Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 324 Cinta Ayah yang Dalam

Tidak ada yang menyangka Bastian akan datang pada saat ini.

Teguh Yue mengerutkan keningnya, dan hendak maju ke depan untuk berbicara, tetapi ditahan oleh Ferly Yue.

Menghadapi tatapanTeguh Yue yang penuh pertanyaan, Ferly Yue tidak mengatakan apa-apa, dan hanya menggelengkan kepala.

Teguh Yue ragu-ragu sesaaat, dia menghela napas dan kembali.

Melihat tubuh Bastian yang gemetaran, dan wajahnya yang pucat, seluruh tubuh Fendy Yue bergetar,dan tanpa sadar ingin berjalan ke arah Bastian.

Tapi pada saat ini, Raphael menahannya lagi, sedikit menggelengkan kepalanya, dan tidak membiarkannya ke sana.

Fendy Yue hanya bisa berdiri dari jarak beberapa meter jauhnya, berusaha untuk menahan kesedihan, dan menatap Bastian.

“Ayah, maaf!”

Bastian tiba-tiba berlutut kepada Fendy Yue, lukanya robek, dan kemeja putihnya langsung memerah terkena darahnya.

Pada saat itu, hati Fendy Yue seperti tertusuk puluhan ribu jarum, dan membuatnya sulit untuk bernapas.

“Anakmu tidak berbakti, tidak bisa melakukan tugas berbakti kepada kedua orang tua, kamu dan ibuku, harus jaga diri baik-baik!”

Bastian berteriak dengan sekuat tenaga, takut dirinya tidak ada kesempatan untuk pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarganya.

Adegan ini, membuat Farhan Yue dan Gina Yue tersentuh tanpa sadar, Raphael memalingkan wajahnya dan tidak sanggup untuk melihat lagi.

Dari awal Anna sudah menangis terisak-isak, dan tidak bisa pergi menghibur Bastian pada saat ini.

Fendy Yue membeku di tempat, mengangguk kepalanya dengan pelan, kemudian masuk ke dalam mobil.

Semua orang masuk ke dalam mobil dan pergi.

Bastian menghadap ke mobil yang diduduki Fendy Yue, mengetukkan kepalanya ke tanah, dan mengetuk kepalanya tiga kali dengan keras.

“Ayah, jaga diri baik-baik......”

Fendy Yue tidak bisa mendengarnya, dia hanya bisa beteriak di dalam hati.

Mobil ini dikendarai oleh Wahyu, dan di dalam mobil hanya ada Fendy Yue sendiri. Dia duduk di barisan belakang, bersandar ke sandaran kursi, dan kepalanya terkulai, dan air matanya tidak bisa ditahan lagi.

“Berangkat!” dia berkata kepada Wahyu.

Kaki Wahyu belum menginjak pedal gas, dia melihat Bastian sedang mengetuk kepalanya di tanah melalui kaca spion. Meskipun Wahyu adalah orang luar, tapi pada saat ini dia sedikit tersentuh.

“Tuan rumah......”

“Berangkat!”

Fendy Yue berteriak dengan keras, Wahyu tidak berani mendengar lagi, dan menginjak pedal gas dengan cepat.

Setelah mobil terakhir semua keluarga Yue pergi dari villa, Yeni dan Thomas Qi bergegas mendekat.

Hanya melihat Bastian berlutut di tanah, dan seluruh kemeja putihnya sudah berwarna merah.

......

Malam hari, Bastian bangun dari tempat tidur di rumahnya.

Pada siang hari dia bersikeras untuk keluar dari rumah sakit, dan menyebabkan lukanya meradang dan infeksi . Thomas Qi dan Patrickhanya bisa mengundang dokter untuk datang dan membersihkan luka Bastian, kemudian perban lukanya kembali.

Pada saat ini di dalam kamar hanya ada Bastian sendiri, dan tangannya memegang surat dari Fendy Yue.

Isi surat itu sangat panjang, pada saat Bastian selesai membaca, dan air matanya sudah mengalir di pipinya.

Ternyata Fendy Yue dengan sengaja mengusir Bastian dari rumah.

Pada hari di mana Bastian dan Fendy Yue bertengkar di rumah dan keluar untuk mengejar Yeni, setelah itu Fendy Yue diam-diam menghubungi bawahan di keluarganya, menyuruh mereka diam-diam memberitahu pendapat Bastian tentang menolak aturan keluarga di keluarga Yue, dan memicu kemarahan seluruh keluarga Yue. Dan anggota Keluarga Yue mengadakan pertemuan untuk menghukum Bastian.

Hasil dari pertemuan itu, adalah harus mengusir Bastian keturunan yang tidak berbakti ini dari Keluarga Yue, dan mengusirnya dari status keluarga.

Pada dasarnya kali ini Bastian belum tentu diusir dari Keluarga Yue. Tapi operasi rahasia dari Fendy Yue, membuat Bastian benar-benar diusir dari Keluarga Yue.

Dalam surat itu, Fendy Yue menjelaskan, pembunuh yang menyebabkan kematian Handika dan Edo Yue sangat mengerikan, sudah tidak sabar untuk bangkit dan mengarahkan pisau kepada orang Keluarga Yue dengan gila. Pembunuhan di hotel kali ini sangat berbahaya, pembunuh sadis itu sangat tidak tergoyahkan untuk melenyapkan Fendy Yue.

Dia menargetkan Fendy Yue, dan tidak ada keraguan akan menargetkan Bastian juga. Untuk melindungi Bastian, dia hanya bisa mengambil keputusan yang menyakitkan ini, dan mengusir Bastian dari Keluarga Yue sementara waktu. Dengan begini, Bastian tidak ada hubungan dengan Keluarga Yue, dan sementara waktu pembunuh itu tidak akan melakukan sesuatu kepada Bastian.

Bagaimana ada orang tua yang memutuskan hubungan ayah dan anak di saat anaknya dalam kesulitan? Ini juga merupakan tindakan yang tidak berdaya, dan juga disebabkan oleh suatu tindakan perlindungan.

Bastian tidak tahu betapa menderita dan menyakitkan bagi Fendy Yue ketika dia membuat keputusan ini. Tatapan matanya, terus tertuju pada dua kata terakhir di surat itu.

“Setelah masalahnya selesai, anakku masih bisa pulang ke rumah!”

Dua kalimat pendek itu, menempatkan harapan tinggi seorang ayah untuk anaknya.

Bastian memegang surat itu di tangannya, dan berdiam dalam waktu yang lama.

Setengah jam berlalu, dia melepaskan semua depresi terpendam yang ada di hatinya. Kemudian melipat surat itu dan menyimpannya di bawah bantal.

“Ayah, aku tidak akan membuatmu kecewa......”

Bastian mengambil flashdisk, dan mencolokkan ke notebook yang sudah disiapkan oleh Patrickuntuknya.

Flashdisk ini ditinggalkan Anna Ahn untuk Bastian, di dalam terdapat rekaman yang sangat panjang.

Rekaman ini direkam oleh Anna ketika berada di Keluarga Yue dan semua orang sedang dalam pertemuan. Kemudian dia lupa mematikan rekaman, dan juga merekam semua percakapan dengan Fendy Yue di pesawat.

Di akhir rekaman, adalah suara Anna :

“Bastian, aku curiga pembunuh sadis itu, mungkin adalah orang yang berpidato di pertemuan itu.”

Setelah mendengar semua rekaman itu, Bastian mematikan notebooknya, mencabut flashdisk itu dan melenyapkan flashdisk itu.

“Aku pasti akan menemukanmu, tidak peduli siapa kamu, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!”

Di mata Bastian, ada cahaya menakutkan yang berkedip. Dia berbaring dengan perlahan-lahan, dan tertidur dengan kepala tertutup.

......

Di pinggiran Kota Tajo, di sebuah rumah warga.

Susanti dikurung di sebuah ruangan kosong yang sempit dan kecil, di dalam ruangan gelap yang lembab dan bau apek.

Dia telah dikurung di sini hampir dua hari, tidak minum sama sekali dan tidak memakan apa-apa.

Pada saat itu setelah Adelia Liu menyelamatkan Bastian, dia juga dibawa pergi oleh orangnya Hengky Tang,kemudian dikurung di sini sejak saat itu, dan tidak ada yang datang menemuinya.

Dalam keadaan linglung, Susanti mendengar ada suara orang membuka pintu di luar, dan diikuti dengan suara orang berbicara yang lembut.

Pada saat ini Susanti bahkan tidak memiliki kekuatan untuk meminta bantuan, dan hanya bisa berbaring lemah di sini, wajahnya penuh dengan air mata dan penyesalan. Sebenarnya bahkan jika dia meminta bantuan, di sini juga tidak mungkin ada orang yang akan datang menolongnya.

Jika pada Hari Kasih Sayang itu, dia tidak menyetujui permintaan Hengky Tang , dan juga tidak akan jatuh sejauh ini.

Dia tidak pernah membayangkannya sama sekali, Hengky Tang adalah binatang yang tidak mempunyai kemanusiaan. Menculik kedua orang tua dan adik laki-lakinya, mengancamnya untuk membuat janji dengan Bastian, kemudian membunuh Bastian.

Sejak awal, Hengky Tang mendekatinya dengan motif tersembunyi, tetapi dia dengan bodohnya tidak menyadarinya sama sekali. Demi kedua orang tua dan adik laki-lakinya, pada akhirnya dia harus mengangkat pisau daging dan menikam Bastian, menyebabkan Bastian terluka parah, dan sekarang tidak tahu bagaimana lagi.

“Kakak, maaf....”

Susanti melewati dua harinya dengan penyesalan dan ketakutan.

Bahkan jika Bastian terkena satu tikaman pisaunya, dalam keadaan bahaya, dia masih bergegas melindunginya tanpa peduli dengan nyawanya sendiri.

Pada saat ini, pintu di ruangan yang gelap ini terbuka, Susanti yang menghabiskan waktu lama dalam kegelapan, akhirnya melihat pancaran cahaya lagi.

Hanya melihat dua orang pembunuh setan itu, masuk ke dalam dan menyeret Susanti keluar dari ruangan kecil yang gelap itu dengan kejam.

Susanti terbaring lemah di lantai, dan mengangkat kepalanya dengan seluruh kekuatannya, melihat pria yang sangat dia benci sampai ingin mengupas kulit dan tulangnya.

Hengky Tang duduk di atas kursi, menyilangkan kakinya, dengan cerutu di mulutnya, dan menatapnya tanpa ekspresi.

Sebelumnya pria ini terlihat seperti orang yang berperilaku baik, dan sangat sopan, tetapi pada saat ini wajahnya terlihat seram dan menakutkan.

“Jangan melihatku dengan begitu, Susanti.”

“Hal yang aku minta kamu lakukan untukku, kamu tidak menyelesaikannya, Bastian tidak hanya tidak mati ditikam olehmu, tapi juga membuatku menderita kerugian yang sangat besar. Dengan begini, coba kamu katakan bagaimana aku harus menyelesaikannya denganmu.”

Hengky Tang perlahan menyemburkan asap rokok berbentuk bulat, bertanya dan menatap Susanti dengan dingin.

Susanti juga menatapnya, matanya penuh dengan kebencian, dan dia mengutuk :

“Hengky Tang, seharusnya kamu mati saja!”

Setelah Hengky Tang mendengar kata-kata itu, dia tertawa terbahak-bahak, dan menggelengkan kepalanya :

“Seharusnya sekarang yang harus kamu pedulikan bukanlah aku mati atau tidak, tetapi orang tuamu, dan juga adik laki-lakimu.”

“Sudah aku katakan kepadamu, jika Bastian terbunuh, aku akan melepaskan mereka. Jika kamu tidak menyelesaikan tugasmu, aku tidak akan melepaskan mereka. Kata-kata ini, kamu tidak lupa bukan?”

Setelah mendengar orang tua dan adik laki-lakinya, tubuh Susanti tiba-tiba gemetaran, dan bertanya dengan emosional : “Apa yang kamu lakukan terhadap mereka !?”

Hengky Tang menurunkan kakinya, dan berkata dengan senyuman dingin :

“Jangan terlalu emosional, lagipula kamu adalah pacarku, bagaimana aku bisa memperlakukan keluargamu dengan kasar.”

“Kamu tenang saja, aku tidak menyiksa mereka, mereka sekarang......sangat tenang, sangat tenang, dan sangat tenang”

Sambil berbicara, dia mengeluarkan ponselnya, dan memutar sebuah video, dan wajahnya penuh dengan senyuman jahat.

Ketika Susanti melihat konten dalam video yang diputarkan itu, kepalanya berdengung dan hampir pingsan.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu