Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 124 Susanti Naik Jabatan

Susanti telah dibawa oleh Setiawan ke Departemen Personalia, sepanjang jalan dia hanya menundukkan kepalanya, matanya memerah dan tak berbicara sepanjang jalan.

Setelah sampai di Departemen Personalia, Setiawan langsung berkata pada orang Departemen Personalia :

“Berikan semua bonus Susanti padanya.”

Melihat manajer umum yang datang sendiri dan memintanya, orang bagian Departemen Personalia secepat kilat memproses permintaan itu.

Susanti akhirnya tidak bisa menahan lagi, dia menangis dan memohon :

“Manajer Umum, aku mohon jangan keluarkan aku, aku pasti akan kerja dengan baik, aku mohon!”

Setiawan sontak terkejut, kemudian menatapnya dengan kebingungan :

“Kapan aku bilang mau mengeluarkanmu?”

Tangis Susanti terhenti, air mata masih membasahi pipinya, dengan raut wajahnya yang tampak konyol, dia bertanya :

“Bukankah kamu hendak memberiku gaji……”

Sembari berkata dia tiba-tiba terdiam, dia sama sekali tidak mendengarkan dengan baik apa yang baru saja dikatakan Setiawan, yang Setiawan katakan adalah bonus bukanlah gaji.

“Bonus……”

Dia tidak pernah menerima bonus, karena semua bonusnya telah diberikan ke Winnie oleh Kepala Marie.

“Marie sudah memotong semua bonusmu, ini sudah menjadi hakmu, dan aku sengaja untuk memberikan semua bonusmu yang selama ini kamu dapat. Kenapa, kamu masih tidak senang?”

Setiawan memandangnya aneh.

Meskipun respon Susanti sedikit lambat, awalnya dia berpikir dia akan dikeluarkan oleh Kepala Marie, tapi dia tidak menyangka yang dikeluarkan adalah Kepala Marie dan Winnie. Dan sekarang, Setiawan membawanya ke Departemen Personalia, dan dia masih berpikir dia akan dikeluarkan, tapi dia sungguh tidak menyangka Setiawan malah membawanya untuk mencairkan bonusnya.

“Kamu tidak mengeluarkanku, Manajer Umum?”

Tanya Susanti dengan semangat.

Setiawan yang mendengarkan pertanyaannya pun tertawa :

“Jika menurut peraturan yang ada, seharusnya kamu dikeluarkan, tapi aku sudah melihat hasil kerjamu. Kinerja kerjamu masih terbilang bagus untuk anak semuda kamu, dan setiap bulan kamu juga telah mencapai target, bahkan lebih.”

“Aku sudah bilang, perusahaan tidak akan merugikan karyawan yang telah bekerja dengan keras. Jadi, namamu tidak lagi berada di daftar PHK, dan kami akan membagikan bonusmu yang dulu, total ada 54 juta rupiah. Selain itu, perusahaan kita juga telah menetapkan penghargaan untuk karyawan baru, dan kamu berhak untuk mendapatkan penghargaan ini, total ada 20jutarupiah. Jadi, Departemen Personalia akan mentransferkan uang sebesar 74 juta ke rekeningmu sebelum jam pulang kerja, maka dari itu, jangan lupa untuk mengeceknya nanti.”

Susanti menarik nafas dalam-dalam setelah mendengarkan semua yang dikatakan oleh Setiawan, dia sungguh tidak percaya bahwa ini semua nyata.

“Aku……aku tidak bermimpi kan……” suaranya terdengar bergetar.

Setiawan baru kali ini bertemu dengan gadis lugu seperti ini, dia pun tertawa melihat tingkahnya yang begitu lucu, dan berkata :

“Mimpi apa di siang bolong begini, melamun?”

“Bekerjalah dengan giat, kamu telah berjumpa dengan penyelamatmu. Tadi aku sempat melihat data dirimu, kamu berasal dari pedesaan kan, kamu tidak perlu merasa malu, dari mana saja itu sama saja, karena pahlawan tidak pernah melihat asalmu dari mana. Aku percaya suatu saat nanti kamu akan berkembang jadi lebih baik.”

“Dengan uang yang begitu banyak, kamu bisa untuk mencoba merias dirimu, karena bagaimanapun juga penampilan itu perlu.”

Susanti tersenyum, kemudian segera membungkukkan badannya pada Setiawan :

“Terima kasih, Manajer Umum Setiawan! Aku pasti akan bekerja dengan baik, dan tidak akan mengecewakan harapanmu!”

“Mulai besok, aku akan merias diri dengan baik.”

Susanti tidak tahu penyelamatnya dia adalah Bastian, dia langsung menganggap Setiawan sebagai penyelamatnya.

Setiawan mengangguk, kemudian berbicara dengan orang Departemen Personalia :

“Apakah Manajer Wu kalian ada di sini? Tolong panggil dia sebentar.”

Manajer Wu adalah manajer di Departemen Personalia, dia adalah seorang wanita yang berusia sekitar 30 tahun ke atas.

Tak lama kemudian, Manajer Wu telah datang. Dia segera menyapa dengan hormat begitu melihat Setiawan berdiri di sana :

“Apa yang ingin kamu sampaikan, Manajer Umum Setiawan?”

Susanti melihat seorang manajer dari Departemen Personalia yang tengah memberi hormat kepada Setiawan, dia benar-benar tidak bisa membayangkan jabatan tinggi yang tengah didudukinya. Di hadapan karyawan biasa seperti mereka, jabatan Kepala Marie sudah bisa dibilang sangat luar biasa, apalagi seorang manajer departemen.

Dan seorang Susanti yang tidak mempunyai kemampuan dan moralitas bahkan bisa mendapatkan apresiasi dari Setiawan. Susanti pun bertekad dalam hati, dia akan bekerja dengan giat, dan akan membalas kebaikan Setiawan.

Setiawan memperkenalkan kepada Manajer Wu :

“Manajer Wu, ini Susanti dari Departemen Pemasaran, dia adalah seorang pendatang baru yang memliki potensi yang tinggi.”

“Tolong kamu aturkan detil pelatihan kepala tim di Departemen Pemasaran, dalam kurun waktu 3 bulan pelatihan.”

Manajer Wu terdiam, dia sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Setiawan, bagaimana tidak, Susanti adalah seorang yang sangat biasa, seperti tidak ada yang istimewa, tapi dia bisa menarik perhatian Setiawan, siapa dia sebenarnya?

“Baik, aku akan segera menjalankan perintah dari Manajer Umum Setiawan, dan segera menempatkan Susanti di pelatihan minggu ini.” Kata Manajer Wu sambil mengangguk.

Susanti melongo, kemudian dia bertanya dengan ragu :

“Manajer Umum Setiawan, kamu mau aku……mempromosikan aku sebagai Kepala Tim?”

Setiawan tertawa terbahak-bahak :

“Kamu ini sungguh lucu, aku akui kamu memang mempunyai kemampuan, tapi jika ingin menjadi Kepala Tim, kamu masih kurang banyak pengalaman.”

“Aku hanya memberimu sebuah kesempatan untuk menjadi Kepala Tim, jadi aku mengaturkanmu sebuah posisi ketua tim terlebih dahulu untukmu. Ada 15 tim kecil di departemenmu, kamu belajar dulu di posisi itu. Jika ingin menjadi Kepala Tim, kamu perlu melewati banyak tahap ujian.”

Raut wajah Susanti seketika memerah, kemudian dia segera mengangguk dan berterima kasih :

“Terima kasih! Aku sungguh berterima kasih padamu, aku tidak akan mengecewakanmu!”

Kejadian hari ini membuat dia seperti sedang bermimpi, bukan saja karena tidak di PHK, tapi dia malah diberikan berbagai bonus, dan sekarang bahkan dipromosikan. Dia ragu, apakah ini semua nyata atau hanya sekedar ilusi?

“Baiklah kalau begitu, Manajer Wu, tolong kamu antar Susanti turun ke bawah, dan umumkan kepada mereka semua tentang Susanti yang sudah dipromosikan. Agar mereka bisa mencontohkan sosok Susanti, dan setiap orang memiliki kesempatan untuk dipromosikan selama mereka bekerja dengan keras.”

Kata Setiawan sambil mengistirahatkan kedua tangannya di belakang.

Setelah Manajer Wu membawa Susanti pergi, Setiawan masih dalam kebingungan berdiri di sana.

“Sepertinya tidak ada yang istimewa dari Susanti, dia terlihat konyol, ada hubungan apa sebenarnya antara Tuan Muda besar dan Susanti……”

……

Manajer Wu segera mengumumkan promosi Susanti kepada semua orang ketika sampai di departemennya.

Semua orang terkejut, dan semua menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa dipercaya. Susanti tidak dipecat, melainkan dipromosikan, ini……

“Baiklah, kalian semua harus mencontohkan seperti Susanti. Selama kalian bekerja dengan keras, maka kalian akan mendapatkan kesempatan yang sama.” Kata Manajer Wu kepada semua orang.

Semua orang mulai bersemangat Ketika mendengarkan apa yang dikatakan Manajer Wu. Karena menurut mereka, seorang yang seperti Susanti saja bisa dipromosikan, maka mereka juga pasti bisa. Tapi mereka semua tidak tahu, seberapa besar upaya yang telah dikeluarkan oleh Susanti untuk bisa mencapai posisi seperti ini.”

“Santi, kamu jangan lupa dengan jadwal pertama pelatihan kepala cadangan di hari senin ini, jangan sampai terlambat ya, mengerti?”

Sebelum pergi, Manajer Wu dengan sopan mengingatkan sekali lagi kepada Susanti.

Bagaimana tidak, Susanti adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Setiawan, tentu saja Manajer Wu harus menjaga sikapnya.

Begitu kata-kata itu dilontarkan, sekerumun orang yang tengah bersemangat tiba-tiba mematung.

Pelatihan kepala cadangan……Susanti, dia akan menjadi Kepala??

“Aku mengerti Manajer Wu, terima kasih!” jawab Susanti dengan sopan.

Setelah Manajer Wu meninggalkan ruangan, semua orang mulai mengelilingi Susanti, ada yang menuangkan teh ada juga yang menuangkan air untuknya, semua sangat antusias.

“Santi, apa hubunganmu dengan Manajer Umum Setiawan, kenapa dia begitu mempedulikanmu?”

“Santi, kamu akan menjadi Kepala Tim! Ya Tuhan, kenapa kamu begitu beruntung!”

“Santi, bagaimana biasanya kamu mengerjakan tugasmu, bisakah kamu mengajari kami, apakah kamu memiliki rahasia-rahasia lain?”

Pada saat ini, semua yang dulu begitu mengintimidasi Susanti, kini telah memujanya bak artis.

Susanti merasa sedikit malu dan juga lega dikelilingi oleh semua orang. Jika bukan karena dia telah dipromosikan, bagaimana mungkin orang-orang ini akan bersikap seperti ini padanya.

Tapi walau bagaimanapun, dia sangat menyukai perasaan saat ini, di mana dia tak lagi mendapatkan tindasan dari mereka.

Dia tidak sombong apalagi bangga, melainkan dia dengan senang hati berbagi pengalaman kerjanya ke semua orang.

Setelah semuanya membubarkan diri, meja kerja Susanti telah diganti ke bagian ketua tim.

Susanti sangat senang bisa mendapatkan tempat baru yang sekarang. Dia teringat dengan Bastian, dan juga teringat dengan apa yang sudah dia katakan padanya.

“Ya Tuhan! Bastian sungguh luar biasa, dia mengatakan aku tidak akan dikeluarkan, dan benar-benar menjadi kenyataan!”

“Bahkan aku dipromosikan, apakah dia seorang peramal, kenapa bisa begitu tepat!”

“Dia benar-benar maskotku, aku harus mentraktirnya makan besar besok! Haha……”

Suasana hatinya sangat bahagia untuk saat ini, dan dia segera kembali bekerja dengan serius.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu