Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 143 Ancaman Jadrian Dan Lainnya

"Manajer Umum Setiawan, tolong sebelum malam ini, kamu bantu aku beritahu Manajer Intercontinental Hotel. Hari ini hotel tidak buka, suruh dia buatkan sebuah acara ulang tahun, aku mau merayakan ulang tahun temanku."

Di dalam kantor Bastian, dia menyuruh Setiawan datang, lalu berkata dengan Setiawan.

Setiawan seketika sedikit terkejut, Intercontinental Hotel juga milik Perusahaan Ninetop, pendapatannya perhari mencapai ratusan juta, belum termasuk pemesanan dari kamar mewah.

Mungkin Bastian ini sangat tahu batas.

"Baik, aku segera hubungi Manajer Umum hotel, menyuruh dia dengan cepat mendekorasi lokasi acara ulang tahun." Setiawan menganggukkan kepala, lalu bertanya:

"Tuan muda, maaf bertanya, apakah teman anda itu... adalah Susanti?"

Bastian terdiam lalu bertanya balik: "Bagaimana kamu tahu, apa Susanti juga mengundangmu?"

Setiawan tersenyum lalu berkata dengan menganggukkan kepalanya:

"Iya, dia memang mengundangku. Anda dengan dia, bukan sedang pacaran, kan?"

Bastian menggelengkan kepala:

"Kami hanya teman biasa saja, lagipula aku sudah punya istri, walaupun aku belum menemukan istriku."

Setiawan mengeluarkan kata 'oh': "Jadi apakah Susanti masih belum tahu identitas asli anda? Hari ini anda merayakan sebuah acara ulang tahun yang meriah untuk dia, dia pasti akan terkejut. Acara ulang tahun yang begitu meriah bukanlah bisa diadakan dengan puluhan juta saja."

"Bagaimana nanti anda menjelaskan padanya?"

Bastian mendengarnya malah terdiam, dia berkata sambil memikirkan:

"Betul, bagaimana aku menjelaskan padanya..."

"Aku tidak beritahu dia identitas asliku, karena hanya ingin menjadi teman baik dengannya saja. Aku takut setelah beritahu jika aku adalah bosnya, hubungan kami pasti akan menjadi berjarak, mungkin ke depannya tidak akan sebaik ini lagi."

Setiawan berkata: "Menurutku tidak, sesama teman seharusnya saling jujur. Jika kalian memang teman baik, dia tidak akan melakukan perubahan antara hubungan kalian hanya karena identitas asli kamu."

"Teman baik tetaplah teman baik."

Setelah mendengarnya, Bastian merasa yang dikatakan Setiawan masuk akal, dia menganggukkan kepala dan berkata:

"Masuk akal, kalau begitu malam ini aku beritahu dia identitas asliku."

Sambil memikirkannya, Bastian teringat Siska dan Sasha berdua. Malam ini dia harus membuat 2 wanita itu lihat jika Bastian bukanlah pria yang berharap pada wanita. Sampai saat itu, dia mau melihat bagaimana cara 2 wanita itu menghinanya lagi.

Setelah Setiawan turun, Bastian mendapat telepon dari Budi.

Melihat panggilan masuk, Bastian tertawa lalu mengangkatnya:

"Pengacara Budi, sudah bagaimana, apa surat perjanjian penyerahan sudah diberlakukan?"

Di telepon terdengar suara Budi yang rendah:

"Tuan Bastian, surat perjanjian tidak masalah, aku jamin bisa berlaku. Tetapi tidak secepat ini, paling cepat juga harus menunggu waktu 2 sampai 3 hari."

"Tapi sekarang ada sedikit masalah di tempatku, aku sedikit ketakutan."

Bastian langsung mengerutkan alis setelah mendengarnya, dia bertanya:

"Masalah apa?"

Budi menghela nafas berkata:

"Mayat Chakra sudah diambil dari sungai, Jadrian dan lainnya sudah tahu kabar kematian Chakra, sekarang mereka sedang mencari kamu dan aku. Aku sudah mengumumkan surat perjanjian penyerahan, jika Jadrian dan lainnya melarang, waktu surat perjanjian mulai berlaku mungkin akan lebih lama lagi."

"Kamu juga tahu sahabatnya Chakra adalah orang yang seperti apa, mereka tidak akan membiarkan kematian Chakra dengan begitu saja. Dan semalam kamulah yang menemani Chakra kembali ke perusahaan, sekarang kamu hidup dan Chakra sudah meninggal, bagaimana kamu menjelaskan kepada Jadrian dan yang lain?"

Bastian tertawa lalu berkata:

"Kenapa aku mau menjelaskan kepada mereka? Apa aku ada keharusan untuk menjelaskan kepada mereka?"

"Hal yang mau aku lakukan, apa beberapa preman itu juga berani datang menginterogasiku?"

Mendengar jawaban Bastian yang kuat, suara Budi juga menjadi sedikit gemetar:

"Tuan Bastian, kamu... jangan-jangan kamu juga mau membunuh mereka?"

Bastian mendengarnya langsung tertawa dingin dan berkata:

"Pengacara Budi, bicara harus dilewat melalui otak, ini kamu yang mengatakannya, aku tidak mengatakan apapun."

"Semalam sejak aku dan Chakra tenggelam, aku tidak bisa menolongnya, aku juga kabur dengan susah payah, kemudian aku sendiri ke kantor polisi untuk membuat catatan pernyataan keterangan. Lalu terhadap kematian Stefani dan David, mereka sendiri yang mengakibatkan kecelakaan mobil, sehingga membuat tangki bahan bakar mobil meledak. Bagaimana mereka bisa kecelakaan, aku juga tidak tahu."

"Aku sampai sekarang masih belum mengerti bagaimana mobil itu bisa jatuh ke dalam sungai, aku tebak mungkin supir itu punya dendam dengan Chakra, tetapi aku tidak melihat bagaimana penampilan supir itu. Jadi jika Jadrian dan lainnya mau balas dendam seharusnya cari supir itu, kenapa cari aku?"

Budi mendengarnya langsung menelan ludah dan meminta maaf dengan Bastian:

"Maaf, tadi aku salah bicara, aku yang salah berbicara."

Bastian tertawa dan berkata:

"Pengacara Budi, kamu hanya perlu menyelesaikan masalah yang kita janji sebelumnya dengan baik, aku tidak akan merugikanmu."

"Yang lainnya kamu tidak perlu urus, kamu lakukan saja."

Setelah memerintah dari ponsel, Bastian langsung menutupnya.

Ada 20an panggilan masuk di ponselnya, semua adalah telepon dari Jadrian dan yang lain, Bastian tetap tidak mengangkatnya. Ada yang ditelepon saat tengah malan kemarin, Bastian juga tidak mengangkatnya.

Sekarang dia yang menghubungi Jadrian langsung. Setelah telepon terhubung, langsung terdengar suara Jadrian yang berteriak dengan marah-marah:

"Bastian, apa yang kamu lakukan bangs*t!"

"Bagaimana Kak Chakra meninggal, apa maksud dari surat perjanjian penyerahan yang diumumkan oleh Budi, apakah kamu yang membuat Kak Chakra mati, merencanakan mengambil hartanya!"

Dari teriakan marah ini bisa didengar jika Jadrian sangat setia kepada Chakra. Jika Bastian mengatakan iya, Jadrian pasti akan menyerangnya dengan mati-matian.

"Kak Jadrian, jangan begitu marah, marah besar tidak baik bagi tubuh sendiri." Bastian tertawa lalu berkata: "Jika kalian ingin tahu bagaimana Kak Chakra bisa mati, 1 setengah jam kemudian, cari aku di 'Restoran Garuda' , tetap di dalam ruang itu.

Setelah mengatakannya, Bastian langsung mematikan ponsel.

Dia pernah bilang, cepat lambat dia akan memasak ikan arwana seharga 1,2 milyar itu.

.....

Hari ini bar tutup, kematian Chakra sangat heboh. Karena dia pernah menjadi orang hebat di Kota Tajo. Dia menggunakan kekuatannya sendiri mengalahkan banyak pengusaha besar dan kecil.

Sekarang dia mati dengan tidak jelas, banyak musuhnya sudah mulai menyerang usaha dia. Tetapi mereka hanya menyerang bar, hotel dan toko retailnya.

Banyak toko Chakra di Kota Tajo sudah dirusakkan orang, jadi Manajer bar ini langsung tutup toko dari pada ada yang terluka.

Sekitar waktu siang hari, Jadrian dan lainnya datang ke tempat ini.

Pintu tidak tertutup rapat, Jadrian dan lainnya langsung berjalan masuk.

"Pasti ada yang aneh dengan Bastian ini, Kak Chakra 100% dibunuhnya. Walaupun berengs*k ini adalah orang lemah, tetapi kita tidak boleh meremehkannya. Semuanya keluarkan pisau kalian, jika merasa ada yang tidak beres, langsung matikan dia."

Jadrian yang mengeluarkan pisau pendek duluan, dia memegang di tangannya sambil mengatakannya.

Setelah yang lainnya mendengar, mereka juga langsung mengeluarkan pisau. Mereka semua mengikuti Chakra membangun usaha, selangkah demi selangkah baru tiba di posisi ini. Jika mau mati, mereka tidak takut, jika mau membunuh orang, mereka tidak akan mengedipkan mata sama sekali.

Kini wajah mereka dipenuhi dengan kemarahan dan kesedihan, mereka mau membunuh Bastian demi membantu Chakra balas dendam.

"Ayo, naik ke atas!"

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu