesuatu yang lebih cocok untuk anak muda. Tetapi hari ini, dia merasa bahwa terowongan bawah laut adalah tempat yang tidak buruk.

Karena dia menyukainya, dia juga. Mata Gu Mingcheng mulai menatap Jiang Shutong dengan pandangan yang berbeda dan mulai melihat sekeliling. "Ya, cantik sekali."

Jiang Shutong tertawa lagi, dan akhirnya pendapat mereka bisa sama.

Keluar dari terowongan, Gu Mingcheng berkata kepada Jiang Shutong, "Aku akan kembali ke kota Hai sebentar lagi."

Jiang Shutong masih berpikir tentang hubungan antara mereka berdua. Dia tidak ingin Lu Zhiqian sampai menemukan terlalu banyak masalah dari dia selama pernikahan mereka masih berlangsung, dan itu juga tidak ada untungnya untuk perceraiannya di masa depan. Selain itu, hubungan antara Gu Mingcheng dan Nie Yingying selalu menjadi duri dalam hatinya.

Gu Mingcheng melihat Jiang Shutong tidak menjawab. Dia masih ragu-ragu dan bertanya, "Apakah ada yang ingin kamu katakan?"

"Apa?" Jiang Shutong bertanya dengan tangan di belakangnya.

Untungnya, Gu Mingcheng tidak mencoba memegang tangannya, artinya, dia tidak mencoba membangun sebuah hubungan dengan Jiang Shutong.

"Aku sudah mau pergi! Ada pertemuan penting lainnya di kota Hai. Aku tidak bisa absen." Langkah Gu Mingcheng melambat.

Hari ini, langit di kota ini mendung, tidak cerah, membuat orang merasa sangat gerah dan tidak mood dengan cuaca seperti itu.

"Ya." Jiang Shutong menjawab dengan ringan.

Langkah Gu Mingcheng terhenti. "tidak merasa berat hati ditinggal aku?"

Wajah Jiang Shutong berubah sedikit. "Bertemu dan berpisah, bukankah sudah biasa dalam kehidupan ini?"

Sangat mudah untuk menghindari topik "berat hati" dan "tidak berat hati".

Bibir Gu Mingcheng tersenyum. "Kamu cukup tenang juga dalam berbicara."

Jiang Shutong berpikir, apa yang bisa dia lakukan jika dia tidak bisa tenang? Menahan dia sambil menangis, mengatakan bahwa dia yang sudah menikah ini enggan berpisah dengannya, membiarkan orang lain menangkap basah mereka dan memberitahu teman wanitanya, Jiang Shutong selalu menjadi wanita yang sangat tradisional, hal seperti itu tidak dapat dia lakukan.

"Apakah kamu tidak ingin mengantar priamu ini ke bandara?" Gu Mingcheng bertanya lagi.

"priamu" kata ini, membuat jantung Jiang Shutong tiba-tiba melonjak, apakah ini yang dia ciptakan sendiri?

Karena dua kejadian itu, tidak heran kalau dia mengatakan dia adalah pria miliknya, bisa dimaklumi.

Ketika Jiang Shutong belum sempat menjawab, Gu Mingcheng menyetop sebuah taksi dan menarik Jiang Shutong masuk.

Jiang Shutong belum memikirkannya. Apakah ingin mengantarnya ke bandara?

"Pesawat jam berapa?" Jiang Shutong bertanya.

"Empat puluh menit lagi." Gu Mingcheng menatap arlojinya dan menjawab.

Waktu sudah mepet, tetapi dia masih di sini menemani Jiang Shutong berjalan-jalan.

Jam tangan ini bukan lagi yang dia kenakan terakhir kali. Orang kaya, banyak sekali jam tangan, sering ganti-ganti jam tangan. Bukan apa-apa sebenarnya, tapi Jiang Shutong menatap pergelangan tangan Gu Mingcheng, seolah-olah ada sesuatu di pergelangan tangannya yang menarik perhatiannya.

"Apa yang kamu lihat?" Karena mata Jiang Shutong menatap arloji ini,

pergelangan tangan Gu Mingcheng dalam posisi terangkat, tidak diturunkan.

"Tidak …..tidak ada." Jiang Shutong berpikir bahwa jika dia tidak tahu rahasia arloji ini, akan lebih baik, jadi dia tidak akan mengalami begitu banyak penderitaan psikologis sepanjang hari.

Tetapi bahkan jika Jiang Shutong tidak tahu bahwa pria pertamanya adalah Gu Mingcheng, Mingcheng juga akan tahu dengan sendirinya bahwa wanita pertamanya adalah Jiang Shutong.

Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi sampai taksii tiba di bandara.

Jiang Shutong, membawa tas kecilnya, melihat bahwa Gu Mingcheng akan memasuki pemeriksaan keamanan dan berkata, "Berhati-hatilah!"

Sekarang, dia tidak terbiasa memanggilnya dengan namanya, dan tidak tahu harus memanggilnya apa.

"Tidak menciumku?" Gu Mingcheng ibaratnya dikasih hati minta jantung.

Jiang Shutong terkejut dan merasa gelisah.

"Siapa yang kemarin bilang dia menawarkan diri sebagai balas budi?" Gu Mingcheng melihat Jiang Shutong ragu-ragu dan melafalkan apa yang pernah dikatakan Jiang Shutong kepadanya.

Secara alami, Jiang Shutong merasa dirugikan, seperti apa yang pernah dia katakan ketika dia meminta pertolongan Gu Mingcheng, yang ketika itu memang sangat mendesak…….

Kata-kata itu memang pernah diucapkan dari mulutnya, tetapi sekarang dia sudah mengungkitnya, dia tidak punya alasan untuk menyangkalnya, "Aku yang mengatakannya!"

"Buruan cium?" sangat langka bagi orang besar seperti Gu Mingcheng, memiliki sikap yang lucu.

Jiang Shutong secara alami tidak berani. Toh, akta nikah masih ada di hatinya.

Tapi mata Gu Mingcheng terus tertuju padanya, seolah-olah hari ini jika dia tidak menurutinya, dia tidak akan pergi.

Jiang Shutong tidak berdaya dan berjalan mendekati Gu Mingcheng dan berjinjit, tapi dia tidak bisa menjaga keseimbangan dengan cara ini. Jadi dia harus mengulurkan tangannya, memegang bahu Gu Mingcheng yang lebar dan mencium pipinya.

Ini inisiatif pertamanya, dan inisiatif ini membuatnya gugup.

Dia tidak ingin menumpahkan air kotor pada dirinya sendiri sebelum perceraian, dan dia tidak ingin menjadi "mainan" Gu Mingcheng.

"Sudah cukup?" Jiang Shutong bertanya dengan lembut, barusan itu hanya kecupan kecil, dia merasakan bibirnya sedikit dingin, itu adalah hawa dari wajah Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng berbalik dengan cepat, memeluk Jiang Shutong di lengannya dan menciumnya dengan ganas.

Jiang Shutong merasa tercekik dalam kegelapan.

Dari kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dicium oleh siapa pun kecuali Gu Mingcheng.

Sepertinya ini sudah ketiga kalinya dia dicium olehnya.

Kali ini, dia tidak memiliki menciumnya dengan kemarahan. Ciuman yang manis. Kecuali gigi Jiang Shutong yang tertutup erat, dan akhirnya terbuka olehnya, semuanya baik-baik saja.

Akhirnya, setelah mencium Jiang Shutong, Gu Mingcheng tersenyum dan berkata, "Sepertinya ada sesuatu yang tidak bisa aku andalkan."

Maksudnya adalah menyuruh Jiang Shutong menciumnya atas inisiatifnya sendiri.

Jiang Shutong menundukkan kepalanya dan menggerakkan jari-jarinya, berkata, "Aku pergi dulu."

Berbalik dan melangkah pergi.

Kembali ke hotel, dia tidur lagi dan pada saat bangun sudah gelap. Dia mendengar bahwa ada desainer lain yang tiba hari ini. Kamar Jiang Shutong ini adalah kamar standar, dan ada tempat tidur lain. Dia tidak tahu apakah desainer itu adalah pria atau wanita. Mau tinggal di mana dia nanti?

Begitu dia bangun, dia mendengar ketukan di pintu. Secara naluriah, dia mengira desainer lain yang datang dan bergegas untuk membuka pintu.

Tetapi ketika dia melihat seorang pria di pintu, Jiang Shutong terkejut. Dia adalah Lu Zhiqian.

Jiang Shutong menatapnya dengan kengerian dan bertanya-tanya, tidak tahu apa yang dia lakukan disini.

Lu Zhiqian adalah orang yang sangat terkenal di kota Hai. Jiang Shutong akan datang ke Shanghai untuk pelatihan. Jiang Shutong telah mengiriminya pesan lewat Wechat. Seharusnya tidak sulit baginya untuk mencari tahu hotel tempat Jiang Shutong tinggal.

Wajah Jiang Shutong tiba-tiba memucat dan berkata, "Kamu - apa yang kamu lakukan disini?"

Wajah Lu Zhiqian selalu menampilkan ekspresi kejam. "Mana Gu Mingcheng? Ini bukan waktunya untuk pelatihan, tapi menyuruh kamu tinggal di hotel sebelum jadwal pelatihan, pasti ingin melakukan hal yang kotor denganmu, ya kan?

"Kamu tidak tahu malu!" Jiang Shutong sangat marah. Untungnya, hari ini Gu Mingcheng tidak mengambil tindakan lebih lanjut. Kalau tidak, dia akan merasa bersalah sampai mati.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu