Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 12 Dia Lebih Hebat Atau Aku?

Bab 12 Dia Lebih Hebat Atau Aku?


Kalau orang lain, dia pasti akan terkejut, tapi Gu Mingcheng bertanya seperti ini, kelihatannya dia tahu masalah ini.


Jiang Shutong hanya membesarkan mata melihatnya, obrolan seperti ini, benar-benar tidak terprediksi oleh nya, dia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.


Kelihatannya Gu Mingcheng sangat puas dengan ekspresi Jiang Shutong, lalu memalingkan wajah dan bertanya, “Dia lebih hebat atau aku?”


Hati Jiang Shutong berdegup“tong” “tong”.


Apa maksudnya ini?


Terang-terangan bertanya pada wanita yang sudah menikah suaminya lebih hebat di ranjang, atau dia?


“Aku tidak tahu.” Jiang Shutong memalingkan wajah memandang keluar.


Pada dasarnya dia memang tidak tahu, dia tidak pernah merasakan kehebatan Lu Zhiqian diatas ranjang.


Gu Mingcheng tidak mengatakannya lagi, lalu pergi ke restaurant, saat makan, tidak mengatakan sepatah kata pun, Gu Mingcheng melihat ekspresi Jiang Shutong, tapi, dia terus menundukkan kepala untuk makan, tanpa mempedulikannya. 


Setelah selesai makan, Gu Mingcheng berkata, ada seseorang yang akan ulang tahun, dia tidak pandai memilih kado, dan menyuruh Jiang Shutong menemaninya membeli kado.


Jiang Shutong melihat jam tangan, waktu makan siang mereka adalah satu setengah jam, sekarang sudah jam 12:50, meskipun waktu jam makan siang tidak begitu ketat, tapi sekarang dia masih karyawan probation, tidak bagus kalau telat dan, memilih kado sangat menguras tenaga, 40 menit hingga satu jam pasti tidak cukup untuk memilih kado.


“Kita hampir telat.” kata Jiang Shutong di depan pintu, sambil mengerutkan kening.


“Ku bantu kamu minta izin.” Gu Mingcheng menganggap ini dengan serius dan mengambil handphone, meminta izin untuk Jiang Shutong.


Jiang Shutong terkejut, “ Presiden Gu, jangan, anda membantu ku meminta izin? Aku sendiri saja.”


Presiden membantunya meminta izin, semua orang pasti akan berpikiran macam-macam.


Karena status Gu Mingcheng yang tinggi, jadi tidak mempertimbangkan perasaan orang lain? Atau dia sengaja melakukannya?


Jiang Shutong tidak mengatakan apa-apa, dan mengatakan pada manager, siang ini ada sedikit masalah, jadi kembali ke kantor sedikit telat, dan manager menyetujuinya.


Kedua orang keliling di mall, Gu Mingcheng bahkan meminta Jiang Shutong mewakilinya memilih hadiah, tentu saja Jiang Shutong akan menanyakan untuk diberikan ke siapa, apa hubungannya dengan penerima.


“Apa hubungan kalian dekat?” Jiang Shutong memalingkan wajah sambil melihat barang, sambil bertanya pada Gu Mingcheng.


“Tidak dekat, hanya rekan bisnis. Sudah berumur 50 tahun.” Gu Mingcheng meletakkan kedua tangan dibelakang, sambil perlahan mengikuti Jiang Shutong.


Kebetulan, mereka tiba di depan etalase porselain “Rodan”, langkah Jiang Shutong terhenti.


 Dia selalu menyukai porselain sejenis ini, jernih seperti kristal, dan, “Rodan” adalah porselain handmade kelas satu, bagi Gu Mingcheng, harganya juga lumayan, Jiang Shutong sudah berkali-kali melihat produk “Rodan”, tapi karena harganya yang mahal, jadi tidak pernah membelinya.


300.000 tidak berarti apa-apa bagi Gu Mingcheng, apalagi uang puluh ribuan lebih tidak berarti lagi baginya.


Jiang Shutong melihat dengan serius, ada satu set alat minum teh, orang yang berusia 50 tahun-an, seharusnya suka satu set alat minum teh, 2.800 dollar, lagian dia punya uang, tidak peduli dengan harga.


“Bagaimana dengan ini?” karena sangat menyukainya, Jiang Shutong menunjukkan senyum yang sangat langka. 


Gu Mingcheng meliriknya, dan tidak bertanya soal harga, langsung membelinya.


“Kamu suka porselain ini?” tanya Gu Mingcheng pada Jiang Shutong.


“Ehn, harganya bagiku, sedikit mahal, tapi bagi anda, itu tidak.” pantas saja Jiang Shutong membuat candaan seperti itu.


Gu Mingcheng membeli satu set alat minum teh, dan pergi.


Dia mengantar Jiang Shutong sampai di lantai bawah perusahaan, untungnya tidak ada yang memperhatikan kedatangan Jiang Shutong yang terlambat hari ini. 


Malam hari saat pulang kerumah, Lu Zhiqian lagi merokok.


Akhir-akhir ini suasana hatinya sedikit kesepian.


“Sebentar lagi ulang tahu ayah, kamu ingin beri kado apa.” tanya Lu Zhiqian pada Jiang Shutong.


Apa pria tidak pandai memilih kado? Semuanya biarkan wanita yang memilih.


Jiang Shutong tertegun, ini tahun pertama dia menikah dengan Lu Zhiqian, sebelumnya tidak pernah membeli kado ulang tahun untuk ayah mertua, dan juga tidak pernah memilih kado.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu