Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 306 Misi kita

Kerutan di kening Raphael semakin terlihat jelas, dia tidak memiliki jawaban akan apa yang dijabarkan oleh Thomas Qi, dia hanya menggeleng dan mengatakan:

“Kita tidak mengetahui apa maksud dari seseorang yang menuliskan ini, mungkin dia hanya merasakan sesuatu saja. Tapi tidak memiliki bukti apapun, dia menulis ini hanya untuk mengingatkan Fendy.”

“Mungkin dia sudah mengetahui siapa pembunuh sebenarnya, tapi dia bukan hanya satu orang saja, jadi dia tidak berani menunjukkan orangnya.”

“Tapi entah kenyataannya seperti apa, siapa pembunuh sebenarnya, itu bukanlah hal yang harus dikhawatirkan olehku dan olehmu.”

“Kita hanya perlu menyiapkan dan mengantisipasinya dengan baik.

Setelah mengatakan itu Raphael menepuk pundak Thomas Qi, berkata serius:

“Thomas Qi, jika waktu itu Tuan Dariuss tidak menyelamatkanku, maka aku pasti sudah mati. Jika seperti itu papa mu tidak akan ada di dunia ini, begitu juga dengan dirimu.”

“Selama ini, entah itu Tuan Dariuss ataupun Fendy, atau Bastian, mereka memperlakukan kita dengan sangat baik, bahkan menganggap kita sebagai keluarga sendiri. Tugas dari keluarga kita adalah melindungi keselamatan mereka. Sekarang kakek Yue sudah tidak ada, melindungi keselamatan Fendy dan Bastian adalah tugas kita.”

“Apa kamu mengerti?”

Thomas Qi menganggukkan kepalanya, “aku mengerti, aku pasti akan menjaga Bastian. Kakek jaga paman Fendy saja baik baik.”

“Oh iya, apa kakek dan paman Fendy memiliki rencana?” dia bertanya.

Raphael mengagguk mengiyakan:

“Rencana pasti ada, malam ini Fendy Yue bukan bertujuan untuk berbincang dengan Bastian, sebenarnya malam ini adalah salah satu bagian dari rencana. Tapi mengenai detailnya, lebih baik jika kamu tidak mengetahuinya. Kamu hanya perlu memastikan keselamatan Bastian.

“Baiklah kalau begitu, sekarang aku akan pergi mencari Bastian.” Thomas Qi kembali mengatakan, “Kakek, apa harus memberitahukan isi kertas ini kepada Bastian?”

“Beritahukan saja.” Raphael mengangguk mengiyakan, “kita nanti akan ke restoran pukul 7 malam, tapi lebih baik kamu bisa sedikit berlama lama dengannya, bilang saja kepadanya kita sampai pukul 8 malam. Setelah kita menyelesaikan semuanya, dia baru datang, kita tidak yakin orang itu ingin mencelakai Fendy, atau bahkan Bastian pun tidak lepas dari sasarannya, jadi kamu harus melindungi Bastian, jangan sampai lengah.”

“Aku mengerti.” Thomas Qi menepuk dadanya mengerti,”

“Kalau begitu pergi lah, aku juga aku juga akan kembali.”

Setelah mengatakan itu, Raphael berjalan masuk kedalam rumah Bastian.

Thomas Qi masih menatap punggungnya, dia merasa sedikit khawatir dalam hatinya. Bagaimanapun juga kakeknya itu sudah tidak muda lagi, malam ini pasti akan terjadi pertempuran besar, tidak tau apakah kakek bisa menghadapinya atau tidak.

Tapi ternyata Fendy Yue sudah memiliki rencana, maka Thomas Qi juga hanya bisa melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya.

Setelah Raphael berjalan cukup jauh, dia mengeluarkan telepon, menghubungi seseorang.

“Kimmy, datanglah.”

……

Diluar hotel.

Bastian menggenggam erat kertas di tangannya, dia berkata geram:

“Ternyata ada orang yang ingin mencelakai papa ku, siapa yang memiliki keberanian sebesar ini, aku akan menghabisinya!”

Thomas Qi dan Patrick berdiri disebelahnya, Thomas sudah memberitahukan mengenai kertas itu, dan juga perkatan kakek Raphael kepada Bastian.

“Tidak bisa, sekarang aku harus bersama dengan papa ku, aku ingin lihat siapa sebanarnya yang sudah bosan hidup!”

Setelah mengatakan itu Bastian langsung ingin kembali kerumah.

“Ei!” Thomas Qi langsung menarik menahannya, “apa yang akan kamu lakukan, papa mu dan kakek sudah memiliki rencana, bukankah jika kamu kembali sama saja mengacaukan rencana mereka?”

Patrick juga membujuknya, “Benar, paman sudah memiliki rencana. Mereka adalah orang yang sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini, apa lagi ada kakek Raphael disampingnya, aku rasa kamu tidak perlu khawatir.”

“Tapi keluarga kalian juga terlalu rumit, yang melakukan pembunuhan terhadap paman Fendy ternyata adalah keluarga kalian sendiri, siapa yang memiliki keberanian dan kegilaan seperti ini?”

Thomas Qi juga sudah mengatakan masalah mengenai Edo Yue dan juga Handika. Setelah mendengar kebenaran di balik kejadian kecelakaan waktu itu, reaksi Bastian sama dengan reaksi yang Anna tunjukkan.

Patrick dan Thomas Qi masih membujuknya agar Bastian tidak pergi. Setelah dipikir matang matang, dia akhirnya menepis keinginan untuk kembali kerumah. Entah bagaimanapun juga, papa nya jauh lebih hebat dibandingkan dengannya, dia mengakui hal ini. Jika papa nya sudah memiliki rencananya sendiri, lebih baik jangan mengacaukan rencana nya untuk saat ini.

“Aku benar benar tidak mengira jika paman dan Handika dan paman Edo Yue yang meninggal adalah karena dicelakai oleh seseorang.”

Bastian mendaratkan tinjunya di pohon, keningnya berkerut:

“Waktu itu aku berpikir jika mereka meninggal hanya karena sebuah kecelakaan. Orang dari keluarga Yue bagaimana bisa sampai berbuat seperti ini, bahkan mereka sampai mencelakai keluarganya sendiri, sekarang ingin mencelakai papa ku.”

Thomas Qi dan Patrick yang mendengar ini juga sudah kehabisan kata kata. Meskipun mereka sebuah keluarga besar dan berpengaruh, kelihatannya gelar ini juga tidak sebaik apa yang mereka pikirkan. Meskipun orang lain tidak berani menyinggung mereka, tapi malah keluarga sendiri lah yang menusukkan pisau diam diam di belakang, sedangkan mengenai pemilik pisau itu saja masih belum diketahui kebenarannya.

“Mungkin demi menguasai keluarga Yue, paman Fendy juga tidak mudah...” Patrick mendesah pelan.

“Bukan!” Bastian yang mendengar itu langsung menatap mereka berdua dengan mengerutkan keningnya, “jika demi menguasai keluarga Yue, kenapa pembunuh waktu itu tidak melepaskan paman Handika dan juga paman Edo Yue?”

“Paman sangat hingga bisa menghindar sekali, sopir mobil itu pasti mengincar agar ketiga orang di dalam mobil tidak bisa diselamatkan. Jika memang hanya demi penerus, maka orang itu bahkan sampai tidak melepaskan orang yang bahkan tidak terlibat kan?”

“Dan juga aku pernah mendengar papa mengatakan jika yang berhak menjadi penerus keluarga hanya ada dua orang, yaitu papa dan paman Handika. Paman Handika sudah meninggal, bagaimana dengan papa? Kenapa waktu itu tidak terjadi apa apa dengan papa, kenapa tidak ada orang yang mencoba mencelakainya?”

“Orang itu sudah membunuh paman Handika apa hanya untuk membantu papa menjadi penerus? Tapi jika itu tujuannya, kenapa setelah sekian lama baru sekarang dia mencoba untuk mencelakai papa?”

Bastian adalah yang paling brilian diantara ketiga orang itu, dalam sekejap dia sudah memikirkan inti dari permasalahannya.

Mereka berdua yang mendengar itu juga hanya mematung saja ditempatnya.

“Apa kamu mengatakan jika yang mencelakai Handika dan Edo Yue adalah papamu?” Patrick membelalakkan kedua matanya menatap Bastian.

Bastian menatapnya kesal, mengatakan:

“Bagaimana bisa aku mencurigai papa ku, papa bukanlah orang seperti itu.”

“Papa adalah yang tertua diantara saudaranya yang lain, dia memperlakukan semua orang dengan baik, dia tidak mungkin hanya demi penerus keluarga sampai mencelakai saudaranya sendiri. Dan juga aku masih ingat setelah paman meninggal, papa sangat sedih untuk waktu yang sangat lama, dia tidak akan berpura pura untuk hal seperti ini.”

“Jika dia bermasalah, maka berdasarkan pemikiran dan cara kakek, maka kakek tidak akan memberikan posisi penerus keluarga kepada papa. Kakek waktu itu sangatlah hebat dan berkuasa, kecerdasan dan taktiknya jauh melebihi papa. Kakek tidak mencurigai papa, pasti karena papa tidak bermasalah dan pantas menjadi penerus.”

Patrick kemudian berkata:

“Aku hanya mengatakan berdasarkan penjabaranmu saja, aku juga percaya kepada paman Fendy. Jika berdasarkan penjelasanmu, siapa orang yang mencelakai Handika sampai meninggal? Kenapa dia melakukan hal itu? Jika bukan karena posisi penerus, kenapa dia mencelakai ketiga orang yang ada di dalam mobil? Kenapa dia sekarang ingin mencelakai paman Fendy?”

“Bukankah semua adalah keluarga, dendam macam apa yang sampai mereka lakukan hingga membuat nyawa menjadi taruhannya?”

Bastian menyandar pada pohon, mengerutkan keningnya:

“Aku juga tidak mengerti, bahkan kakek dan papa saja tidak mengetahuinya. Dan apa yang aku katakan adalah dugaan ku saja.”

“Entahlah, bicarakan saja setelah malam ini, semoga saja papa bisa menemukan siapa orang itu sebenarnya.”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu