Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 48 Dia Merasa Agak Sedih

Nona Nie, nama Nie Yingying memang sudah berada di dalam hati Jiang Shutong sangat lama, nama ini membuat dia penasaran dan tidak tahu harus bagaimana.

Jiang Shutong tidak menoleh ke samping, tetapi tatapan sisi matanya memberi tahu dia Gu Mingcheng sedang melihat ke arahnya.

Setelah lama, Gu Mingcheng baru berkata, "Masih bilang tidak cemburu?"

Wajah Jiang Shutong langsung memerah, dia menundukkan kepalanya, "Aku cuma sembarang tanya saja"

Gu Mingcheng menyentuh wajahnya, "Kenapa wajahmu begitu merah?"

Meskipun di jalan lumayan sepi, kecelakaan juga akan tetap terjadi jika semua orang mengemudi seperti dia, Jiang Shutong melepaskan pegangannya dan tidak berbicara lagi.

Jiang Shutong melihat ke luar jendela, kembang api yang cantik memenuhi langit, dia pernah melihat kembang api "satu detik dua puluh juta rupiah" di sosial media, kembang api itu benar-benar menyentuh hati orang, orang kaya di kota Hai juga lumayan banyak, karena kembang api yang Jiang Shutong lihat berbentuk hati dan berwarna warni, benar-benar sangat cantik.

******(satu detik dua puluh juta rupiah adalah dana yang dihabiskan sekali bermain kembang api besar)*******

"Kamu lihat, benar-benar sangat cantik" Jiang Shutong tersenyum kepada Gu Mingcheng

Gu Mingcheng melihat ke arah langit dan bertanya, "Itu kembang api dari mana?"

"Sepertinya----sepertinya arah Jinhu" Jiang Shutong melihat dengan teliti.

Jinhu, tempat dimana mereka berdua pernah berpelukan, di sana, suasana Gu Mingcheng tidak baik, dia berkata dengan Jiang Shutong bahwa Jiang Shutong berhutang satu anak.

Jiang Shutong mengira Gu Mingcheng mau mengantar dia pulang ke rumah, tetapi akhirnya dia mengemudi semakin jauh dari arah rumahnya dan semakin dekat ke arah rumah Gu Mingcheng, malam ini adalah malam sebelum tahun baru, dia mau membawa Jiang Shutong kemana?

"Direktur Gu? Kamu mau membawa aku kemana?" Jiang Shutong bertanya, seorang wanita yang sudah menikah tidak pulang semalaman saja sudah bersalah, apalagi mengikuti pria seperti ini.

"Pulang rumah" Gu Mingcheng berkata dengan tenang.

"Tetapi---tetapi aku adalah istri orang lain" Suara Jiang Shutong semakin panik.

Gu Mingcheng menatap Jiang Shutong dengan dalam, "Istri orang lain? Apa hubungan membuat pangsit dengan istri orang lain?"

membuat----membuat pangsit?

Jiang Shutong mengira keberanian Gu Mingcheng besar sampai mau membawa dia ke rumahnya.

"Tetapi direktur Gu, kalau hari ini kamu tidak bertemu denganku, kamu mau mencari siapa membuat pangsit" Jiang Shutong bertanya.

"Sembarang cari satu wanita di jalan raya" Gu Mingcheng tertawa.

Jalan raya sangat sepi, mobil mereka dengan cepat sudah menaiki gunung, setelah naik gunung, rumah Gu Mingcheng pun sampai.

Jiang Shutong tahu dia seharusnya tidak mengikuti Gu Mingcheng ke sini, tetapi akhirnya dia tidak bisa mengontrol diri juga.

Sepertinya kalau bertemu dengan Gu Mingcheng, Jiang Shutong akan berubah menjadi dua Jiang Shutong, satu Jiang Shutong berusaha keras menghalangi dirinya untuk jangan terlalu dekat dengan Gu Mingcheng, satunya lagi, Jiang Shutong akan mendekati dia tanpa bisa mengontrol diri, seperti orang gila, Jiang Shutong sangat membenci dirinya yang seperti itu.

Pintu kamar Gu Mingcheng tidak terkunci, lampu di seluruh rumah juga menyala, Jiang Shutong merasa sangat aneh, orang tua Gu Mingcheng juga tidak ada, siapa yang ada di rumahnya?

Baru saja masuk pintu, Xu Shenjing langsung memeluk Jiang Shutong dan berkata, "Kakak, kamu sudah datang?"

Pada waktu itu Jiang Shutong baru melihat, tidak hanya Xu Shenjing, Xu Maoshen juga berada di sini, dua pria yang sudah berkeluarga di sini buat apa?

Lengan baju Xu Maoshen dilipat sampai sikunya, dia memakai apron dan sedang membungkus pangsit, Xu Shenjing terus bising dan suara tv juga sangat besar, pada saat itu Jiang Shutong merasakan suasana kembang api yang nyata.

Gu Mingcheng membawa barang yang dia beli ke dapur, Jiang Shutong tidak tahu harus berbuat apa, sehingga dia pergi ke dapur dan bertanya ke Gu Mingcheng.

Seperti Xu Maoshen, Gu Mingcheng juga melipatkan lengan bajunya dan memakai apron.

Aura Gu Mingcheng itu memang sudah seksi, penampilan ini membuat dia terlihat semakin terpesona.

"Direktur Gu, aku harus berbuat apa?" Jiang Shutong bertanya.

Setelah itu Xu Shenjing juga lari ke dapur dan mengacaukan semua orang.

"Kamu ambilkan piring kepadaku, aku ada menyuruh koki restoran memasak beberapa masakan enak" Gu Mingcheng berkata.

"Kakak, mengapa paman Gu bisa menjemput kamu begitu cepat" Xu Shenjing bertanya.

Jiang Shutong melamun sejenak, Gu Mingcheng tadi sengaja pergi menjemput dia? Bukannya mereka bertemu secara kebetulan? Jadi Gu Mingcheng berkata mau sembarang mencari wanita di jalan raya itu tidak benar?

Xu Shenjing berisik di dalam dapur dan membuat Gu Mingcheng marah.

Dia mengetuk kepala Xu Shenjing, "Keluar sana, cerewet"

Seorang pria dewasa sembarang mengetuk orang saja pasti akan terasa sakit, apalagi yang dia ketuk adalah anak kecil seperti Xu Shenjing.

Xu Shenjing mengembangkan mulutnya dan menangis, Jiang Shutong sibuk berjongkok dan menghiburnya, "Jangan nangis, sayang, jangan nangis"

Xu Shenjing memeluk Jiang Shutong.

Jiang Shutong melihat ke Gu Mingcheng dengan wajah tidak senang, "Kamu terlalu keras sama anak-anak!"

Gu Mingcheng tertawa, "Harus ada orang yang memainkan peran jahat"

Xu Shenjing pergi mencari ayahnya sambil menangis, Jiang Shutong mendengar suara Xu Shenjing berkata, "Paman Gu terlalu jahat!"

Mungkin karena Xu Maoshen adalah orang yang memainkan peran jahat di rumahnya, dia berkata kepada Xu Shenjing, "Pasti karena kamu nakal"

"Kamu keluar bungkus pangsit saja, lauk sudah siap" Gu Mingcheng berkata kepada Jiang Shutong.

Jiang Shutong pun duduk dan mulai membungkus pangsit, sebenarnya, dia sedikit tidak nyaman.

Karena hari ini dia memakai stoking hitam hari ini, diluar stoking dia memakai rok pendek yang body fit, kalau membungkus pangsit, kedua kakinya harus berpisah, dan itu akan tidak nyaman untuk dia yang memakai stoking.

Untungnya yang membuat kulit adalah Xu Maoshen, Jiang Shutong hanya perlu duduk di samping sofa dan membungkus pangsit saja.

Kedua kaki panjangnya menghempit menjadi satu, penampilannya terihat seperti wanita cantik lain, kalau terbuka, dia akan terlihat sangat menggoda.

Jiang Shutong awalnya hanya membungkus pangsit dengan diam, Xu Maoshen mulai berbicara kepadanya dan berkata bahwa ibu Xu Shenjing pergi ke luar negeri karena urusan kerja, dan Xu Shenjing sedang bermain tepung di samping.

"Nyonya Xu benar-benar adalah wanita kuat" Jiang Shutong berkata, dia juga pernah ingin menjadi seorang wanita kuat, tetapi akhirnya dia gagal.

Gu Mingcheng keluar dari dapur dan sisi tatapan Jiang Shutong memberi tahu dia langkah Gu Mingcheng berhenti.

Jiang Shutong tidak peduli banyak dan terus membungkus pangsit, posisi dia berhadapan samping dengan Gu Mingcheng.

"Sudah siap, Mingcheng" Xu Maosheng berkata.

Setelah sangat lama, Gu Mingcheng baru bersuara "iya", Jiang Shutong tidak tahu apa yang salah dengannya, suara dia terdengar serak, perasaan tadi dia tidak terlihat seperti sakit, atau karena dia berada terlalu lama di dapur?

Jiang Shutong tidak berpikir banyak, setelah membungkus pangsit, dia membawa pangsit itu ke dapur untuk di masak, lagipula berdiri di dapur tentu saja lebih nyaman dari pada duduk di sana, stoking hitamnya membuat dia terlihat aneh.

Jiang Shutong memakai sweater baju berwarna putih yang body fit, sehingga penampilan dia terlihat seperti wanita lembut, Jiang Shutong selalu menyukai berpenampilan seperti itu, kakinya memakai sepasang sepatu hak tinggi, pada saat masuk tadi, dia tidak mengganti sandal, Jiang Shutong takut perasaan di samping Gu Mingcheng kemarin datang lagi, tinggi badan dan wajah yang tidak cocok dengannya.

Suhu panas kompor membuat wajah Jiang Shutong terlihat merah, setelah membawa pangsit keluar, Xu Maoshen dan Xu Shenjing sedang duduk santai dan Gu Mingcheng terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Jiang Shutong tidak tahu dan tidak ingin tahu dia sedang berpikir apa.

Jiang Shutong sudah makan tadi, ditambah Jiang Shutong memang tidak makan banyak biasanya, dia menjadi tidak berselera makan, setelah mereka makan, Jiang Shutong mengambil piring ke dapur untuk mencuci, setelah itu Jiang Shutong baru sadar bahwa Xu Maoshen dan Xu Shenjing sudah pergi dari tadi.

Gu Mingcheng berbaring di atas sofa dengan malas dan memijat dahinya sendiri.

"Mereka baru saja pergi, mereka ada menyapa kamu tetapi kamu tidak mendengarnya karena kamu di dapur tadi" Gu Mingcheng berkata dengan santai sampai menundukkan kepalanya dan menyipitkan ketua matanya.

"Oh, aku juga sudah harus pergi!" Jiang Shutong mengambil jaketnya dari sofa dan berjalan turun dari tangga rumah Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng tidak berkata, pada saat Jiang Shutong sedang turun dari tangga, dia langsung memeluknya dan mencium bibirnya.

Sepatu hak tinggi Jiang Shutong sangat tinggi, dia takut jatuh dan tidak berani meronta, dia hanya melihat Gu Mingcheng dengan kaget.

Setelah itu, Gu MIngcheng langsung menggendong Jiang Shutong dan masuk ke kamarnya.

Kaki Jiang Shutong terus menendang di udara, "Direktur Gu, aku masih belum bercerai, kamu mau membiarkan aku melakukan hal yang mengkhianati suamiku, kelakuan ini benar-benar tidak baik----"

"Jangan bicara!" Gu Mingcheng berkata dengan suara serak.

Gu Mingcheng membawa Jiang Shutong ke kamar yang dia melihat kemarin dan meletakkan dia di atas tempat tidur yang besar itu.

Gu Mingcheng mengulurkan tangannya ke paha Jiang Shutong dan menyentuh stoking Jiang Shutong.

Dia melepaskan stoking Jiang Shutong dengan santai, mata Gu Mingcheng yang hitam itu membuat detak jantung Jiang Shutong berdetak sangat kencang di dalam kegelapan, selain itu, gerakan tangan Gu Mingcheng tidak berhenti....

Jiang Shutong awalnya mau berbicara, tetapi dia sama sekali tidak bisa berkata karena Gu Mingcheng terus mencium bibirnya dan menekan di atas tubuhnya.

Perasaan di dalam hati Jiang Shutong semakin kuat, dia melemparkan semua peringatan mertuanya keluar dari kepala dan pikirannya berisi dengan kembang api, tetapi setelah berpikir kembali : Mungkin gerakan dia memakai stoking hitam sambil membungkus pangsit itu membuat Gu Mingcheng berimajinasi.

Pria ini, mengapa nafsu dia begitu kuat? Satu gerakan saja sudah bisa membuat dia begitu, kalau hari ini yang melakukan gerakan itu adalah orang lain, apakah dia akan bersikap yang sama juga?

Kemarin dia minum bir dan melakukan hal itu dengan Jiang Shutong, apakah dia akan melakukan hal sama walaupun bersama dengan orang lain?

Jiang Shutong merasakan emosi yang tidak enak di dalam hatinya, dia tidak mengerti perasaan dia terhadap Gu Mingcheng itu sebenarnya apa.

Jiang Shutong hanyalah pengganti nona Xie pada saat dia tidak berada di rumah.

Pada saat Jiang Shutong sedang berpikir, gerakan Gu Mingchen pun menjadi semakin cepat.

Gu Mingcheng sudah melepaskan stokingnya.

Sepertinya ini adalah pertama kali mereka melakukan hal seperti ini di dalam rumah dengan kondisi sadar diri.

Meskipun ini bukan pertama kali, mereka merasakan kepuasan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.

Jiang Shutong membawa perasaan puas dan melakukan gerakan menghalangi, dia tidak ingin memuaskan Gu Mingcheng, tetapi hal ini membuat Gu Mingcheng bertingkah semakin kasar.

Otak Jiang Shutong berpikir, seberapa banyak wanita yang dia sudah pernah bersama sampai skilnya meningkat seperti ini.

Sebenarnya, dia merasa agak sedih di dalam hatinya.

Mereka berdua menghabiskan malam ini dengan rasa puas yang mereka tidak alami sebelumnya, sampai waktu sudah hampir tengah malam.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu