Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 227 Dia Sedang Menunggunya Kembali

Suara ambigu yang ada di dalam kamarnya, suara pria dan suara wanita, bergema di dalam villa gunung yang tenang dan teredam.

Juga seolah-olah mendengar suara cairan yang bergerak.

Dengan tidak bisa tertahankan dia menggosoknya sampai merah dan bengkak, jantungnya berdetak kencang.

Setelah melakukan hal itu, Jiang Shutong menyusut di pelukan Gu Mingcheng, kedua tangannya memegang lehernya, menyipitkan kedua matanya.

Seolah-olah tadi hanya bermanja, sesudah bermanja, dengan bentuk yang sudah siap untuk tahap selanjutnya, wajahnya perlahan-lahan menghadap keatas.

“Sekarang, sudah memikirkannya?” Gu Mingcheng melihat bentuknya yang sekarang, menanyakan satu pertanyaan lagi.

Dengan ekspresi baru yang cantik, terlihat lagi di wajahnya.

Jiang Shutong mengangguk-angguk, sangat lelah, kesadarannya sedang menghilang, mengantuk, pengurasan tenaga yang berlebih dan sangat serius membuatnya sangat lelah.

Gu Mingcheng tersenyum sebentar, Kedipan di senyuman itu, membuat wanita tertawa di telapak tangannya.

Pria itu tahu bahwa wanita ini belum melepaskan seluruh pelukannya.

Namun hubungan seks adalah perbuatan yang sudah biasa untuk mereka berdua.

Jika tidak ada, bisa merasa ada yang kurang.

Gu Mingcheng percaya, sudah bertahun-tahun, akal tidak logis yang ada di masa muda sudah ditinggalkan wanita itu, dia sekarang mempunyai akal yang tenang.

Hari kedua, di saat Gu Mingcheng sudah bangun, Jiang Shutong yang ada di sisinya sudah menghilang.

Heh, sebelumnya dia bangun lebih pagi darinya, kali ini wanita itu yang bangun lebih pagi.

Setelah selesai menyikat gigi, memakai baju, pergi keluar.

Jiang Shutong sedang memasak di dapur.

Mungkin, kehidupan Frankfurtnya selama empat tahun, melatih karakternya untuk bangun pagi dan memasak.

Gu Mingcheng berdiri di pintu dapur.

Jiang Shutong selesai memasak satu masakan, ingin menaruhnya di meja makan, di saat membalik badannya, dia melihat Gu Mingcheng yang sedang menatapnya, wajahnya langsung memerah.

Tidak berbicara, dari sisinya sambil membawa piring berjalan melewatinya.

Jiang Shutong tidak bisa menjelaskan tindakannya ini, mungkin——

Tiba-tiba kembali ke cinta pertamanya.

Segala yang ada pada empat tahun yang lalu seperti disembunyikan, kekacauan mereka berdua sebelumnya pada malam itu sudah disembunyikan, segala kejadian tidur di siang dan malam juga disembunyikan, setelah selang empat tahun, dia terlahir kembali.

Kemarin malam, dia seperti baru menjadi wanitanya.

Tiba-tiba melihat laki-lakinya sendiri, sedikit tidak nyaman, sedikit merasa malu.

“Sisa makanan ada di dapur, kamu pergi hidangkan, aku akan memanggil Ken untuk bangun.” Kata Jiang Shutong sambil membelakangi Gu Mingcheng.

Dia tidak memanggil namanya.

Lalu, dia berlari sedikit mengarah ke kamar Ken, rambut yang ada dibelakangnya bergerak sedikit.

Gu Mingcheng mengambil sisa makanan yang ada di dalam mangkuk menghidangkannya, duduk di kursi, melipat kedua lengannya, dan sedang berpikir.

Ken sudah bangun, sedang menggosok matanya, Jiang Shutong selalu mengatakan hal baik, “Ken yang paling manis” “Harus memelihara kebiasaan baik tidur cepat dan bangun pagi” dan lainnya.

Dalam proses makan, Jiang Shutong perlahan menunduk sambil mengupas telur, tidak berbicara dengan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng mengetahui apa yang dia pikirkan, menjaga rasa malu wanita kecil, juga hanya berbicara dengan Ken.

Di antara mereka berdua tidak ada perbincangan, tetapi pandangannya penuh kasih sayang.

Setelah selesai makan, Gu Mingcheng pergi kerja, tetapi dia sengaja meninggalkan tumpukan dokumen di dalam rumah.

Jiang Shutong berpikir sangat lama di dalam rumah.

Pada pagi hari ini reaksi hatinya itu nyata, tetapi ketidak-tenangannya juga nyata.

Dia berpikir sangat lama tentang alasan ketidak-tenangannya, seharusnya——Gu Qingyuan.

Dia ingin pergi melihat Gu Qingyuan, bagaimanapun juga, dia adalah ayahnya.

Dia tahu pengaruh Gu Qingyuan terhadap Gu Mingcheng, hari ini, Jiang Shutong hanya ingin memastikan bagaimana sikap Gu Qingyuan.

Dia mengirim pesan wechat, berkata ingin mengendarai mobil Gu Mingcheng ke pabrik, Gu Mingcheng mengatakan tempat kunci berada, dengan acak dia mengambil dan mengendarai mobil Audi A8, pertama dia membawa Ken ke rumah kakeknya, lalu langsung menuju ke Hai Jian.

Semakin dekat dengan Hai Jian, hatinya berdetak dengan kencang.

Tanpa pilihan lain Gu Qingyuan adalah orang yang harus dia hadapi, sebelumnya dia bersembunyi, tidak ingin bertemu, tetapi pada saat itu, akhirnya masih datang!

Langkah Jiang Shutong terasa berat.

Jiang Shutong teringat pamannya Jiang Mingqi juga ada di Hai Jian, dia juga sudah melihat Jiang Mingqi dari dekat.

Padahal dirinya mengetahui bahwa ingin bertemu Gu Qingyuan bisa membuat hatinya terluka, lebih baik pertama-tama dia membandingkannya sebentar, bertemu pamannya.

Jiang Mingqi melihat Jiang Shutong datang, sangat terkejut, bagaimanapun perselisihan telah terjadi diantara mereka berdua.

Jiang Shutong menanyakan keadaannya sekarang baik atau tidak.

Jiang Mingqi berkata, sudah diusia seperti ini, apanya yang baik atau tidak baik, hanya dalam kondisi yang terus menurun.

Saat itu Jiang Shutong merasa sangat membenci pamannya, tetapi sekarang dia merasa kasihan dengan pamannya.

Anak perempuannya meninggal, dirinya juga di tempat seperti ini.

Jiang Shutong menanyakannya dengan hati-hati, apakah masih menyalahkan Gu Mingcheng.

Jiang Mingqi berkata, pemikiran Presdir Gu, tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa, mempersiapkan perangkap seperti itu, sebenarnya dia berdiri di atas tepi sumur, apakah ingin melompat, juga tidak pasti, ini Gu Mingcheng——

“Paman, kata-kata ini, kamu salah mengatakan ini, kamulah yang menelepon Mincheng dengan sendirinya, maka dari itu dia menunggu, karena dia yakin dengan perilakumu, pertama aku juga pikir dia sangat keji, tetapi setelah dipikirkan, ini salahku, karena saat itu penampilannya yang memiliki rencana yang matang, membuatku membalikkan hubungan logika ini, kamulah yang telah melakukan kejahatan sampai langkah itu, Mingcheng hanya menunggumu sampai memasuki perangkapnya!”

Jiang Shutong juga tidak tahu kapan, ucapannya berubah begitu pintar.

Sekarang Jiang Shutong juga sudah berpikir jelas, bukan Gu Mingcheng yang membuat Jiang Mingqi melakukan kejahatan, dia yakin Jiang Mingqi akan melakukan kejahatan.

Pemikiran seperti ini, benar-benar bisa dijangkau orang.

“Kamu——“ Mata Jiang Mingqi menatap Jiang Shutong dengan tajam.

“Maafkan aku, paman.” Selesai berbicara, Jiang Shutong bersiap untuk pergi.

Sebelum pergi, Jiang Mingqi menitipkan Jiang Shutong kalimat untuk Jiang Linian, yang dia katakan adalah : Orang harus hidup dengan hati nurani diri sendiri!

Jiang Shutong tidak tahu apa maksud dari kata-kata itu, tetapi dia sudah ingat, saat pulang harus memberitahukan kepada Jiang Linian.

Langkah Jiang Shutong sangat lambat, tetapi akhirnya sudah duduk di kursi, menunggu Gu Qingyuan.

Gu Qingyuan melihat Jiang Shutong datang melihatnya, jelas sangat terkejut, tetapi pandangannya yang ganas tetap membuat Jiang Shutong sedikit takut.

Jiang Shutong mengambil telepon, “Paman——“

“Kamu datang mungkin ingin bertanya tentang sikapku, aku dan Gu Mingcheng sudah pernah mengatakannya, dalam kehidupan ini jika dia ingin menikahimu, jangan berharap, jika di hari pertama dia mendapatkan sertifikat, maka di hari kedua aku akan bunuh diri di penjara! Aku tebak sekarang dia belum melamarmu sama sekali, dan juga kamu, ingin memasuki keluarga Gu tanpa terkecuali, aku pun juga bisa bunuh diri! Aku tidak percaya, kamu dan Gu Mingcheng, jika membawa kematian ayahnya, apakah kalian bisa bahagia? Jadi, nona Jiang, jangan mencoba untuk menghancurkan Mingcheng!” Gu Qingyuan berkata dengan marah sambil menggertakkan giginya.

Bagaimana pun, dalam sekejap dari rumah yang sangat besar itu, menurun hingga sekarang, kondisi seperti ini orang biasa tidak akan bisa menahannya.

Gu Qingyuan sudah merasakan kehidupan santai dan tanpa beban selama dua puluh tahun, sudah menghilangkan kewaspadaannya.

Ayahlah yang menyebabkan semua ini.

Jiang Shutong sudah tidak bisa mendengarnya, langsung menutup telepon, langsung menaiki mobil dan mulai menangis.

Di dalam mobil, Jiang Shutong juga teringat perkataan Gu Qingyuan, menangis dengan sangat tertekan, terisak hingga tidak bisa menarik napas.

Kemarin baru saja muncul pikiran gadis muda, dan karena perkataan Gu Qingyuan semua menghilang dalam sekejap.

Cinta yang bisa membuat perkembangan di dalam hidup manusia, begitu saja hilang seperti gelembung.

Perkataan Gu Qingyuan seperti sebuah pisau, satu demi satu goresan seperti tergores di hati Jiang Shutong.

Tidak menimbulkan darah, juga seperti menaburkan garam, sakitnya sangat menyakitkan sekali.

Tetapi, dia tidak ingin berpisah dengan Gu Mingcheng, harus bagaimana? Juga tidak ingin berpisah dengan anaknya.

Saat itu dia memilih mengabaikan semuanya dan memulai kehidupan baru dengannya, selain ketulusan hatinya, anaknya juga faktor yang paling besar, ditambah perkataan guru saat pertemuan orang tua anak di sekolah, Jiang Shutong merasa, jika orang tua bersama, itu adalah kepuasan anak yang paling besar.

Sebelumnya Ken sudah menjalani kehidupan tanpa ayah dalam tiga tahun!

Kepalan tangan Jiang Shutong diletakkan diatas roda kemudi, menopangkan kepalanya, meneteskan air mata sampai mata kabur.

Empat tahun yang lalu, Hati Jiang Shutong sudah memiliki banyak luka, saat kembali, walaupun sedikit merasakan kehidupan manis dengan Gu Mingcheng, itu hanya melapiskan kehidupan manis yang berlapis-lapis di luka-luka yang ada di dalam hatinya, lubangnya masih ada.

Lubang-lubang ini, termasuk Gu Qingyuan, Jiang Mingqi, Nie Mingming, Ye Xia, ayah——

Seperti demi kebersamaan mereka berdua, seluruh orang disekitarnya sangat tidak bahagia.

Jiang Shutong merasa dirinya seperti orang yang sudah berbuat jahat.

Jika dari awal bisa selalu tetap bersama dengan Gu Mingcheng, mungkin lubang-lubang ini, bisa menghilang, sampai hatinya berwarna seperti kembali ke semula.

Tetapi, tampaknya, di kehidupan ini, dia dan Gu Mingcheng sudah ditakdirkan tidak bisa bersama.

Perkataan Gu Qingyuan, lagi-lagi seperti sebuah pisau besi, tertusuk dengan ganas di hatinya.

Dia tahu, Gu Qingyuan pasti juga pernah mengatakan perkataan itu ke Gu Mingcheng, jika tidak, saat itu Gu Mingcheng sudah melamarnya, semua lamaran itu, tiba-tiba menghilang, seperti hanya terjadi di dalam mimpi.

Jiang Shutong mendatangi kuburan ibunya.

Sudah sangat lama.

Jiang Shutong meraba foto ibunya.

Sudah meninggalkan ibunya bertahun-tahun.

Jiang Shutong selalu menangis saat melihat foto ibunya.

Sebenarnya jika seseorang sudah pergi sangat lama, lama kelamaan kehidupannya akan terbiasa dengan kepergian orang itu, seandainya biasanya datang, Jiang Shutong lebih sering berdiri disana, sangat sedih dalam beberapa waktu, tidak mungkin menangis lagi.

Tetapi hari ini, air matanya tidak bisa ditahan lagi!

Karena perkataan yang Gu Qingyuan katakan.

Mengobrak-abrik hubungannya dan Gu Mingcheng dengan paksa.

Sejak itu, Gu Mingcheng bukan pasangannya lagi.

Pertimbangan ini, membuat hati Jiang Shutong sangat sakit.

Dalam kehidupan ini, dia bukan orang keluarga Gu.

Pesan wechat di ponselnya berdering, Jiang Shutong berdiri dengan waktu yang lama, ada sedikit mati rasa, ternyata Gu Mingcheng, dia berkata bahwa dia sedang ada rapat, ada tumpukan dokumen yang lupa dia bawa dan ada di rumah, meminta Jiang Shutong untuk mengantarkannya.

Jiang Shutong tidak ingin pergi, pertama, matanya menangis sampai bengkak, dia pasti mengetahui apa yang sudah terjadi, kedua, sekarang suasana hati Jiang Shutong sedang kacau.

Singkatnya, sejak masalah Gu Qingyuan terjadi, hatinya benar-benar bertentangan.

Akal dan perasaan, semua membuatnya berjalan mengarah ke Gu Mingcheng, tetapi pukulan Gu Qingyuan, juga membuatnya hatinya menyusut.

Tetapi di dalam rumah Gu Mingcheng, selain Jiang Shutong, orang lain tidak bisa masuk, jadi, dia mengendarai mobil dan pulang, tidak menjemput Ken.

Dokumen Gu Mingcheng berada di kasur bagian kepala, Jiang Shutong sudah mengambilnya, dan mengendarai mobil pergi ke kantornya.

Setelah sampai di lantai bawah perusahaannya, dia bercermin di kaca mobilnya, masih merah dan bengkak, tidak ada sedikit pun mereda.

Dia mengirim satu pesan wechat kepada Xue Lan, berkata Gu Mingcheng lupa mengambil dokumennya, dia sedang menunggu di dalam mobil, meminta Xue Lan menggantikannya untuk membawanya ke atas.

Setelah sesaat, Xue Lan turun, cukup terkejut, dan bertanya mengapa dia tidak mengantar sendiri ke atas.

Jiang Shutong berkata, dia masih ada urusan, lalu langsung pergi.

Xue Lan melihat ada yang salah dengan suasana hati Jiang Shutong, lalu membawa dokumen Presdir ke atas.

Kantor yang sangat besar, Gu Mingcheng sedang rapat.

Beberapa saat yang lalu di saat Jiang Shutong keluar dari rumah, dengan segera mengantarkan yang dia katakan, dengan cepat sekarang sudah sampai.

Pikirannya tidak menentu, terus menerus mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam tangannya.

Yang masuk dan membuka pintu justru Xue Lan, Xue Lan memberikan dokumen kepada Gu Mingcheng.

“Dimana dia?” Gu Mingcheng mengangkat kepalanya menanyakan Xue Lan, menanyakan satu kalimat.

“Kata Shutong dia ada urusan, jadi dia pergi duluan.”

Gu Mingcheng sedikit mengerutkan alisnya, pikirannya tidak ada di dalam rapat lagi.

“Masih ada satu halaman kertas,” Gu Mingcheng memberi perintah, “Biarkan dia sendiri yang membawa keatas.”

Benar-benar orang atas yang menekan orang lain, mengapa Presdir tidak memanggilnya sendiri, mengharuskan dirinya yang melakukan tugas ini?

Dengan cepat Xue Lan mengirimkan pesan wechat ke Jiang Shutong : Shutong, jangan pergi dulu, Presdir berkata dokumen ini masih ada satu halaman lagi, apakah ada di dalam mobilmu?

Jiangh Shutong baru saja mau pergi, di jalan banyak orang, jadi dia menunggu beberapa saat.

Kali ini baru siap untuk pergi.

Melihat pesan wechat Xue Lan, dia sedikit mengerutkan alisnya, dan ternyata memang masih ada satu halaman kertas yang ada di atas dashboard kemudinya, mungkin sebelumnya hatinya tidak disini, sudah lupa, tetapi Jiang Shutong melihatnya sekilas, bukan konten yang begitu penting, satu halaman bagian terakhir, seluruhnya hanya tertulis pandangan dan kesimpulan sejenisnya, tidak terlalu banyak konten tentang rapat.

Dia berkata : di lantai bawah.

Xue Lan sudah turun, berkata kepada Jiang Shutong : “Presdir ingin kamu membawanya sendiri.”

“Hanya satu halaman kertas, apakah tidak bisa kamu yang bawakan padanya? Aku harus ke pabrik.” Jiang Shutong mengalihkannya.

“Ini adalah perintah Presdir, aku hanya menyampaikan saja, kamu langsung mengatakannya kepada Presdir saja, tetapi Presdir sedang ada rapat, tidak biasa melihat ponselnya.” Xue Lan baru mengerti maksud Gu Mingcheng memintanya untuk memanggil Jiang Shutong.

Mungkin dirinya merasa di depan Jiang Shutong “dominansi suami” tidak berlaku, takut istrinya tidak mau patuh, jadi meminta orang lain yang menyampaikan pesan, Jiang Shutong tidak ingin mendengarnya pun juga harus mendengarnya.

Jiang Shutong benar-benar tidak punya pilihan lain, memarkirkan mobilnya, membawa satu halaman kertas, pergi ke ruang rapatnya.

Sudah empat tahun tidak mendatangi kantor Grup Mingcheng, dia takut.

Mengetuk pintu, Gu Mingcheng mengatakan “Masuk”.

Lalu Jiang Shutong masuk ke dalam.

Di masa lalu, di saat dia bekerja di kantor Grup Mingcheng, sama sekali tidak mempunyai kedudukan untuk mendatangi tempat ini.

Ruang rapat sangat besar, Jiang Shutong berjalan hingga sampai ke sisi Gu Mingcheng.

Melihat mata Jiang Shutong merah dan bengkak, Gu Mingcheng menepuk bagian lengannya dengan ringan, lalu tangannya bergerak sampai bagian pinggangnya, menyeretnya sampai ke posisi yang sangat dekat dengannya, “Kenapa?”

Jiang Shutong menundukkan kepalanya perlahan, melihat sekeliling orang yang ada di ruang rapat, merasa sangat malu.

Pergantian karyawan Grup Mingcheng selalu tidak besar, banyak rekan kerjanya yang empat tahun sebelumnya, seluruhnya duduk di sini——

Ini adalah tempat rapat, gerakan seperti ini——

Dia melihat orang-orang yang sedang rapat, semua menundukkan kepalanya, semuanya memerah.

“Malam ini, bicara pribadi.” Jiang Shutong mengatakan satu kalimat dengan suara kecil.

Meskipun suara direndahkan lagi, tetapi sisi Gu Mingcheng ada mikrofon——

Oleh karena itu, di dalam kantor terdengar suara batuk dari segala arah, kepala semua orang menunduk lebih rendah lagi.

Itu menandakan kondisi dimana status yang sangat teguh dan meyakinkan.

Di tempat Gu Qingyuan mendapat pukulan berat, Jiang Shutong karena hal seperti ini, suasana hatinya sedikit membaik.

Seluruh orang menunggu dan melihat masalah dia dan Gu Mingcheng.

Dan juga, “Malam ini” “bicara pribadi” dua kalimat ini, sangat hangat——

“Baik, aku menunggumu.” Kata Gu Mingcheng.

Dia sudah memperhatikan mata Jiang Shutong yang merah dan bengkak.

Dengan cepat rapat pun bubar.

Polisi penjaga penjara memberinya telepon, mengatakan bahwa hari ini ada seorang wanita bernama Jiang Shutong, pergi ke penjara melihat Gu Qingyuan dan Jiang Mingqi, saat keluar, suasana hatinya sangat tidak baik.

Gu Mingcheng langsung mengetahuinya, pasti Gu Qingyuan telah mengatakan perkataan seperti itu kepada Jiang Shutong.

Setelah pulang kerja, Gu Mingcheng pulang ke rumah, dia tidak menelepon Jiang Shutong, tidak mengirim pesan wechat kepadanya.

Dia sedang bertaruh dengan dirinya, ingin melihat apakah malam ini wanita itu akan pulang dengan sendirinya.

Seolah-olah perkataan “Malam ini” “bicara pribadi”, sama sekali tidak dikatakan olehnya.

Dia ingin melihat pengaruh apa yang akan terjadi dari perkataan Gu Qingyuan, melihat wanita itu apakah sekarang masih bisa mendapat penghasutan seperti ini.

Dia tahu jika mereka berdua bersama dan tidak menikah, pengaruh apa yang akan terjadi untuk hati seorang wanita sepertinya.

Tetapi dia hanya ingin melihat, di situasi buntu ini, apakah wanita itu masih ada tekad untuk melanjutkan hidup bersamanya.

Dia tidak seperti laki-laki pada umumnya, mungkin jika diganti laki-laki lain, saat ini pasti mengejarnya dan membujuknya, membohonginya dan membawanya pulang.

Dia memberikannya waktu berpikir.

Suara jam dinding, satu demi satu detik sudah terlewatkan.

Pertengahan musim panas pada petang hari di luar pintu sudah berubah menjadi kenyamanan yang sejuk, malam semakin meredup.

Tangan Gu Mingcheng meraba dagunya, tanpa sebab hatinya mulai cemas.

Dia mengubah posisinya, kakinya diletakkan diatas kaki yang lain, lengannya menyandar ke pegangan tangan sofa, tangannya memegang dagunya.

Dia ingin melihat, bisakah ketakutan yang ada di dalam hati Jiang Shutong mengalahkan cintanya terhadapnya.

Dia tidak akan meneleponnya, tidak akan mendesaknya.

Dia sedang menunggunya pulang, atau mungkin meneleponnya.

Di saat mendengar suara interkom, hatinya sangat bersemangat, segera berdiri, lalu sedikit mengerutkan alisnya.

Xiao Qu berdiri di depan pintu, sedang menunggu.

Gu Mingcheng membuka pintu dengan tidak sabar, dan duduk di sofa lagi.

Melihat Jiang Shutong ternyata tidak datang, Xiao Qu berkata, “Dimana Shutong? Ternyata tidak ada?”

“Belum pulang. Ada masalah?” Kamarnya belum menyalakan lampu, sebelumnya dia selalu menunggu Jiang Shutong.

“Oh, ada seseorang mengatakannya padaku, memintaku untuk mengatakannya kepadamu, jagalah Shutong dengan baik.” Perkataan Xiao Qu, sedikit membelitkan lidah.

“Aku?” Gu Mingcheng berpikir sangat lama, yang bisa menyeret Xiao Qu untuk menyampaikan pesan kepadanya, hanya Ye Xia.

Xiao Qu tersenyum, “Aku tahu tidak ada yang dapat disembunyikan dari Presdir Gu, nyonya juga mengatakan, dalam beberapa waktu sebelumnya dia tahu kamu sakit, menanyakan bagaimana kabarmu? Apakah sudah sembuh?”

“Kamu beritahu kepadanya untuk apa?” Berhubungan dengan tindakan Ye Xia saat di pengadilan, Gu Mingcheng masih sangat marah.

Untuk mendapat pengampunan dari Presdir Gu, bukanlah hal yang mudah.

Dia tahu bahwa Jiang Linian berkata dia adalah saksi, tetapi untuk memulai masalah ini, saksi yang sebenarnya adalah Ye Xia.

“Aku tidak memberitahunya, aku tidak tahu bagaimana dia bisa tahu! Kali ini dia mengirim pesan wechat kepadaku, aku baru mengetahui nomornya.”

Gu Mingcheng mengerutkan alisnya sebentar, siapa yang memberitahunya?

Jiang Shutong?

Apakah mereka berdua sudah saling berhubungan?

Dan juga, waktu itu sebenarnya kemana Jiang Shutong pergi saat dia keluar kota?

Dia sekarang menelepon ke imigrasi.

Sebelumnya dia tidak menelepon, karena dia selalu menghormati Jiang Shutong, sejak masalah ini dianggap rahasia olehnya, dia tidak menanyakannya.

Pegawai imigrasi mengatakan satu kata, “Kanada!”

Gu Mingcheng mengerutkan alisnya, pasti pergi bertemu dengan Ye Xia.

Di dalam hatinya, tiba-tiba sekarang sudah jelas, Jiang Shutong tidak pergi menemui seseorang yang tidak dikenal, juga bukan lelaki kenalan, ternyata pergi bertemu ibunya.

Sebaliknya hatinya merasakan satu macam perasaan, ibu mertua dan menantu ingin menyatukan hati untuk memahami dirinya.

Hatinya penuh kenyamanan.

Jadi, wanita itu pergi kemana, dia sudah tidak perlu peduli lagi.

Yang sekarang dia pedulikan adalah, mengapa Jiang Shutong belum pulang?

“Baiklah, aku sudah mengetahuinya, hanya perlu mengirimkan pesan wechat pun bisa, untuk apa harus repot-repot?”

Xiao Qu menundukkan kepalanya, tidak berbicara.

Pikiran Xiao Qu, Gu Mingcheng bisa melihat dengan jelas, dia secara khusus repot-repot, harus menemuinya.

“Baiklah, kebetulan aku sedang ingin keluar, sekalian mengantarmu pulang.”

Xiao Qu menganggukkan kepalanya, dia sudah mengetahui pikirannya bahwa Gu Mingcheng sudah tahu maksudnya, dan wajah memerah.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu