Thick Wallet - Bab 455 Janji Pertemuan Bersama Shinta Jiang! (2)

“Tentu saja bisa, perencanaan ini sangat cocok untuk wanita cantik sepertimu, tapi ada satu hal yang aku ingin pastikan denganmu, setelah ini dipublikasikan, keluarga Jiang pasti akan langsung mengetahuinya, dengan hubunganku dengan keluarga Jiang yang seperti ini, bagaimana respon keluarga Jiang nanti, seharusnya kamu lebih mengetahui hal ini.”

Zayden Zhou berkata sambil tersenyum, tapi dia tidak lupa untuk mengatakan masalah ini kepada Shinta Jiang.

Meskipun dia sangat percaya diri dengan perencanaan ini, tetapi dia sedikit ragu dengan respon dari keluarga Jiang nanti.

Atau mungkin saja Zayden Zhou sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan keluarga Jiang, tetapi dia ingin tahu bagaimana pendapat Shinta Jiang.

Jika dia tidak bisa memperkirakan apa respon keluarga Jiang nanti, dan jika bahkan dia lebih memilih untuk membatalkan kerja samanya.

Zayden Zhou juga pasti akan memperimbangkan kembali masalah ini.

Bagaimanapun dia masih bisa menjalankan tugas ini tanpa Shinta Jiang.

Zayden Zhou juga tidak ingin membuat Shinta Jiang untuk memilih dia atau keluarga Jiang.

“Aku tahu, tapi seharusnya tidak akan ada masalah apa-apa, karena ini adalah urusanku sendiri, dan tidak ada hubungan dengan mereka semua.”

Shinta Jiang memiringkan kepalanya dan seperti sembarangan berkata.

Dia berkata seperti tidak menganggap keluarga Jiang.

Sedangkan Kak Ling menganggukkan kepalanya.

Zayden Zhou menggelengkan kepalanya setelah melihat mereka, mereka tidak tahu lagi mau berkata apa.

Yang satu adalah putri tunggal dari tuan muda kedua keluarga Jiang, yang sangat disayangi, dan sangat terkenal di Hunan,

Dan yang satu lagi adalah orang yang menganggap Shinta Jiang sebagai gadis kecil, dipanggil Kak Ling, identitasnya dan namanya tidak diketahui.

Bahkan Zayden Zhou sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya, tetapi sama sekali tidak menemukan apapun.

“Baiklah, karena kamu sudah setuju, kita akan melakukannya sesuai rencana, kamu cukup hadir saja saat waktunya sudah tiba nanti.”

Zayden Zhou berkata sambil tersenyum.

Mereka mengobrol sebentar dan kemudian Zayden Zhou pergi meninggalkan tempat itu duluan.

Selanjutnya dia masih banyak urusan yang harus dia selesaikan.

Tidak hanya urusan toko cabang Outstanding Corp, masih ada urusan lainnya.

Harus diketahui, Zayden Zhou datang ke Hunan kali ini bersama Dave Sun dan senior industri media.

Adalah ingin membantu media Donghai untuk membuka pasar media di kota lain, dan Zayden Zhou merasa dia harus menjalin hubungan dengan keluarga Zhang lebih dekat.

Kerja sama mereka di produk kosmetik mastih tidak cukup.

Atau mungkin keuntungan yang diberikan kepada keluarga Zhang masih tidak cukup.

Karena keuntungan mereka sebelum Outstanding Corp bergabung juga masih sama.

Bisa dikatakan 80% pasar Hunan dipegang oleh keluarga Zhang.

Setelah Zayden Zhou pergi, Shinta Jiang dan Kak Ling lanjut mengobrol di Balance Coffee.

Sebenarnya mereka tidak ada topik bagus untuk dibicarakan, Kak Ling berbicara seperti biasanya mengenai Zayden Zhou, dia menyuruh Shinta Jiang untuk tidak terlalu dekat dengannya, karena Zayden Zhou sudah menikah, dan orang besar seperti Shinta Jiang tidak harusnya terlibat di dalam pernikahan orang lain.

Dia terus mengatakan semua hal jelek mengenai Zayden Zhou.

Sampai Shinta Jiang tidak bisa berkata apa-apa lagi.

“Aku tahu, Kak Ling, aku tidak seperti yang kamu katakan, aku hanya menganggap Zayden Zhou tidak seperti orang biasa, dan mempunyai pemikiran yang beda.”

Shinta Jiang sedikit tidak senang dengan perkataan Kak Ling, tapi dia masih berkata dengan sedikit bercanda.

“Baiklah baiklah, pria seperti Zayden Zhou ini bukanlah contoh pria yang baik, jelas-jelas dia sudah ada istri, tapi dia juga masih dekat-dekat dengan bossnya Carina Shen itu, apa kamu tidak tahu?”

“Dia adalah direktur utama Outstanding Corp, atasannya Zayden Zhou, mereka selalu berjalan bersamaan, dan hubungan mereka menurutku bukanlah hal yang biasa.”

“Pria seperti Zayden Zhou ini pasti sama seperti anak-anak dari keluarga besar lainnya yang sering berganti-ganti pacar itu, asal kam tahu, saat aku belum lahir saja aku sudah dijodohkan, lucu bukan?”

Kak Ling merasa semakin marah, bahkan wajahnya semakin muram saat selesai bicara.

Kak Ling memang sudah dijodohkan saat dia belum lahir, dan ini membuat Kak Ling sangat sedih sampai dia pergi meninggalkan keluarganya dan kabur ke Hunan.

Beruntung Zayden Zhou tidak di sini lagi saat dia bicara seperti itu, jika Zayden Zhou mendengarnya, pasti dia sangat terkejut.

Karena perkataan seperti ini, dia pasti langsung terpikir hal yang dikatakan Eddy Chen.

Kak Ling ini, ada kemungkinan besar dia adalah tuan putri keluarga besar dari Kota Beijing.

“Kak Ling, tidak peduli seberapa bencinya kamu kepada pria, tapi kamu tidak tahu siapa sebenarnya orang itu kan?”

Shinta Jiang juga cukup mempertimbangkan perkataan Kak Ling.

Dia tentu saja mengetahui identitas Kak Ling, mereka sudah kenal lama sejak Shinta Jiang bersekolah di luar negeri, dan dia sangat percaya dengan Kak Ling.

Tapi kemunculannya di Changsha yang tiba-tiba ini membuatnya cukup

Shinta Jiang bukan tidak pernah bertanya, tetapi Kak Ling selalu menjawab Shinta Jiang dengan tidak serius.

Sekarang baru pertama kali Shinta Jiang mendengar Kak Ling berkata seperti ini.

Sudah dijodohkan sebelum lahir?

Shinta Jiang cukup merasa terkejut mendengar ini.

Dia tidak menyangka masih ada cara pernikahan yang seperti ini sekarang.

Apa kedua orang tuanya tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada anaknya saat besar nanti?

Jika sifat mereka tidak cocok untuk bersama, bukankah ini nantinya sangat merugikan mereka sendiri?

“Kak Ling, kamu hanya mendengar perkataan orang lain, tapi kamu sendiri tidak mengenal orang itu, tidak tahu siapa orang itu, dan bagaimana kamu tahu apakah orang itu cocok denganmu?”

“Selain itu, sejarah keluargamu pasti tidak mudah kan?”

Shinta Jiang berbicara secara lembut, agar Kak Ling bisa membuka pikirannya.

“Aii, Shinta, kamu tidak tahu rasanya karena kamu tidak mengalaminya, orang itu sebenarnya beruntung karena aku tidak mengetahui siapa dia, kalau tidak aku pasti sudah melabraknya dan memberinya pelajaran.”