Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 337 Aku Adalah Ayahmu

Malam yang gelap sangat cocok untuk melakukan pembunuhan.

Bastian dan temannya, dikelilingi dan diikat, dan sudah membuat mereka kalah.

“Tuan Zayn, kamu bahkan tidak bisa melepaskan adikmu sendiri, ini benar-benar kejam.”

Bastian memandang Zayn dan berkata dengan tenang.

Zayn tersenyum sinis, menyalakan cerutu dan menghisapnya:

“Kamu membicarakan saudaraku, Kamu sebagai orang luar ada hak apa ikut campur dalam urusan keluargaku?”

Bastian menggelengkan kepalanya:

“Aku sudah memperingatkanmu bahwa Adelia adalah wanita yang baik dan kamu harus memperlakukannya dengan baik.”

“Kamu sangat jahat dan kejam, aku pikir kamu akan memperlakukannya dengan baik.”

Ketika Zayn mendengar itu, wajahnya menjadi murung:

“Adelia adalah barang bekas, apakah perlu aku sebagai anak tertua dari keluarga Ning melakukan segalanya demi dia?”

“Tapi kamu jangan khawatir, bagaimanapun dia adalah wanitaku, aku akan merawatnya dengan baik. Setidaknya saat dia bersamaku, aku tidak akan membiarkannya menderita sedikit pun. Pacarnya sekarang adalah aku, dan kamu tidak perlu mengkhawatikannya, lebih baik kamu menjaga dirimu sendiri.”

“Apakah kamu pikir, hari ini kamu bisa pergi dengan tenang?”

Mendengar kata-kata “Barang bekas”, Bastian sangat marah, dia mengepalkan tangannya dan berkata:

“Aku tidak akan membiarkanmu menghinanya!”

Zayn yang melihat ini, tatapan mata Zayn menjadi sengit

“Aku tahu, kalian belum melupakan siapa lawanmu, bermain dihadapanku, dan memperlakukan aku sebagai orang bodoh!”

“Sekarang aku memerintahkanmu untuk menyerahkan Hengky, kamu tidak punya pilihan!”

Bastian menyeringai dan berkata:

“Raja saja tidak berhak memberi perintah kepadaku, siapa kamu.”

“Jika aku tidak menyerahkannya, kamu mau apa?”

Zayn segera mengeluarkan senjatanya dan menodongkannya kepada Bastian lalu berkata:

“Kamu bisa mencobanya, lagipula aku kemari untuk membunuh Hengky, sekarang aku akan membunuh kalian bersama, juga sama.”

Dalam situasi ini, Bastian dan temannya merasa mereka akan mati. Tapi Bastian masih tak kenal takut, meskipun pistol Zayn menghadapnya.

“Kamu juga bisa mencobanya.” Bastian masih tetap tenang dan berkata: “Barusan aku sudah menelepon polisi sebelum aku naik gunung, Polisinya sedang dalam perjalanan, dan seharusnya tidak lama lagi mereka tiba.”

“Jika kamu menembakku, lihat saja apakah polisi akan melepaskanmu begitu saja.”

Begitu perkataan itu keluar, wajah Zayn, Darren beserta rekannya berubah.

“Kamu sudah gila, kamu benar-benar gila!” Zayn melontarkan kata-kata kasar.

“Lupa memberitahumu, bahwa ada bom di badan kita bertiga, jika kamu ingin mati bersama, kamu tembak saja.”

Kata-kata Bastian sangat mengejutkan, sambil berkata pada saat yang sama dia melepaskan jaket bersama Thomas, dan patrick.

Saat jaket itu dilepas menunjukkan seikat bom teriikat pada tubuh mereka, yang seketika membuat mereka ketakutan hingga melangkah mundur.

Jangankan mereka, Damon dan kelompoknya terkejut dan dengan suara bergetar berkata:

“Tu… Tuan Bastian, tenang, kamu jangan meledakkan bomnya, jika tidak kita semua akan berakhir.”

Kelompok mereka, sudah ketakutan, tidak menyangka Bastian benar-benar ingin mati dibandingkan dengan mereka.

“Bastian, kamu...”

Zayn mengangkat tangannya yang memegang pistol, sudah sedikit gemetar, dan akhirnya jatuh.

“Aku tidak mempercayainya, kamu benar-benar berani menyalakan bomnya!” Dia berkata, dan menggertakkan giginya.

“Lagi pula semuanya yang mati, lebih baik mati bersama kalian, menurutmu aku berani atau tidak.” Bastian menatapnya dengan tenang.

Zayn sangat marah sehingga tubuh dia gemetaran, lalu memarahi Bastian:

“Oke, aku kejam padamu.”

“Kamu serahkan Hengky kepadaku, aku akan membiarkan mu pergi, kita tidak akan menembak siapa pun, mau tidak?”

Khawatir Bastian tidak setuju, Zayn dengan cepat menambahkan perkataannya:

“Jika kamu tidak setuju, kami mempunyai dua pilihan, ditangkap oleh polisi atau mati di sini bersama-sama. Mana yang lebih penting, itu semua tergantung padamu kan?”

Bastian menundukkan kepalanya dan seolah-olah memikirkan kata-kata Zayn.

Wajah Damon mulai gelisah, dan segera berkata:

“Tuan Bastian, serahkan saja Hengky kepada mereka, nyawa sangat penting. Jika kita tertangkap, kita pasti akan mati.”

“Kami datang kemari untuk membantumu, jika kami mati, itu sangat tidak layak...”

Setelah mendengar ini, Bastian akhirnya membuat kompromi.

“Thomas, serahkan saja Hengky.”

Tanpa banyak biacara, Thomas membawa Hengky ke hadapannya. Zayn dan Darren ketakutan sampai mereka malangkah mundur, mereka takut bom Thomas akan meledak secara tiba-tiba.

“Buruan, serahkan Hengky kepadaku!” Zayn segera memanggil para pembunuh itu.

Hengky berusahan untuk memarahi Bastian:

“Bastian, Bastian kamu brengsek! Bukannya kamu bilang ingin membawaku pergi, sialan kamu!”

Bastian menghela nafas: “Maaf, aku tidak bisa membantumu jika kakakmu ingin kamu mati. Kamu matilah dengan tenang, setidaknya dia tidak akan menyiksamu.”

Setelah menerima Hengky, wajah Zayn menjadi suram, dan dia segera memimpin orang-orangnya untuk mundur.

Setelah menjauhi pandangan Bastian, sekelompok orang itu bergegas ke kaki gunung seolah-olah melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka.

“Pergi dan lepaskan ikatannya.”

Bastian menghela nafas dan berkata kepada Patrick.

Damon dan rekannya bergetar ketakutan dan berkata: “kalian… mari kita singkirkan bom itu dulu, bagaimana seandainya bom itu meledak...”

Dengan nada tidak senang Thomas berkata: “Dasar tolol, ini palsu!”

……

Setelah Zayn dan temannya turun gunung, dengan cepat melemparkan Hengky ke dalam mobil.

“Cepat! Segera pergi dan jangan sampai polisi mengejar kita!” Badan Zayn penuh dengan keringat dan berteriak pada yang lainnya.

Sekelompok orang dengan cepat masuk ke mobil, awalnya Darren dan Zayn ingin naik mobil lain, tiba-tiba, dia menangkap pengemudi mobil Hengky itu, dia mengerutkan kening dan bertanya:

“Siapa kamu? Kenapa aku tidak pernah melihatmu?”

Darren merasa bahwa pengemudi itu sedikit familiar, dan dia segera menjadi waspada.

Pria itu adalah pria paruh baya, dia menatap Darren dan berkata:

“Bos, kamu benar-benar pelupa, kamu bahkan tidak bisa mengingatku?”

Mendengar kata-kata itu, Darren menjadi lebih waspada, dan meletakkan tangannya ke pinggangnya: “Siapa kamu! Cepat katakan!”

“Aku adalah ayahmu!” Pria paruh baya itu segera meninju wajah Darren, memalingkan kepalanya dan melepaskan dua tembakan ke mobil, setelah membunuh dua pembunuh, dia menginjak pedal gas dan melarikan diri.

Wajah Darren penuh dnegan darah, dan dia sangat marah setelah meresponnya, dia berteriak:

“Itu bukan orang kita, cepat! Kejar dia!”

Sekelompok pembunuh baru saja merespons, dengan segera menyalakan mobil dan mengejar mereka. Tetapi jika orang-orang di mobil itu sudah bersiap, apakah mereka akan dengan mudah menyusulnya. Dua granat terlempar keluar jendela.

Setelah satu jam!

Mobil berhenti di sebuah gang di sebuah daerah kota, orang-orang di mobil turun dari mobil dan menelepon dengan bersandar di pintu mobil.

“Tuan Bastian, aku sudah menyingkirkan mereka, Hengky ada di tanganku.”

Suara Bastian terdengar dari dalam telepon:

“Terima kasih, Kimmy, bawa Hengky ke sini.”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu