Thick Wallet - Bab 404 Permintaan Shinta Jiang!

Siddhi Jiang melihat tidak dapat mengelak, sedikit tidak berdaya dalam hari juga sedikit kesal.

Sekalipun Juan Yu dan Gilbert Tang masih muda tidak dapat melihat dirinya tidak bersedia mereka menemui Shinta Jiang.

Apa Windi Yu dan Hito Tang juga tidak dapat melihatnyakah?

Dua rubah tua ini jelas-jelas sudah melihatnya tapi masih membiarkan Juan Yu dan Gilbert Tang sembarangan bertindak.

Tapi melihat situasi yang memaksa orang saat ini, Siddhi Jiang juga sedikit tidak bisa berbuat apa-apa.

Pergi dari ruangan rapat, Juan Yu dan Gilbert Tang membawa Windi Yu dan Hito Tang dating ke aula depan, seperti tamu yang dating berkunjung.

Sedangkan Siddhi Jiang malah sepanjang jalan datang ke halama kecil tempat tinggal Shinta Jiang.

Sejak Shinta Jiang pulang ke rumah di malam pesta itu lalu diperintahkan oleh Siddhi Jiang untuk dikurung menginstropeksi diri, tidak ada perintahnya, orang manapun tidak boleh mengeluarkannya keluar pintu satu langkahpun.

Dan saat ini jarak dari pesta malam itu sudah lewat hampir mendekati satu bulan, Shinta Jiang juga di telah tinggal di dalam kamar hampir mendekati satu bulan.

Hampir setiap hari ada orang datang melaporkan keadaan satu harian Shinta Jiang kepada Siddhi Jiang, memastikan orangnya tidak terjadi apa-apa.

Siddhi Jiang sampai di luar kamar, berdiri dengan tenang di depan pintu sesaat.

Di dalam kamar sangat tenang, tidak ada sedikitpun suara.

Dalam hati Siddhi Jiang sedikit khawatir, waktu yang sudah mendekati satu bulan ini, dia sekalipun juga tidak datang melihat.

Memang dalam hatinya memiliki rasa bersalah, saat ini pertama kali datang masih karena permintaan Juan Yu dan Gilbert Tang.

Ini kalau diketahui oleh Shinta Jiang, dalam hati tidak tahu masih bagaimana merendahkan papanya sendiri ini.

Tapi, saat ini Siddhi Jiang juga hanya datang menyampaikan informasi, bagaimana memilih juga ada Shinta Jiang yang menentukannya sendiri.

Satu hal ini, Siddhi Jiang masih memiliki batasan, tidak akan melakukan hal yang berlebih.

“Tongtongtong.”

Dengan pelan mengetuk pintu kamar, suara Siddhi Jiang juga sangat kecil.

“Shinta, kamu di dalamkah?”

Selesai mengatakan, Siddhi Jiang terys menunggu respon dari dalam kamar, tapi beberapa detik berlalu dari dalam kamar masih belum ada respon apapun.

Seperti di dalam kamar sama sekali tidak ada orang saja.

Dalam hati Siddhi Jiang sedikit terkejut, dia tidak mengira Shinta Jiang tidak di dalam kamar.

Bagaimanapun, waktu yang hampir mendekati satu bulan ini, Shinta Jiang terus berada di dalam kamar, belum pernah keluar sekalipun.

“Shinta, papa begitu lama baru datang melihatmu, benar-benar maaf, kamu ada di dalamkah?”

Siddhi Jiang dengan sedikit bersalah berkata.

“Nyit.”

Detik selanjutnya, pintu kamar langsung dibuka oleh orang dari dalam.

Seorang pelayan wanita membuka pintu kamar, melihat Siddhi Jiang, ekspresi wajahnya sangat menghormati.

“Tuan kedua.”

“Nona ada di dalam tidak?”

Siddhi Jiang melihat pelayan wanita, mengerutkan kening dengan suara berat bertanya.

“Jawab tuan kedua, nona ada di dalam, silahkan masuk!”

Tubuh pelayan wanita bergetar sesaat, segera mempersilahkan Siddhi Jiang masuk ke kamar.

Siddhi Jiang berjalan masuk ke dalam kamar, sekejab langsung melihat Shinta Jiang dengan malas duduk di atas sofa, satu orang seperti tenggelam di dalam.

Sedangkan Shinta Jiang kepada kedatangan Siddhi Jiang, seperti tidak memedulikan, dengan sendirinya tenggelam dalam ruangan kecilnya sendiri.

Siddhi Jiang menghela ringan dalam hati juga sedikit merasa sedih.

Jujur saja, kepada Shinta Jiang dia terus penuh harapan yang tinggi.

Saat sejak Shinta Jiang kecil, setelah aura paras wajah cantik ditampilkan keluar, Siddhi Jiang lalu sepenuh hati menginginkan kelak dia memiliki pencapaian yang luar biasa.

Bagaiamanapun, mama Shinta Jiang saat dia masih sangat kecil sudah meninggal dunia.

Walapun Siddhi Jiang juga sudah menikah lagi, tapi sejak awal sampai akhir hanya memiliki satu putri ini, tentunya sangat menyayanginya.

“Shinta……”

Siddhi Jiang dengan suara pelan memanggil, datang ke samping Shinta Jiang, mengulurkan tangan meletakkan di atas pundaknya, dalam nada bicaranya malah memiliki sedikit rasa kasih sayany yang jarang terlihat.

“Swapp!”

Hanya saja, tangan Siddhi Jiang baru saja diletakkan di atas pundaknya, Shinta Jiang seperti seekor kancil yang ketakutan saja, sekejap mengetar jatuhkan tangan Siddhi Jiang dari pundaknya.

Dan Shinta Jiang juga sekejap berpindah ke pojok sofa, sedikit waspada melihat Siddhi Jiang.

Cukup lama setelah menunggu sampai Shinta Jiang melihat jelas Siddhi Jiang, ini baru merasa lega tapi tubuhnya tetap sedikit tegang.

“Ada hal apa?”

Suara Shinta Jiang sangat dingin sama dengan ekspresi wajahnya, sebuah wajah yang menolak orang sejauh mungkin.

Tapi, sepanjang waktu sikap Shinta Jiang kepada orang luar adalah menolak sejauh mungkin, satu hal ini, Shinta Jiang malah tidak merasa ada yang tidak baik.

Dan Siddhi Jiang melihat reaksi Shinta Jiang ini, dlaam hati seketika menjadi sangat sedih.

Sesaat dia teringat banyak hal, bahkan teringat mama Shinta Jiang yang sejak awal sudah meninggal itu.

Tapi sangat cepat, semua pikiran ini ditepiskan oleh Siddhi Jiang, saat ini yang paling penting adalah mengusir keluar keluarga Yu dan keluarga Tang beberapa orang itu.

“Shinta, saat ini……”

Siddhi Jiang sedikit tidak bisa mengatakannya, tapi berpikir sesaat masih memaksa tersenyum mengatakan keluar juga telah menyatakan maksudnya sendiri.

“Semua ini masih melihat maksudmu, asalkan kamu tidak bersedia, aku segera pergi mengatakannya pada mereka, kamu tidak perlu memiliki beban apapun.”

Melihat wajah Shinta Jiang yang menunjukkan sindiran yang datar, Siddhi Jiang segera memukul dada menjamin berkata.

Selesai mengatakan dia melihat Shinta Jiang, di dalam kamar seketika tenggelam dalam keheningan.

Cukup lama, Shinta Jiang mengangkat kepala dengan serius melihat kea rah Siddhi Jiang.

“Kalau kamu menyetujui satu syaratku, aku lalu keluar menemui mereka sesaat.”

Shinta Jiang dengan perlahan mengatakan, ekspresi wajahnya tidak ada sedikitpun perubahan, seperti sebuah robot mengatakan keluar perkataan ini saja.

“Baik! Tidak peduli syarat apapun, papa pasti menyetujuinya!”

Begitu mendengar Shinta Jiang setuju, Siddhi Jiang segera tersenyum.

Tapi dia dengan sangat cepat menyadari dirinya seperti ini telah berlebihan, segera membalikkan kepala berpura-pura serius.

“Aku berharap aku bisa keluar sesuka hati, tidak peduli melakukan hal apa, bertemu dengan siapa, kamu jangan mengurusnya.”

Shinta Jiang dengan sangat serius mengatakan.

Siddhi Jiang merenung, dalam hatinya memikirkan banyak hal, telah memikirkan apa alasan Shinta jiang mengeluarkan permintaan seperti ini.

Dia lalu teringat, malam saat dimana para penjaga menemukan Shinta Jiang itu, dia sedang bersama dengan Zayden Zhou, dan saat ini dia kembali mengeluarkan permintaan seperti ini, apa dia masih ingin pergi menemui Zayden Zhou?

Tidak, tidak mungkin!

Begitu pikiran ini muncul lalu segera dihapus oleh Siddhi Jiang dengan sendirinya.

Tidak membicarakan terlebih dahulu Zayden Zhou pantas tidak bersama dengan Shinta Jiang, malam itu adalah murni kebetulan, hanya mengandalkan pertikaian keluarga Jiang dan keluarga Zhou saat ini, Siddhi Jiang juga percaya putrinya sendiri akan memiliki pilihan yang tepat.

“Baik, aku janji padamu.”

Siddhi Jiang menganggukkan kepala, suaranya berat berkata.

“Kalau begitu jalanlah.”

Shinta Jiang mendengar perkataan seketika menganggukkan kepala, selanjutnya beridi langsung berjalan keluar.

Siddhi Jiang tercengang sesaat, dia tidak menduga Shinta Jiang benar melakukannya, dan juga kecepatannya sangat cepat, sedikitpun tidak berbelit-belit.

Tercengang beberapa detik dia baru merespon dengan segera ikut.

Dia ingin melihat dengan baik di samping, dia tidak ingin putri kesayangannya mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

Dan saat ini, Juan Yu dan Gilbert Tang telah menunggu sampai sedikit tidak sabaran lagi di aula depan.

Wajah Shinta Jiang dalam kesan dua orang sangat kabur, hanya mengingat memiliki paras yang sangat cantik, adalah wanita tercantik yang sampai saat ini belum pernah mereka temui.

Dan juga, sejak dulu keahlian Shinta Jiang sangat menonjol, mendapatkan banyak pengakuan dari orang banyak adalah pasangan yang diam-diam disukai oleh banyak orang.

“Siddhi Jiang ini tidak mungkin sedang mengulur waktukan?”

Saat ini di depan aula tidak ada orang keluarga Jiang, Juan Yu juga tidak lagi memanggil Siddhi Jiang sebagai paman Jiang, langsung memanggil namanya, di saat yang sama wajahnya dipenuhi rasa tidak senang.

“Seharusnya tidak akanlah, kita masih berada disini, kalau dia tidak memanggil datang Shinta Jiang, kita lalu disini tidak pergi, aku tidak percaya, dia Siddhi Jiang bisa memiliki keberanian sebesar ini.”

Gilbert Tang satu wajah meremehkan, duduk sesuka hati melihat kiri-kanan, sedikitpun wajah serius juga tidak ada.

Doa memang adalah seorang yang pendiam, selalu tidak bisa menahan emosi.

Kali ini demi bertemu dengan Shinta Jiang,dia telah menunggu hampir setengah jam disini, sudah penampilan diluar biasanya.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu