Thick Wallet - Bab 665 Memang Mukamu Terhitung Sebagai Apa!

Barry Cai berdiri di tangga yang mengarah dari lantai 2 ke lobi di lantai 1, dengan dominan, memandang Zhou Yang sambil tersenyum.

Beri aku sebuah muka, biarkan masalah ini lewat begitu saja.

Barry Cai menunjukkan sikapnya.

Dan Barry Cai pun sudah berkata demikian, tentu saja Fendi Li tidak berani mengatakan apa-apa.

“Kalau begitu baik, melihat muka Abang Barry, maka hari ini aku tidak mempermasalahkan masalah ini lagi dengan mu, tapi, kedepannya jangan muncul di depanku lagi, kalau tidak, aku mungkin saja tidak menahan diri dan melakukan sesuatu pada mu.”

Kemunculan Barry Cai, seolah-olah membuat Fendi Li memiliki rasa percaya diri, nada bicara Ia kepada Zayden Zhou pun menjadi semakin sombong, dia pun semakin percaya diri.

Habis ngomong, Fendi Li dengan langkah yang besar Ia jalan ke arah Barry Cai, dan Dia pun pura-pura tidak melihat Zayden Zhou.

“Abang Barry, terima kasih banyak.”

Datang ke samping Barry Cai, Fendi Li pun buru-buru berkata terima kasih.

Ia tahu, kalau kali ini bukan karena Barry Cai, Dia mungkin saja dihajar oleh Zayden Zhou dengan parah, paling tidak, pasti akan berkelahi.

“Haha, kita semuanya adalah saudara, hal kecil seperti ini, tidak terhitung apa-apa, kalau sudah tidak ada masalah lagi, kita kembali ke ruang VIP, kita lanjut minum wine lagi.”

Barry Cai melambaikan tangan, gaya dan nada Ia yang seperti Abang besar, seolah-olah seperti kemunculan dia tadi, hanyalah masalah sepele yang bisa dilakukan dengan lambaian tangan saja.

Habis ngomong, Barry Cai langsung membalikkan badan dan pergi.

Dan Fendi Li menolehkan kepalanya dan melihat ke Zayden Zhou dan tersenyum dengan dingin, melangkah dan hendak mengikuti Barry Cai.

“Tunggu, memangnya aku ada bilang masalah ini sudah lewat?”

Dan di saat itu juga, terdengar sebuah suara yang dingin.

Barry Cai yang jalan di depan tiba-tiba tertegun dan berhenti, wajahnya pun langsung terlihat tidak senang.

Dan orang-orang yang mengikuti Barry Cai, semuanya juga membalikkan badan, terlihat wajahnya yang penuh dengan kemarahan, hendak ingin langsung bergegas, dan menghancurkan Zayden Zhou.

Dan Fendi Li, walaupun wajahnya juga terlihat terkejut dan marah, tapi ujung bibirnya tetap terlihat sedikit terangkat.

Dia mengetahui kekuatan Barry Cai.

Fendi Li tahu dirinya di depan Zayden Zhou, mungkin sama sekali tidak ada ruang untuk melakukan perlawanan.

Tapi, ada Barry Cai, ucapan Zayden Zhou tadi, tidak diragukan lagi itu merupakan tindakan yang menampar wajah Barry Cai dengan keras.

Jika itu adalah Barry Cai, maka Zayden Zhou tidak akan memiliki kesempatan sama sekali.

Dan sekarang, yang merasa paling terkejut, adalah orang-orang yang melihat di sekitar.

Semua orang melihat ke Zayden Zhou sambil ternganga, mencurigai dirinya apakah otaknya sudah hilang.

Jelas-jelas Barry Cai sudah berkata, masalah ini selesai dengan begini saja, mereka juga sudah bersiap-siap untuk pergi.

Tapi, Zayden Zhou malah keluar pada saat seperti ini, dan langsung mengatakan bahwa masalah ini belum selesai.

Jangan-jangan Ia masih ingin menolak Barry Cai kah?

Harus diketahui, Barry Cai berbeda dengan Fendi Li.

Fendi Li jika tidak memiliki dukungan dari Keluarga Li, mungkin masih tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Zayden Zhou.

Tapi, kalau Barry Cai ingin menghabisi Zayden Zhou, tidak perlu dukungan dari Keluarga Cai, dengan Ia sendiri saja sudah bisa dengan mudah menaklukkan Zayden Zhou.

“Apakah dia sudah gila? Berani-beraninya Ia berbicara dengan Barry Cai seperti ini?”

“Ssshu, lihat saja, tidak usah banyak ikut campur.”

“Dia sudah berani menyangkal mukanya Barry Cai, maka Barry Cai pasti tidak akan melepaskannya dengan begitu saja, hanya saja tidak tahu ini orang benar-benar bego atau benar-benar percaya diri.”

......

Semua orang pun berhenti untuk menyaksikan, dan tidak ada orang yang melangkah maju untuk berbicara. Lagi pula, baik Fendi Li atau Barry Cai, mereka bukanlah orang yang berani disinggung oleh orang awam.

Dan bagi orang-orang, Zayden Zhou ini hanyalah orang asing, sama sekali tidak layak mereka mengambil resiko untuk dirinya.

“Kamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan?”

Wajah Barry Cai sudah terlihat sangat kejam, tiba-tiba Ia membalikkan badan, sepasang mata hitam menatap ke Zayden Zhou, seperti seekor binatang buas, rasa tekanan yang besar langsung mengarah ke Zayden Zhou, sepertinya Ia ingin menggunakan rasa tekanan ini untuk menaklukkan Zayden Zhou.

Saat ini, tidak hanya Zayden Zhou yang merasakan tekanan ini, bahkan orang-orang di samping juga langsung merasakan tekanan ini.

Ini membuat wajah banyak orang pun ikut berubah, dengan tidak sadar mundur dua langkah kebelakang, sama sekali tidak berani melihat tatapan mata Barry Cai.

“Bocah, aku rasa kamu sudah bosan hidup di dunia ini ya, Abang Barry sudah berkata, masalah ini berlalu dengan begitu saja, aku juga sudah melepaskan kamu juga, kamu masih ingin cari mati, jangan-jangan kamu mengira kami benar-benar tidak berani melakukan sesuatu kepadamu?”

Fendi Li tertawa dengan dingin, Ia pun melihat Zayden Zhou dengan tatapan sinis.

Kenyataannya, walaupun berkata demikian, tapi di dalam hati Fendi Li malah merasa sangat senang.

Fendi Li malah berharap Zayden Zhou semakin sombong, semakin tidak menanggap Barry Cai.

Dengan demikian, Zayden Zhou akan semakin cepat membuat Barry Cai murka.

“Tuan Zhou, kita…..”

Dan tentu saja Yusel Liu juga menyadari sesuatu, wajahnya tiba-tiba terlihat semakin panik, buru-buru Ia melihat ke Zayden Zhou, ingin membujuk Zayden Zhou.

Bagaimanapun, masalah ini semua karena dia, kalau karena ini membuat Zayden Zhou menyinggung Barry Cai dan Fendi Li berdua, dan menempatkan Zayden Zhou dalam bahaya di Kota Donghai, maka Yusel Liu pasti akan merasa tidak tenang.

Setidaknya, kemunculan Zayden Zhou, sudah menyelamatkan dirinya dari tangannya Fendi Li.

Bagi Yusel Liu, ini saja sudah cukup.

“Tenang saja, hanya beberapa orang sombong yang tidak berguna, memangnya mereka bisa melakukan apa kepadaku.”

Hanya saja, ucapan Yusel Liu belum selesai, Zayden Zhou sudah mengulurkan tangan dan menghalangi Ia untuk terus berkata.

Dan dalam nada bicara Zayden Zhou, terdengar bahwa Diriya semakin percaya diri.

Seolah-olah, tidak hanya Fendi Li, Keluarga Li, bahkan Barry Cai, Keluarga Cai pun, bagi Dia, sama sekali bukanlah apa-apa, seperti orang tidak berguna yang sering membuat ulah, sama sekali tidak layak diungkit.

Dan Zayden Zhou sepertinya juga memiliki kepercayaan diri yang sangat cukup untuk mengatakan hal seperti ini.

Semua orang tiba-tiba tertegun, mereka menatap Zayden Zhou, ingin melihat kepanikan dan pura-pura tenang dari wajahnya.

Namun, mereka tidak berhasil.

Dari wajah Zayden Zhou sama sekali tidak terlihat sedikit kepanikan, dan juga tidak terlihat tanda-tanda Ia pura-pura tenang.

Sebaliknya, wajah Zayden Zhou, selain percaya diri, hanya terlihat datar.

Seolah-olah bagi dirinya masalah ini hanyalah hal yang sangat mudah, sama sekali tidak layak diperhatikan.

Semua orang pun terdiam.

Mereka tidak tahu rasa percaya Zayden Zhou ini datang dari mana.

Namun ucapan telah dilontarkan Zayden Zhou, dan Fendi Li juga Barry Cai berdua sudah mendengarkan ucapan tersebut, apabila ada yang ingin membantu pun, juga tidak mungkin berani berdiri dan berbicara untuk Zayden Zhou.

“Bagus, sangat bagus!”

Barry Cai menepuk tangannya, sambil melihat Zayden Zhou dengan tersenyum, menyipitkan kedua matanya dengan perlahan, bahkan terlihat sekilas tatapan ingin membunuh dari matanya, dan otot diwajahnya pun bergerak dengan perlahan, seperti terlihat sekilas kekejaman dari wajah Barry Cai.

Barry Cai, memiliki niat untuk membunuh.

Dari dulu sama sekali tidak ada orang yang berani berkata seperti demikian di depannya, begitu menghinanya, bahkan tidak memandang Keluarga Cai.

Dulu pernah muncul orang seperti ini, namun orang tersebut setelah menyaksikan cara Barry Cai, semuanya pun ketakutan, terus memohon ampun sambil bersujud, memohon agar Barry Cai dapat memaafkannya.

Tapi, Barry Cai tidak pernah menunjukkan belas kasihan.

Siapapun yang berani menghina dirinya, tidak memandang Keluarga Cai, dan mengucapkan kata-kata yang begitu angkuh dan sombong di depannya, semuanya tidak akan memiliki akhir yang baik.

Barry Cai mengira, setelah dirinya turun tangan untuk masalah-masalah seperti ini, sudah cukup untuk memberitahu orang-orang di Kota Donghai, bahwa dirinya bukanlah orang yang bisa dipandang sebelah mata dengan sembarangan, Dia mengira kedepannya tidak akan ada lagi orang yang berani bersikap tidak sopan kepada dirinya, bahkan menghinanya.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu