Thick Wallet - Bab 469 Lelang Dimulai!

Tidak membiarkan orang-orang menunggu lebih lama, setelah bunyi ledakan selama semenit, cahaya putih tiba-tiba menjadi sangat terang, menyilaukan orang sampai tidak bisa membuka mata.

Tiba-tiba, ada getaran yang dahsyat di tanah lapangan, seperti ada sesuatu yang akan keluar dari tempat itu.

Air muka Zayden Zhou sedikit berubah, kedua matanya melotot.

Tidak hanya Zayden Zhou satu orang saja, orang-orang lain, saat ini, semuanya juga memiliki ekspresi yang sama.

Karena di depan mereka, tempat paling dalam di lapangan, tiba-tiba berdiri sebuah panggung raksasa.

Sedangkan di atas panggung, ada seorang tua berdiri.

Dia berdiri sendirian di atas panggung, seperti tiang, diam tak bergerak.

Semua orang kagum dengan aksi ini.

Harus diketahui, sebelumnya di sini tidak ada orang yang tahu di bawah lapangan ada sebuah panggung, bahkan bisa terangkat dari bawah tanah, bila tidak memiliki mesin yang cukup, tidak akan bisa dilakukan.

Zayden Zhou segera mengerti, suara ledakan barusan, seharusnya adalah suara mesin dinyalakan.

Sedangkan panggung raksasa seperti ini, terangkat dari bawah tanah, mesin yang dibutuhkan tentu saja tidak biasa, energi listrik biasa tidak akan dapat menopangnya.

Sedangkan setelah seluruh panggung terlihat, segera terjadi keributan di lapangan.

Sebenarnya, panggung ini sangat besar, bila dilihat sekilas, kira-kira tidak kurang dari beberapa ratus meter persegi.

“Apa ini?”

“Bukankah ini sangat berlebihan?”

“Kenapa aku merasa sedang syuting film, panggung ini, begitu besar, lagipula kelihatannya semuanya terbuat dari batu pualam, pasti sangat berat.”

“He he, aku katakan pada kalian, perhitungan awal, panggung ini kira-kira menggunakan sepuluh ribu kotak pualam, berat total, melebihi sepuluh ribu ton, kalian pikir sendiri.”

“Di dalam negeri tidak pernah mendengar ada tempat yang menggunakan panggung seperti ini, kenapa di anatara kita tidak ada yang tahu ada tempat seperti ini?”

“Aku juga tidak tahu, kalau bukan para tetua di rumah menyuruh kami datang kemari, seumur hidup kami tidak akan datang kemari.”

.............

Kerumunan orang saling berbicara, merasa sangat terkejut akan panggung raksasa yang tiba-tiba muncul ini.

Hati Zeydan Zhou juga sama terkejutnya, melihat panggung yang begitu raksasa terangkat ke atas tanah, perlahan-lahan mengambang di udara, berjarak lebih dari 5 meter dari tanah, seketika membuat perasaan melihat istana di surga.

Bila ditambah es kering di atas panggung, dapat menimbulkan penampilan yang berasap, bila orang luar melihatnya, akan mengira kayangan datang ke bumi.

“Apa yang terjadi?”

Zayden Zhou bergumam.

Bila memang sebuah lelang pribadi, ini sangat berlebihan.

Setiap kali diadakan akan memakan tidak sedikit biaya.

“He he, ini seharusnya aksi dasar, tidak ada yang terlalu berlebihan, berdasarkan kemampuan tuan rumah di sini, biaya seperti ini tidaklah besar.”

Kak Ling berkata sambil tertawa ringan, matanya melihat ke panggung, sedikit memancarkan cahaya.

Terlihat jelas, baginya, semua yang ada di sini terasa baru.

“Huk huk.”

Tiba-tiba, seorang tua di atas panggung batuk ringan.

Suaranya seketika menyebar ke setiap sudut.

Sedangkan Zayden Zhou saat ini menyadari, di sekitar lapangan ada sangat banyak speaker, ditambah, setiap speaker bernilai sangat mahal.

Mendengar suara orang tua, semua orang segera diam, seluruh lapangan masuk ke dalam keheningan.

Semua orang melihat ke arah orang tua di atas panggung, menunggu dia melanjutkan berbicara.

“He he, selamat datang semuanya, tiga tahun sekali, hari ini kebetulan harinya, tidak tahu apakah para tetua kalian pernah memberi tahu kalian beberapa peraturan di sini, bila tidak, aku ulangi sekali lagi!”

Suara orang tua itu sangat lambat, tapi sangat bertenaga, sedikitpun tidak terdengar seperti orang tua berumur 70-80 tahun.

Selanjutnya, orang tua itu menjelaskan sekali lagi peraturan.

Sedangkan saat ini, tidak sedikit orang menyadari, peraturan di sini ternyata sangat banyak.

Tapi, dari begitu banyak peraturan, yang di dengar oleh Zayden Zhou hanya satu.

Yaitu di lelang yang akan dimulai berikutnya, semua orang memiliki kemampuan, jangan terjadi konflik, terlebih lagi tidak perlu membuat keributan di sini.

Poin ini, Zayden Zhou juga mengerti.

Tidak peduli apa identitas tuan rumah di sini, lelang manapun juga akan memiliki peraturan semacam ini.

Bagaimanapun orang yang bisa menghadiri lelang, semuanya adalah orang yang kaya, bila semua orang benar memiliki konflik, pasti akan sangat menyedihkan.

Sedangkan bila konflik terjadi langsung di tempat lelang, apa lelang ini masih bisa berjalan?

Jadi Zayden Zhou tidak memiliki maksud melanggar hal ini.

Sedangkan yang lain, laporan kamar, hal transaksi, bagi Zayden Zhou adalah yang kedua.

Setelah 10 menit, orang tua itu baru selesai menjelaskan semua peraturan.

“Kalu begitu, selanjutnya, acara lelang secara resmi dimulai!”

Begitu orang tua itu memerintahkan, beberapa baris lampu besar menyala di sekitar lapangan, seketika menyinari lapangan seperti cahaya siang hari.

Sedangkan di atas panggung, juga tiba-tiba muncul sebuah layar besar berwarna putih.

Tapi reaksi semua orang di tempat sebaliknya sangat bersemangat.

Zayden Zhou tahu, acara lelang sudah resmi dimulai, sedangkan layar di atas panggung, tidak hentinya menampilkan barang-barang yang akan di lelang, orang-orang di tempat dapat memilih barang yang mereka inginkan.

Zayden Zhou tidak berencana mengikuti acara lelang, dia hanya datang melihat keramaian.

Lagipula, melihat begitu banyak orang di sini, sedangkan sebagian besar adalah murid dari keluarga besar, pesoleh, mereka terbiasa hidup mewah, terhadap acara lelang seperti ini juga sangat bersemangat.

Bagi Zayden Zhou tidak perlu berebut barang yang tidak berguna dengan mereka.

Sedangkan tentang gensi, sebenarnya barang yang tidak berguna, hanya digunakan untuk sebagai topeng, tidak ada gunanya.

Sedangkan acara lelang berikutnya memang berjalan dengan sangat meriah.

Hanya yang Zayden Zhou sadari saja, harga barang terakhir yang mencapai di atas 200 miliar, sudah lebih dari 10 buah.

Diantaranya sebuah lukisan dari Dinasti Tang, dilelang mendekati 2 triliun.

Ini membuat Zayden Zhou tidak bisa berkata apa-apa.

Untuk para pesolek ini, apakah uang itu bukan uang?

2 triliun, dihamburkan begitu saja, untuk membeli sebuah lukisan.

2 triliun ini bila digunakan dalam hal lain, apa tidak bisa?

Mungkin ini adalah kesukaan orang kaya, sederhana dan membosankan.

Hanya melalui tidak hentinya membuang uang, memuaskan isi hatinya yang kosong.

Lagipula, tidak hanya Zayden Zhou, Eddy Chen, Kak Ling, Shinta Jiang mereka semua tidak bermaksud mengikuti acara lelang.

“Apakah tidak ada barang yang kalian inginkan?”

Zayden Zhou bertanya dengan suara ringan.

Zayden Zhou tidak tertarik pada barang yang di lelang di sini, tapi bila ada orang lain yang tertarik di sebelahnya, sebaliknya akan sangat membantu.

“Membosankan, selalu saja beberapa barang ini, tidak ada yang menarik.”

Kak Ling menggelengkan kepala, dengan raut muka yang kecewa, terlihat jelas tidak tertarik pada begitu banyak yang di lelang ini.”

Sedangkan yang lainnya, semuanya juga tidak tertarik.

“Sepertinya kita sia-sia datang ke sini, tidak ada salahnya melihat sebentar juga, paling tidak tahu para pesolek dari keluarga besar ini, ternyata pecundang, ckck.”

Zayden Zhou berdecak, melihat para pesolek di sekitarnya yang tidak hentinya tawar menawar, hatinya berdecak terkejut.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu