Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 453 Harta Atau Nyawa

Melihat Omar yang berlutut dan memohon ampun, entah itu Jasper Wu ataupun Warner Zhao merasa jika mereka sedang berhalusinasi.

Sebelumnya, Omar adalah orang yang sangat terpandang di Kota Cangbei, saat Juvenal Wu masih ada, bahkan kekuasannya tidak terbantahkan.

Pada saat itu siapa yang akan percaya jika Omar akan berlutut di depan seseorang?

Dan sekarang, bukan hanya Omar, bahkan Adrian, Marlen, dan juga para petinggi di Kota Cangbei sudah tunduk dan bertekuk lutut.

Bahkan legenda dari Kota Cangbei, Ivan dan Dilan sudah mati.

Semua hal ini terjadi karena kemunculan satu orang.

Pada saat ini tatapan Jasper Wu dan yang lainnya tertuju pada Bastian. Dalam pandangan mereka, Bastian bukanlah manusia lagi, dia adalah dewa.

“Tuan Bastian, ampun!”

Pada saat ini Omar masih membenturkan keningnya di lantai, bahkan lantai sudah dipenuhi oleh darah yang keluar dari keningnya.

Bastian tidak melakukan tembakan, dia menurunkan kembali pistol di tangannya, berkata dingin:

“Semua ini terjadi karena ulahmu sendiri, kamu sudah sangat merepotkanku tapi masih memohon ampun padaku.”

“Kamu memintaku untuk melepaskanmu, jika aku adalah kamu, apa kamu akan menyetujuinya?”

Omar yang mendengar itu menjawab gelagapan:

“Setuju, tentu saja aku akan setuju! Manusia memang harus saling memaafkan, damai itu indah, perdamaian akan menciptakan kemakmuran, iya kan?”

Pada saat ini Omar sudah tidak memiliki arogansi dan wibawa sebagai seroang pimpinan dalam dirinya. Dia tidak ada bedanya dengan orang biasa, bahkan orang berkuasa dan kaya raya sepertinya jauh lebih takut mati dibandingkan orang biasa.

“Ganti rugi, aku pasti akan mengganti rugi!”

“Di dunia jaman sekarang, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan uang, tuan Bastian, kita semua sama sama pebisnis.”

“Katakan saja jumlahnya, aku tidak akan menawar.”

Pada saat ini Bastian merasa senang, bersitatap dengan Thomas Qi dan yang lainnya, kemudian menatap Omar, menunjukkan saju jarinya:

“Baiklah, bagaimana jika jumlah ini, aku tidak akan meminta banyak kepadamu.”

Omar yang melihat itu sedikit gelagapan:

“100 miliar?”

“Baiklah, tidak masalah! 100 miliar!”

Omar mengeratkan giginya, terlihat jelas jika dia sedikit tidak rela. Meskipun dia memiliki banyak uang, tapi jika langsung mengambil dalam jumlah sebanyak itu, siapapun tidak akan rela.

Dia juga tidak memiliki cara lain lagi, jika dia tidak mengeluarkan uang 100 miliar, maka nyawanya pasti akan melayang.

“Bukan, sepertinya tuan Omar tidak mengerti apa yang aku maksud.”

Bastian tiba tiba tertawa:

“Apa nyawamu hanya berharga 100 miliar saja? Bukankah kamu terlalu memandang rendah dirimu sendiri, nyawa tuan Omar setidaknya berharga 1 triliun kan?”

“1 triliun?” Omar yang mendengar itu langsung menjerit dalam hatinya.

Dia ingin sekali bertanya apakah Bastian sudah gila hingga meminta 1 triliun kepadanya.

“Tuan... Tuan Bastian, tuan sedang bercanda kan?” Wajah Omar sudah sangat pias.

“Bercanda? Apa kamu pikir orang sepertiku bisa bercanda?” Bastian berkata dingin.

“Tapi 1 triliun.... bukankah terlalu banyak, ini.....”

Melihat pemandangan ini Bastian melihat Jasper Wu dan yang lainnya, bertanya:

“Sepertinya sedikit berlebihan, iya kan?”

Jasper Wu tertawa, berkata:

“Sepertinya memang sedikit berlebihan, mungkin tuan Omar merasa jika nyawanya tidak berharga sebanyak itu.”

Bastian mengangguk mengiyakan:

“Jika seperti itu aku juga tidak akan menyulitkanmu, aku tidak menginginkan satu sen pun, mati saja!”

Setelah mengatakan itu dia menodongkan pistolnya ke kepala Omar.

“Tidak tidak tidak!”

Omar berteriak, memohon ampun demi nyawanya, memaksa dirinya untuk bersikap patuh:

“Aku setuju, aku setuju, aku bisa memberikannya!”

Air mata Omar rasanya sudah membanjiri seluruh ruangan ini, 1 triliun, sama saja seperti mengambil sebagian hidupnya.

“Tidak terpaksa kan, aku tidak menyukai seseorang yang melakukan sesuatu dengan terpaksa.”

Bastian berkata menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku tidak terpaksa sama sekali, aku akan meminta seseorang untuk membawa uangnya kemari.”

Setelah mengatakan itu dia mendekat dan menelpon seseorang di depan Bastian.

Bastian menatap mereka yang ada dibawah, berkata dingin:

“Apa kalian sudah lihat, tuan Omar mengakui kesalahannya dan mengatakan akan berubah, aku sudah tidak menyalahkannya lagi.”

“Tapi sepertinya kalian tidak memberikan kompensasi apapun kepadaku, aku sekarang masih sangat marah. Kalian sudah mengerjaiku, bagaimana kalian akan membuat kemarahan dalam diriku mencair?”

Mereka semua menatapnya, Bastian pun menatap mereka, tidak ada siapapun yang berani berkata sembarangan pada saat seperti ini.

Mereka tidak seperti Omar yang dalam sekali ambil bisa langsung mengeluarkan 1 triliun, bahkan banyak diantara mereka yang bahkan setiap bulan penghasilan tidak mencapai 1 miliar.

“Kelihatannya kalian sangat kebingungan, kalau begitu aku akan memberikan saran kepada kalian.”

Bastian berkata:

“Aku bukanlah orang yang kejam, aku memutuskan sesuatu berdasarkan keadaan. Aku juga tidak akan meminta kalian memberiku sampai triliunan, setiap dari kalian, berikan kepadaku 20 miliar saja, maka aku akan mengabaikan apa yang terjadi hari ini.

“Aku memberi waktu satu jam kepada kalian untuk mendapatkan uang, ambil cash dan bawa kemari, setelah itu aku akan melepaskan kalian semua.”

“Jika tidak, setiap 10 menit aku akan membunuh satu orang.

Bastian di mata mereka semua saat ini sudah seperti perampok saja.

Setiap orang memberikan uang 20 miliar, berapa banyak yang akan dia dapatkan?

“Kenapa, tidak setuju, jika tidak setuju yasudah, tembak!”

Dibawah perintah Bastian, tembakan sudah siap dilesatkan.

Semua orang dibawah langsung menggila, mereka berteriak:

“Aku akan memberikannya!”

“Jangan menembak, aku akan meminta orangku untuk mengatar uang kemari!”

Bastian menaruh kembali pistol yang sudah sempat diarahkan, bibirnya tersenyum puas:

“Bailah, satu jam, tidak lebih.”

Setelah mendengar itu mereka mengirim orangnya untuk mengambil uang, atau menghubungi seseorang untuk membawa uang kemari.

“Wah, setiap orang 20 miliar, berapa banyak ini!”

Bahkan kedua mata Jasper Wu sudah berbinar tidak berkedip.

Wadi yang duduk disamping hanya melihat pemandangan ini diam diam, dalam hatinya mendesah pelan:

“Anak muda ini, rencana yang bagus....”

Setelah menunggu sekitar satu jam, uang 20 miliar yang mereka bawa sudah berhasil dikumpulkan dalam bentuk cash.

Uang 1 triliun milik Omar juga sudah didapatkan, begitu pula dengan 100 miliar dari Adrian dan Marlen.

Saat melihat uang yang datang tidak henti henti, Jasper Wu dan Warner Zhao menganga takjub akan apa yang mereka lihat, segerombolan orang turun menerima uang yang datang, kemudian memasukkan semua uang itu kedalam mobil box besar.

“Hahaha!”

“Selama hidupku aku belum pernah melihat uang sebanyak ini!”

Orang orang dari Geng Cahaya berlari dengan membopong uang dalam pelukan mereka kedalam mobil box, mereka memperlakukannya selayaknya itu adalah uang mereka saja.

Jasper Wu tau jelas jika Bastian tidak kekurangan uang, uang uang ini pada akhirnya akan menjadi milik mereka. Bastian begitu pemurah, dia tidak akan mempermasalahkan uang ini nantinya, bahkan mereka juga mendapatkan 1 triliun dari Omar.

Pada saat ini Marlen tiba tiba memelototi Bastian, berkata:

“Uang sudah kamu dapatkan, sudah puas kan?”

Bastian menatapnya dingin, berkata sambil menyipitkan kedua matanya:

“Kamu sepertinya sangat tidak terima, siapa yang menyinggungku terlebih dahulu, hak apa yang kamu miliki untuk melawan?”

Tatapan Bastian terlihat jelas jika dia sedang marah, wajah Omar dan Adrian langsung memucat ketakutan, meminta Marlenuntuk jangan berkata kata lagi.

Emosi Marlen memang sudah meledak ledak, tiba tiba dimintai uang sebanyak itu, bagaimana dia bisa tenang.

“Kenapa, kamu sudah mengambil begitu banyak uang dari kita, kamu masih tidak mengijinkanku marah?”

“Uangnya sudah kita serahkan, apa lagi yang kamu inginkan?”

Marlen memelototi Bastian, dia mencoba menahan dirinya agar tidak bertindak gegabah.

Bastian tidak bisa terima akan sikap yang dia tunjukkan, menyeringai, menendang lehernya tanpa aba aba, bahkan tanpa mengatakan apapun dia melayangkan tendangan kedua didadanya, setelah itu dia menendangnya hingga terjatuh kebawah.

Setelah melihat pemandangan ini, Omar dan yang lainnya langsung menciut ketakutan.

Suasana kembali tenang, hanya terdengar ringikan kesakitan yang keluar dari mulut Marlen.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu