Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 445 Dewa Pembunuh

tiga hari pun terlewati dengan cepat.

ini merupakan hari diadakannya kompetisi tinju bawah tanah. ini merupakan kompetisi pertama setalah 10 tahun.

ini merupakan hari yang sangat penting bagi beberapa kalangan di kota Cangbei ini.

kompetisi ini diadakan dipuncak gunung yang memiliki jalan berliku.

pegunungan itu dinamakan gunung berbatu putih.

seluruh jalanan gunung itu dibangun dengan trek balap yang berkelok-kelok, tempat ini dulunya digunakan oleh para generasi kedua keluarga kaya untuk balapan mobil, tetapi pada akhirnya tempat ini pun ditinggalkan. diatas pegunungan itu terdapat sebuah resor wisata pegunungan, yang dikenal sebagai Tiga Zona Tanpa Peduli.

di gunung, ada banyak orang yang melakukan kegiatan ilegal dan melakukan hal-hal ilegal, dan ada juga tempat-tempat seperti distrik lampu merah (tempat orientasi seks).

hanya saja pada hari ini, semua orang di gunung itu semua dikosongkan. seluruh kalangan gelap dikota Cangbei ini pun membawa para bawahannya untuk datang ketempat itu.

tidak memiliki maksud lain, mereka telah mendengar kalau Dilan akan beraksi dan mereka datang untuk mendukung dewa pembunuh itu.

hanya saja belum tahu apakah Ivan akan menghadiri acara ini atau tidak. Ivan merupakan senior dari semua orang. ini semua tidak sia sia jika dihadiri oleh para senior.

" apakah kalian semua sudah tahu kalau Juvenal dan Jaesin telah dibunuh? orang yang membunuh itu bahkan memiliki dendam tersendiri dengan direktur diperusahaan Long itu!"

" direktur Omar bahkan telah mengundang pembunuh yang lihai itu untuk membunuh orang tersebut. ini merupakan kompetisi yang diadakan kembali dalam waktu 10 tahun. ini merupakan kompetisi yang khusus diadakan untuk orang tersebut. bahkan aku mendengar kalau Dilan sidewa pembunuh itu menulis sebuah surat pertempuran kepada orang itu."

" siapa sebenarnya orang itu? dia bahkan berani melawan Omar dan beberapa orang lainnya. aku juga mendengar kalau Adrian dan Marlen akan datang menghadiri kompetisi ini. orang tersebut benar benar sungguh berani, dia bahkan berani melakukan kesalahan kepada orang orang ini."

semakin banyak bos besar yang datang dan itu membuat semakin banyak orang yang membicarakan hal ini.

terdapat rumah pertanian besar di lereng gunung tersebut dan terdapat sebuah aula pertemuan besar di rumah pertanian itu. pada saat ini, semua orang pun mulai berkumpul ditempat itu satu demi satu.

hampir semua orang yang datang ketempat itu membawa ajudan pribadi, namun sebagaian besar dari mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

mereka hanya datang untuk memberi dukungan kepada Omar dan juga menyaksikan kehebatan dewa pembunuh itu.

orang yang datang semakin banyak dan aula itu telah diisi sekitar 2000 lebih orang.

namun semua orang masih belum melihat dewa pembunuh itu, dan juga tidak menemukan Omar dan juga Adrian.

" apa yang terjadi? kenapa mereka masih belum datang? tujuan ku kesini adalah untuk melihat mereka!"

'' jangankan kalian, aku memilih untuk bergabung dikalangan ini hanya karena ingin menjadi seperti dewa pembunuh itu. dia adalah idolaku."

aula itu mulai ramai dan tidak ada orang yang mengamankan aula itu.

sekitar 20 menit berlalu, sebagian orang pun mulai tidak tahan lagi dan tiba tiba ada yang berteriak :

" sudah datang! bos besar yang sebenarnya telah datang!"

" dewa pembunuh sudah datang, lihatlah!"

ketika perkataan itu terucap, semua orang pun berdiri dan menatap kearah datangnya mereka.

hanya terlihat sebuah mobil Bentley yang berhenti didepan pintu masuk dan beberapa orang pun turun dari dalam mobil itu.

Omar, Adrian, Marlen, setelah ketiga orang itu turun dari dalam mobil, Omar pun membuka salah satu pintu mobil dan menyambut Dilan untuk turun dari dalam.

mereka bertiga lalu berjalan dibelakang Dilan dan aula itu terlihat hampir meledak. semua orang terlihat begitu semangat.

" Dilan, sidewa pembunuh telah datang!"

" dewa pembunuh!"

" dewa pembunuh!"

" dewa pembunuh!"

semua orang diaula itu mulai menyahutinya.

Dilan hanya memasang ekspresi wajah yang datar dan duduk diatas bangku diatas pentas itu bersama Omar.

" 10 tahun telah berlalu dan kalian semua masih mengingat kalau aku adalah Dilan."

kata Dilan melalui mikropon ketika duduk.

" dewa pembunuh, kami akan mengingat kamu selamanya."

" apakah kamu akan kembali kekalangan ini?"

terdengar dua perkataan dari sekian banyak orang disana.

Dilan lalu melambaikan tangannya dan menggelengkan kepala sambil berkata :

" aku sama dengan tuan Ivan, kami telah pensiun selama 10 tahun. kemunculanku kali ini bukanlah karena aku ingin kembali."

" nantinya Omar akan memberi penjelasan lebih lanjut tentang apa yang akan aku lakukan."

disaat ini, seseorang pun bertanya :

" dewa pembunuh, dimana tuan Ivan? apakah dia akan datang?"

Dilan menggelengkan kepalanya :

" tuan Ivan tidak akan datang hari ini. dia berkata kalau dia tidak akan mengurusi hal ini lagi. oleh karena itu, dia mengirimkanku untuk datang kesini. ini juga merupakan bentuk perhatian tuan Ivan kepada kalian, karena ia tidak menginginkan orang lain melukai kita semua yang ada dikota Cangbei ini."

mendengar ini, semua orang terlihat sedikit kecewa.

mereka hanya sebatas mengagumi Dilan, namun yang benar benar sangat menghormati Ivan, karena Ivan bisa dibilang seperti kakek mereka sendiri.

saat ini, Dilan pun memberikan mikropon itu kepada Omar.

Omar menerimanya dan menjelaskan semua hal yang terjadi belakangan ini kepada mereka semua. penjelasan yang ia berikan sama saja dengan penjelasan yang ia berikan kepada Adrian sebelumnya, yaitu memprovokasi perselisihan diantara Bastian dengan orang orang dikota Cangbei ini.

" Bastian sangatlah tidak taat akan hukum. dia telah merusak begitu banyak bisnis dan keuntungan sekian banyak orang."

" yang kami inginkan sekarang adalah kami berharap kita semua bisa bersatu dan menyingkirkan bocah itu agar kota Cangbei ini bisa kembali damai. pada kehidupan biasa, kalian bisa melakukan perkelahian secara diam diam, namun disaat ini, aku harap kalian semua bisa lebih kompak lagi."

" menurut kalian semua, apakah kalian setuju kalau bocah itu membunuh bagian dari kita dan merebut bisnis kita?"

perkataan Omar sangatlah induktif.

" kami tidak setuju!"

saat ini, terdengar banyak teriakan yang memenuhi seluruh aula itu.

" apakah Bastian masih belum datang?"

tanya Dilan sambil melirik kearah jam.

Omar menatap kesegala sisi aula itu dan menggelengkan kepalanya :

" belum datang. bocah itu sangatlah sombong, dia bahkan tidak menghargai kita dan tidak menaati peraturan yang ada disini."

" namun dia tetap akan datang karena dia telah menerima surat pertempura itu."

Dilan lalu menganggukkan kepalanya :

" kalau begitu, tunggulah sebentar lagi."

mereka pun telah menunggu selama setengah jam.

ini sudah melampaui waktu yang tertera pada surat itu. Dilan tetap menunggu dengan tenang, namun Adrian dan Omar sudah tidak bisa menahan diri mereka lagi.

" apakah bocah itu akan datang? apakah dia sengaja mempermainkan kita?" kata Marlen dengan penuh amarah.

" sudah datang! sudah datang!"

disaat ini, semua orang mulai bersemangat.

semua orang menatap kearah pintu dan terlihat dua mobil Maybach terhenti didepan pintu masuk.

Omar dan beberapa orang lainnya pun bangkit berdiri dan berkata :

" akhirnya bocah itu datang juga!"

Dilan tetap duduk dikursinya dan menatap kedua mobil itu dengan tatapan yang dingin.

setelah pintu mobil itu terbuka, terlihat puluhan pria yang memakai pakaian formal serba hitam itu pun turun dari dalam dan membuka salah satu pun mobil dan menyambut orang yang ada didalam mobil itu untuk turun.

ketika semua orang mengira itu adalah Bastian, namun orang yang turun dari dalam mobil itu malah membuat semua orang terbengong dan terkejut.

orang yang datang bukanlah Bastian, melainkan seorang pria tua yang dikenal semua orang.

pria tua itu lalu turun dari dalam mobil sambil memegang tongkatnya dan menatap kearah Dilan dengan tatapan yang dingin.

dia tersenyum tipis dan terlihat salah satu gigi emasnya itu. dia lalu berkata :

" Dilan, bocah kecil, lama tidak bertemu."

melihat orang itu, Dilan yang awalnya berekspresi tenang itu pun merubah ekspresinya secara drastis. dia segera bangkit dari kursinya dan menatap orang itu :

" kenapa menjadi kamu! bagaimana kamu bisa datang kesini?"

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu