Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 84 Kirania Akan Pergi

Adelia dan Yeni tengah berdiri di tepi jalan, Yeni masih merasa canggung dan bersalah saat menghadapi Adelia.

"Adelia, aku..."

Yeni seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dipotong oleh Adelia, dan Adelia berkata dengan mimik wajah datarnya:

"Tidak perlu mengatakan apa pun lagi, tidak ada gunanya sekarang. Sekarang hal terpenting adalah menunggu Bastian bangun, ia benar-benar koma dalam waktu yang lama."

Yeni mengangguk kepalanya saat mendengar kata Adelia:

"Iya, hal terpenting adalah Bastian bangun dari koma, ia pasti akan bangun."

Sepertinya Adelia tidak ingin bersama dengan Yeni, ia hendak membalikkan tubuhnya dan siap untuk pergi.

"Adelia!" mendadak Yeni memanggilnya lalu bertanya: "Jika, aku mengatakan jika. Jika Bastian tidak bangun dari koma, apa yang akan kamu lakukan?"

Sekujur tubuh Adelia bergetar, ia tidak membalikkan tubuhnya tapi ia menjawab pertanyaan tersebut:

"Jika ia tidak bangun dari koma, aku akan terus menjaganya hingga ia bangun dari koma."

Ia tidak melupakan kata-kata Patrick, ia tahu dirinya membawa banyak masalah dan penderitaan untuk Bastian, ia tidak pantas dengan Bastian. Jika Bastian bangun dari koma, ia akan pergi dari kehidupan Bastian, dan tidak akan menghubungi Bastian lagi.

Ia akan terus menjaga Bastian jika ia tidak bangun dari koma, karena Bastian yang telah menolonginya. Secara logika, ia tidak boleh meninggalkan Bastian di saat seperti ini.

Setelah menjawab pertanyaan tersebut, Adelia memanggil taksi dan menuju ke rumah sakit untuk menjaga Bastian.

Yeni mematung cukup lama di tempat semula, mendadak air mata mengalir di kedua netranya. Ia terisak lalu berkata:

"Aku juga akan terus menjaganya, aku akan mundur jika ia bisa bangun dari koma."

"Lagipula kalian adalah sepasang, bukankah seperti itu?"

……

Beberapa hari ini, Yeni, Patrick, dan Kirania terus bergiliran untuk menjaga Bastian, tentunya menambah Adelia. Meskipun banyak orang yang telah menjaganya, tapi Bastian tetap saja tidak bangun dari koma, sama sekali tidak ada reaksi darinya.

Hari ini giliran Kirania yang menjaga Bastian, mendadak Kirania terasa sakit hati saat menatap wajah Bastian yang terlihat pucat. Bastian adalah anak Tuhan, tidak menjelaskan Bastian sebagai tuan muda Keluarga Yue. Bastian sangat luar biasa, memiliki cara yang hebat, Bastian mempunyai masa depan yang baik.

Tapi sekarang, bahkan tidak tahu kapan Bastian akan bangun dari koma.

"Kamu harus segera bangun dari koma, Bastian. Kamu tahu, kan?"

Kirania menghela napas, mendadak kedua netranya berkaca-kaca.

Tiba-tiba ponselnya berdering, mendadak ia merasa sebal saat melihat siapa yang menelponnya. Tapi ia keluar dari bangsal dan mengangkat telepon tersebut.

"Ada apa, ayah?"

Di sebrang sana, terdengar suara pria paruh baya:

"Apakah kamu sudah memikir masalah tersebut dengan matang, Kirania?"

"Segera balik lah, tidak ada gunanya kamu terus berada di Cumarun. Aku mengakui Bastian memang luar biasa, keluarganya juga sangat baik. Kalau keluarga kita bisa saling menjalin hubungan, merupakan kehormatan bagi kita. Sayangnya orang tidak menyukaimu dan kamu sudah menghabiskan waktu dua tahun. Hal yang tidak memiliki hasil, tidak bolehkah kita kembali saja?"

Selama beberapa hari ini, Kirania hampir setiap hari menerima panggilan dari keluarganya, menyuruhnya segera kembali. Keluarganya telah menjadwalkan banyak Tuan Muda Kota Juragan untuk kencan buta dengannya.

meskipun para Tuan Muda itu berasal dari keluarga kecil, tapi bisa menjodohkan mereka, juga termasuk lumayan. Meskipun tidak sebanding dengan Bastian, tapi Kirania berada di Kota Cumarun selama dua tahun, juga tidak dapat mendapatkan Bastian. Jika ia terus berada disana, sama saja menghabiskan masa muda Kirania.

"Kalian jangan terus memaksaku, ayah. Aku sudah dewasa, aku mempunyai pilihanku sendiri!"

Kirania menaikkan alisnya dan berkata dengan tidak sabar.

"Aih!" ayah Kirania menghela napas dan berkata: "Mengapa kamu sangat keras kepala? Ibumu selalu menyuruhku teleponmu dan benar-benar membuatku sebal. Kamu tahu ia tidak sehat, dan kita sudah menginjak umur yang tua. Kini hanya ingin istirahat di rumah dan mempunyai cucu, kamu adalah salah satu anak dari kita. Apakah kamu pernah memikirnya jika kamu tidak pulang, bagaimana dengan aku dan ibumu?"

Kirania kembali terisak saat mendengar kata-kata dari ayahnya. Mendengar Kirania menangis, ia kembali menegurnya. Akhirnya Kirania menyetujuinya dan berkata:

"Beritahu kepada ibu, aku akan pulang di esok hari."

Setelah memutuskan sambungan telepon, Kirania duduk di kursi yang memang tersedia di koridor rumah sakit, ia menundukkan kepalanya dan terus menangis. Kirania memasuki bangsal setelah ia menyeka air matanya, ia menatap Bastian dan berkata:

"Aku harus pergi, Bastian."

"Maaf, aku harus pergi sebelum menunggu kamu bangun dari koma. Aku sudah menyukaimu selama dua tahun, tapi aku tahu kamu tidak menyukaiku, tidak bisa memaksa jika tentang perasaan. Aku juga sudah menginjak umur dewasa, keluargaku selalu menyuruh aku untuk segera menikah. Kesehatan kedua orang tuaku tidak sehat, aku tidak ingin mereka khawatir karenaku."

"Kamu harus segera bangun dari koma, tidak peduli diriku di mana, aku akan selalu berdoa untukmu."

Ia berkata dengan nada terisak, Kirania membungkukkan badannya, dan mencium bibir Bastian cukup lama.

Ia bangkit dan keluar dari bangsal, siap-siap menghubungi Patrick.

Di saat Kirania keluar dari bangsal, jari tangan Bastian bergerak dengan cepat, dan kelopak mata Bastian juga bergerak selama dua detik. Hanya dua detik dan kembali seperti semula.

Patrick sudah tiba di rumah sakit, ia tidak terlalu terkejut saat mengetahui Kirania akan balik ke kota Juragan, ia justru merasa senang.

"Pulanglah, lebih baik pulang, kedua orang tua kamu mengatakan seperti itu juga demi kebaikanmu."

"Sebenarnya kakakku sering mengatakannya kepadaku, ia menyuruhku untuk menegurmu balik ke kota Juragan. Hanya saja ia tidak enak hati memberitahu kepadamu, ia takut bisa mengganggu kamu."

Patrick menepuk pundak Kirania dan berkata seperti itu.

Kirania menatap Bastian, dan ia menangis lagi dan bertanya:

"Ia sangat berharap aku pulang ke kota Juragan?"

Patrick mengangguk kepalanya:

"Benar, tapi kamu jangan salah paham dengannya. Ia tidak merasa kamu mengganggunya, hanya saja ia tidak ingin kamu menghabiskan waktu di sini."

"Meskipun ia tidak menyukaimu, tapi pertemanan kalian adalah nyata, ia selalu menganggapmu adik. Sebenarnya ia khawatir denganmu, tapi kamu tahu ia tidak bisa menunjukkan perasaannya. Kakakku takut kamu berpikir berlebihan jika ia mengkhawatirkanmu, akan sangat mudah terjadi sebuah kesalahpahaman."

Kirania mengangguk kepalanya, ia tersenyum, seperti sudah menyerah perasaannya terhadap Bastian.

"Kalau begitu, aku pergi. Jika ia bangun dari koma atau terjadi sesuatu, kamu harus segera menghubungiku."

Patrick tertawa dan berkata:

"Tidak perlu khawatir, kamu pulang adalah memulai kehidupan yang baru, tidak perlu merasa sedih karena kita masih bisa bertemu."

Patrick hanya bisa mengantar Kirania ke lantai dasar rumah sakit karena ia masih harus menjaga Bastian, setelah itu ia balik ke bangsal dan duduk di kursi, ia menatap Bastian lalu menghela napas dan berkata:

"Semua orang berharap kamu bisa segera bangun dari koma, kakak. Kamu jangan membuat kita kecewa, ya."

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu