Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 406 Rencana didalam rencana.

Sekitar dua atau tiga menit, orang yang dikirim oleh Juvenal Wu ke geladak telah kembali.

Namun, ketika keluar, mereka sangat tenang, dan ketika kembali, beberapa orang itu berlari masuk, dan wajah mereka penuh dengan kepanikan.

“Tidak baik, Bos Juvenal!”

“Kapal kita dikepung oleh polisi militer Hadaswradoko, mereka….mereka memiliki banyak orang!”

Beberapa orang itu bergegas masuk, pada saat ini ketakutan sampai berbicara pun sangat kacau.

Perkataan ini seperti guntur lagi, menyambar dikepala semua orang.

“Apa yang kamu katakan!” Raut wajah Juvenal Wu berubah, seluruh tubuhnya gemetar: “Kalian sudah salah lihat, kan? Disini adalah laut lepas, mereka sama sekali tidak ada hak untuk menegakkan hukum, bagaimana kita bisa dikepung?”

Pada saat ini, bukan hanya dia, tetapi juga raut wajah Jansen Wu dan Leonardo Wu berubah drastis.

Tidak peduli apakah polisi militer negara mana, di laut lepas, tidak ada hak menegakkan hukum, apapun organisasimu, atau posisimu, tetap tidak boleh menegakkan hukum dilaut lepas.

Jadi sebelumnya, baik Jasper Wu lainnya, ataupun Juvenal Wu lainnya yang sekarang, semuanya dapat membunuh orang dikapal dengan sewenang-wenang.

“Benar, itu benar!”

“Bos Juvenal, diluar benar-benar ada banyak polisi militer, sangatlah banyak orang! Mereka masih memiliki rudal dan artileri!”

Kaki beberapa orang itu sudah melemas, terduduk dilantai, seolah-olah sudah dibuat tertegun oleh pemandangan diluar.

Pada saat ini, ada suara sirene di luar kapal, kemudian mendengar ada seseorang yang berkata dengan alat pengeras suara, nada bicaranya sangat kuat dan serius:

“Orang yang didalam kapal, dengarkan, kalian sudah dikepung! Kami adalah angkatan laut Hadaswradoko, silahkan letakkan senjata kalian, dan pergi ke geladak untuk menyerah. Aku memberi kalian waktu 2 menit, semua orang meletakkan senjata lalu keluar untuk menyerah, kalau tidak kami akan menggunakan metode yang keras!”

“Jangan mencoba untuk melawan, menyerah adalah satu-satunya kesempatan kalian! Jangan mencoba untuk melawan!”

…………

Selanjutnya, diluar terus diulang perkataan ini. Setiap kali mengulanginya, orang-orang didalam ruang perjamuan semakin ketakutan.

Pada saat ini, dibandingkan dengan kepanikan Juvenal Wu lainnya, Bastian, Thomas Qi dan lainnya tersenyum semakin lega.

“Bagaimana, aku tidak membohongi kalian, kan. Aku sudah mengatakannya, situasi belum berakhir, kalian bukanlah pemenangnya.”

Bastian berjalan kemari beberapa langkah lagi, pada saat ini tidak ada orang yang menghalanginya.

“Bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana mereka berani menegakkan hukum dilaut lepas? Apakah tidak takut melanggar hukum internasional!”

Juvenal Wu berteriak dengan keras.

Bastian malah menggelengkan kepala, lalu tertawa:

“Laut lepas? Siapa yang memberitahumu bahwa kita berada di laut lepas?”

Begitu perkataan ini keluar, Juvenal Wu, Jansen Wu dan lainnya tertegun lagi.

“Oh iya, aku hampir lupa, aku yang menyuruh Benjamin memberitahu kalian, sudah akan tiba di laut lepas.”

“Tetapi sebenarnya, jaraknya masih ada satu kilometer dari laut lepas. Sekarang, kita masih di dalam area Hadaswradoko, disini adalah Hadaswradoko, bukan laut lepas, Hahaha!”

Bastian menertawakan lalu melihat kearah Juvenal Wu dan Jansen Wu.

“Apa!”

Raut wajah Juvenal Wu berubah lagi, dengan marah memandangi Benjamin dan Terry.

Dan pada saat ini, Benjamin dan Terry sudah berjalan ke belakang Bastian. Bastian menarik mereka berdua dan terus mundur kebelakang, mundur sampai ke sisi Thomas Qi dan lainnya.

“Benjamin, kamu…….”

Juvenal Wu menatapnya dengan marah:

“Kalian masih berani mengkhianatiku, apakah tidak takut bahwa aku akan membunuh sekeluargamu! Jangan lupa, keluarga kalian masih ditanganku!”

“Bos……Bos Juvenal, kamu jangan gegabah dulu.”

“Kamu sudah selesai, Tuan Bastian ini dapat menggerakkan polisi militer, kamu sama sekali tidak bisa melawannya. Jangan membunuh orang lagi, menyerahlah, kalau tidak kalian hanya ada satu jalan mati saja.”

Selesai berkata, Bastian melanjutkan, berkata sambil tersenyum:

“Oh iya, keluarga Benjamin dan Terry sudah aman sekarang.”

“Ketika kalian naik ke kapal, orang-orang yang kamu atur untuk memantau keluarga mereka disekitar, sudah ditangkap oleh polisi militer. Jadi kamu tidak perlu mengancam menggunakan keluarga mereka lagi.”

“Juvenal Wu, kamu sudah selesai, menyerahlah. Jangan membiarkan para saudaramu ini pergi mati, sebanyak apapun orang kalian, apakah masih bisa melebihi polisi militer diluar? Seberapa hebatnya kalian, apakah masih bisa lebih hebat dari tentara profesional itu?”

“Tidak takut untuk memberitahu kalian, diluar bukan hanya adalah polisi militer, tetapi juga pasukan khusus. Setelah 2 menit, jika mereka tidak melihat orang berdiri di geladak, maka akan menerobos masuk. Paling tidak kalian hanya membunuh lebih satu orang, dan akan lebih satu kejahatan, sudah cukup untuk membuat kalian semua dihukum selama beberapa tahun.”

Perkataan Bastian, seperti pedang yang tergantung di atas kepala semua orang. Seolah-olah siapa yang tidak melakukannya, maka pedang itu akan jatuh dari atas.

Para bawahan Juvenal Wu ini, tidak peduli seberapa banyak, seberapa sombongnya mereka, hanyalah sekelompok preman biasa. Apakah mereka sebanding dengan para orang yang benar-benar tidak takut akan kematian itu? Sebanding dengan organisasi teroris sebenarnya? Apakah mereka memiliki keberanian untuk mengambil senjata dan menembaki polisi militer?

Dalam sekejap, semua orang mulai panik, bahkan beberapa orang sudah membuang senjatanya, dan berlari ke geladak untuk menyerah. Dan yang lebih penakut lagi, sudah terduduk dilantai karena ketakutan.

Melihat adegan ini, Juvenal Wu langsung sangat panik, seluruh tubuhnya bergetar.

“Apa yang kalian lakukan! Kembali, kembalilah semuanya!”

Juvenal Wu berteriak keras dari tenggorokannya, tetapi tidak ada satupun yang mendengarkannya saat ini, bahkan lebih dari 20 pasukan hebatnya sedang berlari ke geladak dengan cepat.

Hanya tersisa kedua pengawal pribadinya, yang selalu setia berdiri disampingnya.

“Sebenarnya siapa kamu!” Mata Juvenal Wu memerah, mengarahkan senjata kearah Bastian: “Sialan, bahkan jika aku tidak bisa hidup, aku juga akan membunuhmu terlebih dahulu!”

Bastian menatapnya dengan dingin, lalu berkata:

“Menembak? Apakah kamu berani?”

“Juvenal Wu, situasi ini tidak menguntungkanmu, jika kamu tidak ingin Jansen Wu mati, maka lebih baik kamu meletakkan pistolmu. Jika kamu tidak ingin kekaisaran yang dibangun dengan susah payah olehmu, dihancurkan olehku, lebih baik kamu patuh saja.”

Mendengar perkataan ini, Jansen Wu yang disamping dengan langusng panik.

Jika Juvenal Wu membunuh Bastian, dia pasti juga harus mati.

“Ayah, sudahlah, kita sudah selesai!”

“Anda……Anda jangan membunuh orang lagi, kalau tidak aku juga harus mati!”

Jansen Wu meneteskan air mata, lalu memohon.

“Persetan denganmu!”

Juvenal Wu berbalik lalu menamparnya, menamparnya sampai jatuh dari kursi roda, lalu memarahinya dengan kejam:

“Kalian para sampah ini, membuatku sangat kehilangan muka, dan bahkan mencelakaiku! Bagaimana aku bisa melahirkan para sampah seperti kalian ini!”

Jansen Wu yang ditampar, mulutnya penuh dengan darah, matanya juga memerah.

Dia tidak boleh membiarkan Juvenal Wu membunuh Bastian, sekarang situasi sudah tidak bisa diubah lagi, Bastian adalah pemenangnya, diluar masih ada polisi militer yang tak terhitung jumlahnya. Mereka sudah kalah, jika Bastian mati, sekelompok bawahan Bastian pasti tidak akan melepaskan Jansen Wu.

“Pria tua, aku adalah putramu, apakah kamu ingin membunuhku!”

Tidak tahu darimana datangnya kekuataan, satu kaki Jansen Wu tiba-tiba berdiri, bergegas ke Juvenal Wu lalu bersamanya berguling turun dari atas panggung.

Kedua ayah dan anak ini, bahkan berkelahi satu sama lain

Tidak peduli apakah Jansen Wu ataupun Juvenal Wu, memukul dengan kuat. Setelah beberapa saat, kedua orang saling memuntahkan darah karena dipukul.

“Dasar putra tak berbakti!”

“Petua, kamu matilah!”

Tiba-tiba, kedua suara tembakan terdengar didalam ruang perjamuan.

Didalam situasi siapa pun tidak berani menembak, bahkan suara tembakan terdengar.

Ketika suara tembakan terdengar, bagian luar kapal dengan langsung mulai bertindak, polisi militer tak terhitung jumlahnya naik ke kapal, lalu mulai bertindak secara hukum.

Bastian dan lainnya juga sedikit mengerutkan kening, memandangi Jansen Wu dan Juvenal Wu.

Kedua suara tembakan tadi, tidak tahu siapa yang menembaknya, baik Jansen Wu atau Juvenal Wu. Salah satu dari mereka berdua melakukan tembakan ke pihak lain.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu