Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 401 Aku Akan Membunuh Si Pengkhianat

"Tuan Bastian, kapal sudah bergerak."

Di kapal kargo itu, kamar milik Terry penuh dengan banyak orang.

Putra-putra Juvenal Wu, dan juga Bastian, mereka semua bersembunyi di kamar Terry saat ini.

Terry adalah perwira pertama kapal, kamarnya dan kamar Benjamin adalah kamar yang sangat mewah, Juvenal Wu memperlakukan mereka dengan baik.

Ruangan kedua orang ini berukuran sekitar tujuh atau delapan puluh meter persegi, dan di ruangan mereka ada tiga atau empat kamar di dalamnya. Selain itu, tidak hanya ada anggur impor di kamar mereka, bahkan semua perabotan yang ada di ruangan mereka dibelikan oleh Juvenal Wu.

“Berapa lama lagi kita sampai di laut lepas?” Tanya Bastian.

"Mungkin lebih dari tiga jam." Jansen Wu berkata: "Dulu aku pernah pergi ke Haimen dengan orang tua itu."

"Tuan Bastian, kamu bilang tidak akan ada yang masuk, tapi kalau ada orang yang menemukan kita, kita harus bagaimana..."

Jasper Wu bertanya dengan khawatir.

Bastian menggelengkan kepalanya:

"Ini adalah kamar Terry, dan Terry adalah perwira pertama, tidak akan ada orang yang berani memasuki kamarnya. Hanya Kapten Benjamin yang bisa masuk, tapi kita juga sudah menyuap Benjamin."

"Jadi, satu-satunya orang yang mungkin akan datang adalah ayahmu, Juvenal Wu. Dia adalah seorang pemimpin yang hebat, tapi mungkin sekarang dia masih bersantai di ruangan sauna, jadi bagaimana mungkin dia masuk ke kamar seorang perwira."

Setelah mendengarkan hal itu, semua orang di sana merasa ucapan Bastian sangat masuk akal.

“Kalau begitu apa kita akan bergerak saat memasuki laut lepas?” Tanya Aldo Wu.

Bastian mengangguk:

"Ya, kita harus bergerak dengan cepat. Orang-orang kita, ditambah dengan kita sendiri, jumlahnya sekitar delapan atau sembilan puluh orang."

"Juvenal Wu hanya membawa sekitar dua puluh pengawal seperti biasanya, asalkan tidak muncul masalah, hari ini Juvenal Wu pasti akan mati."

Rencana awal mereka adalah menunggu sampai Juvenal Wu pulang dari Haimen, tapi setelah dibahas ulang, semua orang memutuskan untuk menjalankan rencana ini dalam perjalanan ke Haimen.

Lagipula, mereka tidak tahu Haimen adalah tempat seperti apa. Menurut Jansen Wu, Juvenal Wu kadang-kadang akan mengundang beberapa temannya untuk naik kapal dan mengadakan perjamuan di atas kapal. Dalam situasi seperti itu, akan sulit bagi mereka untuk menjalankan rencana.

"Harusnya tidak akan muncul masalah apa pun, kita sudah menyusun rencana dengan baik. Bahkan kita sudah menyuruh Benjamin dan Terry untuk meracuni makanan mereka. Mungkin kita tidak perlu melakukan apa pun, orang tua itu dan pengawalnya akan mati keracunan. "

Kata si anak ketiga, Leonardo Wu.

"Bagaimana kalau ada pengkhianat di antara kita?"

Tiba-tiba Patrick Sidon berbicara, saat itu, seisi ruangan langsung terdiam dan semua orang mengerutkan kening mereka.

"Tidak mungkin…"

"Pokoknya, aku tidak akan mengkhianati kalian, aku adalah orang pertama yang mengikuti Tuan Bastian, aku tidak punya alasan untuk mengkhianati Tuan Bastian."

Jasper Wu dan Warner Zhao langsung memberikan alibi mereka.

"Dan tadi malam, kami menyerahkan ponsel kami semua ke Kimmy, dan sekarang tidak ada orang yang memiliki ponsel. Dan dari tadi kita semua juga sudah berkumpul di sini, bahkan kalaupun adalah pengkhianat, bagaimana si pengkhianat itu akan membocorkan rencana kita ke orang tua itu?

Leonardo Wu, si anak keempat juga berkata.

Mereka semua sedang duduk berkumpul di salah satu kamar di ruangan Terry saat ini, Thomas Qi lalu berkata:

"Kimmy hanya mengambil satu ponsel dari setiap orang, bagaimana kalau ada yang orang yang punya dua ponsel?"

Setelah mendengar kata-kata itu, ekspresi wajah Jasper Wu langsung berubah dan dia menatap curiga semua orang di sana.

"Lakukan pemeriksaan lagi, ini bukan masalah sepele, kalau sampai benar-benar ada pengkhianat, kita semua akan habis hari ini!"

Kata Aldo Wu terus terang.

"Tidak perlu."

Bastian menggelengkan kepalanya dan menolak saran itu.

"Kalau ada pengkhianat, dan orang itu memiliki dua ponsel, dia pasti tidak akan membawa ponsel keduanya hari ini."

"Orang yang menjadi pengkhianat ini pasti akan sangat berhati-hati, bagaimana mungkin dia akan membawa ponselnya dengannya dan membiarkan kita menangkapnya dengan mudah."

“Jadi apa yang harus kita lakukan?” Jasper Wu mengerutkan kening: “Kalau benar-benar ada pengkhianat, maka dia pasti sudah memberi tahu ayah semua rencana kita. Orang tua itu memang belum bergerak, tapi mungkin dia akan melawan kita saat kita sampai di laut lepas, dan jumlah orang-orang suruhannya di kapal ini pasti sangat banyak."

Semua orang di sana langsung merasa cemas.

Bastian tersenyum dengan tenang:

"Ada atau tidak adanya pengkhianat, tidak ada orang yang tahu, mungkin saja ada, mungkin juga tidak."

"Kalau benar-benar muncul pengkhianat, ya, itu sudah nasib."

"Begitu kita sampai di laut lepas, kalau bukan Juvenal Wu yang mati, berarti kita yang mati. Kapal sudah berlayar, kita tidak punya pilihan lain lagi, kita hanya bisa pergi ke laut lepas. Hidup atau mati, semua tergantung dengan keberuntungan kita."

Jasper Wu mengepalkan tangannya, melirik saudara-saudaranya, dan berkata dengan dingin:

"Yang pasti aku tidak akan pernah mengkhianati Tuan Bastian, kalau ada pengkhianat di antara kita, aku akan menembak mati si pengkhianat!"

Sambil berbicara, matanya tertuju pada Jansen Wu:

"Saudaraku, terutama kamu, berhati-hatilah!"

Sekarang Jasper Wu sudah seperti tangan kanan Bastian, dia memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk berbicara dengan siapa pun dengan nada yang agak sombong.

"Apa maksudmu, apa kamu sedang mengejekku?"

Jansen Wu langsung mengerutkan keningnya dan menatap tajam Jasper Wu.

Dia sekarang masih duduk di kursi roda, sebenarnya, dia tidak boleh naik ke kapal karena dia tidak bisa bergerak sendiri. Bukan hanya karena tidak bisa melindungi dirinya sendiri, Jansen Wu juga hanya akan menjadi beban jika terjadi sesuatu.

Dan juga dia sudah pernah mengatakan pada Bastian kalau dia tidak ingin ikut naik kapal.

Tapi Bastian bersikeras memintanya untuk naik ke kapal, jadi dia tidak mengatakan apa-apa.

"Jasper Wu, jangan pikir karena Bastian menganggapmu penting, kamu bisa melakukan semuanya sesuka hatimu. Bastian bisa menilai sendiri siapa yang sebenarnya memiliki kemampuan, dasar tidak berguna, untuk apa kamu sombong!"

Saat itu, Jansen Wu dan Jasper Wu langsung bertengkar.

“Apa katamu, coba katakan sekali lagi!”Jasper Wu menatapnya dengan wajah mengerikan: “Kalaupun ada pengkhianat di antara kita, itu pasti kamu!”

"Kamu bodoh!"

Saat mereka berdua sedang bertengkar, Bastian tiba-tiba berkata dengan marah:

"Sudah, entah apa yang kalian ributkan, apa kalian takut orang dari luar tidak bisa mendengar suara kalian?"

"Ada atau tidaknya pengkhianat itu belum pasti, tapi kalian bahkan sudah bertengkar sebelum kita sampai di laut lepas?"

Mendengar kata-kata yang diucapkan Bastian, mereka berdua langsung menutup mulut.

"Aku jamin, kalau memang ada pengkhianat, hidup si pengkhianat itu tidak akan berakhir dengan baik."

"Kalau aku, Bastian, tidak bisa hidup, maka dia juga jangan berharap untuk bisa hidup, aku akan membunuhnya sebelum membunuh Juvenal Wu."

Bastian menyelesaikan ucapannya dengan ekspresi yang mengerikan, dia lalu menutup matanya, dan tidak mengatakan apa pun lagi.

Thomas Qi dan yang lainnya juga bersandar di dinding, ada yang sedang memeriksa senjata, ada juga yang sedang membersihkan senjata.

Saat itu juga, Jansen Wu dan Jasper Wu menundukkan kepala mereka, dan dalam hati, mereka merasa gelisah.

Apa yang dikatakan Bastian barusan seperti duri yang menusuk hati mereka, ucapannya membuat mereka merasa tidak tenang.

...

Kapal kargo itu sudah berlayar selama tiga setengah jam di laut.

Kapten kapal itu, Benjamin, berlari ke ruang istirahat Juvenal Wu, dan mengatakan:

"Bos Juvenal Wu, dalam beberapa menit lagi, kapal akan berlayar ke laut lepas."

Juvenal Wu, yang sedang duduk dan beristirahat di sofa, tiba-tiba membuka matanya dan berteriak:

"Maju!"

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu