Thick Wallet - Bab 31 Ayo Bekerja Denganku!

Tidak lama kemudian terdengar suara tawa yang menggelegar.

Mendengar suara tawa ini, sekujur tubuh Tony langsung gemetar. Wajahnya juga berubah pucat.

Zayden Zhou mencoba melihat siapa pemilik suara itu. Ternyata itu Kakek Hu yang ditemuinya di pesta malam waktu itu.

“Tuan Zhou, aku tidak menyangka bisa berjumpa denganmu di sini. Kamu masih ingat aku?”

Tubuh Kakek Hu tinggi besar. Ia tertawa kencang sambil berjalan ke arah Zayden Zhou. Ia kemudian mengulurkan tangannya.

“Kakek Hu.”

Zayden Zhou menyambut uluran tangan itu dengan mantap.

“Kevin, ada apa ini?”

Melihat suasana ruang istirahat, Kakek Hu langsung bisa menebak barusan telah terjadi sesuatu yang tidak baik di situ. Rautnya berubah dingin.

“Kakek Hu.”

Kevin langsung menunjuk Tony tanpa ragu.

Dalam sekejap suasana ruang istirahat seperti berubah jauh lebih dingin.

Zayden Zhou menatap Kakek Hu bingung. Ia tidak menyangka orang ini punya karisma yang segitu besar.

“Kamu Tony?”

Kakek Hu mendengarkan penjelasan Kevin dengan dingin. Ia kemudian menatap Tony tajam sekali.

“Kakek Hu, ini, ini semua salah paham.”

Tony mana tahan dengan tekanan Kakek Hu? Ia langsung berlutut di lantai sambil menunduk ketakutan.

“Salah paham? Kevin.”

Kakek Hu mendeham dingin langsung memanggil Kevin.

Kevin langsung melaksanakan perintah Kakek Hu dengan penuh hormat. Ia menendang-nendang Tony dengan kencang hingga ke ujung tembok.

Tony tidak bisa berdiri. Ia terbujur lemas di lantai sambil merintih tanpa henti.

Zayden Zhou melihatnya sekilas. Setidaknya pasti ada tiga tulang iga Tony yang patah.

“Kalian berdua juga mau dibegitukan?”

Kevin tidak lagi mengurusi Tony. Ia kini menatap Agnes dan Donna sambil tersenyum dingin.

“Kakak Kevin, mohon lepaskan kami. Kami semua cuma dipaksa ikutan, ini semua tidak ada urusannya dengan kami, sungguh!”

Agnes dan Donna kini terdiam ketakutan. Mereka sungguh tidak menyangka akhirnya bisa seperti ini. Tony, orang yang mereka berdua andalkan, kini sudah sekarat terbaring di samping tembok.

“Tidak ada urusannya dengan kalian? Begini saja, aku beri kalian kesempatan saling menampar satu sama lain. Nanti, ketika Tuan Zhou berteriak berhenti, kalian baru boleh berhenti!”

Mereka berdua mulai saling menampar satu sama lain sambil sesekali diiringi suara tangisan.

“Tuan Zhou, karena mereka menganggu kamu, kamu saja yang putuskan bagaimana membalasnya!”

Kakek Hu memberi hak penghakiman pada Zayden Zhou, yang kemudian langsung kaget.

Zayden Zhou seketika menoleh pada Ted Chuan.

“Tuan Zayden Zhou, lepaskan saja mereka, toh kita tidak mengalami kerugian apa-apa.”

Ted Chuan adalah orang yang selalu berbesar hati. Ia tidak pernah terpikir untuk menyakiti orang lain, sekali pun bila orang itu yang mencari masalah. Ia tidak ingin melihat sesuatu yang tragis di tempatnya berdiri sekarang.

“Kakek Hu, aktor utama hari ini adalah teman baikku ini, Ted Chuan. Karena ia berkata begitu, maka aku melepaskan mereka,” ujar Zayden Zhou tegas.

Mendengar keputusan Zayden Zhou ini, Agnes, Donna, dan anak-anak buah Tony lega. Mereka langsung ingin berterima kasih pada Zayden Zhou.

“Tetapi, hukuman lainnya tetap harus ada. Laporkan polisi, kirim mereka ke kantor polisi. Menurutku hukuman 10 tahun penjara cukup sebanding dengan tindakan merampas uang 600 juta.”

Agnes, Donna, dan anak-anak buah Tony langsung terkulai lemas.

“Haha, tidak perlu hiraukan mereka lagi, Tuan Zhou. Aku ke lantai dua, aku traktir kamu makan, jarang-jarang nih.”

Kakek Hu tertawa keras.

“Ted Chuan, Nona Ye, ayo ikut.”

Zayden Zhou menerima ajakan itu. Ia dalam hati menebak Kakek Hu memperlakukannya sepenting ini tidak mungkin murni hanya karena pernah bertemu sekali waktu itu.

Setelah makan kenyang, Zayden Zhou, Ted Chuan, dan Elva Ye berpamitan pada Kakek Hu. Dalam perjalanan pulang dari Imperial Hotel, suasana antar mereka bertiga cukup hening.

Karena kejadian barusan, Ted Chuan merasa sangat bersalah.

Meski ia berhasil mengambil balik uang 600 juta, ia tetap saja sudah merepotkan Zayden Zhou.

Sekalinya teringat Zayden Zhou tadi menyuruh orang datang membawa uang, hatinya langsung terenyuh.

Ia teringat hari-hari ketika mereka berdua masih sama-sama memandang hidup dengan berat. Sekarang Zayden Zhou sudah jadi tokoh besar, sementara dirinya masih tetap jadi satpam. Ia merasa rendah diri.

“Tuan Zayden Zhou, aku……”

Wajah Ted Chuan penuh penyesalan.

“Sudahlah, Ted Chuan. Jangan bicarakan ini lagi. Kamu ingat kan kita bersahabat baik?”

Zayden Zhou tertawa pelan sambil meneluk-nepuk pundak Ted Chuan untuk menenangkannya.

“Omong-omong, Ted Chuan, kamu masih mau tetap jadi satpam?”

Topik berubah, kali ini raut wajah Zayden Zhou sangat serius.

“Kalau tidak jadi satpam memang jadi apa lagi?”

Ted Chuan terdiam.

“Ted Chuan, ayo bekerja denganku!”

Tatapan Zayden Zhou dipenuhi sukacita dan semangat.

Zayden Zhou tahu, ia tidak bisa hanya mengerjakan Proyek Whitening and Anti-Aging Factor saja. Tidak peduli untuk mengelola aset-aset keluarganya atau mengontrol satuan-satuan kerja yang ia pimpin kedepannya, ia butuh orang yang bisa diandalkan.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu