Thick Wallet - Bab 491 Kak Ling Yang Pemarah! (1)

Kak Ling menghentikan langkahnya, ia melindungi Shinta Jiang dibelakangnya, dengan tatapan yang dingin dan datar dia sambil menatap ketiga Penjaga taman yang mengelilingi dirinya.

Dia tahu, ini pasti Siddhi Jiang yang menyuruh mereka untuk mengepungi dirinya, dan mereka bisa melindungi Siddhi Jiang setiap saat, pasti sangat hebat juga.

Namun Kak Ling tidak merasa takut.

“Kalian yakin ingin menghalangi kami?”

Kak Ling berkata dengan dingin.

Sejujurnya, Kak Ling tidak ingin membuat masalah di rumah Jiang, dia juga tidak ingin main tangan di rumah Jiang, ia lebih tidak ingin membuat Shinta Jiang berada di posisi yang sulit.

Walaupun Kak Ling tadi telah melihat semuanya, ia juga melihat Siddhi Jiang menampar Shinta Jiang dengan keras.

Tapi Kak Ling sekarang tidak bisa yakin dengan seratus persen terhadap apa yang sedang dipikirkan oleh Shinta Jiang.

Ia tidak tahu pengakuan Shinta Jiang terhadap Ayahnya Siddhi Jiang ini seperti apa, walaupun sudah ditampar oleh Ayahnya, sikap Shinta Jiang juga tidak menunjukkan bantahan atau pertengkaran.

Untuk hal ini, Kak Ling dari awal sampai sekarang masih merasa sedikit ragu.

Sebenarnya di dalam hati Kak Ling, kalau Siddhi Jiang adalah Ayahnya sendiri, dan berani menamparnya dengan seenaknya saja.

Kalau begitu maaf saja.

Tidak peduli bagaimana sebelumnya Ayah ini memperlakukan diri dengan sebaik apapun, dalam kondisi dirinya sendiri tidak melakukan kesalahan, namun Ayah ini langsung menamparnya tanpa mencari tahu kebenaran.

Dengan demikian, maka kesenjangan ini tidak bisa dihindari.

Dia tidak membalas tindakan Ayahnya sudah merupakan sebuah tindakan yang memberi muka kepada Ayahnya.

Namun bagi Shinta Jiang, situasi dia dan Kak Ling berbeda.

Dan Kak Ling juga tahu, sikap Shinta Jiang dan dirinya juga berbeda.

Dibanding dengan sikap dirinya yang lebih keras dan lebih ceria, Shinta Jiang lebih pendiam, cara dia memperlakukan orang juga lebih ramah dan damai, ia pun jarang terjadi konflik dengan orang lain.

Walaupun ada orang yang salah paham terhadap dirinya, di situasi yang pada umumnya, Shinta Jiang akan berusaha keras untuk menjelaskannya, dan tidak akan membuat kontra atau kesalahpahaman.

Jadi pada saat itu, Kak Ling tidak bersikap inisiatif untuk menghentikan tindakan Siddhi Jiang.

Namun saat dirinya melihat Siddhi Jiang memberikan tamparan di wajah Shinta Jiang, dan masih ingin terus menyalahi Shinta Jiang, Kak Ling akhirnya tidak sanggup menahannya lagi, ia memutuskan untuk maju.

Ia ingin membawa Shinta Jiang pergi dari Keluarga Jiang.

Kak Ling merasa situasi Keluarga Jiang sekarang, tidak cocok untuk Shinta Jiang untuk tetap tinggal disini.

Dan juga, Kak Ling merasa percaya diri kalau Keluarga Jiang tidak sanggup menghalangi dirinya.

“Jadi, kalian sudah yakin akan menghalangi jalan kami pergi kah?”

Kak Ling sambil melihat ketiga Penjaga taman yang mengepung dirinya, tadi saat ia memberikan peringatan pertama mereka masih belum mundur, dan tetap mengepung dirinya dan Shinta Jiang di tengah-tengah, hatinya pun langsung paham.

Siddhi Jiang akhirnya tetap bersikap kejam kepada Shinta Jiang.

Sebenarnya semua ini tidak ada hubungan yang terlalu besar dengan Kak Ling sendiri.

Kalau tidak, ada Shinta Jiang disini, bagaimana pun para Penjaga taman ini, pasti harus menjaga suasana hati dan emosi Shinta Jiang.

Apakah mereka tidak khawatir kalau sehabis ini Shinta Jiang akan mencari masalah kepada mereka?

“Shinta, kamu juga sudah melihatnya sendiri, Ayahmu ini, sanggup bersikap kejam terhadap kamu juga, bukankah sekarang sudah saatnya menyadari diri? Ada saatnya, ada beberapa hal, yang tidak hanya dengan angan kamu saja maka kamu bisa melakukannya.”

Kak Ling sambil menutup bibirnya, ia tiba-tiba teringat saat dirinya meninggalkan keluarga besar, dan sendirian datang ke Provinsi Hunan Kota Changsa.

Alasan dibalik ini, sangat mirip dengan situasi yang dihadapi Shinta Jiang sekarang.

“Jika kalian tidak mundur, maka kalian tidak bisa menyalahkan aku juga.”

Kak Ling mendengus dengan dingin, lalu ia mendorong Shinta Jiang ke belakang dengan perlahan, lalu dia menjijit, dengan kecepatan yang sangat cepat ia langsung mengarah ke depan Penjaga taman yang ada di depannya.

“Enyahlah!”

Terdengar bentakan keras, kaki Kak Ling sudah tiba didepan dada Penjaga taman tersebut.

Kecepatannya sangat cepat, tidak hanya Penjaga taman ini tidak melihat bagaimana Kak Ling bisa sampai ke depannya, bahkan kedua pengjaga taman lainnya pun tidak melihatnya dengan jelas.

“Hati-hati!”

Dibawah kondisi yang cemas, kedua Penjaga taman yang lain hanya bisa berseru dan bergegeas menuju arah Kak Ling.

Walaupun Shinta Jiang sekarang sendiri, namun bagaimana pun ia adalah Nona besar Keluarga Jiang, disaat Tuan rumah Keluarga Jiang belum memberikan hukuman yang terakhir kepada Shinta Jiang, status sebagai Nona besar ini masih sangat berguna.

Jadi para pengaja taman, juga tidak akan bermain tangan dengan sembarangan terhadap Shinta Jiang.

Dan kekuatan Kak Ling ditunjukkan dengan tiba-tiba ini, benar-benar membuat ketiga Penjaga taman ini merasa terkejut.

Di dalam hati mereka muncul sebuah niat, jika mereka menghadapi Kak Ling dengan sendirian, maka mereka sama sekali tidak akan memiliki kemungkinan untuk menang.

“Bam!”

“Boom!”

Terdengar dua suara keras tersebut.

Kaki Kak Ling langsung menendang Penjaga taman yang ada di depannya.

Dan hampir disaat yang sama juga, kedua Penjaga taman juga bergegas ke arahnya, salah satu Penjaga taman tersebut dengan perlahan menahan kaki Kak Ling.

Dan satu Penjaga taman lain tetap melindungi Penjaga taman yang di depan Kak Ling tadi, dan mundur di belakang dengan cepat.

“Uhuk uhk….”

Walaupun demikian, Penjaga taman yang berhadapan langsung dengan Kak Ling tadi, tetap kena tendangan dari Kak Ling, setelah ia mundur belasan langkah, pengaja taman tersebut pun belum bisa berdiri dengan stabil, wajahnya tiba-tiba menjadi sangat merah, lalu ia batuk dengan sangat keras, darah pun mengalir keluar dari ujung mulutnya.

Tendangan ini, membuat kedua Penjaga taman itu sangat terkejut.

Ketiga Penjaga taman ini, mereka saling mengetahui kekuatan masing-masing.

Dari mereka bertiga, Penjaga taman yang menahan tendangan Kak Ling itu paling kuat, dan kekuatan Penjaga taman yang kena tendangan dari Kak Ling dan kekuatan Penjaga taman yang satu lagi tidak berbeda jauh.

Dan sekarang, disaat Kak Ling dihalangi dengan perlahan, Penjaga taman yang terkena tendangan ini masih memuntahkan darah.

Dengan begitu bisa dijelaskan kalau dalam kondisi seperti ini, ia mengalami luka yang lumayan berat.

Dan Penjaga taman yang paling kuat ini melangkah kedepan, dan langsung ke depan kedua orang Penjaga taman tersebut, ia mengulurkan tangan dan melihat luka yang dialami Penjaga taman tersebut, ekspresinya pun terlihat sangat serius dan berat.

“Lukanya sedikit parah, organnya mengalami penggeseran, bawa dia ke samping untuk beristirahat, cepat hubungi tim medis, biar aku saja yang coba menghadapi wanita ini.”

Penjaga taman dengan kekuatan yang paling hebat ini dengan serius berkata, dan dia sambil menepuk dada Penjaga taman yang luka itu dengan perlahan.

Setelah itu, wajah Penjaga taman yang terluka tersebut pun terlihat lebih mendingan, darah yang keluar dari mulutnya pun menjadi lebih sedikit.

Dan selama waktu itu, Kak Ling terus mengawasi mereka dengan tatapan dingin.

Dia sama sekali tidak terburu-buru, ia merasa percaya diri terhadap kekuatan ia sendiri, ia merasa Keluarga Jiang ini belum ada orang yang sanggup menahan dirinya.

Namun, saat melihat cara Penjaga taman itu, ekspresi wajah Kak Ling pun terlihat sedikit aneh.

“Menarik, Jurus dorongan titik akupuntur kah?”

Kak Ling sambil bergumam, tatapan ia melihat Penjaga taman ini pun menjadi sedikit penasaran.

Jurus seperti ini, Kak Ling sebelumnya sudah pernah melihatnya, namun setiap orang yang bisa Jurus dorongan titik akupuntur ini, semuanya adalah orang tua yang sudah berumur 60an.

Namun Penjaga taman ini, terlihat masih belum sampai 30 tahun, walaupun Jurus dorongan titik akupuntur ini ia belum menguasai dengan sepenuhnya, tapi bisa menimbulkan hasil seperti ini, sudah termasuk sangat hebat juga.

“Nona ini, tendangan mu terlalu berat! Ini adalah rumah Jiang, kamu merasa setelah kamu melukai orang, kamu masih bisa meninggalkan tempat ini dengan aman?”

Penjaga taman tersebut menarik kembali Jurus dorongan titik akupunturnya, dan menarik nafas dengan dalam, lalu ia baru berdiri dengan perlahan, dengan wajahnya yang berat ia sambil menatap Kak Ling.

“Beratkah? Aku tidak merasa demikan, kalian yang menghalangi aku, dan aku sudah memberikan peringatan kepada kalian sebanyak dua kali, kalian sendiri yang tidak mau mundur, kalau sudah seperti ini, aku hanya bisa main tangan, apakah ada yang salah?”

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu