Thick Wallet - Bab 485 Sofian Jiang Yang Menyedihkan! (1)

Setelah Fandy Jiang selesai berbicara, seluruh aula depan menjadi hening.

Bahkan Sofian Jiang yang sebelumnya masih berteriak tidak puas saat ini ia terdiam.

Tidak terpikirkan olehnya, ayahnya sendiri tidak mendengarkan perkataanya dan tetap dengan keras hati ingin membereskan masalah Shinta Jiang dengan tidak begitu peduli.

Apa yang dikatakannya, membiarkan kakak kedua Siddhi Jiang menanganinya sendiri dan jangan menyisahkan masalah lagi yang dapat di pakai oleh orang luar untuk mencelakai mereka.

Ini karena pria tidak ingin menanganinya, ia ingin agar kakak kedua menanganinya dengan diam-diam, tidak perlu memperdebatkan hal ini, tidak masalah jika berdampak pada nama keluarga Jiang.

Fandy Jiang sama sekali tidak berpikiran untuk menghukum Shinta Jiang atau ini maksud Siddhi Jiang.

Sebaliknya, di mata Fandy Jiang, ia menjadi orang yang tidak peduli terhadap situasi saat ini, kelakuannya tidak dapat di terima, tidak memiliki ketertiban, menuntut orang dengan tidak masuk akal.

Hati Sofian Jiang saat ini sangat tertekan.

Dia merasa bahwa dia harus melakukan pelepasan, jika tidak perasaan tertekan ini, cepat atau lambat akan membuat Sofian Jiang sakit.

Dia sebenarnya ingin bertanya kepada ayahnya yang baik ini, apakah dirinya di mata ayahnya tidak berarti sama sekali?

Kenapa selalu memperhatikan kakak kedua Siddhi Jiang?

Dulu ketika Gerald Jiang mengalami kecacatan dan kakak tertua Steven Jiang kehilangan kesempatan untuk menduduki posisi kepala keluarga, kebaikan Fandy Jiang kepada kakak tertuanya bertambah, lebih memperhatikannya, dia saat itu sangat pengertian kepadanya.

Lagipula, kakak tertua Steven Jiang sudah besar, urutan di dalam buku warisan kepala keluarga, dia memiliki posisi yang memungkinkan.

Namun, ketika Gerald Jiang cacat dan Steven Jiang kehilangan kesempatan untuk menjadi kepala keluarga, Fandy Jiang hanya memiliki Siddhi Jiang dan Sofian Jiang, tapi dia hanya peduli kepada kakak kedua Siddhi Jiang, beberapa kali ia mempercayakannya tanggung jawab yang berat kepada kakak keduanya.

Hal ini membuat Sofian Jiang selama ini merasa tidak adil.

Oleh karena itu, beberapa waktu ini, Sofian Jiang hanya dapat menahan rasa ini, mengusahakan dirinya untuk tidak melakukan kesalahan, tidak membiarkan orang lain untuk mengetahui kesalahannya.

Tapi saat ini, tidak mudah untuk mendapatkan kesempatan seperti ini.

Putri kakak kedua Siddhi Jiang melakukan kesalahan seperti ini, kamu sebagai kepala keluarga, berpura-pura tidak melihatnya dan aku di pikiranmu hanya menjadi seorang anggota Keluarga Jiang yang suka menuntut orang lain.

Hal ini tidak bisa Sofian Jiang tahan lagi.

"Ayah! Aku tidak setuju! Jelas-jelas gadis itu Shinta Jiang melakukan kesalahan, tapi kenapa kamu tidak mengurusnya, malahan menyuruh kakak kedua mengurusnya sendiri, bukankah itu terlihat jelas bahwa kamu berusaha melindunginya.”

Sofian Jiang terlihat sangat marah, hingga ia tidak peduli lagi dengan kondisi saat ini.

Dan juga tidak peduli lagi bahwa saat ini yang berada di tempat ini hampir rata-rata adalah anggota penting Keluarga Jiang, posisinya sebagai anak ketiga Fandy Jiang, dalam kondisi seperti ini, dengan ayahnya sendiri, dengan kakak adiknya sendiri, dengan saudaranya sendiri mempermasalahkan hal ini.

Ini sudah termaksud dirinya tidak bisa membedakan situasi dengan baik.

Di dalam pengelihatan anggota Keluarga Jiang, ini sama saja dengan menantang hak dan kekuasaan kepala keluarga.

Seketika, semua orang yang berada di aula depan, termaksud kakak tertua Steven Jiang, kakak kedua Siddhi Jiang dan lagi kepala keluarga Fandy Jiang, semuanya terkejut melihat ekspresi wajah kakak ketiga yang mengila.

"Tidak sopan! Sofian Jiang, apakah kamu tahu apa yang kamu katakan?"

Zoro Jiang orang pertama yang tidak bisa menahannya, seketika berdiri, langsung mengkritik Sofian Jiang.

Dimatanya, meskipun kakak ketiga biasanya menyendiri, sedikit tidak peduli, tapi jika menyangkut masalah Keluarga Jiang, ia masih mengetahui kesopanan, dapat membaca situasi secara keseluruhan, pada dasarnya keuntungan apapun selalu dibagi bersama dengan Keluarga Jiang.

Didalam masalah prinsip, dari awal hingga akhir dia selalu mengikuti Keluarga Jiang.

Tapi tidak terpikirkan olehnya, hari ini dengan kondisi seperti ini, Sofian Jiang berani didepan anggota Keluarga Jiang, di aula depan kediaman Keluarga Jiang, di dalam rapat anggota Keluarga Jiang, berani terhadap ayahnya sendiri, menyatakan keraguan terhadap kepala keluarga Keluarga Jiang Fandy Jiang.

Ini terlihat jelas sedang menantang kekuasaan Fandy Jiang.

"Sofian Jiang, kamu sudah gila!"

"Cepat tutup mulutmu! Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan?"

"Dasar kamu anak yang tidak tahu kondisi dan situasi, apa yang ada di otakmu, apakah otakmu sudah rusak di tendang oleh keledai?"

"Kakak ketiga, cepat tutup mulutmu, cepat meminta maaf kepada kepala keluarga, apakah kamu sedang demam!"

"Cih, kurang ajar, kakak ketiga, apakah kamu mempertanyakan keputusan ayah?"

......

Hampir semua orang mencela Sofian Jiang, meskipun orang itu biasanya memiliki hubungan yang tidak buruk dengan Sofian Jiang, bahkan sering berhubungan dengannya secara pribadi, tapi saat ini, hanya dapat menyadarkan Sofian Jiang, menyuruhnya jangan berbuat keterlaluan.

Dan kakak kedua langsung marah, seketika ia merasa sangat marah terhadap Sofian Jiang.

Apa maksudnya Kakak ketiga berbicara seperti ini?

Kamu mempertanyakan keputusan ayah, berpikir ayah menyuruhnya mengurus masalah Shinta Jiang merupakan hal yang tidak masuk akal.

Apakah ia berpikir ayah tidak tegas dalam menghukum Shinta Jiang, itu merupakan hal yang salah dan tidak bisa di biarkan.

Apa sebenarnya maksudmu?

Apakah ingin mengambil kekuasaan putriku?

Ini sama saja dengan tidak menghormati aku sebagai kakak keduamu!

Siddhi Jiang marah, berjalan dua tiga langkah hingga kedepan Sofian Jiang, melihat wajah Sofian Jiang yang di penuhi kemarahan, matanya memancarkan kemarahan, ia langsung menamparnya.

"Plak!"

"Bang!"

Suara yang nyaring terdengar, tamparan Siddhi Jiang dengan keras mendarat di wajah Sofian Jiang.

Tidak terpikirkan oleh Sofian Jiang bahwa Siddhi Jiang akan memukulnya dan lagi mengunakan kekuatan yang cukup besar, belum sempat ia meresponinya, ia langsung di tampar oleh telapak tangannya, ia terdorong mundur beberapa langkah, hingga di tahan oleh bawahannya dan tubuhnya dipapah, mereka menghentikan badannya yang terdorong mundur.

Semua orang yang melihat Sofian Jiang yang mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri, wajahnya terlihat tidak berdaya dan terlihat sedikit kesal, tapi mereka tidak ikut campur tangan.

Alasan pertama, ini adalah perang antar anggota Keluarga Jiang, hanya perang antar putra kedua dan putra ketiga Fandy Jiang, dengan anggota lainnya, tidak ada hubungan.

Alasan kedua, semua yang tadi di lakukan oleh Sofian Jiang, adalah menantang kekuasaan kepala keluarga Fandy Jiang, walaupun kakak kedua tidak main tangan, kemungkinan kepala keluarga Fandy Jiang juga tidak akan membiarkannya begitu saja, pasti dia akan memberikan pelajaran keras kepada Sofian Jiang.

Jika tidak, kekuasaan Fandy Jiang sebagai kepala keluarga, pasti akan mengalami penghinaan oleh karena perbuatan Sofian Jiang hari ini.

"Kamu berani memukulku!"

Setelah kakak kedua menamparnya, kakak ketiga Sofian Jiang sedikit linglung.

Tidak terpikirkan olehnya, kakak kedua Siddhi Jiang berani memukulnya dan lagi di depan banyak orang, langsung memukulnya, tidak memberikan ia sedikit rasa hormat.

"Omong kosong, kamu duluan yang memukul!"

Sofian Jiang bukan merupakan orang yang bisa mengalah, sehingga saat ia di tampar oleh kakak kedua Siddhi Jiang, seketika perasaan marahnya bertambah, karena masalah Shinta Jiang, di dalam hati Sofian Jiang sudah terlebih dahulu kesal terhadap Siddhi Jiang, sehingga setelah ia berdiri, ia menganyunkan satu tinjuan kearah Siddhi Jiang.

kemampuan badannya dengan Siddhi Jiang hampir sama, bentuk badannya juga hampir sama dan lagi Sofian Jiang merasa setiap hari dia lebih banyak berlatih, jika dia bertarung melawan Siddhi Jiang, pasti dia menang.

Jika begini, maka dia akan memberi pelajaran kepada Siddhi Jiang dan juga dia bisa menunjukkan bahwa sebenarnya di dalam hatinya dia tidak senang.

"Cih! Dasar tidak tahu kemampuan sendiri sampai batas mana!"

Setelah meremehkannya, Siddhi Jiang juga tidak menghindar, matanya melihat Sofian Jiang yang mengayunkan satu tinjuan menuju kearahnya, ia dengan gesit mengangkat satu kakinya, menendang dia.

"Bang!"

Sekali lagi, Sofian Jiang di tendang oleh Siddhi Jiang hingga melayang.

Maka dari itu, Sofian Jiang kali ini terbang mundur di udara, kemudian terjatuh di atas permukaan lantai, di atas lantai terdorong mundur beberapa langkah, kemudian menabrak batu pilar, sehingga badannya berhenti terdorong.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu