Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 130 Lelang

Sarim mengantar Yeni sampai di bawah gedung tempat tinggalnya, dia juga tidak nyaman untuk mengantar Yeni sampai ke atas, dan dia menyerahkan obat yang diresepkan dokter kepada Yeni, dan mengatarnya keluar dari mobil.

“Jangan khawatir tentang masalah pekerjaan, tunggu kamu sudah pulih baru kembali bekerja. Jika nanti ketika kamu kembali, kamu bisa langsung melaporkan ke departemen personalia, aku akan memberimu gaji pokok 20juta, ke depannya jangan bekerja begitu lelah.”

Sarim bersandar di depan mobil, dan memberitahu Yeni.

Dengan senyumannya yang tampan, jika wanita lain, mungkin akan jatuh kepadanya.

Bagaimanapun juga Yeni tidak bisa menerima kebaikannya begitu saja, dan berkata dengan cepat :

“Terima kasih, manajer Sarim.”

“Tapi aku masih bisa bekerja dengan baik dipekerjaanku yang sekarang ini, kamu tidak perlu mengatur pekerjaan yang lain untukku.”

Gaji pokok seorang sales hanya 2juta, dan Sarim memberinya gaji pokok 20juta. Tidak peduli dia akan berpikir banyak atau tidak, dia juga tidak berani untuk menerima.

“Kenapa tidak perlu?” Sarim sedikit tidak senang, mengerutkan keningnya dan berkata : “Kamu sendiri bekerja keras di Kota Tajo, dan ke depannya juga harus membesarkan seorang anak, dokter juga sudah memberitahuku bahwa kamu tidak boleh terlalu lelah.”

“Sebagai manajer umum di perusahaan, tentu saja aku harus memikirkan karyawanku. Kamu bekerjalah dengan baik, dan karyawan yang bekerja begitu keras tidak akan diperlakukan dengan buruk. Ini bukan hanya berlaku untuk dirimu sendiri, aku selalu memperlakukan mereka dengan setara.”

Setelah selesai berbicara, Sarim berbalik dan masuk ke dalam mobil, dan melambaikan tangan kepada Yeni.

“Cepatlah naik, kembali ke rumah dan beristirahatlah dengan baik.”

Yeni ingin berbicara, tapi pada akhirnya menelan kembali semua kata-katanya, dia mengangguk dan berkata :

“Terima kasih, manajer Sarim, maka aku kembali dulu.”

Sarim mengangguk, setelah Yeni naik ke atas, dia baru pergi.

“Gadis ini benar-benar lumayan, dia cantik, dan sangat ambisius, tapi sangat disayangkan......”

Sarim mengemudi sambil menghela napas, dan berbicara kepada dirinya sendiri :

“Masih begitu muda, kenapa harus membesarkan seorang anak, ......”

Pada saat ini Yeni, sudah kembali ke rumahnya, dan berbaring di atas tempat tidur. Dalam satu bulan ini, dia benar-benar lelah.

Dan sekarang dia sedang sakit, seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman, dan juga tidak nafsu makan. Dia menyalakan ponselnya, dan melihat foto-fotonya bersama Bastian, tiba-tiba menangis tanpa sadar.

“Bastian, aku sangat merindukanmu.....”

Dia menangis, dan kemudian tertidur sambil memeluk ponselnya.

......

“Kakak, karena kamu telah memutuskan untuk pendirian cabang perusahaan, maka kita harus pergi ke kantor lelang untuk berpartisipasi dalam penawaran.”

Di dalam kantor, Patrick dan Bastian berdiskusi tentang pendirian cabang perusahaan :

“Dan kebetulan, kantor lelang itu dibuka oleh Keluarga Yue, dan juga adalah sebuah bursa saham pelelangan yang terbesar di Kota Tajo.”

Ketika Bastian mendengar itu, dia terkejut sesaat, dia meletakkan buku yang di tangannya dan berkata :

“Jika aku tidak salah ingat, manajer umum di kantor lelang adalah Levis dia adalah mantan bawahan ayahku.”

“Sebelum aku datang ke Kota Tajo, ayahku pernah memberitahuku.”

Patrick mengangguk :

“Aku sudah bertanya, dan itu memang benar dia. Sepertinya dalam lelang kali ini akan ada banyak orang yang hadir, dan kebanyakan dari mereka adalah pengusaha besar.”

“Besok adalah hari pelelangan akan diadakan, kakak, atau kamu menghubungi Levis terlebih dahulu. Memintanya untuk berkomunikasi dengan pihak penjual terlebih dahulu, dan langsung memberikan kita properti yang terbaik. Kamu adalah Tuan muda dari Keluarga Yue, dia pasti akan berkomunikasi secara baik dengan pihak penjual.”

Bastian mendengarkan itu, dan dia menggelengkan kepalanya, berkata:

“Tidak boleh melakukan seperti itu, kita harus mengikuti aturan.”

“Lagipula sebelum aku datang ke Kota Tajo aku sudah berjanji kepada ayahku, untuk mengandalkan kemampuan sendiri untuk mengembangkan Perusahaan Ninetop. Jika meminta bantuan kepada Levis, bukankah itu sama dengan mencari bantuan dari Keluarga Yue. Meskipun acara pelelangan, maka kita akan mengikuti aturan kantor lelang.”

Patrick sedikit mengernyitkan keningnya dan berkata :

“Teorinya aku juga mengerti, tapi kita berdua adalah orang yang terasingkan dari orang-orang, dan juga tidak banyak perusahaan yang bekerja sama dengan kita. Aku mendengar bahwa yang akan berpastisipasi dalam pelelangan ini, sebagian besar adalah pengusaha yang berperingkat 100 teratas, aku takut kita tidak mempunyai begitu banyak uang, dan juga tidak bisa bersaing penawaran dengan orang lain.”

Bastian tersenyum dan berkata :

“Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu lari sia-sia. Bukankah kita masih mempunyai Perusahaan Forbes Sidon sebagai fondasi, ditambah dengan uang tabunganku sendiri, seharusnya cukup. Dan tidak selalu juga dengan satu bangunannya, akan dilelang dengan harga yang tinggi.”

Patrick melihat Bastian begitu percaya diri, sehingga dia juga tidak berkata apa-apa.

“Baiklah kalau begitu, lelang akan diadakan besok pagi jam 9 pada babak pertama, dan babak kedua pada jam 1:30 sore, besok pagi aku akan menjemputmu, kita pergi bersama.”

Setelah selesai berpesan, Patrick pergi meninggalkan kantor.

Bastian hendak mengambil bukunya dan lanjut membaca, tiba-tiba teleponnya berdering. Dia melihat, ternyata Susanti yang menelepon.

“Susanti, ada apa?” Bastian bertanya sambil tersenyum.

“Bastian, aku berulang tahun hari senin depan, aku memberitahumu terlebih dahulu, dan membiarkanmu menyiapkan hadiah yang bagus untukku, hihi!”

Di dalam telepon, terdengar suara tertawa dari Susanti.

“Oh?” Bastian sedikit terkejut ketika mendengarnya , tertawa dan berkata : “Tenang saja, aku akan menyiapkan hadiah yang bagus untukmu.”

“Hehe, aku hanya bercanda!” Susanti berkata dengan aneh : “Hanya bermain-main saja denganmu, tidak perlu menyiapkan hadiah. Aku hanya memberitahumu, dan sekalian ingin bertanya kepadamu, di mana tempat yang cocok untuk mengadakan pesta ulang tahun, aku juga ingin mengundang teman kuliahku dan kolega kerjaku.”

“Tapi jangan tempat yang terlalu mahal, terlalu banyak orang tapi aku tidak punya uang sebanyak itu.”

Bastian mendengar, dan berpikir bahwa dia berada di Kota Tajo baru sebulan, dan juga tidak terlalu tahu tentang tempat-tempat hiburan di sekitar sini. Tapi dia ingat bahwa ada hotel bintang lima di bawah Perusahaan Ninetop, di sana dekat sungai, dan pemandangannya cukup bagus.

“Tenang saja, masalah tentang tempat serahkan saja kepadaku. Pada saatnya aku akan memberitahumu alamatnya, kamu hanya perlu membawa teman-temanmu datang.” Kata Bastian.

“Benarkah, terima kasih banyak Bastian! Pada saat itu aku akan memotong sebuah kue yang terbesar untukmu!” di dalam telepon, Susanti sangat senang.

“Kalau begitu aku tutup dulu ya, aku sedang kerja, hehe......” setelah berbicara beberapa kata, dia menutup teleponnya.

Bastian memegang teleponnya di tangan, dan mau tak mau dia tersenyum. Susanti adalah orang yang sangat aktif, aneh-aneh saja sepanjang hari.

......

Dalam sekejap mata keesokan paginya.

Hari ini adalah hari pelelangan diadakan, pagi-pagi sekali, Sarim bangun cuci muka dan gosok gigi, dan bersiap-siap untuk ikut berpartisipasi acara pelelangan.

Perusahaan Real Estate Star juga mempersiapkan untuk memperluas gedung perusahaan, tapi sayangnya dalam dua tahun ini Perusahaan Real Estate Star telah berfokus pada pembangunan villa dan rumah-rumah kecil, sama sekali tidak membangun bangunan komersial. Jika tidak, pada dasarnya mereka bekerja di real estate, dan juga tidak perlu untuk berpartisipasi dalam pelelangan ini.

Ketika bersiap-siap untuk berangkat, Sarim tiba-tiba mendapatkan telepon dari nomor yang tak dikenal.

“Halo, apakah ini keluarga dari pasien Yeni, hari ini dia harus datang untuk diperiksa lagi, jangan lupa untuk memberitahunya.”

Telepon itu adalah dari dokter yang kemarin, Sarim baru ingat, ketika dia membawa Yeni ke rumah sakit kemarin, dan nama anggota keluarga diisi dengan namanya.

“Hah? Baiklah, aku tahu, aku akan mengantarnya sebentar lagi. Terima kasih, dokter.”

Setelah menutup telepon, Sarim melihat jam sejenak. Untungnya dia hari ini bangun pagi, mengantar Yeni periksa ke rumah sakit terlebih dahulu dan baru pergi menghadiri pelelangan, seharusnya sempat.

Dia tidak menunda waktu lagi, dan melaju ke rumah Yeni dengan cepat.

Di perjalanan, dia telah menelepon Yeni beberapa kali, tapi semua panggilan tidak dijawab.

“Kenapa tidak ada yang mengangkat telepon, apakah dia dalam masalah......”

Sarim sedikit mengernyitkan keningnya, dan berpikir Yeni memang sedang sakit, dan tidak ada yang merawatnya di rumah. Jika terjadi apa-apa, tidak ada yang tahu.

Pada saat ini sudah sampai di bawah gedung, tapi kemarin Sarim juga tidak naik ke atas, dan bagaimana dia bisa tahu Yeni tinggal di lantai berapa.

“Jika tahu seharusnya kemarin aku mengantarnya naik ke atas, aduh!”

Sarim mengernyitkan keningnya, dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk menelepon manajer personalia perusahaan mereka.

“Manajer Sarim, apakah kamu mempunyai perintah?” Ketika telepon tersambung, dan terdengar suara manajer personalia yang sopan.

“Bantu aku memeriksa seorang karyawan di perusahaan kita, yang bernama Yeni, dia adalah sales dari departemen bagian selatan, dan lihat di mana tempat tinggalnya.” Sarim berkata dengan nada yang mendesak.

Setelah beberapa saat, mananjer departemen personalia sudah menemukan alamat sepsifik tempat tinggal Yeni, termasuk unit keberapa lantai berapa dan berapa nomornya.

Setelah Sarim menutup teleponnya dia bergegas naik ke lantai atas, dan terus mengetuk pintu rumah Yeni tanpa henti.

“Yeni ! Yeni apakah kamu baik-baik saja!”

Sarim mengetuk pintunya sambil memanggil nama Yeni, tetapi tidak ada yang membuka pintu dalam waktu yang lama.

Tidak ada yang menjawab telepon dan juga tidak ada yang buka pintu, Sarim takut sampai wajahnya pucat, ketika sedang bersiap-siap untuk melaporkan ke polisi, pintunya terbuka dari dalam, tapi tidak ada yang keluar dari dalam.

Begitu Sarim membuka pintunya, dan melihat Yeni terduduk di lantai. Wajahnya pucat sekali seperti tidak ada aliran darah, dan seperti akan pingsan sewaktu-waktu.

Dia dengan cepat mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Yeni.

“Sial! Kenapa panas sekali......”

Sarim terkejut, dan tidak mengatakan sepatah kata pun, dia menggendong Yeni dan berlari ke bawah.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu