Thick Wallet - Bab 28 Aneh!

Meski minuman yang mereka pesan sangat umum di luaran, namun karena disajikan di Imperial Hotel, harganya langsung naik berkali-kali lipat.

Dua wanita itu bertindak seolah tidak ada siapa-siapa di dekat mereka. Mereka sekali pesan langsung pesan enam gelas.

Pada saat itu juga Zayden Zhou baru menyadari raut wajah Ted Chuan perlahan berubah.

Tetapi Zayden Zhou memilih tidak berkomentar apa-apa. Hari ini tokoh utamanya Ted Chuan, ia hanya tamu.

Enam minuman pesanan barusan diantarkan ke meja, dan kedua wanita itu langsung memindahkannya semua ke hadapan mereka seolah takut diambil orang.

“Omong-omong, siapa namamu?”

Setelah meneguk jus jeruk, wanita yang kelihatannya lebih tua sedikit akhirnya menyapa Ted Chuan.

Zayden Zhou tercengang. Lawan bicaranya ini bahkan tidak tahu siapa nama Ted Chuan. Ini kencan buta sungguhan ya memangnya?

Tanpa pikir panjang, Ted Chuan langsung menjawab: “Namaku Ted Chuan.”

“Oke, Ted Chuan. Aku dan Donna datang jauh-jauh nih, masa kamu tidak sediakan makanan sih?” lirik Agnes sambil bertanya dengan nada meledek.

“Yuk pesan, yuk pesan.”

Ted Chuan buru-buru meminta pelayan mengambilkan buku menu.

Tetapi buku menu yang awalnya ingin diberikan pada Ted Chuan langsung diambil Agnes. Ia memesan menu ini dan menu itu.

“Sudah, itu saja pesanan kami.”

Bahkan setelah memesan wanita itu tidak mau menyerahkan buku menu pada Ted Chuan. Ia langsung mengembalikannya pada pelayan.

Melihat pemandangan ini, Zayden Zhou sadar, yang mau kencan buta dengan Ted Chuan adalah wanita yang lebih muda, yang namanya Donna.

Tetapi Agnes nampak tidak bisa menempatkan diri dengan benar. Ia menjadikan dirinya sendiri sebagai aktor utama.

Dan bahkan ketika memesan menu tadi Agnes sangat egois. Total harga pesanannya sepuluh juta lebih.

Uang delapan juta Ted Chuan, yang merupakan gaji satu bulannya, sama sekali tidak cukup.

Ted Chuan tidak begitu cerdik. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan dua wanita itu. Ia tidak terpikir sama sekali untuk mengecek daftar pesanan.

“Omong-omong, kata Donna kamu satpam?”

Momen menunggu makanan datang memang merupakan saat yang tepat bagi kedua belah pihak untuk mendalami satu sama lain.

Pertanyaan Agnes ini mengisyaratkan wanita itu sedang mencoba mewakili Donna.

“Benar,” jawab Ted Chuan jujur.

“Hmm, kamu seorang satpam memang bisa menghidupi Donna? Kamu harus tahu, di luar sana ada banyak pria yang mengejar-ngejar Donna. Kamu punya kelebihan dan daya tawar apa?”

Tatapan Agnes kemudian berpindah dari Ted Chuan ke Zayden Zhou.

Ketika melihat wajah tampan Zayden Zhou, hati Agnes langsung berdesir.

Penampilan Zayden Zhou ternyata memang sangat oke, pantas saja waktu itu Hailee Xie mau menikah dengannya.

Tetapi pengamatannya hanya berlangsung sangat sebentar.

Ini karena ketika ia melihat sekujur tubuh Zayden Zhou, pria itu sepertinya tidak begitu punya uang. Bahkan bajunya saja agak sobek dan kusam sedikit.

Zayden Zhou menyadari setiap pergerakan mata Agnes.

Meliaht raut Agnes yang mengasihani dirinya, Zayden Zhou nyaris kelepasan tertawa, untung berhasil ditahan.

Agnes hari ini bukan aktor utama, jadi tenang saja.

“Hehe, kalian tenang saja. Meski aku hanya seorang satpam, tetapi aku hanya memakai sedikit gajiku. Sisanya bisa dipakai untuk menghidupi istri,” ujar Ted Chuan sambil membusungkan dada mencoba meyakinkan kedua wanita di hadapannya.

“Heh, pembelaan macam apa itu?”

“Melihat kondisimu ini, nampaknya gajimu sebulan bahkan tidak akan cukup untuk membelikan Donna satu pakaian baru. Kamu lihat tidak, pakaian yang hari ini Donna kenakan harganya setara gajimu beberapa bulan. Kamu yakin bisa membelikannya pakaian semacam ini?”

Ted Chuan langsung merasa canggung.

Pandangannya langsung beralih ke pakaian Donna.

Baginya, pakaian seharga ratusan ribu sudah cukup mahal, jadi pakaian yang senilai gajinya beberapa bulan jelas tidak bisa masuk pertimbangannya lagi.

Zayden Zhou juga menyadari sesuatu.

Yang pakai pakaian mewah bukan hanya Donna, namun juga Agnes. Wanita itu mengenakan pakaian merek Chanel dan Gucci.

Satunya harganya puluhan juta rupiah.

Kini muncul keraguan dan pertanyaan dalam lubuk hatinya.

Wanita yang mampu beli baju semahal ini memang masih perlu ikut kencan buta untuk mencari kekasih?

Kalau pun memang masih perlu ikut, saat mengadakan seleksi, mereka seharusnya tidak memberi kesempatan sama sekali bagi seorang satpam seperti Ted Chuan ini.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu