Thick Wallet - Bab 508 Kontak Mata! (2)

Tidak, begitu mengingat Shinta Jiang memiliki perasaan terhadap pria ini, tiba-tiba Kak Ling merasa hatinya hampa, sebuah rasa kekosongan muncul.

Baru saja ia melihat Shinta Jiang yang telah membaik kembali, hatinya sangat senang.

Tapi sekarang, melihat Shinta Jiang menyanjung pria ini, dan ini bukanlah tebakannya belaka, melainkan sesuatu yang ia lihat dengan mata kepala sendiri.

Saat Siddhi Jiang menanyakan apakah Shinta Jiang mempunyai perasaan terhadap Zayden Zhou, kak Ling jelas-jelas melihat Shinta Jiang tersipu-sipu dan telinganya memerah.

Sekarang setelah memikirkannya dengan cermat, kak Ling menyadari, ia sendirilah yang robot.

Gadis yang paling disukainya, paling berharga baginya, mempunyai perasaan terhadap Zayden Zhou, ketika ia terpikirkan hal ini, Kak Ling dengan jengkel segera bangkit, dan berjalan ke hadapan Zayden Zhou, ia memukulnya dengan keras beberapa kali, untuk melampiaskan kemarahannya.

.................

Zayden Zhou tertegun.

Ia tak tahu apa yang terjadi pada Kak Ling.

Baru saja ia masih dengan gembira mengobrol dengan Carina Shen, kenapa tiba-tiba muncul gelombang kemarahan, dan Zayden Zhou bisa dengan jelas merasakan, kemarahan itu ditujukan padanya.

Pak!

Apa maksudnya ini?

Apakah karena ia tadi menatapnya sekilas, tiba-tiba Kak Ling jadi ingin membunuhnya?

Tidak mungkin begitu tak berperasaan!

Zayden Zhou tentu tak mengira Kak Ling akan ingin membunuhnya.

Bahkan jika Kak Ling tak suka terhadapnya, tidak perlu ingin membunuh, ia bisa memberinya pelajaran, terutama dengan memukulnya keras-keras.

Hanya saja, Kak Ling adalah seorang wanita, dan Zayden Zhou tak menyangka ia mempunyai kekuatan seperti ini.

Tapi jika Kak Ling benar-benar ingin memberinya pelajaran, maka ia tidak seharusnya menunjukkan belas kasihan, atau berpura-pura ia bukanlah tandingan Kak Ling, dan memberinya “sedikit pelajaran”.

Tapi lalu Zayden Zhou menggeleng-gelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran itu.

Hubungan Kak Ling dan Shinta Jiang begitu dekat, mungkin ia hanya sedang mengkhawatirkannya.

Dan lagi, Shinta Jiang bisa masuk ke permasalahan di ujung tanduk ini juga pasti ada hubungannya dengan dirinya, maka wajar jika Kak Ling merasa tak suka padanya.

Maka, Kak Ling tampak ingin membunuhnya tadi, seharusnya tidak benar, mungkin ia salah mempersepsikannya.

Zayden Zhou merasa persepsi ini jauh lebih masuk akal dibandingkan persepsinya sebelumnya.

Dan juga, identitas Kak Ling juga bukan biasa-biasa saja, para putra keluarga kaya di Kota Jing itu sangat menghormatinya, seorang putri keluarga kaya dan berpengaruh seperti ini, walaupun dari luar terlihat santai dan cuek, nyatanya, ia pastilah seorang terpelajar.

Zayden Zhou merasa Kak Ling hanya ingin melampiaskan ketidaksukaannya terhadapnya, nanti saat ia melihat ketulusannya, ia pasti akan merasa tenang.

Memikirkan ini, Zayden Zhou sekali lagi mengarahkan pandangannya ke arah Shinta Jiang.

Tapi kali ini, ia memfokuskan tatapannya pada Kak Ling.

Ia merasa, seharusnya Kak Ling bisa melihat ketulusan di matanya, dan akan meminta maaf.

Lagipula, Shinta Jiang menjadi seperti itu, Kak Ling juga sangat cemas, maka dengan bersusah payah ia membawa Shinta Jiang dari Changsha ke Kota Liu untuk mencarinya.

......................

“Huh.”

Kak Ling merasa detak jantungnya semakin kencang.

Tatapan mata Zayden Zhou membuatnya merasa gugup dan tidak nyaman.

Zayden Zhou ini, benar-benar mencari mati, ia telah memperingatkan beberapa kali, ia bukannya menyerah, malah bersikap arogan, menatap dirinya dengan ekspresi memprovokasi.

Senyum Kak Ling menjadi sedikit tegang, ia berusaha menahan amarah.

Kak Ling takut jika ia tak bisa menahan amarahnya, ia akan segera menyerang, meringkus Zayden Zhou dan membereskannya.

“Oh, tadi sepertinya kudengar malam ini ada sebuah acara? Kapan kita akan pergi?”

Kak Ling memaksakan senyumnya dan mengubah topik pembicaraan.

Ia merasa ia tak bisa terus berada di ruangan ini, setidaknya tak bisa terus bersama Zayden Zhou.

Kak Ling takut jika ia tak bisa menahan diri, akan terjadi sesuatu pada Zayden Zhou.

“Sudah hampir tiba saatnya, acara Malam Natal akan segera dimulai, ayo kita turun.”

Carina Shen mengecek jam, berkata sambil tersenyum, lalu bangkit berdiri.

Juga, ia menyadari ekspresi Kak Ling sepertinya tidak wajar, seperti sedang menahan sesuatu.

Meski Carina Shen tak tahu Kak Ling sedang menahan apa, tapi selama ia di kamar, ekspresinya tampak seperti ada suatu hal yang harus segera dikerjakannya, maka ia mengusulkan untuk turun ke bawah.

Dengan begini, tak peduli apa yang ingin dilakukan Kak Ling, ia akan memiliki tempat dan waktu yang leluasa.

“Baiklah, Shinta, ayo pergi bersamaku.”

Kak Ling dalam hati sangat senang, ia segera bangkit, menarik Shinta Jiang, dan hendak keluar.

Ia berusaha keras menahan amarahnya, tidak menatap Zayden Zhou.

Kak Ling takut tak bisa menahan amarahnya jika ia melihat Zayden Zhou, segala kemarahan dan ketidaksenangan dalam hatinya akan segera meledak keluar.

Jika itu terjadi, tak akan ada seorangpun disini yang bisa menghentikannya.

Segera, hampir semua orang di kamar itu telah pergi.

Sebagai seorang pria, tentu saja Zayden Zhou yang tinggal paling akhir.

“Kak Zayden, kau belum juga pergi? Apakah kau tak menghadiri acara Malam Natal?”

Alice Chen melihat Zayden Zhou berlama-lama tidak bangkit pergi, ia merasa heran dan bertanya dengan lembut.

Ia sadar, tadi ia hampir tak bisa memasuki obrolan para wanita itu.

Bukan karena mereka sengaja tak memberinya kesempatan untuk bicara.

Tapi Alice Chen merasa, dibandingkan para wanita itu, pengetahuan dan pengalaman hidupnya masih sangat dangkal, maka ia tidak bisa masuk ke dalam obrolan mereka.

Walaupun ia adalah mahasiswa unggulan dari Universitas Donghai, namun dari berbagai aspek, para wanita itu tidak kalah darinya.

Alice Chen merasa sedikit terkucil, mengikuti di belakang para wanita itu, bersiap pergi ke acara Malam Natal, sambil memikirkan masa depannya.

Tapi saat ia melihat Zayden Zhou belum pergi dan masih duduk di sofa, dan tak terlihat berniat akan segera pergi, Alice Chen tak bisa menahan diri bertanya.

Dan juga, Alice Chen merasa jarak antara ia dan Zayden Zhou semakin menjauh.

Sebelumnya, saat di Donghai, Zayden Zhou sering pergi ke Lakers Club untuk menemui Eddy Chen.

Saat itu Alice Chen sering bertemu Zayden Zhou, makan malam bersama dan mengobrol.

Tapi sejak tiba di provinsi Hunan, Alice Chen merasa hampir tak ada komunikasi antara dirinya dan Zayden Zhou.

Hal ini membuat Alice Chen sangat sedih.

Terlebih baru saja ia juga menyadari jaraknya dengan para wanita itu juga sangat jauh.

Hal ini membuatnya krisis percaya diri.

“Ah? Oh, pergi, pergi, aku akan pergi.”

Zayden Zhou tertegun sejenak, lalu tersenyum pada Alice Chen dan bangkit lalu pergi.

Tadi ia terduduk di sofa dengan tatapan kosong, karena ia merasakan sikap dingin dan kemarahan Kak Ling terhadapnya saat ia pergi menarik Shinta Jiang tadi.

Dan, sikap dingin dan kemarahan itu tampak sangat jelas ditujukan pada dirinya.

Hal ini membuat Zayden Zhou terkejut dan bingung.

Tadi ia jelas-jelas memberi Kak Ling tatapan meminta maaf dan menunjukkan ketulusan.

Seharusnya, Kak Ling sebagai putri keluarga kaya dan terhormat, dan sebagai orang terpelajar, seharusnya ia menyadari ketulusannya, dan rasa ketidaksenangannya terhadapnya berkurang.

Tapi, keadaannya berbeda dari yang ia bayangkan.

Tak hanya Kak Ling masih bersikap dingin, malah ekspresinya tampak seolah ingin membunuh.

Kali ini, Zayden Zhou dengan jelas merasakannya.

-----------------------

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku My Flawless CEO Wife, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu