Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 122 Susanti

Di sebuah restoran makanan khas barat, Bastian membawa gadis yang telah ditindas di kantor itu ke sini.

Gadis itu sedikit gugup, tapi masih sangat sopan, dan terus berterima kasih kepada Bastian :

“Terima kasih sudah membantuku.”

“Aku......aku tadi sangat memalukan......”

Melihat dia ditindas sampai seperti itu, dia masih memikirkan malu, Bastian tidak bisa menahan tawanya :

“Tidak ada yang memalukan, di mana pun pasti ada orang yang tidak berakal, siapa yang tidak pernah ditindas.”

“Hapus air matamu, lebih baik jangan meneteskan air mata ketika lagi di luar, kalau tidak, orang-orang akan mengira kamu adalah orang yang mudah ditindas.”

Bastian memberikannya selembar tisu.

Dia mengambilnya dan kemudian menghapus air mata di wajahnya, dan berkata dengan sungkan :

“Sudah membuatmu melihat sebuah lelucon, apakah kamu juga karyawan di Perusahaan Ninetop?”

“Tadi aku melihat Kepala Marie dan lainnya sangat takut kepadamu, kamu......apakah kamu adalah seorang pemimpin?”

Sambil berbicara, Susanti menatap Bastian dengan lekat.

Bastian tersenyum dan berkata : “Apakah aku terlihat seperti seorang pemimpin?”

Susanti menatapnya sejenak, dan menggelengkan kepala :

“Tidak, kamu terlalu muda, tampaknya kamu seumuran denganku.”

“Sepertinya tidak ada pemimpin yang muda sepertimu di perusahaan, tetapi kenapa mereka bisa takut kepadamu?”

Melihat Susanti yang begitu bodoh, Bastian merasa terhibur olehnya, berkata :

“Mungkin karena aku tidak memakai papan nama, ditambah dengan kegalakanku, jadi membuat mereka takut.”

Susanti mendengarkannya, dan bahkan percaya, dia mengangguk kepalanya dengan bodoh:

“Tidak heran, yang aku tahu hanya wakil manajer dan deretan pimpinan di atasnya yang tidak perlu menggunakan papan nama, Kepala Marie mereka pasti mengira kamu adalah pemimpin dari sebuah departemen.”

“Kamu sangat cerdas, tapi semua karyawan harus menggunakan papan nama, lain kali kamu jangan sampai lupa. Peraturan dan ketentuan di perusahaan kita sangat ketat, aku mendengar bahwa Direktur baru kita adalah orang tua, dan sangat ketat, kamu jangan sampai ditangkap olehnya, jika tidak kamu pasti akan dipecat.”

Bastian tiba-tiba dia terdiam, mendengar dirinya disebut seorang ‘orang tua’.

Dalam dua hari ini dia memang mengeluarkan banyak peraturan dan ketentuan yang ketat, tak menyangka di mata karyawannya, dia digambarkan sebagai seorang ‘orang tua’.

Bastian merasa gadis ini sangat menarik, bagaimana tidak, dia sudah susah payah melindungi dirinya sendiri, tapi masih saja mengingatkan orang lain dengan tulus, dan dia hanya bisa menganggukkan kepalanya :

“Baiklah, terima kasih atas peringatanmu, lain kali aku pasti akan memakai papan nama.”

“Lalu apa yang terjadi denganmu, mengapa Kepala Marie dan lainnya menindasmu?”

Berbicara tentang hal ini, Susanti tiba-tiba terlihat sangat sedih, dengan wajah yang lesu dia berkata :

“Dalam dua hari ini, perusahaan akan memberhentikan karyawan yang masuk dengan jalur belakang. Dan Aku juga masuk menggunakan jalur itu, jadi aku juga akan diberhentikan. Tapi aku tidak ingin meninggalkan perusahaan ini, persaingan sekarang begitu ketat, jika aku diberhentikan, aku akan sulit mendapatkan pekerjaan sebagus ini.”

Wajahnya memerah, dan berkata dengan sedikit sungkan :

“Aku berasal dari pedesaan, dan kondisi ekonomi kami sangat susah. Bahkan pakaianku yang sekarang ini, aku pinjam dari sahabatku, karena blazer yang bermerek sangatlah mahal, dan gaji bulananku juga, aku harus dikirim pulang untuk keperluan berobat ayahku.”

“Jadi aku tidak bisa kehilangan pekerjaan ini!”

Dia semakin emosional, dan tatapan matanya tak berdaya.

“Sudahlah,Lupakan saja, tidak ada gunanya aku memberitahumu, kamu juga bukanlah seorang pemimpin, kamu juga seorang karyawan sama sepertiku.” Susanti menghela napas, dan sedikit tak berdaya : “Tapi aku tetap harus berterima kasih padamu, jika bukan karenamu, hari ini aku tidak tahu akan dipukul Winnie dan yang lainnya menjadi seperti apa.”

Setelah Bastian mendengar pengalaman pahitnya Susanti, juga merasa sedikit simpati padanya.

Gadis itu sangat lembut, di wajahnya terdapat pipi yang tembem, dan terlihat sangat lucu.

Hanya saja tidak terlalu banyak berdandan, dan ditambah lagi dengan pakaiannya yang begitu sederhana dia terlihat sedikit lusuh. Jika dia berdandan sedikit, dia juga akan terlihat cantik.

“Tidak perlu berterima kasih.” Kata Bastian : “Tadi aku mendengar bahwa kerjaanmu setiap bulan mencapai target, sepertinya kamu memiliki kemampuan, tapi kenapa kamu harus masuk melalui jalur belakang? Jika semua orang masuk melalui jalur itu, bukankah akan mengabaikan peraturan dan ketentuan perusahaan?”

Susanti cemberut,dan menghelakan napas :

“Pada saat itu kondisi penyakit ayahku sedikit parah, aku juga masih belum mendapat pekerjaan, dan aku sangat terburu-buru.”

“Sepupunya teman kuliahku bekerja di Perusahaan Ninetop, dia bernama James. Pada saat itu aku memberinya uang satu juta, dan memberi angpao dua juta kepada Kepala Marie, kemudian aku mulai masuk kerja.”

“Meskipun aku masuk melalui jalur itu, tapi aku bekerja dengan sangat keras. Winnie juga sama, tapi Kepala Marie tidak melaporkannya, itu karena hubungan dia dan Winnie sangat baik, bahkan bonus bulananku juga dihitung ke tempat Winnie olehnya."

“Aku hanya ingin tetap terus bekerja, aku tidak mempermasalahkan soal bonus itu, selama gaji bulananku dibayar aku sudah sangat puas.”

Mendengar kata-kata Susanti, Bastian mengerutkan keningnya. Sepertinya ketentuan PHK yang baru ditetapkan tidak membersihkan kumpulan orang-orang yang tidak beraturan.

“Kepala Marie ini juga bukan karyawan yang baik!” dia sudah tidak bisa menahan untuk tidak memarahi Kepala Marie.

“Nama kamu Susanti kan, tenang saja, sore nanti kembali bekerja dengan baik, aku jamin kamu tidak akan diberhentikan oleh perusahaan.” Kata Bastian menatap Susanti sambil menepuk dadanya sendiri.

Susanti memaksakan sebuah senyuman :

“Terima kasih, tapi kamu juga seorang karyawan di perusahaan sama sepertiku, bagaimana bisa kamu yang memutuskan.”

“Jika aku benar-benar diberhentikan, juga hanya bisa menerima nasib, lagi pula aku hanyalah mahasiswa yang baru lulus, bagaimana aku bisa melawan Winnie dan Kepala Marie.”

“Tapi bagaimanapun tetap salah Direktur ini, tanpa sebab melakukan PHK, aku sangat marah, huh!”

Sambil berbicara, Susanti terus menusuk daging bistik di piringnya dengan garpu, dan memarahi Bastian.

Bastian sedikit tidak bisa berkata apa-apa, dia melakukan PHK juga demi kebaikan perusahaan, tetapi dalam lingkungan masyarakat secara umum, selalu ada orang yang tidak bersalah diperlakukan secara tidak adil. Selain itu, Susanti memang orang yang masuk melalui koneksi.

Dia menggelengkan kepalanya, dan menghibur :

“Sudahlah, jangan mengeluh. Bekerjalah dengan baik, aku percaya bahwa Direktur Perusahaan Ninetop adalah orang yang pengertian. Dia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, atau kita taruhan saja, jika sore ini yang diberhentikan bukan kamu, melainkan Winnie dan Kepala Marie, kamu harus mentraktir aku makan di sini besok siang.”

“Jika kamu yang diberhentikan, aku akan mentraktirmu makan.”

Susanti mendengar, dan berkata sambil tertawa :

“Kalau begitu, besok sudah pasti kamu yang harus mentraktirku makan, tapi makanan hari ini biar aku yang traktir. Aku ingin berterima kasih karena sudah membantuku, oh iya, siapa namamu, aku masih belum mengetahuinya.”

Bastian tersenyum , berkata : “Namaku Bastian, kamu tidak perlu memperkenalkan diri, nama kamu Susanti, aku sudah tahu.”

Susanti inisiatif menjulurkan tangannya, dan berbicara dengan santai :

“Kalau begitu mulai hari ini kita berteman, mereka menganggapku tidak kompatibel, dan juga tidak peduli kepadaku, aku tidak mempunyai teman di kota ini.”

Bastian mengagumi gadis yang begitu santai ini, dia kemudian mengulurkan tangan dan berjabat dengannya :

“Aku tidak akan menghindarimu, setiap orang memiliki waktu pasang surut, dan roda kehidupan akan terus berputar. Ke depannya statusmu di kalangan masyarakat, tidak akan selalu di bawah mereka.”

Susanti tertawa senang, dan berkata :

“Kalau begitu aku pergi bayar dulu, tunggu aku selesai membayar, aku ingin tahu apakah kamu akan terus memesan makanan tanpa rasa sungkan.”

“Hehe, bulan ini uangku tidak tersisa banyak, tunggu aku sudah menabung, aku akan mengajakmu pergi makan besar!”

Sambil berbicara, dia segera meluncur ke kasir.

Melihat tingkah konyolnya, Bastian menggelengkan kepala dan tersenyum, mengeluarkan ponselnya dan menelepon Setiawan.

Ketika panggilannya terhubung, Bastian berbicara :

“Manajer umum Setiawan, ada seorang gadis bernama Susanti di Departemen Pemasaran, dan dia masuk melalui koneksi.”

“Tapi kinerjanya sangat bagus, setiap bulan mencapai target, jadi jangan pecat dia. Pada sore hari, tolong kamu pergi ke Departemen Pemasaran sebentar, pecat Winnie dan Kepala Marie di sana......”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu