Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 343 Negosiasi

Tangan Bastian sedang memegang selembar daftar yang terperinci, di atas daftar itu berisi penjelasan dari Hengky Tang.

Baris demi baris bertuliskan tindakan kriminal tidak manusiawi yang dilakukan oleh keluarga Ning.

“Ya ampun!”

“Keluarga Ning sangat tidak bermoral, ini bukan perbuatan yang bisa dilakukan oleh manusia, mereka bahkan tidak mengampuni anak kecil!”

Patrick dan Thomas Qi menghela nafas setelah melihat isi daftar.

Untuk mencaplok aset perusahaan lain, Keluarga Ning tidak hanya menyingkirkan bos perusahaan, tetapi mereka bahkan tidak mengampuni keluarganya.

“Sangat normal, mereka menyingkirkan anak kecil dikarenakan anak kecil itu akan bertumbuh dan akan membalaskan dendam pada mereka di masa depan, mereka tidak ingin mendapat masalah di masa depan.” Kata Bastian dengan mengernyitkan keningnya.

“Kelihatannya lebih dari setengah aset keluarga Ning adalah hasil penggelapan, tidak manusiawi, pantas mereka mau membunuh Hengky untuk menutupi kejahatannya.” Kata Kimmy setelah meletakkan kembali daftar yang dilihatnya.

“Laporkan! Harus dilaporkan!” Thomas membuang puntung rokoknya dan memekik: “Aku hidup selama bertahun-tahun belum pernah bertemu satu keluarga yang sangat gila.”

“Mari kita laporkan mereka sekarang juga, kita buat harta benda mereka disita hingga tak tersisa!”

Bastian menggenggam selembar daftar dan menyeringai:

“Aku tidak menyangka keluarga Ning yang telah merajalela selama bertahun-tahun akan ditanamkan di atas talenta yang mereka latih sendiri.”

“Sekali daftar ini diserahkan, itulah saatnya mereka dimusnahkan. Pada saat itu, cukup untuk memenangkan keluarga Tao dan keluarga Wei sehingga mereka tidak akan berani memperlakukanku dengan semena-mena, dan kita juga akan hidup dengan damai dan tentram di kota Tajo nanti.”

Sembari berkata, Bastian bangkit berdiri, sekelompok orang itu tampak siap untuk menyerahkan daftar itu sekarang.

Tepat di saat ini ponsel Bastian berdering tanda panggilan masuk, seseorang meneleponnya.

Dia mengeluarkan ponselnya dan muncul sebuah panggilan yang asing di layar.

“Hallo? Siapa ini?” Bastian menyambungkan panggilan telepon.

“Bos Bastian, ini aku, Reynard.” Terdengar suara seorang pria separuh baya.

“Kepala keluarga Ning?” Bastian mengernyit ringan: “Ada masalah apa?”

“Bos Bastian, putraku itu, apa kamu membantuku menjaganya dengan baik? apa kalian berbincang ria?” nada suara Reynard terdengar sangat tenang dan bahkan ditambah dengan sedikit sindiran.

Bastian menyeringai dan berkata: “Lumayan, kami berbincang dengan sangat gembira, dia memberitahuku banyak hal.”

“Eh, sudah kuduga akan seperti itu.” Reynard menghela nafas kemudian berkata: “Kebetulan aku juga menangkap seorang gadis di sini. Katanya namanya adalah Susanti, apa Bos Bastian mengenalnya?”

Bastian tertegun ketika mendengarnya dan membeku di tempatnya.

Pada akhirnya Susanti ditemukan terlebih dahulu oleh Reynard dan yang lainnya!

“Kepala keluarga Ning, langsung katakan saja apa yang ingin kamu lakukan.” Nada bicara bastian berubah menjadi dingin.

“Bukan apa yang ingin aku lakukan, tapi apa yang ingin kamu lakukan. Aku tidak akan salah menebak, kamu pasti bersiap-siap untuk pergi melaporkan keluarga Ning-ku sekarang bukan, tidak masalah jika kamu pergi, malam ini juga kamu akan menerima jasad Susanti.”

“Jika kamu tidak ingin Susanti disiksa sampai mati, bagaimana kalau kita bertemu untuk berunding besok malam?”

Pada akhirnya semua akan seimbang, Bastian tidak berdaya, dia tidak bisa mengabaikan keselamatan Susanti.

“Baik, boleh juga, kamu jangan siksa dia.” Kata Bastian.

“Baiklah kalau begitu, besok malam jam 7 aku akan menunggumu di tempat yang sama.” Selesai bicara, Reynard memutuskan sambungan telepon.

Sekelompok orang yang sudah bangkit berdiri sedari tadi kemudian melihat Bastian yang duduk kembali dengan keberatan serta kepala yang terkulai.

“Ke... kenapa?” tanya Patrick.

“Mereka menangkap Susanti...” Bastian menghela nafas tak berdaya.

...

Keesokan malamnya, masih berada di restoran di pinggiran barat.

Benar saja, mereka bahkan bernegosiasi di tempat dan di lantai yang sama di lantai tiga.

Bedanya hari ini bukan perjamuan Hongmen, melainkan adalah negosiasi, dan bahkan meja makannya saja sudah di ganti dengan meja berukuran panjang.

Reynard dan Zayn Ning telah tiba di sana lebih awal menunggu kedatangan Bastian, tidak hanya itu, Indra Tao dan Wilsen Wei juga datang.

Hari ini ada lebih satu orang, yaitu Susanti. Zayn merasa sedikit tersiksa, dia sangat ingin melihat Bastian sekarang juga, dia sangat penasaran bagaimana reaksi Bastian ketika dia melihat Susanti juga berada di sini.

“Kak Reynard, katamu kalian akan melakukan negosiasi, dan kamu juga memanggil kami berdua untuk datang kemari. Ini mudah menciptakan kekacauan, apalagi kami berdua tidak membawa banyak orang, bagaimana kalau kita pulang lagi untuk memanggil beberapa orang?”

Wilsen berkata dengan canggung, tampak seperti sangat tidak puas dengan panggilan Reynard yang menyuruhnya datang.

Tentu saja Reynard tahu bahwa kedua orang licik ini ingin kabur, dia menyeringai dan berkata:

“Kalian berdua, ini tidak autentik, bukankah itu ide kita bersama untuk membunuh Bastian sejak awal?”

“Sekarang masalah sudah muncul, dan kalian ingin mengabaikannya? Tidak bisa, kita susah dan senang ditanggung bersama, apa kita bisa membunuh Bastian tergantung pada malam ini. jika Bastian tidak mati, kupikir kalian pasti akan tahu apa akibatnya, tidak hanya keluarga Ning-ku yang akan mengalami masalah, tapi kalian juga akan terkena imbasnya.”

Reaksi Indra dan Wilsen menjadi sedikit tidak nyaman setelah mendengarkan perkataannya. Reynard telah berkata demikian, maka jika mereka masih berpikir untuk kabur memang sedikit tidak autentik, selain itu, jika Bastian tidak mati, mereka juga tidak bisa hidup dengan tenang.

“Kak Reynard benar.” Indra tersenyum canggung.

“Selain itu, ada cukup banyak orang di tiga keluarga kita bukan, ada lebih dari enam puluh orang, apa kalian berdua masih takut Bastian akan membawa pasukan tentara untuk datang kemari?” Reynard sudah menyiapkan rencana dengan matang, dia berkata dengan tersenyum.

“Benar juga katamu, tidak peduli seberapa kuatnya Bastian tidak akan ada masalah besar malam ini, apalagi kepala keluarga Ning memiliki seorang sandera.” Kata Wilsen sambil tersenyum.

“Kak Reynard, di mana sanderamu?”

Reynard melemparkan tatapannya pada Zayn yang segera dipahami olehnya, dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan membuat sebuah panggilan:

“Darren, bawa gadis itu naik ke atas.”

Tidak lama kemudian, nampak Darren dan beberapa pembunuh yang sedang mencengkram rambut Susanti yang berantakan serta wajahnya yang pucat pasi muncul dari bawah.

Susanti dicekal kesamping oleh dua orang dan berlutut di lantai. Tatapan semua orang tertuju pada Susanti.

“Ini adalah sandera kita. Demi gadis ini, Bastian sampai mengabaikan nyawanya sendiri, dia cukup bernilai bagi kita agar bisa menyeimbangkan Bastian.” Kata Reynard.

Pada saat ini Adelia Liu juga tertegun ketika melihat Susanti, dia juga melihat Susanti ketika menolong Bastian saat itu, tetapi dia tidak memiliki kesempatan untuk menolong susanti keluar.

Dia mengerutkan keningnya lagi ketika dia mendengar perkataan Reynard bahwa Bastian mengabaikan nyawanya demi Susanti.

“Adelia, kamu sudah lihat bukan, Sepanjang hari Bastian hanya merayu wanita, sangat tidak tahu malu.” Zayn berbisik di hadapan Adelia.

Reynard juga menatap sekilas ke arah Adelia, sebelumnya Zayn telah memberitahu bahwa Adelia juga akan datang kemari, dia memarahi Zayn saat itu juga. Tetapi ketika dia mendengar bahwa Adelia ingin membunuh Bastian dengan tangannya sendiri, pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.

“Gadis kecil, patuh saja, jangan main-main. Kalau tidak... kamu hanya punya satu cara untuk mati.” Darren mengancam Susanti dengan mencekik lehernya.

Susanti menatap Darren penuh kebencian, dia meludah tepat di wajahnya kemudian memekik padanya:

“Kalian tidak akan mati dengan tenang!”

Darren mengelap ludah di wajahnya, dia mengerutkan keningnya dan menampar pipi Susanti dengan kuat:

“Jangan mengira kamu seorang wanita, aku akan mengasihani dirimu, kamu sekarang adalah sandera kami, aku bisa membunuhmu kapan saja, patuh saja!”

Ketika dia berkata demikian, kemudian terdengar suara langkah kaki yang datang dari bawah.

Tidak lama kemudian, sekelompok orang di lantai tiga segera melihat Bastian dengan yang lainnya berjalan menuju kemari.

Ternyata Bastian hanya membawa beberapa orang saja, Thomas dan Damon. Tetapi tidak melihat kemunculan Kimmy dan Patrick.

Ketika Bastian berjalan memasuki lantai ketiga dan melirik orang-orang yang hadir, dia tertegun sejenak, dia menatap dengan tidak percaya pada Adelia yang sedang duduk di antara mereka.

“Adelia, kenapa kamu ada di sini?” dia tertegun, semua orang yang datang bersamanya membeku.

Adelia menatapnya dengan tatapan dingin dan wajah tanpa ekspresi sedikitpun.

Tidak perlu disebutkan betapa bahagianya Zayn ketika melihat reaksi Bastian, dia tertawa dan berkata:

“Bos Bastian, Adelia sekarang adalah pacarku, tentu saja dia memihak padaku. Apa yang salah jika aku juga membawanya untuk berpartisipasi dalam negosiasi?”

“Aku lupa memberitahumu, tidak lama lagi aku dan Adelia akan segera bertunangan, aku tidak tahu apakah saat itu Bos Bastian punya kesempatan untuk menghadiri acara pertunangan kami?”

Wajah Bastian memucat mendengar perkataannya, semua orang yang mendengarnya gemetar.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu