Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 324 Cinta Ayah yang Dalam
Tidak ada yang menyangka Bastian akan datang pada saat ini.
Teguh Yue mengerutkan keningnya, dan hendak maju ke depan untuk berbicara, tetapi ditahan oleh Ferly Yue.
Menghadapi tatapanTeguh Yue yang penuh pertanyaan, Ferly Yue tidak mengatakan apa-apa, dan hanya menggelengkan kepala.
Teguh Yue ragu-ragu sesaaat, dia menghela napas dan kembali.
Melihat tubuh Bastian yang gemetaran, dan wajahnya yang pucat, seluruh tubuh Fendy Yue bergetar,dan tanpa sadar ingin berjalan ke arah Bastian.
Tapi pada saat ini, Raphael menahannya lagi, sedikit menggelengkan kepalanya, dan tidak membiarkannya ke sana.
Fendy Yue hanya bisa berdiri dari jarak beberapa meter jauhnya, berusaha untuk menahan kesedihan, dan menatap Bastian.
“Ayah, maaf!”
Bastian tiba-tiba berlutut kepada Fendy Yue, lukanya robek, dan kemeja putihnya langsung memerah terkena darahnya.
Pada saat itu, hati Fendy Yue seperti tertusuk puluhan ribu jarum, dan membuatnya sulit untuk bernapas.
“Anakmu tidak berbakti, tidak bisa melakukan tugas berbakti kepada kedua orang tua, kamu dan ibuku, harus jaga diri baik-baik!”
Bastian berteriak dengan sekuat tenaga, takut dirinya tidak ada kesempatan untuk pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarganya.
Adegan ini, membuat Farhan Yue dan Gina Yue tersentuh tanpa sadar, Raphael memalingkan wajahnya dan tidak sanggup untuk melihat lagi.
Dari awal Anna sudah menangis terisak-isak, dan tidak bisa pergi menghibur Bastian pada saat ini.
Fendy Yue membeku di tempat, mengangguk kepalanya dengan pelan, kemudian masuk ke dalam mobil.
Semua orang masuk ke dalam mobil dan pergi.
Bastian menghadap ke mobil yang diduduki Fendy Yue, mengetukkan kepalanya ke tanah, dan mengetuk kepalanya tiga kali dengan keras.
“Ayah, jaga diri baik-baik......”
Fendy Yue tidak bisa mendengarnya, dia hanya bisa beteriak di dalam hati.
Mobil ini dikendarai oleh Wahyu, dan di dalam mobil hanya ada Fendy Yue sendiri. Dia duduk di barisan belakang, bersandar ke sandaran kursi, dan kepalanya terkulai, dan air matanya tidak bisa ditahan lagi.
“Berangkat!” dia berkata kepada Wahyu.
Kaki Wahyu belum menginjak pedal gas, dia melihat Bastian sedang mengetuk kepalanya di tanah melalui kaca spion. Meskipun Wahyu adalah orang luar, tapi pada saat ini dia sedikit tersentuh.
“Tuan rumah......”
“Berangkat!”
Fendy Yue berteriak dengan keras, Wahyu tidak berani mendengar lagi, dan menginjak pedal gas dengan cepat.
Setelah mobil terakhir semua keluarga Yue pergi dari villa, Yeni dan Thomas Qi bergegas mendekat.
Hanya melihat Bastian berlutut di tanah, dan seluruh kemeja putihnya sudah berwarna merah.
......
Malam hari, Bastian bangun dari tempat tidur di rumahnya.
Pada siang hari dia bersikeras untuk keluar dari rumah sakit, dan menyebabkan lukanya meradang dan infeksi . Thomas Qi dan Patrickhanya bisa mengundang dokter untuk datang dan membersihkan luka Bastian, kemudian perban lukanya kembali.
Pada saat ini di dalam kamar hanya ada Bastian sendiri, dan tangannya memegang surat dari Fendy Yue.
Isi surat itu sangat panjang, pada saat Bastian selesai membaca, dan air matanya sudah mengalir di pipinya.
Ternyata Fendy Yue dengan sengaja mengusir Bastian dari rumah.
Pada hari di mana Bastian dan Fendy Yue bertengkar di rumah dan keluar untuk mengejar Yeni, setelah itu Fendy Yue diam-diam menghubungi bawahan di keluarganya, menyuruh mereka diam-diam memberitahu pendapat Bastian tentang menolak aturan keluarga di keluarga Yue, dan memicu kemarahan seluruh keluarga Yue. Dan anggota Keluarga Yue mengadakan pertemuan untuk menghukum Bastian.
Hasil dari pertemuan itu, adalah harus mengusir Bastian keturunan yang tidak berbakti ini dari Keluarga Yue, dan mengusirnya dari status keluarga.
Pada dasarnya kali ini Bastian belum tentu diusir dari Keluarga Yue. Tapi operasi rahasia dari Fendy Yue, membuat Bastian benar-benar diusir dari Keluarga Yue.
Dalam surat itu, Fendy Yue menjelaskan, pembunuh yang menyebabkan kematian Handika dan Edo Yue sangat mengerikan, sudah tidak sabar untuk bangkit dan mengarahkan pisau kepada orang Keluarga Yue dengan gila. Pembunuhan di hotel kali ini sangat berbahaya, pembunuh sadis itu sangat tidak tergoyahkan untuk melenyapkan Fendy Yue.
Dia menargetkan Fendy Yue, dan tidak ada keraguan akan menargetkan Bastian juga. Untuk melindungi Bastian, dia hanya bisa mengambil keputusan yang menyakitkan ini, dan mengusir Bastian dari Keluarga Yue sementara waktu. Dengan begini, Bastian tidak ada hubungan dengan Keluarga Yue, dan sementara waktu pembunuh itu tidak akan melakukan sesuatu kepada Bastian.
Bagaimana ada orang tua yang memutuskan hubungan ayah dan anak di saat anaknya dalam kesulitan? Ini juga merupakan tindakan yang tidak berdaya, dan juga disebabkan oleh suatu tindakan perlindungan.
Bastian tidak tahu betapa menderita dan menyakitkan bagi Fendy Yue ketika dia membuat keputusan ini. Tatapan matanya, terus tertuju pada dua kata terakhir di surat itu.
“Setelah masalahnya selesai, anakku masih bisa pulang ke rumah!”
Dua kalimat pendek itu, menempatkan harapan tinggi seorang ayah untuk anaknya.
Bastian memegang surat itu di tangannya, dan berdiam dalam waktu yang lama.
Setengah jam berlalu, dia melepaskan semua depresi terpendam yang ada di hatinya. Kemudian melipat surat itu dan menyimpannya di bawah bantal.
“Ayah, aku tidak akan membuatmu kecewa......”
Bastian mengambil flashdisk, dan mencolokkan ke notebook yang sudah disiapkan oleh Patrickuntuknya.
Flashdisk ini ditinggalkan Anna Ahn untuk Bastian, di dalam terdapat rekaman yang sangat panjang.
Rekaman ini direkam oleh Anna ketika berada di Keluarga Yue dan semua orang sedang dalam pertemuan. Kemudian dia lupa mematikan rekaman, dan juga merekam semua percakapan dengan Fendy Yue di pesawat.
Di akhir rekaman, adalah suara Anna :
“Bastian, aku curiga pembunuh sadis itu, mungkin adalah orang yang berpidato di pertemuan itu.”
Setelah mendengar semua rekaman itu, Bastian mematikan notebooknya, mencabut flashdisk itu dan melenyapkan flashdisk itu.
“Aku pasti akan menemukanmu, tidak peduli siapa kamu, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!”
Di mata Bastian, ada cahaya menakutkan yang berkedip. Dia berbaring dengan perlahan-lahan, dan tertidur dengan kepala tertutup.
......
Di pinggiran Kota Tajo, di sebuah rumah warga.
Susanti dikurung di sebuah ruangan kosong yang sempit dan kecil, di dalam ruangan gelap yang lembab dan bau apek.
Dia telah dikurung di sini hampir dua hari, tidak minum sama sekali dan tidak memakan apa-apa.
Pada saat itu setelah Adelia Liu menyelamatkan Bastian, dia juga dibawa pergi oleh orangnya Hengky Tang,kemudian dikurung di sini sejak saat itu, dan tidak ada yang datang menemuinya.
Dalam keadaan linglung, Susanti mendengar ada suara orang membuka pintu di luar, dan diikuti dengan suara orang berbicara yang lembut.
Pada saat ini Susanti bahkan tidak memiliki kekuatan untuk meminta bantuan, dan hanya bisa berbaring lemah di sini, wajahnya penuh dengan air mata dan penyesalan. Sebenarnya bahkan jika dia meminta bantuan, di sini juga tidak mungkin ada orang yang akan datang menolongnya.
Jika pada Hari Kasih Sayang itu, dia tidak menyetujui permintaan Hengky Tang , dan juga tidak akan jatuh sejauh ini.
Dia tidak pernah membayangkannya sama sekali, Hengky Tang adalah binatang yang tidak mempunyai kemanusiaan. Menculik kedua orang tua dan adik laki-lakinya, mengancamnya untuk membuat janji dengan Bastian, kemudian membunuh Bastian.
Sejak awal, Hengky Tang mendekatinya dengan motif tersembunyi, tetapi dia dengan bodohnya tidak menyadarinya sama sekali. Demi kedua orang tua dan adik laki-lakinya, pada akhirnya dia harus mengangkat pisau daging dan menikam Bastian, menyebabkan Bastian terluka parah, dan sekarang tidak tahu bagaimana lagi.
“Kakak, maaf....”
Susanti melewati dua harinya dengan penyesalan dan ketakutan.
Bahkan jika Bastian terkena satu tikaman pisaunya, dalam keadaan bahaya, dia masih bergegas melindunginya tanpa peduli dengan nyawanya sendiri.
Pada saat ini, pintu di ruangan yang gelap ini terbuka, Susanti yang menghabiskan waktu lama dalam kegelapan, akhirnya melihat pancaran cahaya lagi.
Hanya melihat dua orang pembunuh setan itu, masuk ke dalam dan menyeret Susanti keluar dari ruangan kecil yang gelap itu dengan kejam.
Susanti terbaring lemah di lantai, dan mengangkat kepalanya dengan seluruh kekuatannya, melihat pria yang sangat dia benci sampai ingin mengupas kulit dan tulangnya.
Hengky Tang duduk di atas kursi, menyilangkan kakinya, dengan cerutu di mulutnya, dan menatapnya tanpa ekspresi.
Sebelumnya pria ini terlihat seperti orang yang berperilaku baik, dan sangat sopan, tetapi pada saat ini wajahnya terlihat seram dan menakutkan.
“Jangan melihatku dengan begitu, Susanti.”
“Hal yang aku minta kamu lakukan untukku, kamu tidak menyelesaikannya, Bastian tidak hanya tidak mati ditikam olehmu, tapi juga membuatku menderita kerugian yang sangat besar. Dengan begini, coba kamu katakan bagaimana aku harus menyelesaikannya denganmu.”
Hengky Tang perlahan menyemburkan asap rokok berbentuk bulat, bertanya dan menatap Susanti dengan dingin.
Susanti juga menatapnya, matanya penuh dengan kebencian, dan dia mengutuk :
“Hengky Tang, seharusnya kamu mati saja!”
Setelah Hengky Tang mendengar kata-kata itu, dia tertawa terbahak-bahak, dan menggelengkan kepalanya :
“Seharusnya sekarang yang harus kamu pedulikan bukanlah aku mati atau tidak, tetapi orang tuamu, dan juga adik laki-lakimu.”
“Sudah aku katakan kepadamu, jika Bastian terbunuh, aku akan melepaskan mereka. Jika kamu tidak menyelesaikan tugasmu, aku tidak akan melepaskan mereka. Kata-kata ini, kamu tidak lupa bukan?”
Setelah mendengar orang tua dan adik laki-lakinya, tubuh Susanti tiba-tiba gemetaran, dan bertanya dengan emosional : “Apa yang kamu lakukan terhadap mereka !?”
Hengky Tang menurunkan kakinya, dan berkata dengan senyuman dingin :
“Jangan terlalu emosional, lagipula kamu adalah pacarku, bagaimana aku bisa memperlakukan keluargamu dengan kasar.”
“Kamu tenang saja, aku tidak menyiksa mereka, mereka sekarang......sangat tenang, sangat tenang, dan sangat tenang”
Sambil berbicara, dia mengeluarkan ponselnya, dan memutar sebuah video, dan wajahnya penuh dengan senyuman jahat.
Ketika Susanti melihat konten dalam video yang diputarkan itu, kepalanya berdengung dan hampir pingsan.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuUntouchable Love
Devil BuddyThe Sixth Sense
AlexanderPergilah Suamiku
DanisJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHabis Cerai Nikah Lagi×
- Bab 1 Aku Tidak Mau Kerja Lagi!
- Bab 2 Keluarga Liu tidak layak untuk masuk ke sini!
- Bab 3 Bercerai
- Bab 4 Carlos Liu dipukul
- Bab 5 Keluarga Liu sekarat!
- Bab 6 Kirania Mengungkapkan Perasaaan
- Bab 7 Menghina Keluarga Liu
- Bab 8 Memblokir Keluarga Liu
- Bab 9 Biarkan Adelia Liu menemani Patrick selama satu malam
- Bab 10 Bertemu dengan Patrick
- Bab 11 Mengapa Kamu Begitu Murahan
- Bab 12 Ini Adalah Balasan Untuk Keluarga Liu Kalian
- Bab 13 Tenggat Waktu 2 Tahun
- Bab 14 Orang Tua Bastian Yue Mau Datang Ke Kota Cumarun
- Bab 15 Orang Yang Dijodohkan Dengan Adelia Liu
- Bab 16 Kamu Telah Membuatnya Putus Asa
- Bab 17 Istriku Sangat Baik Kepadaku
- Bab 18 Kalian Harus Segera Kosongkan Lantai Tiga
- Bab 19 Mengusir Orang
- Bab 20 Tuan Muda Besar Keluarga Yue
- Bab 21 Kamu adalah Anak dari Fendy Yue!
- Bab 22 Kemampuan Bastian yang Sebenarnya
- Bab 23 Ketakjuban Yeni
- Bab 24 Niat Licik Laura
- Bab 25 Aku adalah Pedang yang Tertajam itu!
- Bab 26 Bertemu dengan Davina dan Fenny
- Bab 27 Siapa Yang Berani Maju Selangkah Lagi
- Bab 28 Bastian Mendekati Wanita Kaya
- Bab 29 Aku Dengar Dia Pernah Cerai
- Bab 30 Aku Membencimu!
- Bab 31 Kamu Tidak Boleh Bersama dengan Ricky!
- Bab 32 Yeni yang Cerdas
- Bab 33 Tujuan Harun Datang
- Bab 34 Pengkhianat Perusahaan Fores Sidon
- Bab 35 Yerassyl yang Arogan
- Bab 36 Kecerdasan Bastian Yue
- Bab 37 Salam, Direktur Bastian Yue!
- Bab 38 Kalian Berhutang Budi Padaku
- Bab 39 Dia Masih Memiliki Perasaan Terhadapmu
- Bab 40 Jantung Yeny yang berdetak dengan Cepat
- Bab 41 Siapa Yang Menyuruhmu Memutuskannya Sendiri!
- Bab 42 Ada Orang Mulia Yang Membantu Kamu
- Bab 43 Apakah Bastian Yue Orang Mulia itu?
- Bab 44 Kita Putus Saja!
- Bab 45 Wajah Asli Ricky Li
- Bab 46 Menikah Sabtu Ini!
- Bab 47 Siasat Yeni
- Bab 48 Adelia Liu Akan Menikah
- Bab 49 Mabuk!
- Bab 50 Jangan Memikirkannya Lagi
- Bab 51 Aku Menyukaimu!
- Bab 52 Kemarahan Tak Berujung Bastian
- Bab 53 Pacar Yeni
- Bab 54 Dia Tidak Bersedia!
- Bab 55 Diserang
- Bab 56 Siapa Yang Berani Memukul Kakakku!
- Bab 57 Aku Boss Perusahaan Fores Sidon!
- Bab 58 Orang Yang Pernah Menindasnya Berlutut!
- Bab 59 Kesombongan Bastian
- Bab 60 Ketika Hidup Bersama Mempelai Wanita
- Bab 61 Panggilan Telepon Yeni
- Bab 62 Konflik dalam Keluarga Liu
- Bab 63 Undangan Bertemu Farzan Liu
- Bab 64 Kamu Yang Seharusnya Melindunginya
- Bab 65 Harun Liu Harus Mati!
- Bab 66 Aku Bukan Sampah!
- Bab 67 Menangkap Harun Pergi
- Bab 68 Kelicikan Bastian
- Bab 69 Orang yang Merekam Video
- Bab 70 Menahan Adelia Untuk Tidak Pergi
- Ba 71 Status Orang itu Terlalu Tinggi
- Bab 72 Pergi ke Rumah Yeni
- Bab 73 Aku Tidak Ingin Meninggalkanmu
- Bab 74 Persahabatan dengan Hubungan Palsu
- Bab 75 Mengirim Video Kepada Adelia
- Bab 76 Suasana Hati Adelia yang Diluar Kendali
- Bab 77 Mereka Berdua Sungguh Jadian
- Bab 78 Hal yang tidak Dapat Terhindari
- Bab 79 Pertolongan
- Bab 80 Mungkin Bastian tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 81 Kirania yang Setia
- Bab 82 Yang Mengirimkan Video Tersebut Adalah Laura Cao
- Bab 83 Kamu Adalah Wanita Yang Tidak Tahu Malu!
- Bab 84 Kirania Akan Pergi
- Bab 85 Kabar Meninggal Fendy Yue
- Bab 86 Setelah Bastian Fores Yue sadarkan diri
- Bab 87 Bastian Fores Yue, kamu tidak berbakti
- Bab 88 Pemilihan Kepala Keluarga Berikutnya
- Bab 89 Pertemuan Di Luar Ruang Duka
- Bab 90 Rahmat, Pengawal Bastian
- Bab 91 Bastian Tidak Terpilih
- Bab 92 Ade Yue Berontak
- Bab 93 Jangan menembak
- Bab 94 Mengusir Bastian Sekeluarga
- Bab 95 Provokasi Ketiga Keluarga Besar
- Bab 96 Perpisahan Keluarga Yue
- Bab 97 Alur yang Tak Terduga
- Bab 98 Amarah Fendy Yue
- Bab 99 Ide Cemerlang Bastian
- Bab 100 Keluarga Yue Tidak Tergoyahkan !
- Bab 101 Meminta Ampun
- Bab 102 Semuanya sedang Berakting
- Bab 103 Pacar Pura-pura
- Bab 104 Hanya Orang Biasa
- Bab 105 Tidak Terprovokasi
- Bab 106 Aku Akan Memberimu Uang, Tinggalkan Anna Ahn
- Bab 107 Tuan Muda Keluarga Yue
- Bab 108 Bagaimana Mungkin Tuan Muda Adalah Orang Yang Tidak Berguna
- Bab 109 Dialah Tuan Muda Raffy
- Bab 110 Anna Mencium Bastian
- Bab 111 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 112 Jangan Membuatku Memandang Rendah Dirimu
- Bab 113 Bersiap Kembali Ke Kota Cumarun
- Bab 114 Yeni Sudah Pergi
- Bab 115 Kebangkitan Farzan Liu
- Bab 116 Yeni hamil !
- Bab 117 Berangkat ke Kota Tajo
- Bab 118 Perusahaan Ninetop
- Bab 119 Seluruh karyawan mengeruk uang perusahaan !
- Bab 120 Krisis dalam perusahaan
- Bab 121 Perusahaan Melakukan PHK
- Bab 122 Susanti
- Bab 123 Winnie dan Marie dipecat
- Bab 124 Susanti Naik Jabatan
- Bab 125 Kamu Putus Cinta
- Bab 126 Yeni Ditipu
- Bab 127 Kabar Dari Yeni
- Bab 128 Aku hanyalah seorang programmer
- Bab 129 Sarim
- Bab 130 Lelang
- Bab 131 Kecelakaan
- Bab 132 Apakah kamu adalah pacarnya?
- Bab 133 Acara Lelang Resmi Dimulai
- Bab 134 Bantuan Bastian
- Bab 135 Gelombang Terakhir Pada Acara Lelang
- Bab 136 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 137 80M Itu Tidak Perlu Dibayar Lagi
- Bab 138 Pertemuan Dengan Susanti
- Bab 139 Kiamat Bagi Chakra
- Bab 140 Rencana Bastian
- Bab 141 Tertukar
- Bab 142 Mati Bersama
- Bab 143 Ancaman Jadrian Dan Lainnya
- Bab 144 Acara Ulang Tahun Susanti
- Bab 145 Lucas
- Bab 146 Bastian Hadir di Ulang Tahun Susanti
- Bab 147 Ini Adalah Adik Perempuanku
- Bab 148 Seperti Seorang Putri
- Bab 149 Lucas yang Memalukan
- Bab 150 Tidak Memakai Baju
- Bab 151 Aku Temanimu Mencari
- Bab 152 Menerima interogasi
- Bab 153 Semoga Kalian Bisa Menemukan Pelaku Sebenarnya
- Bab 154 Ada Berita Yeni
- Bab 155 Hadiah Uang Sebesar 20 miliar Rupiah
- Bab 156 Menemukan Penipu
- Bab 157 Mengajak Yeni Untuk Bertemu
- Bab 158 Bastian Yang Mengerikan
- Bab 159 Biarkan Dia Melaporkan Aku
- Bab 160 Aku Melihat Kekasihmu
- Bab 161 Kecelakaan Mobil
- Bab 162 Bertemu lagi dengan Raffy
- Bab 163 Bastian Dihajar
- Bab 164 Kekuasaan Keluarga Xiao
- Bab 164 Aku Jamin Akan Membuat Perusahaan Ninetop Bangkrut
- Bab 166 Pergi Menangkap Bastian
- Bab 167 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 168 Telepon Genggam Kedua
- Bab 168 Bajingan ini Kuat Juga!
- Bab 170 Penembak jitu
- Bab 171 Thomas Qi
- Bab 172 Menangkap Hercules
- Bab 173 Dia Adalah Tuan muda Keluarga Yue
- Bab 174 Pembunuh Handal
- Bab 175 Aku Menjadi Mata-Mata Untuk Kalian
- Bab 176 Sarim Menyatakan Perasaan
- Bab 177 Di Hatiku Hanya Ada Seorang
- Bab 178 Tugas membunuh Bastian
- Bab 179 Penembak jitu muncul
- Bab 180 Pak Andi adalah Pengkhianat
- Bab 181 Pesan Singkat pada Ponsel
- Bab 182 Keberadaan Penembak Jitu
- Bab 183 Perperangan Di Rooftop
- Bab 184 Identitas Orang Tersebut
- Bab 185 Kimmy Yang Dikuburkan Secara Hidup-hidup
- Bab 186 Aku Tidak Bermarga Ye, Margaku Adalah Yue
- Bab 187 Pengawal
- Bab 188 Rencana didalam Rencana
- Bab 189 Fernando yang Dipermainkan
- Bab 190 Willy yang Putus Asa
- Bab 191 Aku Akan Menjadi Saksi Untuknya
- Bab 192 Kalian adalah sekelompok!
- Bab 193 Apakah kamu tidak sanggup bermain?
- Bab 194 Keluarga Cui dapat membantu.
- Bab 195 Menarik Fernando Li ke sisiku
- Bab 196 Berjumpa dengan Yeni.
- Bab 197 Tidak Terselamatkan
- Bab 198 Membuatnya Membayar Semuanya!
- Bab 199 Raffy Cui Kembali ke Kota Juragan
- Bab 200 Tuan Muda !
- Bab 201 Melenyapkan Keluarga Cui
- Bab 202 Menjauh
- Bab 203 Keterkejutan Fernando Li
- Bab 204 Kamar Dagang Fores Sidon
- Bab 205 Ambisi Bastian
- Bab 206 Perubahan Hati Yeni
- Bab 207 Biarkan Mereka Pergi!
- Bab 208 Susanti Diusir
- Bab 209 Selangkah Demi Selangkah Yang Menakjubkan
- Bab 210 Emosi Sarim Meledak Ledak
- Bab 211 Konfrontasi Antara Sarim dan Bastian
- Bab 212 Pulanglah Bersamaku
- Bab 213 Satu Keluarga Memang Harus Kompak
- Bab 214 Situasi Terbaru Keluarga Liu
- Bab 215 Tidak Pantas Baginya
- Bab 216 Aku Ingin Pulang Ke Kota Cumarun
- Bab 217 Perpisahan dengan Sarim
- Bab 218 Ayo kita menikah
- Bab 219 Keluarga Wang di Kota Cangan
- Bab 220 Telepon dari Fendy Yue
- Bab 221 Bertemu Orang Tua Yeni
- Bab 222 Dia Pernah Cerai
- Bab 223 Niat Jahat Carlos
- Bab 224 Kamu Merusak Putriku
- Bab 225 Mengacam Dengan Kematian
- Bab 226 Merancang Keluarga Wang
- Bab 227 Keluarga Lin Dari Kota Cangan
- Bab 228 Keluarga Wang Yang Luar Biasa
- Bab 229 Kalian Membuat Keluarga Wang Malu
- Bab 230 Meli Dan Suaminya Berlutut
- Bab 231 Kenapa Menyuruh Orang tuaku Berlutut
- Bab 232 Ketangguhan Bastian
- Bab 233 Gunawan yang Ketakutan
- Bab 234 Tetap Harus Menunduk
- Bab 235 Permintaan Sanjaya
- Bab 236 Identitas Suami Yeni
- Bab 237 Rencana Licik Cindy
- Bab 238 Undangan Dari Generasi Muda Keluarga Wang
- Bab 239 Pukul dia!
- Bab 240 Serangan Balik Bastian
- Bab 241 Mematahkan Kedua Kaki Dan Tanganmu
- Bab 242 Jimmy Meminta Maaf
- Bab 243 Keluarga Wang Tidak Ingin Mengurusi Hal Ini
- Bab 244 Perkumpulan para penjabat
- Bab 245 Apakah Kamu Berhak Untuk Menghakimi Aku?
- Bab 246 Sombong!
- Bab 247 Aku Memandang Rendah Kalian Semua
- Bab 248 Cara Apa Yang Dia Miliki
- Bab 249 Dia, Cucu Kandung Tuan Raphael
- Bab 250 Tuan Raphael Sudah Pensiun
- Bab 251 Jika Ada Yang Mati Aku Akan Menanggung Jawabnya
- Bab 252 Kedatangan Sanjaya
- Bab 253 Sanjaya Marah Besar
- Bab 254 Keluarga Lin-ku Memiliki Tuan Albert
- Bab 255 Apakah Dia Mengenal Tuan Albert Atau Tidak
- Bab 256 Tamu Penting Itu
- Bab 257 Kalian Sangat Berani!
- Basb 258 Tuan Bastian, Kami Sudah Salah
- Bab 259 Penyesalan Gunawan Wang
- Bab 260 Keluarga Wang Panik
- Bab 261 Albert Wei Memohon Kepada Bastian
- Bab 262 Aku Mau Mengumpulkan Semua Orang Kaya Kota Cangan
- Bab 263 Kembali Lagi Ke Rumah
- Bab 264 Pelayanan Paling Mewah
- Bab 265 Rencana Bastian
- Bab 266 Keluarga Wang Sekarang, Mendengarkan Perintahmu
- Bab 267 Rencana Dengan Tujuan Besar
- Bab 268 Berpandangan Sempit
- Bab 269 Identitas Terungkap
- Bab 270 Keluarga Yue tidak akan meremehkan keluarga Wang kan
- Bab 271 Keluarga Wang akan mengalami perubahan
- Bab 272 Siapa yang masih memiliki pendapat?
- Bab 273 Visi Bastian yang sangat luar biasa
- Bab 274 Konferensi orang-orang hebat
- Bab 275 Mereka hanyalah sekumpulan Terrapin saja
- Bab 276 Gozali
- Bab 277 Aku Bastian
- Bab 278 Halo Tuan Muda!
- Bab 279 Ini Konsepmu
- Bab 280 Anak ini Licik Sekali!
- Bab 281 Ronaldo
- Bab 282 Aku Sungguh Pintar
- Bab 283 Ancaman dari Seorang Pemimpin Besar
- Bab 284 Petugas, Mohon Bantu Daftarkan Diriku
- Bab 285 Kota Ciangi ini Milikmu?
- Bab 286 Perbandingan Burung Garuda dan Semut
- Bab 287 Direktur dan Wakil Direktur
- Bab 288 Aku Hanya Pencatut
- Bab 289 Mengobrol bersama Fendy Yue di Telepon
- Bab 290 Dia adalah Cucu Perempuan Gunawan Wang
- Bab 291 Pria Pemuja Susanti
- Bab 292 Badai Datang
- Bab 293 Tidak Peduli Apapun Yang Terjadi Kita Akan Menghadapi Bersama
- Bab 294 Orang-orang Keluarga Yue Marah Besar
- Bab 295 Kita Adalah Saudara!
- Bab 296 Hukuman Berat Tidak Adil!
- Bab 297 Perjalanan Ke Kota Tajo
- Bab 298 Anak Kelima dari Keluarga Yue yang Sesungguhnya
- Bab 299 Konspirasi Besar Itu
- Bab 300 Tidak Akan Dijatuhkan Dengan Begitu Mudah
- Bab 301 Aku Tidak Terima
- Bab 302 Jangan Memaksaku!
- Bab 303 Kalian Harus Memaksaku Seperti Ini?
- Bab 304 Menunggu Hasil
- Bab 305 Isi Dari Secarik Kertas
- Bab 306 Misi kita
- Bab 307 Dalam Sekejap 18 Tahun Sudah Berlalu
- Bab 308 Susanti Meminta Pertolongan
- Bab 309 Serangan
- Bab 310 Bukan Utusan Keluarga Yue
- Bab 311 Wanita yang Ada di Dalam Mobil BMW
- Bab 312 Kondisi yang Tidak Terkendali
- Bab 313 Bastian Terkena Masalah Lagi
- Bab 314 Dia Dan Bastian Sudah Bercerai
- Bab 315 Bahaya Dalang Dibalik Ini
- Bab 316 Kecelakaan Atau Konspirasi Lain
- Bab 317 Dugaan Fendy
- Bab 318 Tiga Keluarga Besar
- Bab 319 Perasaan yang Aneh
- Bab 320 Tidak Bisa Tidur Semalaman
- Bab 321 Pengusiran!
- Bab 322 Kesalahan Apa!
- Bab 323 Hubungan Keluarga Yang Tidak Bisa Diputuskan
- Bab 324 Cinta Ayah yang Dalam
- Bab 325 Hengky Tang yang Ganas
- Bab 326 Harimau Yang Ganas hanya Berjalan Sendirian
- Bab 327 Keluarga Ning Di Kota Tajo
- Bab 328 Singkirkan Bastian Secepat Mungkin
- Bab 329 Perjamuan Hongmen
- Bab 330 Mengancam
- Bab 331 Kebengisan Bastian
- Bab 332 Dia Adalah Mantan Suamiku
- Bab 333 Mengorbankan Sesuatu Yang Penting Untuk Hal Yang Lebih Penting
- Bab 334 Kekejaman Zayn Ning
- Bab 335 Membunuh Hengky
- Bab 336 Aku Akan Menyelamatkan Hidupmu Dulu
- Bab 337 Aku Adalah Ayahmu
- Bab 338 Keberadaan Susanti
- Bab 339 Kamu Yakin Ingin Membalas Dendam
- Bab 340 Zayn Ning Adalah Orang Yang Munafik
- Bab 341 Mengapa kamu meninggalkanku
- Bab 342 Aku Sendiri Yang Akan Membunuh Bastian
- Bab 343 Negosiasi
- Bab 344 Kartu Akhir Masing-Masing
- Bab 345 Melibatkan Anggota Keluarga
- Bab 346 Sebuah Pertarungan
- Bab 347 Membabi Buta
- Bab 348 Meninggalkan Kota Tajo
- Bab 349 Aku Tidak Akan Mencelakakanmu
- Bab 350 Hanya Orang Hebat Yang Bisa
- Bab 351 Kebiasaan Perilaku Orang Kuat
- Bab 352 Dua puluh Juta Kupon Undian Lotre
- Bab 353 Hadiah 100 miliar
- Bab 354 Kalian Lak-laki Apa Bukan
- Bab 355 Sekelompok Penakut
- Bab 356 Geng Cahaya
- Bab 357 Thomas, Bunuh Dia
- Bab 358 Takut?
- Bab 359 Biarkan Aku Duduk Di Posisimu
- Bab 360 Untuk Apa Sok Kuat
- Bab 361 Berlutut!
- Bab 362 Jasper Wu
- Bab 363 Tidak Berani Berdiri
- Bab 364 Ibumu Melahirkan Tujuh Putra
- Bab 365 Sudah Waktunya Mengganti Penguasa
- Bab 366 Identitas Asli Ratna
- Bab 367 Organisasi Werwolf
- Bab 368 Soraya dan Anak Perempuannya
- Bab 369 Menelusuri Aaron Yue
- Bab 370 Kedudukan Jasper
- Bab 371 Leonardo Yang Bejat
- Bab 372 Kamu Pikir Aku Masih Takut Kepadamu?
- Bab 373 Orangnya Aldo Wu
- Bab 374 Aldo Wu Melawan Bastian
- Bab 375 Aku Bukan Orang Baik.
- Bab 376 Bunuh Semua Yang Menghalangi
- Bab 377 Taktik Psikologis
- Bab 378 Seluruh Gedung Penuh Dengan Bom
- Bab 379 Main Main Dengan Nyawa
- Bab 380 Menghianati Aldo Wu
- Bab 381 Rencana Selanjutnya
- Bab 382 Jansen Wu, Biarkan Aku Sendiri yang Mengurus saja
- Bab 383 Mengantar Adelia Pergi
- Bab 384 Hidup Mati Bersama dan Menghadapi Kesulitan Bersama
- Bab 385 Rumah Besar Juvenal
- Bab 386 Bukti untuk Mengancam Jansen
- Bab 387 Mengapa Kamu juga Bisa kungfu Hung Ga?
- Bab 388 Aku Beri Satu Miliar Untukmu
- Bab 389 Jansen Wu yang Cacat
- Bab 390 Keberaniannya aku yang Kasih
- Bab 391 Memanggil Bala Bantuan
- Bab 392 Kalian Berani Menghina Tuan Bastian
- Bab 393 Biarkan Dia Menemuiku
- Bab 394 Dengan Merangkak Menemui Tuan Bastian
- Bab 395 Semua Sama, Tidak Tahu Diri
- Bab 396 Menghancurkan Rencana Juvenal Wu
- Bab 397 Telepon Dari Soraya
- Bab 398 Informasi Senilai Empat Puluh Miliar
- Bab 399 Serangan Balik Juvenal
- Bab 400 Berlayar
- Bab 401 Aku Akan Membunuh Si Pengkhianat
- Bab 402 Kekuasaan Penuh
- Bab 403 Menyerah
- Bab 404 Bunuh aku, lepaskanlah yang lain
- Bab 405 Menang atau kalah masih belum pasti, situasi belum berakhir.
- Bab 406 Rencana didalam rencana.
- Bab 407 Kamu kalah dengan adil.
- Bab 408 Mengambil alih Geng Cahaya.
- Bab 409 Pemimpin Meninggal
- Bab 410 Tangisan Jansen
- Bab 411 Apakah Kamu Disandera
- Bab 412 Erick
- Bab 413 Rencana Berantai
- Bab 414 Dia Adalah Pembimbing Dalam Hidupku
- Bab 415 Aku Memang Boneka
- Bab 416 Hasil Penyelidikan
- Bab 417 Aku Hanya Perlu Yang Setia
- Bab 418 Wabah Di Desa Wang
- Bab 419 Wabah Atau Penyebaran Virus
- Bab 420 Geng Cahaya Diserang
- Bab 421 Menunggu Waktu Yang Tepat
- Bab 422 Perusahaan Long
- Bab 423 Kalian Tidak Berguna
- Bab 424 Bertemu
- Bab 425 Jangan Gegabah Terlebih Dahulu
- Bab 426 Ander Jiang
- Bab 427 Basis Penelitian
- Bab 428 Virus T2
- Bab 429 Kematian Hidayat
- Bab 430 Kamu Sedang Curiga Padaku
- Bab 431 Serangan Yang Menyeramkan
- Bab 432 Tidak Disangka Kalian Masih Berani Datang
- Bab 433 Bagai Srigala yang kelaparan
- Bab 434 Pengkhianat, Harus Mati
- Bab 435 Hati-hati, Aku Akan penggal Kepalanya
- Bab 436 Surga Tidak Ada Jalan, Neraka Tidak Punya Pintu
- Bab 437 Mereka benar-benar setan
- Bab 438 Tidak Akan Pernah Menyerah
- Bab 439 Itu Adalah Tuan Bastian Kami
- Bab 440 Perkumpulan orang besar
- Bab 441 Legendaris Cangbei
- Bab 442 Ternyata Latar Belakangnya Begitu Luar Biasa
- Bab 443 Dilan Beraksi
- Bab 444 Tamu Khusus Omar
- Bab 445 Dewa Pembunuh
- Bab 446 Tuan Wadi
- Bab 447 Apakah Kamu Takut
- Bab 448 Aku mau bermain nyawa.
- Bab 449 Dewa pembunuh terjatuhkan
- Bab 450 Kematian Dilan.
- Bab 451 Siapa yang berani menyentuhnya.
- Bab 452 Ivan kalian, sudah mati!
- Bab 453 Harta Atau Nyawa
- Bab 454 Pembodohan
- Bab 455 Menerima Undangan
- Bab 456 Awal Dari Segalanya (End)