Thick Wallet - Bab 30 Uang Rampasan!

“Dasar kebanyakan akting kamu. Kalau memang punya banyak uang jangan cuma bayar 20 juta, bayar sekalian 100 juta dong,” ujar Tony dengan senyuman merendahkan.

Zayden Zhou menyanggupi: “Baik, aku telepon orangku sebentar.”

Telepon itu segera diangkat dan Zayden Zhou mulai bicara: “Kakak Ye, ini aku, Zayden Zhou. Kamu tolong bawa uang tunai 100 juta ke Imperial Hotel sekarang juga. Aku membutuhkannya.”

“Bro, aku peringatkan kamu, jangan coba main-main denganku.”

Melihat Zayden Zhou menelepon seseorang, Tony langsung memberi peringatan padanya.

Tetapi ia lihat sendiri Zayden Zhou tidak bicara yang macam-macam. Pria itu hanya meminta orang membawakan uang, jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa.

“Bro, kamu sudah mengganggu adik perempuanku, jadi kamu harus bayar kompensasi 20 juta. Ini sudah tawaran yang paling bagus, karena waktu itu ada pula orang yang menganggunya dan kupatahkan kakinya. Entah sekarang sudah sembuh atau belum,” ujar Tony melanjutkan ancamannya.

Mendengar hal ini, Zayden Zhou langsung paham Tony sudah biasa melakukan kejahatan.

“Tuan Zayden Zhou, apa tidak sebaiknya kita lapor polisi?” ujar Ted Chuan berusaha melindungi dirinya sendiri dan Zayden Zhou.

Ia saat ini tidak terpikir solusi lain selain lapor polisi. Orang di hadapannya ada sekitar 10 orang. Kalau ia melawan mereka sendirian, ia sebenarnya bisa-bisa saja menang.

Tetapi sekarang di sebelahnya ada Zayden Zhou juga.

Ia tidak ingin Zayden Zhou terluka karena dirinya.

“Lapor polisi? Bro, ternyata kamu pengecut ya. Ya silahkan saja coba lapor kalau berani.”

Mendengar ajakan Ted Chuan pada Zayden Zhou, Tony langsung tertawa sambil menunjuk-nunjuk mereka.

“Memang kenapa? Kamu juga tidak mengizinkanku lapor polisi?”

Ted Chuan terpancing emosi dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk bersiap menelepon polisi.

“Prang! Berani-beraninya kamu!”

Sebelum Ted Chuan menelepon polisi, Tony langsung menonjok ponsel pria itu sampai jatuh.

“Teman-teman, ayo tunjukkan pada orang ini siapa yang harus dihormati di sini!”

Mendengar perintah ini, pria-pria berandal itu langsung bergerak maju.

Ruang istirahat yang kecil itu langsung berantakan seperti kapal pecah.

Karena harus melindungi keselamatan Zayden Zhou dan tidak ingin mencari masalah dengan pihak hotel, Ted Chuan tidak begitu banyak memberi perlawanan. Sebenarnya, kalau ia mau, setiap pria bajingan itu bisa ia habisi dengan satu pukulan.

Beberapa saat kemudian Ted Chuan sudah babak belur.

Bukan cuma sekujur tubuhnya yang luka-luka, namun juga ada sobekan penuh darah di wajahnya.

“Bro, sebaliknya kamu tenang sedikit. Ketika uang itu tiba, aku akan melepaskan kalian kok,” ujar Tony sambil duduk di atas kursi.

Kira-kira setengah jam kemudian, pintu utama istirahat diketuk.

“CEO Zhou, ini aku.”

Suara Elva Ye terdengar dari luar. Respon pertama Zayden Zhou adalah berjalan ke arah pintu untuk membukakannya.

“Diam di situ, kamu saja yang buka!”

Namun Tony melarang Zayden Zhou mendekati pintu. Ia menyuruh salah satu anak buahnya melakukan itu.

Tetapi, setelah pintu dibuka selama beberapa detik, tidak terdengar suara dan tidak terlihat gerakan apa-apa.

Hati Tony agak cemas. Ia berblik badan bersiap mencerca Zayden Zhou dan Ted Chuan, namun tiba-tiba seseorang mendatanginya. Mata Tony terbelalak, sekujur tubuhnya kaku.

Yang di hadapannya memang Elva Ye.

Karena berangkat langsung dari kantor Outstanding Corp, Elva Ye masih mengenakan pakaian kantor. Ia terlihat sangat cantik dan mempesona.

Tony dan anak-anak buahnya tidak lebih dari sekelompok berandal. Mereka belum pernah melihat orang seperti ini. Mereka terperangah melihat Elva Ye.

“CEO Zhou, ini……”

Elva Ye langsung menyadari ada sesuatu yang tidak beres di ruangan itu. Ia mengernyitkan alis dan berjalan hati-hati ke arah Zayden Zhou.

“Uangnya sudah dibawa?” tanya Zayden Zhou datar dan tanpa penjelasan apa pun.

“Bawa. Karena takut Anda ada urusan mendadak, jadi aku bawa lebih. Ini aku bawa 600 juta.”

Elva Ye menyerahkan sebuah koper tangan hitam pada Zayden Zhou. Tumpukan tebal uang baru yang masih mengkilap langsung terlihat ketika koper tangan itu dibuka.

Kalau tadi wanita secantik Elva Ye membuat mereka heboh sendiri, kini tumpukan uang sebanyak 600 juta membuat kehebohan mereka semakin menjadi-jadi.

“Haha, Bro, aku sungguh tidak menyangka kamu punya uang sebanyak ini. Kalau begitu 600 juta ini semuanya aku terima ya, haha,” ujar Tony sambil terus menatap Elva Ye dan tumpukan uang itu secara bergantian.

“Tadi kamu bilang bukannya 20 juta? Ini 600 juta loh, bukan 20 juta!” seru Ted Chuan sambil menghalangi Tony yang bersiap mengambil koper tangan itu.

“Apa? Kalau ada segini ya ambil segini. Barusan aku memang bilang 20 juta saja karena tidak menyangka kalian punya uang sebanyak ini. Kalau kalian bawa 600 juta ya semuanya aku mau lah,” ujar Tony dengan sangat bahagia.

Bagi orang biasa, 600 juta sudah sangat banyak.

Dan bagi Tony dan para anak buahnya, 600 juta itu sudah sangat cukup untuk dihamburkan beberapa bulan.

Ketika para anak buahnya mengambil koper uang itu, Tony anehnya tidak ikut bergerak. Ia malah menatap Elva Ye dengan penuh nafsu.

“Bro, urusan ini belum selesai. Kalau wanita ini tidak mau menemaniku tidur semalam, aku tetap tidak akan melepaskan kalian.”

Tony menerima koper uang serahan anak-anak buahnya. Ia langsung mengutarakan keinginan terakhirnya tanpa berbasa-basi lagi dengan Zayden Zhou dan Ted Chuan.

“Kamu!”

Ted Chuan langsung emosi dan siap menonjok Tony.

“Sebentar, Ted Chuan, ini aku saja yang urusi.”

Tetapi Zayden Zhou menghalangi Ted Chuan. Ia menatap Tony tanpa belas kasihan.

“Kamu sudah mengatakan sesuatu yang salah.”

“Wanita ini tidak akan bisa kamu bawa pergi, dan uang barusan juga demikian. Aku malah khawatir kalian semua juga tidak bisa pergi.”

Nada bicara Zayden Zhou sangat dingin

“Haha, teman-teman, dengar kata-katanya barusan? Orang ini mencoba menakut-nakuti kita ya? Uangnya sudah ada di tangan kami, kamu memang bisa menghalangi kami seperti apa?”

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu