Thick Wallet - Bab 444 Eddy Chen Kembali! (2)

Berbeda dari Dave Sun, Colin Su langsung bangkit berdiri.

“Hei Kakak Besar, datang juga kamu.”

“Iya, ada apa nih? Tidak ada apa-apa kan?”

Zayden Zhou mengangguk pelan. Ia menoleh ke Eddy Chen, wajahnya memang sangat lusuh.

Wajahnya kelelahan, sepasang matanya merah, kantung matanya tebal.

Eddy Chen sungguh lusuh.

Kalau berada di tempat umum, orang-orang pasti akan menyangka Eddy Chen gelandangan muda.

“CEO Chen, kamu baik-baik saja kan?”

Zayden Zhou menghampiri Eddy Chen, berjongkok, lalu bertanya pelan.

Sampai sekarang, ia masih belum tau Eddy Chen pergi ke mana selama ini.

Bukan hanya dia, orang-orang lain juga tidak tahu.

Bahkan, anaknya sendiri, Alice Chen, saja dari dulu tidak dapat kabar sama sekali.

Ini membuat semua orang sungguh khawatir.

Kalau sampai terjadi sesuatu pada Eddy Chen, dampaknya akan sangat sulit dibayangkan.

Orang-orang yang tahu hubungan Eddy Chen dan Natalie Sun kini menatap Natalie Sun dengan tatapan sedikit tidak senang.

“Baik-baik saja kok, aku tidak apa-apa.”

Eddy Chen menjawab seram. Ia seperti sudah tidak minum air sangat lama. Suaranya sangat kering dan tidak bertenaga.

Zayden Zhou menatap ke sekelilingnya. Ia baru sadar orang-orang di sekitarnya kelewatan banyak. Mereka bukan hanya orang-orang yang bertemu dengan keluarga Zhang bareng ia barusan. Bahkan ada pula tamu-tamu yang ingin ikut menikmati keramaian.

“Kalian kembali lah ke tempat masing-masing. Ada aku di sini, tidak akan terjadi apa-apa.”

Tidak ada cara lain, Zayden Zhou hanya bisa menyuruh orang-orang yang berkerumun di sekitarnya kembali.

Orang sebanyak ini membuat udara jadi panas. Siapa pun yang berada di sekitarnya juga akan merasa tertekan dan gerah.

Orang-orang itu dengan cepat berhamburan keluar.

Selain Zayden Zhou dan Carina Shen, di dalam ruangan kini hanya ada Natalie Sun, Alice Chen, Dave Sun, dan Colin Su.

Steve Chen dan Ted Chuan saja bahkan juga disuruh keluar oleh Zayden Zhou.

“CEO Chen, katakanlah, kamu ke mana saja selama ini, satu kabar pun tidak ada.”

Zayden Zhou agak marah. Meski ia tidak punya hak untuk mengawasi dan membatasi gerak-gerik Eddy Chen, tetapi mereka tetap punya hubungan penting. Ia tuan muda Eddy Chen. Kalau pria ini pergi nyaris setengah bulan tanpa kabar padanya seperti ini, itu sama saja tidak menghargai kedudukannya sebagai seorang tuan muda.

Zayden Zhou sebenarnya sudah punya alasan kuat untuk menghukumnya.

Alasan utama Zayden Zhou marah jelas sekali, yakni Eddy Chen tidak memberi kabar apa pun padanya. Putrinya sendiri, Alice Chen, saja tidak dikabari uga.

Kalau sampai terjadi sesuatu yang ekstrem, misalnya Eddy Chen mati dengan tragis di luar, Alice Chen pasti tidak akan tahu apa-apa.

Bagi Alice Chen, ini jelas akan luar biasa menyedihkan.

“Kakak Zayden Zhou, papa baru pulang. Ia pasti masih sangat lelah. Berilah ia istirahat duku satu malam, kalau ada pertanyaan besok baru ditanyakan, oke?”

Alice Chen bedujar pelan. Nada bicaranya setengah kelelahan setengah lega.

Kepulangan Eddy Chen tanpa kekurangan sesuatu apa pun membuat Alice Chen sangat senang. Ia tidak lagi lemas dan kehilangan seperti sebelumnya.

“Baik. Malam ini istirahatlah baik-baik. Kalau ada urusan apa, besok pagi kita baru bicarakan lagi.”

Zayden Zhou mengangguk. Ia bisa memahami permintaan Alice Chen, tidak ada yang layak didebat.

Lagipula, suasana hati Alice Chen saat ini, selain Natalie Sun ya dia lah yang paling paham.

Zayden Zhou tahu, selama Eddy Chen menghilang, Alice Chen terus memikirkannya. Setiap hari, setiap malam, tidak pernah lepas.

Bagaimana pun juga, Eddy Chen adalah satu-satunya anggota keluarga Alice Chen yang masih tersisa saat ini.

Soal Damien Chen yang Alice Chen temui di Dobt’s University dulu, pria itu memang masih punya hubungan darah dengannya, tetapi dari sikap Eddy Chen padanya, Zayden Zhou bisa menebak sedikit-sedikit kualitas hubungan mereka.

Yakni, kalau suatu hari terjadi sesuatu pada Eddy Chen, Alice Chen tidak mungkin dititipkan ke orang itu

Bahkan Eddy Chen bisa jadi jauh lebih tenang menitipkan Alice Chen padanya daripada pada keluarga Chen di Kota Jugle sana.

Setelah berujar satu dua patah kalimat lagi, Zayden Zhou pun keluar ruangan sambil mengajak orang-orang lain.

Dalam sekejap, orang-orang itu terdiam.

Mereka seperti ingin mengatakan sesuatu, namun kata-katanya tertahan di bibir dan tidak terungkapkan.

Mereka punya ribuan pertanyaan soal menghilangnya Eddy Chen beberapa waktu ini. Tetapi, mereka paham juga bahwa menanyakannya saat ini juga kurag tepa.

Zayden Zhou dari tadi menatap Natalie Sun yang berjala di sebelahnya. Ia berusaha membaca rautnya.

Tetapi Zayden Zhou dikecewakan.

Wajah Natalie Sun datar tanpa ekspresi sedikit pun. Zayden Zhou daritadi sudah memperhatikan, sejak keluar kamar, raut Natalie Sun tidak mengalami perubahan apa pun.

Wanita ini sudah seperti orang yang sekadar berlalu saja, seperti tidak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi.

Zayden Zhou jelas tidak percaya Natalie Sun tidak peduli dengan Eddy Chen.

Mereka kan sebelumnya pernah punya hubungan spesial.

Lagipula kabar Eddy Chen hilang kan juga bermula ketika Natalie Sun ini mencari-cari pria itu di hotel.

Sepanjang Eddy Chen hilang, Zayden Zhou melihat sendiri kekhawatiran yang tidak lepas-lepas dari wajah Natalie Sun. Setiap gerakan wanita itu sudah ia rekam dalam benak.

Jadi, begitu Eddy Chen pulang dengan sehat sentosa, kalau Alice Chen adalah orang yang paling antusias dan gembira, maka Natalie Sun lah orang keduanya.

Zayden Zhou bahkan berpikir, kelegaan dan kebahagiaan Natalie Sun pasti lebih besar daripada Alice Chen.

Eddy Chen perlu istirahat, Alice Chen perlu istirahat, Natalie Sun pun begitu.

“CEO Sun, kamu juga pasti kelelahan. Istirahat dulu lah sekarang, besok kita bincang-bincang lagi.”

Setelah Zayden Zhou berujar ini, orang-orang langsung berpencar ke kamar masing-masing.

Malam pun berubah sunyi.

Keesokan harinya, ketika matahari baru terbit, Zayden Zhou dari dalam kamar langsung mendengar suara-suara banyak orang di luar.

Nada bicara mereka terdengar gembia.

Dengan rasa bingung, Zayden Zhou segera keluar dari kamarnya untuk mengecek apa yang terjadi.

Yang Zayden Zhou lihat adalah orang-orang mengantri panjang di depan kamar Eddy Chen.

Tiga puluh orang lebih yang pergi dengan Zayden Zhou ke Provinsi Hunan juga ikut mengantri di sana. Antrian mereka mencapai belasan meter dan memenuhi seluruh lorong jalan.

Meski terlihat agak kacau, namun Zayden Zhou bisa melihat mereka antri cukup rapi.

“Ada apa ini!”

Zayden Zhou bertanya bingung.

Ini kan baru berlalu satu malam, mengapa jadi seperti ini?

Apa jangan-jangan yang Eddy Chen kerjakan selama menghilang sudah berbuah dan pria itu mengajak semua orang untuk beramai-ramai menikmatnya?

Kalau bukan begitu, mengapa wajah setiap orang sangat antusias dan penuh senyuman?

Zayden Zhou malas bertanya pada orang-oang itu. Ia langsung berjalan ke depan kamar Eddy Chen dan masuk.

“Ada apa ini?”

Yang Zayden Zhou lihat bukan hanya Eddy Chen yang sudah bangun, namun juga Alice Chen, Natalie Sun, Colin Su, Carina Shen, dan Hailee Xie.

Selain mereka, ada pula beberapa perwakilan karyawan.

Donny Wang, Hector Zhou, Hayde Wang semua hadir.

Mereka sepertinya tengah membahas sesuatu.

Zayden Zhou bingung sekali. Mengapa semua orang kecuali dirinya hadir?

Ini sedang apa?

Sedang berkolusi untuk menyingkirkan dia dari perusahaan atau apa?

Melihat kehadiran Zayden Zhou dengan wajah bingung, mereka semua langsung terkekeh. Zayden Zhou tidak lama kemudian pun dipersilahkan duduk.

“CEO Zhou, kamu tidurnya nyenyak sekali ya. Tadi kami sangat berisik di luar kamu tidak terbangun sama sekali. Untung kamu sekarang akhirnya bangun.”

Donny Wang berujar sambil tertawa.

Yang lain satu per satu ikut tertawa renyah.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu