Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 180 Pak Andi adalah Pengkhianat

Malam hari di rumah sakit terasa sepi. Selain beberapa kasus darurat, umumnya tidak ada banyak orang di rumah sakit.

Tentu, semua pasien di ruang rawat sudah tertidur. Terutama pasien yang berada di lantai empat dan lima.

Bastian tinggal di lantai lima. Semua lampu di lorong lantai lima mati, sehingga lorong terlihat sedikit redup.

Saat ini seorang dokter dengan jas putih panjang naik ke lantai lima dan berjalan kearah ruang rawat Bastian.

Ia dengan pelan mendorong pintu. Saat menutupkan pintu, ia mengeluarkan sebuah pistol kecil dari lengan jasnya. Ia berjalan ke depan ranjang Bastian dan mengarahkannya pada jantung Bastian, lalu secara berturut-turut menembaknya, seketika selimutnya pun memerah karena darah. Banyak juga darah yang mengalir keluar dari mulut Bastian.

Melihat ini, orang dengan jas putih itupun mengeluarkan ponsel dan mengambil foto sebanyak dua kali, lalu mengirim fotonya pada Willy.

“Pergi dulu!”

Thomas tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Bastian yang berada di atas ranjang, lalu pergi dari ruang rawat.

Setelah menutup pintu, seharusnya Bastian yang mati di atas ranjang, tiba-tiba membuka matanya dan terduduk di atas ranjang.

……

Setelah keluar dari rumah sakit, Thomas pun segera balik ke rumah Willy.

Saat ini Andi yang tadi pergi mengejar penembak jitu pun sudah balik. Dari raut wajahnya yang kecewa pun bisa terlihat bahwa ia tidak ketangkap orangnya.

“Thomas, akhirnya kamu balik. Ada apa dengan Pak Willy? Bagaimanapun aku memanggilnya, ia tetap tidak membuka pintu!”

Andi dan sekelompok pengawal pun mengepung di luar ruang belajar. Melihat Thomas balik, ia pun segera bertanya.

Thomas memandangnya seperti ada sesuatu, lalu sambil tertawa berkata.

“Untuk menjamin keamanan, selain aku kembali, Bos tidak akan keluar.”

Setelah berkata, ia pun memasukki ruang belajar.

Mendengar kata-kata Thomas, Andi pun mengerutkan dahinya dan dalam hati merasa sangat tidak senang. Sejak Thomas datang, Thomas pun menjadi anak emasnya Willy. Bahkan seluruh kerjaan yang bersangkutan dengan keselamatan dan keamanan perusahaan, Willy pun memberi kekuasaan pada Thomas untuk mengurusnya.

Masalah seperti ini, biasanya selalu dilakukan oleh Andi.

“Bos, ini aku Thomas.”

Thomas berjalan kearah ruang bawah tanah dan mengetuk pintu besinya, lalu berkata pada orang yang berada didalam.

“Thomas, kamu sudah balik!?”

Seketika suara Willy yang begitu semangat terdengar dari dalam.

“Iya aku, aku sudah balik.”

Thomas pun menunjukkan senyuman licik. Saat pintu terbuka, senyuman licik pada raut wajahnya, seketika berubah menjadi senang seperti menginginkan sesuatu dari pencapaiannya.

“Bos, misinya sudah berhasil. Aku pernah bilang ini adalah kesempatan yang baik. Aku tidak membohongimu kan.” Thomas pun mengeluarkan Willy mereka dari ruang bawah tanah.

Terlihat bahwa Willy sudah mendapat foto yang dikirim oleh Thomas saat berada di rumah sakit. Ia menepuk pelan bahu Thomas. Meskipun masih kaget, tetapi ia masih menunjukkan raut wajahnya yang senang.

“Anak baik, kamu memang hebat! Aku tidak salah memilihmu!”

Melihat ini, Andi pun dengan bingung bertanya.

“Pak Willy, ada misi apa?”

Melihat Andi, seketika senyuman di wajah Willy pun hilang. Ia tidak kepikiran bahwa anak bawahan yang sudah bersamanya begitu banyak tahun malah mengkhianatinya.

Ia yang menyuruh Andi pergi membeli dasi tersebut, tetapi ia sama sekali tidak tahu ada alat penyadap. Ada siapa lagi selain Andi yang menaruhkannya?

Saat tadi berada di ruang bawah tanah, Willy menelepon orang perusahaannya untuk memeriksa kantornya, lalu menemukan sebanyak dua alat penyadap didalam kantornya. Kerjaan yang bersangkutan pada keselamatan dan keamanan perusahaan, termasuk orang yang bisa terus berada didalam kantor. Selain Thomas, hanya ada Andi.

Kalau bukan Andi, siapa lagi pengkhianatnya?

“Andi, tidak peduli apa misinya. Apakah kamu berhasil menangkap penembak jitu itu?”

Willy memasang wajah yang suram melihat Andi sambil bertanya dengan dingin.

Andi menundukkan kepala dan berkata.

“Maaf Pak Willy, aku tidak berhasil menangkapnya.”

“Penembak jitu itu sangat lincah, padahal aku melihat orangnya, bahkan menembaknya sebanyak dua kali, tetapi tidak kena dan ia kabur begitu saja.”

Mendengar ini, Willy pun tertawa dingin seperti mengetahui apa yang telah terjadi. Ia bertanya.

“Tidak ketangkap atau karena kamu bekerja sama dengannya? Hm?”

Mendengar kata-kata ini, raut wajah Andi dan bawahannya pun berubah.

Pak Willy, maksud Anda apa? Anda bilang aku dan penembak jitu itu bekerja sama?” Andi seperti sedikit kesal.

“Andi, kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Kita sudah tahu semuanya!”

Nicholas menunjuknya dengan jengkel sambil memarahinya.

“Benar-benar tidak kepikiran, Ayahku begitu baik padamu. Kamu malah mengkhianati Ayahku, sampai bekerja sama dengan orang luar untuk membunuhnya. Apakah hati nuranimu dimakan sama anjing!”

Andi mengepal tangannya sambil menggertakkan gigi berkata.

“Maksudnya apa, mengapa aku menjadi pengkhianat? Kalian jelaskan!”

Willy mendengus dingin sambil melempar alat penyadapnya kepada Andi, lalu dengan marah berkata.

“Ini ditemukan dari dasi yang kamu beli. Sebaliknya coba kamu jelaskan pada kita. Kenapa harus menaruh alat penyadap di dalam!”

Andi pun mengambilnya dan melihat alat penyadap di tangannya dengan menggunakan pandangan tak terduga. Seketika ia pun tercengang dan berkata.

“Ini…tidak mungkin! Dasi yang Anda suruh aku pergi beli, aku sama sekali tidak menaruh alat penyadap didalamnya.”

“Pak Willy, kamu harus memeriksanya dengan benar. Buat apa aku menaruh alat penyadap didalam! Sudah begitu banyak tahun aku mengikuti Anda dan selalu setia pada Anda. Aku Andi, bagaimana mungkin mengkhianatimu!”

Sekarang Thomas yang berdiri di sebelah pun dengan diam menontonnya dan dalam hatinya yang merasa begitu senang.

“Kamu masih beralasan saja!” Willy pun mulai marah dan berkata, “Ini dasi yang kamu kasih. Bukan kamu yang taruh masa aku yang taruh? Jika yang taruh adalah orang lain, dengan ketelitianmu. Bagaimana mungkin kamu tidak menyadarinya?”

Andi yang tercengang di tempat, tidak bisa menjelaskan apa-apa. Ia melihat Thomas yang berdiri disebelah Willy. Seketika ia seperti mengerti sesuatu dan menunjuk Thomas sambil berkata.

“Kamu! Kamu yang memfitnah aku!”

“Thomas, kamu yang taruh alat penyadap tersebut!”

Thomas memasang wajah bingung, lalu menaruh tangannya di pinggang sambil memarahi Andi.

“Dasar brengsek! Andi, kamu jangan memfitnah orang lagi. Ini dasi yang kamu beli, kalau aku yang taruh alat penyadapnya, bagaimana mungkin aku tahu apa dasi yang akan kamu beli.”

“Dasar kamu pengkhianat yang ketahuan oleh Bos, jangan melibatkanku. Bos baik terhadapku dan memberi begitu banyak gaji untuk menjadikan diriku sebagai pengawal pribadinya. Untuk apa aku harus mengkhianatinya?”

Sambil berkata, Thomas pun mulai mengompor di sebelah Willy dan berkata.

“Bos, jika anak ini beneran bekerja sama dengan Bastion. Ia pasti pernah menghubungi penembak jitu itu.”

“Coba Anda fikir, bagaimana mungkin penembak jitu itu tahu malam ini, kamu pulang jam berapa? Coba kamu cek ponselnya, siapa tahu menemukan sesuatu. Lihat saja entar bagaimana ia mengakui kesalahannya.”

Andi melihat Thomas sambil menggertakkan giginya, seperti tidak sabar untuk membunuh Thomas.

Mendengar kata-kata Thomas, Willy pun segera menyuruh pengawal yang lain untuk mengambil ponsel Andi.

“Pak Andi, jangan menyulitkan kita…” Pengawal yang lain juga memasang wajah canggung dan mengepungi Pak Andi.

Andi pun mundur dua langkah dan melihat Willy dengan pandangan kecewa, lalu berkata sambil tertawa pahit.

“Pak Willy, aku sudah mengikuti Anda begitu banyak tahun, selalu berusaha dalam melindungi keamanan keluarga Xiao. Anda masih begitu tidak percaya padaku?”

“Demi Thomas yang baru datang, Anda memperlakukanku seperti ini. Anda benar-benar membuatku merasa sangat kecewa!”

Willy meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, sambil mendengus dingin berkata.

“Andi, jika kamu tidak bersalah. Aku akan periksa dengan teliti lalu mengembalikkan keadilan untukmu.”

“Jika kamu tidak bersalah, mengapa kamu harus takut? Biarkan aku periksa ponselmu, apakah ada sesuatu yang tidak benar?”

Pak Andi memasang wajah cemberut. Ia mengeluarkan ponsel dan menyerahkannya sambil menggertakkan gigi berkata.

“Nih, lihat saja!”

Pengawal pun mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Willy.

Willy pun mengambil ponsel Andi dan melihat kearah Thomas.

“Thomas, demi keadilan kamu juga keluarkan ponselmu.”

Thomas tercengang, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tenang.

Willy mengambil kedua ponsel lalu memeriksanya. Ia memeriksa ponsel Thomas terlebih dahulu. Ia hanya memeriksa dua hingga tiga aplikasi saja. Pertama yaitu riwayat panggilan, kedua yaitu riwayat pesan dan ketiga adalah aplikasi riwayat obrolan.

Setelah memeriksa ponsel Thomas, raut wajah Willy tidak berubah, lalu ia langsung mengembalikan ponselnya kepada Thomas, jelas tidak ada masalah apa-apa.

Setelah itu, ia mulai memeriksa ponsel Andi.

Pertama yaitu aplikasi riwayat obrolan, tidak ada masalah apa-apa. Selanjutnya yaitu riwayat panggilan, Willy melihat nomor telepon yang tidak tersimpan. Lalu ia membukanya dan melihat dalam beberapa hari ini Pak Andi sering menghubungi nomor asing ini.

Melihat sampai sini, Willy pun mengerutkan dahinya.

Kemudian yaitu pesan, ada sebuah isi pesan yang bertuliskan.

“Sebentar lagi sampai!”

Lalu pesan ini diterima oleh nomor asing tersebut.

Melihat ini, Willy pun marah dan hampir membanting ponselnya. Ia menunjukkan layar ponselnya pada Andi, lalu dengan marah berteriak.

“Bajingan, apa ini?!”

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu