Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 118 Apakah Kamu Tidak Mengerti Pacarmu? (1)

Wajah Jiang Shutong pucat pasi, tadinya dia mau merebut flash disk tersebut, lalu berkata, “Bibi Du, kalau kamu berbuat seperti ini tidak akan gunanya untuk ada, tidak ada satupun bukti yang bisa menjelaskan kalau Mingcheng merencanakan pembunuhan dengan sengaja, lagipula dari semuanya ini Gu Mingcheng juga tidak berniat membunuh orang.”

Du Mingfeng tertawa dingin, “Kalau dia memang tidak punya niat seperti ini, lalu kenapa wajahmu pucat?”

“Aku ----“ Jiang Shutong merasa kalau flash disk yang ada di tangan Du Mingfeng isinya bukan barang bukti, pertama karena Gu Mingcheng tidak mungkin berbuat sembrono seperti itu dengan memberikannya pada orang lain, kedua bagaimana caranya Du Mingfeng bisa mendapatkan flash disk itu? Ini merupakan sebuah pertanyaan besar. Area proyek itu adalah milik Gu Mingcheng, dia sendiri tidak memasang kamera cctv lantas bagaimana Du Mingfeng bisa punya? Sangat tidak masuk diakal.

Sekarang ini dia sangat ingin menelepon Gu Mingcheng namun sama sekali tidak ada kesempatan karena Du Mingfeng masih terus berbicara.

Semakin lama Jiang Shutong semakin merasa Du Mingfeng sedang membohonginya, dia berusaha membuat Jiang Shutong bicara sendiri mengenai kebenarannya, namun tak mungkin ada asap tanpa api, lantas bagaimana Du Mingfeng bisa tahu?

“Apakah kamu sedang berpikir bagaimana caranya aku mendapatkan flash disk ini? Aku mendapatkannya dari seseorang yang diam-diam merekamnya, dia melihat kalau aku ini sudah tua, dan sangat kasihan padaku karena orang tua mengantarkan pemakaman anak muda, jadi dia memberikannya padaku!” Sudut bibir Du Mingfeng menekuk membentuk sebuah senyuman dingin.

Jiang Shutong merasa, perkataan ini tidak mungkin disiapkan sendiri oleh Du Mingfeng, ditambah lagi beberapa hari yang lalu dia sama sekali tidak mengungkit tentang hal ini, kenapa malah sekarang baru diungkit? Dalam kurun waktu dua hari ini pasti ada orang yang pergi mencari Du Mingfeng!

“Biar aku lihat flash disk itu, aku belum pernah mendengar tentang masalah ini, Mingcheng juga tidak memberitahuku.” Jiang Shutong bertanya sambil menunjuk flash disk itu.

Karena dia tahu, barang yang ada di tangan Du Mingfeng adalah satu-satunya bukti yang ada, masih ada satu lagi, kalau kamera cctv itu memang benar ada, maka siapa yang merekamnya?

“Siapa yang memberikan rekaman itu padamu?” Jiang Shutong bertanya dari sisi seberang meja.

“Apa kamu ingin membunuhnya untuk menutup mulutnya?”

“Sama sekali tidak! Hanya saja, anakmu sudah tiada dan ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah, lalu kenapa kamu tidak memilih melewati usia tua dengan damai, namun kamu malah mengungkit teror seperti ini? Kalau kamu bersedia memberikan flash disk itu padaku, maka aku akan menjamin sisa hidup kamu? Bagaimana?” Jiang Shutong sedang berusaha memainkan trik psikologis pada Du Mingfeng, pertarungan ini adalah pertarungan psikologis.

Yang paling penting adalah Jiang Shutong sama sekali tidak tahu apakah di dalam flash disk tersebut benar ada rekaman videonya, atau bisa jadi ini hanyalah sebuah kebohongan Du Mingfeng!

Ketika Du Mingfeng melihat raut wajah Jiang Shutong yang pucat pasi, seketika dia tahu kalau ini adalah alat yang luar biasa untuk menahan Shutong.

Dia memasukkannya ke dalam kantong bajunya.

“Beritahu Gu Mingcheng, kalau dia harus mendengarkan perkataanku, kalau tidak maka dia akan rasakan akibatnya!” Du Mingfeng berkata dengan nada keji.

Jauh sebelumnya ketika dia sedang sakit, dia sudah merencanakan ini semua di belakang Jiang Shutong, dan sekarang inilah waktunya untuk membalaskan dendam putranya.

Kalau memang dia mau mengancam Gu Mingcheng, kenapa Du Mingfeng tidak langsung mencari Gu Mingcheng untuk negosiasi, tapi malah mencari Jiang Shutong?

Sangat jelas terlihat, kalau dia langsung mencari Gu Mingcheng maka Du Mingfeng bukanlah lawan yang sepadan, ancaman kecil seperti ini tidak akan menggoyahkan Gu Mingcheng, bahkan bisa jadi dia yang akan berbalik ditekan hingga mati.

Jadi, dia mencari Jiang Shutong, karena Du Mingfeng tahu kalau Jiang Shutong menyukai dan memperdulikan Gu Mingcheng, ditambah lagi Jiang Shutong adalah seorang perempuan, dan tidak mengetahui situasi kejadian yang sebenarnya, dia tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah hanya dari perkataan Du Mingfeng, seperti musuh dalam selimut, maka kondisi mentalnya pasti akan goyah.

Tak disangka entah dari mana Jiang Shutong mendapatkan keberanian dari mana, dia mengulurkan tangannya ingin merebut flash disk tersebut, dan Du Mingfeng tertawa dingin : “Sudah buru-buru ya, mudah saja, sampaikan ucapanku pada Gu Mingcheng!”

“Berikan padaku!!!” Tiba-tiba Jiang Shutong berteriak, Du Mingfeng tidak berniat memberikannya, jadi mereka bergelut dan Jiang Shutong mengambil sebuah pisau buah dari atas meja kemudian menusukkannya ke tubuh Du Mingfeng.

Dalam sekejap, darah segar mulai mengalir!

Jiang Shutong hanya bisa terpaku, seumur hidupnya baru kali ini dia melakukan perbuatan seperti itu, kemudian pisaunya terjatuh ke lantai.

Tangan Du Mingfeng membekap dadanya, kemudian jarinya menunjuk Jiang Shutong, “kamu---teganya dirimu----“

Jiang Shutong sendiri juga merasa, dirinya terlalu gegabah dan tidak berpikir panjang, demi melihat kebenaran video itu, dia malah menusuk Du Mingfeng.

Jiang Shutong tertegun selama dua menit, lalu menelepon 120, dan mengantar mertuanya ke rumah sakit.

Perbuatan dia ini adalah sengaja melukai orang, dan termasuk tindakan kriminal, harus dipenjara----

Di dalam mobil ambulans, Jiang Shutong hanya bisa memeluk kepalanya, dia sangat menyesal, mungkin tak lama lagi polisi akan datang mencarinya dengan tuduhan sengaja melukai orang, dan kasus ini bukan kasus perseteruan orang biasa, juga bukan kasus ‘tidak ada komplain maka tidak ada respon’, banyak orang di rumah sakit yang melihat kalau di dadanya Du Mingfeng masih tertancap sebuah pisau, sepertinya akan ada orang yang lapor polisi!

Saat itu, Jiang Shutong merasa langit seperti runtuh.

Dia sudah membunuh orang, dan dia tidak ingin Gu Mingcheng mengetahui hal ini, namun flash disk itu memang urusan Gu Mingcheng, jadi tidak mungkin kalau Gu Mingcheng tidak tahu mengenai hal ini.

Segala pikiran berkecamuk dalam benak Jiang Shutong, dia sangat kalut sehingga tidak tahu apakah dia harus memberitahu Gu Mingcheng.

Mobil ambulans sudah sampai di rumah sakit, dan Jiang Shutong ikut mengantar ke dalam kamar pasien sambil menangis, “Maaf, maafkan aku Ma ---- aku tidak sengaja----“

Dia membungkuk di samping ranjang Du Mingfeng sambil menangis, tapi Du Mingfeng sudah tidak bisa mendengarnya lagi.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu