Thick Wallet - Bab 441 Dua Pilihan! (2)

Tetapi Zayden Zhou tahu, kalau ia melakukan itu, meski di atas kertas tidak terlihat terjadi apa-apa, tetapi ia sebenarnya sudah kalah. Kedepannya, hak bicara keluarga Zhang dalam proyek ini akan meningkat tajam, dan peran Outstanding Corp punya hanya secuil.

Pada waktunya nanti, proyek ini sepenuhnya akan dikendalikan oleh keluarga Zhang.

Apa pun masukan yang Outstanding Corp dan Zayden Zhou utarakan pasti tidak akan digubris.

Karena sebelumnya, Zayden Zhou sudah kalah satu kali.

Yang kalah sama sekali tidak punya hak bicara lagi.

Zayden Zhou paham betul poin ini.

Ia masih punya satu pilihan lagi, yakni bersikeras bertahan.

Asalkan Zayden Zhou menunjukkan ketegasan terus, punya dukungan dari sebagian besar orang Outstanding Corp, ia pasti akan bisa mempertahankan hak bicaranya dalam proyek ini. Tetapi, kekerasan hati itu suka tidak suka akan menimbulkan perpecahan dalam timnya.

Ketika suatu tim pecah, tim itu akan susah dikendalikan.

Sementara itu, yang lainnya, entah orang-orang keluarga Zhang maupun orang-orang Zayden Zhou, semuanya menatap Zayden Zhou dan menunggunya membuat keputusan.

“Tidak salah, yang kamu katakan benar. Di tanganku memang tidak ada alat bukti yang bisa membuktikan masalah yang dihadapi toko cabang di Kota Liu disebabkan oleh kalian.”

Zayden Zhou berujar datar setelah dari tadi hening. Nada suaranya sangat tenang seolah tidak ada perubahan suasana hati.

Kata-kata ini membuat raut wajah orang-orangnya berubah.

Hayden Wang, Donny Wang, Hector Zhou, wajahnya semua jadi muram.

Ada beberapa orang yang wajahnya serius, ada juga yang terbebani.

Pemandangan yang berbeda seratus delapan puluh derajat ada di keluarga Zhang.Satu persatu dari mereka tersenyum lebar dan tertawa. Mereka menikmati sekali momen ini.

“Baik kalau begitu. Berhubung Zayden Zhou sudah mengakui kesalahannya, maka……”

Lorenzo Zhang berujar sambil menahan tawa. Ia bersiap mendeklarasikan kemenangan besarnya.

Namun, satu detik kemudian, semua kata-katanya tertahan di tenggorokan.

Sebab ia melihat wajah Zayden Zhou yang mengejeknya, bukan malah menunjukkan penyesalan.

Berani-beraninya dia!

Dia jelas-jelas sudah mengaku tidak punya bukti, bukankah ini pengakuan kekalahan?

Mengapa dia masih menatapku dengan tatapan mengejek?

Aku lah pemenangnya!

Lorenzo Zhang dalam hati bersumpah serapah.

Lorenzo Zhang kemudian merasa, Zayden Zhou pasti sedang menunggu dirinya mengekspresikan kemenangan, lalu akan menghempaskan serangan balik.

Pada waktunya nanti, euforia ia dan orang-orangnya akan merosot seketika.

“Hehe, Tuan Lorenzo Zhang, aku rasa kamu salah mengira. Aku tidak melembut, tidak mengaku kalah, dan lebih-lebih tidak mengakui kesalahanku sendiri.”

“Eh, salah. Aku sama sekali tidak salah, jadi apa yang harus aku akui?”

Ekspresi Zayden Zhou penuh sindiran dan ejekan. Ia bersikap seolah-olah barusan tidak ada apa-apa yang terjadi, tidak ada pengakuan bahwa ia tidak punya bukti.

Dan kata-katanya ini membuat kepercayaan diri orang-orangnya langsung melejit naik.

Meski mereka merasa aneh dengan “keplin-planan” Zayden Zhou, tetapi mereka sangat percaya dengan kemampuannya. Tiga puluh lebih orang yang berasal dari Kota Donghai itu semua sangat yakin dengan Zayden Zhou.

Dan keyakinan serta kepercayaan ini terbangun dari kesuksesan dua proyek Outstanding Corp berturut-turut.

“Apa maksudmu?”

Lorenzo Zhang bertanya terkejut sambil menatap Zayden Zhou geram.

Ia sudah merasa ada yang tidak beres. Tetapi persisnya apa yang tidak beres, ia tidak tahu.

Yang jelas, kata-kata Zayden Zhou ini terasa seperti sinyal yang jelas dan menentukan bagi pertemuan ini.

“Apa maksudku? Aku tidak punya maksud apa-apa.”

“Aku barusan hany abilang, di tanganku tidak ada bukti keluarga Zhang ikut ambil bagian dalam menimbulkan kesulitan untuk proyek ini, itu saja. Mau apa lagi?......”

Zayden Zhou tersenyum tipis. Ia bersandar di kursinya sambil melipat salah satu kakinya di atas kaki yang lain. Ia terlihat tanpa beban.

“Karena aku, Zayden Zhou, dalam bertindak, tidak bukti bukti apa-apa. Ini sudah kusampaikan dari awal pada kalian. Kalian sepertinya tidak begitu memerhatikanku, sampai kata-kata yang pernah aku ucapkan saja lupa.”

“Plak!”

Zayden Zhou bangkit berdiri dan langsung menggebrak meja sekeras-kerasnya.

Semua meja rapat langsung bergetar.

Semua orang yang hadir bisa merasakan bahu dan tangan mereka, yang diistirahatkan di atas meja, juga bergetar sedikit.

Tidak sedikit orang menatap Zayden Zhou dengan bingung, bagaimana bisa satu pukulan menghasilkan getaran sekeras ini.

Kalau saja pukulan itu diarahkan ke wajah seseorang, dampaknya tidak berani dibayangkan.

“Dalam bertindak, asalkan sesuai dengan arahanku, semua bukti yang kalian sebut-sebut itu bagiku sama sekali tidak ada gunanya. Karena kata-kataku itu sendiri adalah buktinya. Kalau aku bilang kalian ada campur tangan, ya berarti kata-kata ini buktinya!”

Zayden Zhou berteriak kencang sambil menatap semua orang yang ada di hadapannya satu per satu.

Zayden Zhou saat ini terlihat seperti pemimpin segerombolan serigala yang tengah mengamati mangsanya lekat-lekat.

Hening!

Ruang rapat hening luar biasa.

Tidak peduli apakah itu orang-orang keluarga Zhang atau pun orang-orang Zayden Zhou, semuanya terus mentap Zayden Zhou.

Mereka sama sekali tidak menyangka, Zayden Zhou bisa mengeluarkan kata-kata seganas dan setidak beretika ini.

Aku Zayden Zhou, ketika bertindak, buat apa menjelaskan pada orang lain? Kata-kata yang aku ucapkan itu sendiri adalah buktinya.

Aku Zayden Zhou sudah bersabda, masalah ini disebabkan oleh keluarga Zhang, maka keluarga Zhang pelakunya.

Tidak ada ruang untuk berdiskusi.

“Zayden Zhou, kamu……”

Raut wajah Diego Zhang sekejap berubah. Ia juga tidak menyangka Zayden Zhou bisa berkata seperti ini. Ia sebenarnya ingin berkata sesuatu untuk meredakan suasana ketegangan di ruang rapat, tetapi baru setengah berkata-kata, ucapannya terhenti.

Diego Zhang sendiri tidak tahu ia harus berkata apa.

Ia bahkan sama sekali tidak tahu menahu soal kedatangan keluarga Zhang secara sembunyi-sembunyi ke Kota Changsha untuk bertemu Zayden Zhou.

Bahkan meski sekarang sudah mendengarkan sedikit percakapan kedua belah pihak, ia masih belum paham sepenuhnya duduk permasalahannya.

Apa yang bisa ia katakana coba?

Menyuruh Zayden Zhou tenang dan jangan se-emosi itu sebab keluarga Zhang tidak punya niat bermusuhan?

Dalam pikirannya sendiri saja pemikiran ini langsung ia tolak.

Karena ia sendiri pun tidak percaya dengan keabsahan kata-kata ini.

Keluarga Zhang tidak punya niat bermusuhan?

Barusan ia sudah lihat sendiri ekspresi dan gerak-gerik Paman Lorenzo Zhang dan orang-orang keluarganya. Mereka jelas punya niat bermusuhan.

Tetapi, kalau ia meminta Lorenzo Zhang, Yeremy Zhang, dan semua orang-orang keluarga Zhang untuk menurunkan ketegangan dan bicara baik-baik dengan Zayden Zhou……

Diego Zhang yakin betul, sekalinya ia mengatakan ini, yang pertama kali akan menegur dan menceramahinya adalah ayahnya sendiri, Yeremy Zhang.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu