Thick Wallet - Bab 671 Meneror!

"Tunggu sebentar!"

disaat nyaris kena, sebuah suara yang terasa tidak peduli terdengar.

Semua orang terlihat berekspresi aneh, jangan-jangan disaat ini masih ada orang yang akan keluar dan membantu Zayden.

Namun Barry seolah tidak mendengarkannya, kecepatannya sama sekali tidak berkurang.

"Hmph!"

Dan disaat akan menyentuh Yusel, sebuah sinar yang terang tiba-tiba lewat.

Tidak ada yang tahu apa itu, dan tidak ada orang yang berhasil meresponnya.

Semua orang bingung apa sebenarnya sinar terang itu, dari mana sinar itu keluar dan akan kemana sinar itu.

"Arghhh!"

Dan disaat ini sebuah teriakan terdengar.

Semua orang melirik kearah sumber suara, ketika mereka melihat dengan jelas, tatapan mereka penuh dengan rasa kaget.

Disaat ini sesuai kondisi normal, seharusnya kaki Barry sudah menendang dibadan Yusel, sekalipun Yusel tidak mati, setidaknya juga akan luka berat.

Namun saat ini Yusel masih tidak terluka sama sekali dan menahan didepan Zayden.

Malahan Barry yang tadinya beraura kuat itu tengah memeluk sebuah kakinya dengan wajah pucat.

Dan mereka melihat bahwa kaki yang dipeluk oleh Barry saat ini tengah tertusuk tembus oleh sebuah pisau dan darahnya mengalir terus.

"Hshhhhh!"

"Bukankah itu adalah kaki yang tadi akan menendang?"

"Jangan-jangan sinar tadi itu adalah pisau itu?"

"Namun siapa sebenarnya yang melakukan ini? Jangan-jangan karena suara tadi?"

........

Ekspresi semua orang penuh dengan rasa kaget.

Terutama ketika melihat kaki Barry tertusuk tembus oleh sebuah pisau dan darahnya mengalir terus, bahkan Barry terlihat sepertinya sangatlah menderita.

Seketika seluruh orang terpikiran dengan suara tadi.

Disaat Barry menendang keluar, dan akan menyentuh Yusel, ada sebuah suara yang terdengar dan menyuruh Barry tunggu.

Namun Barry seolah tidak mendengarkannya atau mungkin saja mendengarknanya dan sama sekali tidak mempedulikannya.

Jadi pemilik suara sangatlah tidak puas dan melemparkan pisau ini petanda tidak puas dengan Barry.

Semua orang terus melirik kesana kemari, mereka ingin melihat siapa sebenarnya orang ini.

Namun yang membuat mereka kecewa adalah baik di lantai satu maupun lantai dua, tidak ada wajah baru sama sekali.

Ini menandakan bahwa bukan dilakukan oleh mereka.

Lalu siapakah itu?

"Siapa itu, keluar!"

Barry kesakitan, keringatnya terus mengalir, badannya juga terus gemetaran.

Orang lain hanya melihat pisau menembus badannya dan darahnya terus mengalir, namun tidak tahu dipisau itu ada Reiki yang tersisa diatasnya.

Reiki berada pada pisau dan menembus kaki Barry lalu reiki menggunakan kesempatan untuk masuk kedalam tubuh Barry dan menganggu peraliran daragnya sehingga tidak bagus dan merasa ada sebuah kekuatan yang terus mendobrak didalam badannya.

Jika tidak hanya sebuah pisau terbang saja tidak akan membuat Barry menjadi begini.

Setelah itu, Barry bergegas mencari jalan keluar.

Dia tidak bisa mencabut pisau itu karena sekali tidak hati-hati, maka reiki itu akan selamanya berada didalam badannya, dan menimbulkan luka selamanya padanya.

Dan Barry juga tahu bahwa yang bisa meninggalkan reiki pada pisau hanya bisa dilakukan oleh Master Bela Diri.

Dengan kata lain orang yang melemparkan pisau ini sekalipun bukanlah Master Bela Diri juga setidaknya mengenal Master Bela Diri.

Namun meskipun begitu Barry juga tidak bisa menahan ini.

Jika dirinya dibuat cacat karena pisau ini maka seluruh keluarga Cai akan gila dan akan terus bermusuhan dengan pelaku.

Jadi sekarang, Barry juga tidak peduli dengan siapa yang melemparkan pisau itu.

Karena siapapun juga, dia sudah bermusuhan dengan keluarga Cai.

"Ada orang yang sudah melupakan peratura disini."

Dan disaat ini sebuah suara terdengar lagi.

Sebuah sosok bayangan perlahan turun dari lantai 3, tatapannya mengarah kepada Barry dan penuh rasa serius.

"Hshhh!"

"Ternyata adalah dia!"

"Tidak disangka, aku hampir lupa ini adalah Lakers Club, tidak boleh berbuat onar."

"Lalu mengapa dia tadi tidak muncul?"

"Tidak tahu, apakah dia benar-benar berani bermusuhan dengan keluarga cai?"

........

Semua orang menatapi sosok itu dan menarik nafas dalam-dalam, tatapan mereka penuh kekagetan.

Eddy Chen.

Bos dari Lakers Club.

Tidak ada yang menyangka disaat ini bos Lakers Club Eddy Chen akan muncul dan tampangnya mendengar perkataannya seolah berpihak pada Zayden.

Setidaknya dia menggunakan nada bicara seperti itu kepada Barry tidak mungkin berpihak pada Barry.

Dan yang lebih membuat orang lain kaget adalah jika tadi yang berkata adalah Eddy, maka pisau yang saat ini menembus paha Barry juga kemungkinan besar dilemparkan oleh Eddy.

"Mengapa!"

Melihat kemunculan Eddy, Barry menyipitkan matanya dan bertanya dengan marah.

Ini sudah karena dia berusaha menahan emosi marahnya.

Jika saat ini yang muncul adalah orang lain, dan mengatakan hal seperti begini, Barry tidak berani menjamin dirinya akan bertaruh nyawa atau tidak untuk membuat orang itu membayar atas perbuatannya.

Namun saat ini yang muncul adalah Eddy, bos dari Lakers Club.

Jika dibilang Lakers Club bisa menjadi disiagakan dan ditakuti oleh sebagian besar keluarga dan kekuasaan di Hua Xia, sebagian besar alasannya berada pada Eddy.

Sekalipun Tuan Besar Cai saat ini muncul disini, dia juga harus memberi muka kepada Eddy juga.

Ini adalah aturan, dan juga didapatkan Lakers Club dengan menghilangkan sebuah keluarga kelas dua di kota Hua Xia.

Jadi Barry juga tidak bisa berkata banyak dan juga tidak berani berkata banyak, hanya saja ekspresi diwajahnya terus saja mengekspresikan kemarahannya.

"Aturan di Lakers Club sepertinya sudah dilupakan banyak orang."

Kata Eddy dengan tenang, dia tidak menjawab pertanyaan Barry melainkan menurunkan tatapannya pada semua orang.

Seketika seluruh orang merasa ada sebuah tekanan tidak terlihat yang menekan mereka semua.

"Direktur Chen, ini jelas mereka yang menyerang aku duluan, kak Barry hanya ingin membantuku saja....."

Fendi bergegas berkata untuk Barry.

Namun dia belum selesai berkata, dan sudah dipotong oleh Eddy.

"kapan giliranmu unutk berkata?"

Ekspresi Eddy sangatlah tidak peduli, dia hanya melirik dengan marah kepada Fendi saja.

Hanya sebuah tatapan saja dan membuat Fendi seolah terjatuh ke jurang es.

Ditatapan itu Fendi melihat rasa tidak peduli dan tenang yang tiadk ada ujungnya, dan seolah ada sebuah rasa yang memberitahunya jika dia mengatakan satu kalimat lagi, hari ini dia akan pergi dari sini dengan diangkat keluar.

Fendi bergegas diam, dia menghapus keringat di keningnya, dan hatinya juga terus berdetak kencang.

Jika bukan karena Barry berada disini dan masih ada banyak orang yang menonton, mungkin saja Fendi sudah kabur dari tadi.

"13 tahun yang lalu, Lakers Club baru saja didirikan, waktu itu keluarga Xue tidak menaati aturan seperti ini."

Kata Eddy dengan tenang.

Sekali dia mengatakannya Fendi semakin gemetaran.

Barry juga tegang, ekspresi wajahnya sangatlah buruk, bahkan terlihat sedikit merasa dibully dan malu.

Sedangkan orang-orang yang menonton juga langsung terpikiran keluarga Xue, seketika semuanya terdiam dan takut mengatakan hal yang tidak baik dan menyinggung Eddy.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu